Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Negara Dan Konstitusi”

Disusun Oleh:
Nama :
Nim :

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


STIKes KHARISMA PERSADA
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Mengidentifikasi Negara dan konstitusi. Kami selaku penulis berharap semoga
kelak makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta menambah wawasan
tentang pengetahuan kita semua tentang Negara dan konstitusi di kehidupan kita
sehari-hari.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih banyak
kekurangan disana sini dan masih butuh saran untuk perbaikannya. Oleh karena
itu, kami sangat berterima kasih jika ada yang sudah memberi saran dan kritiknya
demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana bisa dengan mudah dimengerti dan dapat
dipahami maknanya. Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan
makalah ini, serta bila ada kalimat yang kurang berkenan dihati pembaca.

Tangerang, 08 Desember 2018

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................................1
B. Rumusan masalah ..................................................................................1
C. Tujuan penelitian ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Negara ....................................................................................................
B. Konstitusi ...............................................................................................
C. Hubungan negara dan kostitusi ...........................................................
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan ............................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari
pancasila sebagaidasar negara UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan
bukan hanya mengabaikan,namun banyak juga yang tidak mengetahui
makna dari dasar negara dan konstitusitersebut. Terlebih di era globalisasi
ini masyarakat dituntuk untuk mampu memilah-milah pengaruh positif dan
negatif dari globalisasi tersebut. Dengan pendidikantentang dasar negara
dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia mampumempelajari,
memahami serta melaksanakan segala kegiatan kenegaraan berlandaskan
dasar negara dan konstitusi, namu tidak kehilangan jati dirinya.Dasar
negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar negara
menempatikedudukan sebagai norma hukum tertinggi di suatu negara.
Sebagai norma tertinggi,dasar negara menjadi sumber pembentukan
norma-norma hukum dibawahnya.Konstitusi adalah salah satu norma
hukum dibawah dasar negara. Dalam arti luas :konstitusi adalah hukum
tata negara, yaitu keseluruhan aturan an ketentuan (hukum)yang
menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Dalam arti sempit
:konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa
dokumen yangmemuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan
demikian konstitusi bersumberdari dasar negara. Norma hukum dibawah
dasar negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar.
Dasar negara merupakan cita hukum dari negara.Terdapat hubungan-
hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kitaketahui.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.Untuk mengetahui pengertian dari Negara dan Konstitusi
2.Untuk mengetahui hubungan antara Negara dan Konstitusi
3.Untuk mengetahui keberadaan Pancasila dan Konstitusi di Indonesia
4.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami jelaskan adalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian dari Negara ?
2.Apa pengertian dari Konstitusi ?
3.Bagaimana konstitusi di Indonesia ?
4.Bagaimana hubungan Negara dengan Konstitusi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. NEGARA
1. Pengertian Negara
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Pada prinsip nya setiap warga negara masyarakat
menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada kekuasaan
negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada
didalam nya, masyarakat ingin mewujutkan tujuan – tujuan tertentu
seperti terwujud nya ketentraman, ketertiban, kesejahteraan masyarakat.
Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk
mengatur kehidupan masyarakat tidak bertindak seenaknya, maka ada
sistem aturan tersebut menggambarkan sautu hierakhi atau pertindakan
dalam aturan yang paling tingkat nya sampai pada aturan yang paling
rendah.
Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan
bangunan, negara sebagai pilar – pilar atau tembok tidak bisa berdiri
kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi indonesia. Hampir setiap
negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konsitusi tersebut
telah dilakukan dengan optimal atau belum. Yang jelas konstitusi adalah
perangkat negara yang perannya tak bisa dipandang sebalah mata.

Sudah banyak para ahli yang memberikan definisi tentang Negara,


diantaranya:
a. Menurut Socrates, negara adalah organisasi yang mengatur hubungan
orang-orang dalam suatu kota atau polis (negara waktu itu).
b. Menurut Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa tampak
maju, berkembang, sebagaimana layaknya orang-orang (manusia).
c. Menurut aristotelses, negara adalah persekutuan dari keluarga dan
desa gunamemperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
d. Menurut Robert Mac Iver , negara adalah gabungan antara suatu
sistemkelembagaan dengan organisasinya sendiri sehingga bila
membahas tentang negara,kita cenderung selalu mengartikan lembaga
dari suatu organisasi penyelenggara.
e. Menurut Djokosoetono, negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulanmanusia yang berada dibawah suatu pemerintah yang sama.

