Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otak merupakan bagian yang terdiri dari jutaan sel-sel dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik, namun saling
b e r h u b u n g a n . O t a k m e m i l i k i kemampuan mengendalikan segala aspek
kehidupan secara fisik maupun psikis, secara sadar maupun tidak. Fungsi otak erat
hubungannya dengan memori atau ingatan. Memori membuat manusia dapat
mengingat berbagai macam informasi, seperti mengingat nama seseorang
teman yang sudah bertahun-tahun tidak dijumpai maupun
mengingat detail dari s ebuah gambar yang tergantung di dinding kamar
tidur pada masa kanak-kanak, namun tidak jarangterjadi kegagalan memori.
Makalah ini dilatar belakangi oleh pentingnya pengetahuan dan informasi
mengenaimemori, yang meliputi aspek-aspek penting dalam ingatan,
bagaimana informasi masuk keingatan kita, bagaimana proses penyimpanan
informasi, mengapa terjadi lupa, pengaruh asupan gizi terhadap ingatan serta
pengaruh memori terhadap pola belajar.

B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi memori?
b. Apa dasar-dasar dari memori?
c. Bagaimana tahapan-tahapan memori?
d. Bagaimana proses kegagalan memori atau lupa?
e. Bagaimana pengaruh disfungsi memori?
f. Bagaimana pengaruh asupan gizi terhadap memori?

C. Tujuan
a. Mengetahui definisi memori.
b. Mengetahui dasar-dasar memori.
c. Mengetahui tahapan-tahapan memori.
d. Mengetahui penyebab kegagalan memori.
e. Mengetahui gangguan kesehatan yang disebabkan disfungsi memori.
f. Mengetahui pengaruh asupan gizi pada memori.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ingatan
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Pada umumnya paa ahli
memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dan masa lampau. Dengan
adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa manusia
mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman
yang dialaminya. Apa yang pernah dialami manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi
disimpan dalam jiwanya dan apabila diperlukan hal-hal yang disimpan itu dapat
ditimbulkan kembali dalam alam sadar. Dari hal tersebut dapat dikemukakan bahwa
ingatan merupakan kemampuan psikis untuk melakukan (learning), menyimpan
(retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang lampau. Istilah
lain yang digunakan untuk memasukkan (encoding), menyimpan (storage) dan
meimbulkan kembali (retrieval).

Memori memiliki arti penting yang lain, kontroversi di antara para psikolog
dewasaini mengenai keakuratan memori menunjukkan bahwa memori memiliki
tempat khusus, lebihdari sekadar fiksi (King, 2010). Memori adalah sesuatu
yang benar-benar terjadi, sehinggamemilik i nilai yang luar biasa bagi
setiap orang. Memori mampu merajut masa lalu menuju masa kini. Memori
dapat berubah, beralih, dengan setiap pemikiran yang kita pikirkan, ataukata yang
kita ucapkan. Seorang penulis berkebangsaan Amerika pada abad ke-20,
TenessaWilliams, mengungkapkan bahwa seluruh hidup adalah ingatan,
kecuali masa ketika waktuakan berlalu sangat cepat, dan tidak akan mampu
disadari.

B. Dasar-dasar Ingatan
Terdapat pendekatan tiga sistem dalam memori (Atkinson dan Shiffrin, 1968,
1971dalam Feldman, 2011)
1) Memori S en s orik
Memori sensorik merujuk pada penyimpanan informasi awal dan bersifat
sangat sebentar,sehingga hanya bertahan sangat singkat. Disini, replika
dari stimulus dicatat oleh sistems ens orik s es eorang dan s is impan
2
dalam periode yang s angat s ingkat. M emori s ens ori visual
(ikonik) mempertahankan informasi sekitar seperempat detik.
Sementara memorisensori auditori (gema) bertahan antar dua hingga tiga
detik.
2) Memori Jan gk a Pen d ek (Short Term Memory)
M emori jangka pendek adalah s is tem ingatan dengan kapas itas
terbatas , informas i biasanya dipertahankan selama tiga puluh detik. Pada
kenyataannya, jumlah spesifik dariinformas i yang dapat dis impan
dalam memori jangka pendek telah diidentifikas ik an sebanyak
tujuh informasi dengan berbagai variasi hingga lebih kurang dua
bongkahan informasi.
3) Memori Kerja
Memori kerja didefinisikan sebagai seperangkat penyimpanan
memori yang aktif dan bersifat sementara secara aktif memanipulasi dan
mengulang informasi. Memori kerja dipandang memiliki proses
eksekutif pusat yang terlibat dalam logika dan pembuatan keputusan.
Memori kerja dapat membuat kita menyimpn informasi dalam
kondisi aktif secara singkat sehingga kita dapat melakukan sesuatu dengan
informasi tersebut.
4) Memori Jan gk a Pan jan g (Long Term Memory)
Memori jangka panjang adalah jenis ingatan yang relatif permanen dan
menyimpan jumlah informasi yang besar untuk jangka waktu yang panjang.
Faktor yang menentukan seberapa baik memori diingat adalah bagaimana
materi pertama kali dipersepsi, diproses, dandipahami. Memori jangka
panjang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Memori Eksplisit
Memori eksplisit adalah pengumpulan informasi secara sadar seperti
fakta tertentu atau kejadian yang dapat dikomunikasikan secara
verbal. Terdapat dua sub-jenis memori eksplisit (Endel Tulving,
1972, 1989, 2000 dalam Feldman, 2011):
o Episodic Memory adalah penyimpanan informasi
mengenai dimana, kapan, dan apa yang terjadi dalam
kehidupan.
o Semantic Memory merupakan pengetahuan seesorang
mengenai dunia yang mencakup bidang keahlian dan
bidang pengetahuan umum.
b) Memori Implisit
3
Memori Implisit adalah ingatan saat perilaku dipengaruhi
oleh pengalaman sebelumnya tanpa adanya ingatan yang sadar
mengenai pengalaman itu. Memori implisit sendiri terbagi menjadi
tiga sub-sistem
o Procedural memory adalah ingatan yang melibatkan
keahlian.
o Priming adalah aktivasi informasi yang telah dimiliki
seseorang dalam penyimpanan untuk membantunya
mengingat informasi dengan lebih baik dan lebih cepat.
o Classical conditioning adalah melibatkan pembelajaran
otomatis mengenai asosiasi antar-rangsangan.

C. Tahapan Ingatan
Ta h a p a n - t a h a p a n ingatan mencakup tiga hal:
Encoding (perekaman), Storage (penyimpanan) dan Retrieval (Penarikan kembali),
masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Encoding (perekaman)
Encoding (perekaman) adalah pencatatan informasi melalui reseptor
indera dan sirkuit syaraf internal. Dimana dalam tahap ini pesan yang
diperoleh dari gejala fisik mengalami trans formas i menjadi s emacam
kode yang dapat diterima. D alam tahap ini terjadi beberapa
proses:
o Atensi ( attention)
Atensi bersifat selektif karena sumber daya otak terbatas.
Meskipun otak kita sangat luar biasa efisien, tetap saja otak tidak
dapat memperhatikan semua hal. Atensi terbagi (divided attention)
sangat mempengaruhi encoding memori. H al ini terjadi
ketika seseorang harus memperhatikan beberapa hal secara
bersamaan.
 Aspek atensi :
- Reseptor adjustment: penyesuaian alat indra terhadap objek
yang menjadi perhatianya.
- Postural adjustment: penyesuaian sikap tubuh terhadap objek
yang menjadi perhatiannya adalah yang menraih perhatianya.