2. Teori Terjadinya Negara


a. Teori Teokrasi
Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham
ini muncul bahwa keyakinan keagamaan bahwa Tuanlah maha pencipta
di langit dan bumi, pemegang kekuasaan tertinggi, tiada kekuasaan di
dunia ini yang tidak berasal dari tuhan, termasuk negara. Penganut teori
ini Thomas Aquinas, Agustinus, FJ. Sthal, maupun Hegel.
b. Teori Organik
Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh tinggal di wilayah
geografis saja, tapi negara harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan.
Negara muncul karena ada kebutuhan yang sangat banyak dan beragam.
c. Teori Perjanjian
Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara
karenaadanya perjanjian masyarakat.
d. Teori Kekuasaan
Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki
kekuasaan atau berhasil mencapai kekuasaan, selayaknya memegangg
pucuk pemerintahan.
e. Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena
adanya kekuasaan tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama
masyarakat (negara).
3. Betuk Negara
a. Negara Kesatuan (unitaris)

Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara


yang hanya berdiri satu Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu
Negara. Dalam pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan dapat
di laksanakan dengan dua alternative system, yaitu:Sistem
desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan
kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi) Sistem
sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut
langsung diatur an di urus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal
yang menyangkut pemerintahan dan kekuasaan di daerah.

b. Negara Serikat (federasi)

Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari


beberapa, kemudian menjadi negara-negara bagian dari pada suatu
Negara serkat.

4. Sifat – sifat Negara


Negara mempunyai sifatsifat khusus yang merupakan manifestasi d
ari kedaulatan yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja
dan tidak terdapat padaasosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya
dianggap bahwa setiap Negaramempunyai sifat memaksa, sifat monopoli
dan sifat mencakup semua.
a. Sifat Memaksa
Agar peraturan perundang-undangan dan dengan demikian
penertiban dalammasyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah,
maka Negara memiliki sifatmemaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan
untuk memakai kekerasan fisik secaralegal. Sarana untuk itu adalah
polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi dan asosiasiyang lain dari
Negara juga mempunyai aturan; akan tetapi aturan-aturan
yangdikeluarkan oleh Negara lebih mengikat.

b. Sifat Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan


bersama dari masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan
bahwa suatu aliran kepercayaan ataualiran politik tertentu dilarang
hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan
tujuan masyarakat.

c. Sifat Mencakup Semua ( All-encopassing, All-embracing)


Semua peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan
membayar pajak) berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. keadaan
demikian memang perlu, sebabkalu dibiarkan berada di luar lingkungan
hidup aktivitas Negara, maka usaha Negara kearah tercapainya
masyarakat yang dicita-citakan akan gagal. Lagi pula , menjadiwarga
negara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership)
dan halini berbeda dengan asosiasi lain dimanakeanggotaan bersifat
sukarela.

5. Unsur pembentuk Negara

Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau


beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu denganmengakui adanya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatansekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang ada di wilayahnya. Secara umumnegara dapat diartikan
sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatuwilayah karena
memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turutcampur
dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.Terdapat
beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara, yaitu:
a. Penduduk
Dengan penduduk suatu Negara dimaksudkan semua orang yang
pada sustu waktumendiami wilayah Negara . Mereka mereka itu secara
sosiologis lazim disebut ”rakyat” dari Negara itu. Rakyat dalam
hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan
oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu. Ditinjau dari suatu hukum, rakyat merupakat warga
negara suatu Negara. Warga negara adalah seluruh individu yang
mempunyai ikatan hukum dengan suatu Negara tertentu. Mungkin tidak
dapat dibayangkan adanya suatu Negara tanpa rakyat, tanpa warga
negara. Rakayat (warga negara) adalah substratum personil dari Negara.
Tanpa warga negara, Negara akan merupakan suatu fiksi besar.
Jika penduduk adalah substratum personil suatu Negara, maka
wilayah adalah landasan materiil atau landasan fisik Negara. Sekelompok
manusia dengan pemerintahan tidak dapat menimbulkan Negara, apabila
kelompok itu tidak sedentair (menetap) pada suatu wilayah tertentu.
Bangsa-bangsa yang nomadis tidak mungkin mendirikan Negara, sekali
pun sudah mengakui segelintir orang-orang
sebagai penguasa. Luas wilayah Negara ditentukan oleh pembatasan-
pembatasannya dan didalam batas-batas ini Negara menjalankan
yurisdiksi territorial atas seorang dan benda yang berada di dalam
wilayah itu, kecuali beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan
dari yurudiksi itu, misalnya perwakilan diplomatic Negara asing dengan
harta benda mereka.
b. Pemerintah
Pemerintah juga merupakan salah satu diantara tiga unsur
konstitutif Negara.Sekalipun telah ada sekelompok individu yang
mendiami suatu wilayah, namun belum juga diwujudkan suatu Negara,
jika tidak ada segelintir orang yang berwenangmengatur dan menyusun
bersama itu. Pemerintah adalah organisasi yang mengaturdam memimpin
Negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin Negara itu berjalan
dengan baik

Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan,


mengadakan perdamaian dan menyelaraskan kepentingan-
kepentingan yang bertentangan. Olehkarena itu mustahillah adanya masy
arakat tanpa pemerintah. Pemerintah adalah badan yang menjalankan
kepentingan-kepentingan bersama. Pemerintah melaksanakan tujuan-
tujuan Negara, menjalankan funsi-fungsi kesejahteraan bersama.