4
- Muscle tention: adanya tegangan otot, dalam hal ini
berhubungan dengan adanya perhatian, disitulah adanya
pemusatan energi.
- Central nervous adjustment: penyesuaian saraf pusat dalam
melakukan perhatian. Hal ini dikarenakan dalam setiap
penyesuaian mekanisme saraf pusat yang mengaturnya.
- Increases clearness: semakin jelas objek yang menjadi
perhatian, akan semakin menarik perhatian individu.
 Macam macam atensi :
- Dari segi timbulnya perhatian
 Atensi spontan: perhatian yang timbul dengan sendirinya
karena spontan
 Atensi tidak spontan: perhatian yang timbul dengan
sengaja.
- Dari segi banyak objek yang dicakup
 Atensi konsentratif: perhatian yang dilakukan pada
individu pada suatu waktu dan hanya dapat
memperhatikan sedikit objek
 Atensi distributive: perhatian yang dilakukan individu
pada suatu waktu dan dapat memperhatikan banyak objek
sekaligus. Pada umumnya perhatian distributive sejalan
dengan perhatian yang terbagi bagi.
- Dari segi fluktuasi atensi
 Atensi statik: perhatiannya tertuju pada suatu objek
tertentu.
 Atensi dinamik: perhatian pada individu, yang pada suatu
saat tertentu dapat dengan memudahkan perhatiannya
secara lincah dari suatu objek ke objek lain.
 Faktor yang dapat mempengaruhi atensi
- Eksternal: intensitas dan ukuran, contrast dan novelty,
repentition/ pengulangan, movement/gerakan.
- Internal: Motives/ needs, preparatory set (kesiapan untuk
berespon), interest (menaruh perhatian pada yang diminati)
o Tingkat pemrosesan (level of processing)
Konsep ini merujuk pada sebuah ide bahwa dengan
pemrosesan yang lebih dalamakan dapat menghasilkan ingatan
yang lebih baik.
Konsep tingkat pemrosesan (level of processing) merujuk pada ide
bahwa encoding terjadi pada sebuah rangkaian dari dangkal ke dalam,

5
dengan pemrosesan yang lebih dalam menghasilkan ingatan yang
lebih baik.
- Tingkat dangkal
Fitur fisik atau sensoris dari rangsangan di analisis. Sebagai
contoh, kita mendeteksi garis, sudut, dan kontur dari huruf yang di
cetak atau di mendeteksi frekuensi bunyi, durasi, dan kekerasan.
- Tingkat menengah
Rangsangan dikenali dan diberi label. Sebagai contoh, kita
mengenali benda berkaki empat yang menggonggong sebagai
anjing.
- Tingkat terdalam
Informasi diperoses secara semantik, sesuai dengan maknanya.
Pada tingkat paling dalam ini, kita melakukan asosiasi. Kita
mungkin mengasosiasikan gonggongan anjing sebagai tanda
bahaya atau waktu bermain, seperti main lempar tangkap dengan
peliharaan kita. Semakin banyak asosiasi yang kita buat, semakin
dalam tingkat pemrosesan (Ragland, et al,2006).
o Elaborasi (elaboration)
Elaborasi (elaboration) adalah keluasan pemrosesan pada setiap
tingkat ingatan. Dengan mengelaborasi sebuah pengalaman, kita dapat
menciptakan reprensentasi yang sangat unik mengenai hal yang kita
ingat.
o Imajinasi
Imajinasi adalah menggunakan imajinasi atau gambaran mental
sebagai konteks informasi dapat lebih meningkatkan memori.
2) Storage (penyimpanan)
Storage (penyimpanan) mencakup bagaimana informasi dipertahankan
seiring dengan waktu dan bagaimana informasi direpresentasikan dalam
ingatan.
3) Retrieval (penarikan kembali)
Retrieval (penarikan kembali) adalah ingatan yang terjadi ketika informasi
yang disimpan pada ingatan dikeluarkan kembali dari penyimpanan.

D. Kegagalan Memori/ Lupa


Ingatan manusia tidaklah sempurna, bukan hal aneh ketika seseorang
melupakan sesuatu menganahi hal-hal yang telah terjadi. Herman
Ebbinghaus (1850-1909) merupakan psikolog pertama yang melakukan

6
penelitian ilmiah tentang lupa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
kegagalanmemori/ lupa:
1) Decay Theory (Teori kemrosotan)
Teori Kemerosotan ini menyatakan bahwa lupa terjadi karena berlalunya waktu.
Teori ini menyatakan bahwa ketika sesuatu yang baru dipelajari, ada zat saraf
kimia yang membentuk ‘jejak’, tetapi seiring dengan berlalunya waktu, ‘jejak’ ini
akan cenderung menghilang.
Ingatan sering mengabur seiring berjalannya waktu, tetapi teori kemerosotan saja
tidak bisa menjelaskan proses terjadinya lupa. Sebagai contoh, dalam kondisi
retrieval yang tepat, ingatan yang sepertinya sudah terlupakan dapat diambil
kembali.
Contoh : Mahasiswa yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami
kelupaan jikalau bahan-bahan kuis tersebut tidak dibaca kembali pada semester-
semester berikutnya.
2) Interference Theory (Teori Gangguan)
Teori ini menyatakan bahwa gangguan merupakan salah satu sebab terjadinya
lupa. Teori ini menyatakan bahwa lupa bukan disebabkan oleh hilangnya
ingatan dari penyimpanan, tetapi karena ada informasi lain yang menyebabkan
penghambatan dalam proses mengingat.
Ada dua macam gangguan, yaitu :
 Gangguan Proaktif
Terjadi ketika materi yang telah dipelajari lebih dahulu mempengaruhi
proses mengingat materi yang dipelajari kemudian.
Contoh : Anda pertama kali belajar materi dalam kuliah psikologi kemudian
mengikuti kuliah sosiologi untuk mempelajari materi yang sama tetapi
berbeda, dengan demikian memori Anda dari bahan sosiologi terganggu
karena masih mengingat materi psikologi.
 Gangguan Retroaktif
Terjadi ketika bahan yang dipelajari sesudahnya mengganggu retrieval
informasi yang dipelajari sebelumnya.
Contoh : pemain ski yang baik memiliki kesulitan setelah belajar
snowboard. Teknik untuk snowboarding dapat mengganggu teknik ski.
Hal ini menyebabkan pemain ski mengalami kesulitan mengingat
keterampilan sebelumnya.

7
3) Reconstruction (Schema) Theory
Teori ini menyatakan bahwa informasi yang ada dalam memori berubah ketika
kita berusaha untuk mengingatnya kembali. Informasi yang disimpan pada
LTM terkadang berubah seiring waktu dan menjadi lebih mengarah kepada
kepercayaan, pengetahuan, dan harapan kita. Ide skema ini awalnya diciptakan
oleh Sir Frederick Bartlett di Cambridge University pada tahun 1930an.
Bartlett (1932) tertarik pada bagaimana ekspektasi-ekspektasi memainkan
aturan kritis bagi manusia untuk mengingat dan mengetahui kejadian-kejadian
harian. Melalui schemata, pengetahuan lama akan menghasilkan informasi
baru.
Sebagai contoh, ketika itu salah satu partisipan Bartlett membaca frase
“sesuatu yang berwarna hitam keluar dari mulutnya” dan kemudian yang lain
merepresentasikan “mulutnya berbusa”. Ringkasnya, teori schema secara
akurat memprediksi bahwa orang tidak selalu menyimpan dan mengambi data
seperti komputer mengambil data. Pikiran juga dapat mendistorsi kejadian saat
ia menyandikan dan menyimpan kesan dari realitas.
4) The Theory of Motivated Forgetting
Teori ini menyatakan bahwa kita melupakan hal-hal yang tidak mengenakkan.
Lupa didasari oleh informasi yang ingin dilupakan. Menurut Freud, represi
merupakan proses mental yang menyimpan kejadian emosional atau kejadian
yang tidak mengenakkan di alam bawah sadar sehingga ingatan tersebut tidak
dapat muncul kembali, namun suatu hal dapat menyebabkan ingatan itu muncul
kembali.
Contoh : seorang wanita melaporkan ayahnya setelah ia mengingat bahwa
ayahnya telah membunuh temannya 27 tahun yang lalu.

E. Dasar Biologis Ingatan


Pengetahuan akan memori telah banyak dipelajari bebrapa tahun belakangan
mengenai penyimpanan dan penarikan informasi tidak hanya membuat kita mengerti
pentingnya peran otak, tetapi juga membantu kita untuk lebih memahami memori.
Proses konsolidasi adalah penguatan secara bertahap pada perubahan kimia didalam
sinapsis yang diikuti dengan penalaman belajar.
Tahapan Memori dan Otak, hasil penelitian tentang peran otak dalam memori
mengungkapkan dua perbedaan antara STM dan LTM:

8
1) Perbedaan peran otak pada perubahan sinaps yang mengatakan bahwa perubahan
sinaps terlibat dalam long term memory (LTM) dan short term memory(STM).
2) Perbedaan dalam struktur otak yang terlibat dalam Short Term Memory (STM)
and Long Term Memory (LTM). Tahap-tahap memori dan otak:
a. Thalamus : Informasi visual pertama kali diarahkan melalui hipotalamus
menuju daerah visual korteks cerebral.
b. Informasi kemudian disampaiakan ke lobus frontal dan parietal tempat
terjadinya STM.
c. Informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang ini kemudian
diadakan dalam hippocampus selama beberapa minggu atau bulan dan
kemudian dipindahkan ke daerah korteks serebral untuk pemrosesan
penyimpanan jangka panjang.
d. Ketika kita memanggil kembali dari LTM, memori akan berotasi kembali
ke lubus frontal dan parietal ditempat terjadinya memori jangka pendek
(working memory).

F. Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan


Tokoh yang memelopori eksperimen mengenai ingatan adalah Ebbinghaus.
Cukup banyak eksperimen yang dilakukan oleh Ebbinghaus mengenai ingatan ini.
Langkah Ebbinghaus itu kemudian di ikuti olrh prnrlitian-penelitian ahli yang lain.
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan
sebagai berikut.

1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the leraning time method)
Metode ini merupakan metode penelitian dengan melihat sampai sejauh mana
waktu yang diperlukan unutuk “S” menguasai materi yang dikuasai dengan baik,
misalnya mengingat kembli materi tersebut tanpa kesalahan.
2. Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan bentuk perintah terhadap “S” untuk mempelajari materi
yang pernah dipelajari sampai pada kriteria terb btentu.
3. Metode rekrontuksi
Dalam metode ini “S” mendapat perintah tentang merekrontuksi kembali materi
yang pernah diterima.
4. Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan
kembali.
5. Metode mengingat kembali
Dalam metode ini “S” mendapat perintah untuk mempelajari metode secara
berpasang-pasangan.
6. Metode asosiasi berpasangan
9
Metode ini mengambil bentuk S disuruh mempelajari materi secara berpasang-
pasangan.
G. Disfungsi Memori
Setiap orang dapat menyadari bila seringkali mengalami kegagalan
memori/atau lupa, namun dalam batas kewajaran. Selain kegagalan
memori, terdapat beberapa penyakit yang diakibatkan oleh disfungsi memori.
1. Alzheimer
Alzheimer merupakan suatu penyakit yang dicirikan sebagian oleh masalah
memori parah. Alzheimer a d a l a h p e n y a k i t kematian keempat di
A m e r i k a S e r i k a t y a n g d i d e r i t a o l e h sekitar lima juta orang. Biasanya
Alzheimer ditandai dengan melupakan sesuatu hal yang paling sederhana dan
dengan perkembangan penyakit tersebut, penderita dapat kehilangan kemampuan
berbicara atau memahami bahasa, kemudian kemunduran fisik mulai terjadi,
hingga menyebabkan kematian. Alzheimer sendiri disebabkan karena kerentanan
bawaan terhadap suatu kerusakan produksi protein beta amyloid, yang diperlukan
untuk hubungan antar-sel. Ketika sintesis dari beta amyloid terganggu, akan
terbentuk benjolan besar dalam sel, yang memicu pelumpuhan sel dan kerusakan
sel saraf di otak.
2. Amnesia
Amnesia adalah penyakit hilangnya memori yang terjadi tanpa kesulitan
mental yang lain, biasanya terjadi akibat benturan keras di kepala dan tidak dapat
mengingat apa pun darim a s a l a l u n y a . Amnesia dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Retrograde Amnesia merupakan gangguan karakteristik memori karena
ketidakmampuan mengambil ingatan lama jangka panjang atau hilangnya ingatan
terhadap peristiwa yang terjadi, sebelum insiden itu tejadi. I n g a t a n t e r s e b u t
a k a n m u n c u l k e m b a l i d e n g a n b e r t a h a p , meskipun memerlukan
waktu yang cukup lama.
b) Anterograde Amnesia adalah hilangnya memori untuk kejadian-kejadian
yang terjadi setelah suatu insiden. Informasi tidak dapat ditransfer dari
memori jangka pendek ke memori jangka panjang, sehingga
menyebabkan ketidakmampuan untuk mengingat apa pun selain apa
yang telah tersimpan didalam memori jangka panjang sebelum insiden
tersebut.
Amnesia juga disebabkan oleh sindrom korsakof, suatu penyakit yang
diderita oleh alkoholik jangka panjang. Meskipun banyak dari kemampuan
intelektual mereka tetap ada, namun penderita korsakof memperlihatkan
10
serangkaian gejala yang aneh, termasuk halusinasi dan tendensi untuk mengulangi
cerita yang sama berkali-kali.

H. Hubungan Asupan Gizi dengan Ingatan

Astina (2012) menyatakan bahwa salah satu fungsi kognitif ysitu kemampuan
mengingat dipengaruhi oleh status gizi. Oleh karena itu zat gizi baik zat gizi makro
maupun mikro perlu diperhatikan karena memiliki dampak langsung maupun tidak
langsung pada perkembangan otak salah satunya berhubungan dengan daya ingat
termasuk daya ingat sesaat. Menurut penelitian Pamila Adhi Annisa dan Ikeu Tanziha
dalam jurnalnya “Densitas Energi Konsumsi, Status Gizi, dan Daa Ingat Sesaat
Anak Usia Sekolah Dasar” menyatakan bahwa sarapan merupakan aktivitas yang
memiliki efek jangka panjang terhadap status gizi (Kral et al. 2011). Dalam penelitian
tersebut, sebagian subjek selalu melakukan kegiatan sarapan dan memiliki status gizi
yang normal.

Menurut penelitian yang dilakukan, skor daya ingat sesaat subjek pada awal
pengambilan lebih baik dari pada di akhir pengambilan. Ini berarti daya ingat sesaat
dan konsentrasi yang baik terjadi pada waktu pagi hari, bila siang hari aktivitas fisik
mulai meningkat akan terjadi kecenderungan penurunan daya ingat sesaat.
Berdasarkan hasil uji korelasi chi square dalam penelitian tersebut, pengetahuan gizi
dan status gizi merupakan variable yang berhubungan dengan daya ingat sesaat
subjek. sedangkan aktivitas fisik dan densitas energy konsumsi tidak berhubungan
nyata dengan daya ingat sesaat.

Berdasarkan uji regenerasi logistic, subjek yang memiliki pengetahuan gizi


baik berpeluang mwmiliki daya ingat sesaat lebih baik 2,631 kali dibandingkan
dengan subjek yang memiliki pengetahuan gizi kurang. Selain itu, subjek ynag
memiliki status gizi normal berpeluang memiliki daya ingat sesaat lebih baik 1,626
kali dibandingkan dengan subjek yang memiliki status gizi idak normal. Penelitian
sebelumnya juga telah banyak dilakukan menunjukkkan bahwa status gizi memiliki
keterikatan yang cukup konsisten dengan daya ingat sesaat (Astina 2012).

Pengetahuan gizi yang baik akan memengaruhi pemilihan makan yang baik
sehingga akan memenuhi kebutuhan gizinya (Pertiwi 2012). Gizi yang baik akan
memengaruhi tercapainya daya ingat sesaat yang baik. Sebagian besar status gixi

11
subjek berada dalam kondisi normal dengan daya ingat sesaat yang baik. Sesuai
dengan pernyataan Pollit dan Gossin (1989) dalam Rampersaut et al. (2005) yang
melaporkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara indicator status gizi dengan
tes skor kognitif atau prestasi sekolah. Indicator utama yang digunakan adalah tinggi
badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap umur (BB/U), dan berat badan
terhadap tinggi badan (BB/TB). Sedangkan indicator sekolah adalah prestasi sekolah,
umur waktu masuk sekolah, IQ, daya ingat, dan tugar-tugas kognitif.

Dari hasil uji regresi logistic, dapat disipulkan bahwa pengetahuan gizi yang
baik dan status gizi normal merupakan factor protektif daya ingat sesaat yang baik
bagi subjek penelitian. Oleh karena itu, konsumsi makanan sebaiknya lebih
diperhatikan agar sesuai dengna prinsip gizi seimbang baik secara kualitas maupun
kuantitas. Peran keluarga, sekolah, dan pemberian penyuluhan juga dinilai penting
dilakukan terkait pengetahuan tentang gizi seimbang dan resiko mengonsumsi
makanan dengan nilai densitas energy yang tinggi seperti junk food. Penyuluhan
terhadap kebiasaan sarapan juga dinilai sangat penting untuk meningkakan
konsentrasi dan daya ingat terutama bagi pelajar dan mahasiswa yang melakuan
kegiatan belajar.

12
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Memori memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita. Penelitian
tentang memori menggarisbawahi proses perekaman, penyimpanan dan penarikan
kembali, disertai dengan eori tentang bagaimana proses-proses ini terjadi. Ingatan
manusia juga tidak sempurna, seperti yang sering kita alami, bukan hal aneh meluakan
suatu halyang sederhana sekalipun. Hal-hal tersebut merupakan fenomena kecil
tentang kegagalan memori atau lupa. Selain itu, status asuapan gizi juga sangat pening
dalam mendukung kinerja daya ingat sesaat bagi pelajar dan mahasiswa.

B. SARAN

Dengan laatr pengetahuan mengenai proses dasar memori dari memori,


seorang pelajar atau mahasiswa dapat menerapkannya untuk meningkatkan kinerja
akademis. Unuk meningkatkan kemampuan memori terhadap materi dapat dilakukan
dengan berpikir mendalam mengenai materi tersebut dan mengaikan informasi dengan
hal lain yang sudah di ketahui.

Salah satu meode yang disarankan untuk meningkakankemamuan akademis


adalah mnemonic, yang berfungsi unuk membantu meningkatkan ingatan visual dan
verbal. Selain dari metode-meode mnemonic, asupan makanan dengan gizi seimbang
dan sarapan dapat membantu otak kita lebih focus dalam menerima informasi, serta
tidur dan istirahat yang cukup juga sangat berpengaruh bagi otak kita dan kualitas
memori yang kita miliki.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Feldman, Rober S. 2011. Undersanding Psychology, Book 1, 10th ed. McGraw-Hill


 King, Laura A. 2010. The Science of Psychology: An Appreciative View, Book 1.
McGraw-Hill.
 Walgito, Bimo.2010. Pengantar Psikologi Umum. ANDI: Yogyakarta
 Andhi, Pamila, dan Tanziha, Ikeu. 2014. Jurnal IPB: Densitas Energi Konsumsi, Status
Gizi, dan Daa Ingat Sesaat Anak Usia Sekolah Dasar. PT Adaro Energy, Tbk dan
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian
Bogor,

14

Anda mungkin juga menyukai