Untuk menjalankan funsi-fungsinya dengan baik dan efektif,


pemerintahmenggunakan atribut hukum dari Negara, yakni kedaulatan.
Pada pemerintahankedaulatan sebagai atribut Negara dikonretasasikan.
Kekuasaan pemerintah biasanyadi bagi atas legislative, eksekutif
dan yudikatif.

c. Pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure)


Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain
yang telahmemenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat
dan wilayahnya.Berdasarkan sifatnya, pengakuan de facto bersifat tetap,
yakni pengakuan dari negaralain dapat menimbulkan hubungan bilateral
di bidang perdagangan dan ekonomiuntuk tingkat diplomatik belum
dapat dilaksanakan.Pengakuan de facto ini berkaitan dengan pengakuan
kedaulatan de facto suatunegara, menunjuk pada adanya pelaksanaan
kekuasaan secara nyata dalammasyarakat yang dinyatakan merdeka atau
telah memiliki independensi. Kekuasaanyang nyata dalam masyarakat
yaitu dimana masyarakat telah tunduk pada kekuatan penguasa secara
nyata yang di sebut de facto.
Kekuasaan yang diperoleh penguasa secara murni dari masyarakat
atau kehendakmasyarakat ( hal ini pernah terjadi pada kasus Timor-
Timur pada tahun 1975, pada saat itu sebagian besar rakyat Timor-timur
secara sadar memilih penguasa pemerintahIndonesia berkuasa atasnya,
dan dinyatakan pemerintah Indonesia mempunyai pengakuan kedaulatan
de facto atas Timor Timur secara syah. Pengakuan de jurea dalah
pengakuan terhadap suatu negara secara resmi berdasarkan hukum
dengan segala konsekuensi atau pengakuan secara internasional
Berdasarkan sifatnya pengakuan de jure dibagi menjadi dua, yakni :
1. Tetap, ini berlaku untuk selama-lamanya sampai waktu yang tidak
terbatas.
2. Penuh, ini mempunyai dampak dibukanya hubungan bilateral di
tingkatdiplomatik dan Konsul, sehingga masing-masing negara
akanmenempatkan perwakilannya di negara tersebut yang biasanya
di pimpin olehseorang duta besar yang berkuasa penuh.

6. Asal mula terjadinya Negara


a. Secara Faktuala.
i. Occupatie/Kependudukan
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan
belum dikuasai kemudiandiduduki dan dikuasai oleh kelompok
tertentu. Contoh : Liberia diduduki budakÐ budak negro yang
dimerdekakan tahun 1847.
ii. Cessie/Penyerahan
Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan
perjanjian.
iii. Acessie/Penaikan Lumpur
Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut
dalam kurun waktu yanglama dan dihuni oleh kelompok.
iv. Fusi/Peleburan
Peleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara.
v. Proklamasi
Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu
melepaskan diri danmenyatakan kemerdekaannya. Contoh : Belgia
melepaskan diri dari Belanda tahun 1839, Indonesia tahun 1945,
Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan), Banglades tahun
1971 (semula wilayah Pakistan), Papua Nugini tahun1975
(semulawilayah Australia), 3 negara Baltik (Latvia, Estonia,
Lituania) melepaskan diri dariUni Soviet tahun 1991, dsb.c.
Peleburan menjadi satu (Fusi).Beberapa negara mengadakan
peleburan menjadi satu negara baru. Contoh : KerajaanJerman
(1871), Vietnam (1975), Jerman (1990), dsb.
vi. Innovation/Pembentukan Baru

Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas wilayah itu


muncul negara baru.Contoh : Jerman menjadi Jerman Barat dan
Jerman Timur tahun 1945.

vii. Anexatie/Pencaplokan/Penguasaan

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (


dicaplok ) oleh bangsa laintanpa reaksi berarti. Contoh: negara Israel
ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok daerah Palestina,
Suriah, Yordania dan Mesir.

b. Secara Teoritisa.
i. Teori Ketuhanan
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa
segala sesuatu yang adaatau terjadi di alam semesta ini adalah
semuanya kehendak Tuhan, demikian pulanegara terjadi karena
kehendak Tuhan. SisaÐsisa perlambang teori theokratis
nampakdalam kalimat yang tercantum di berbagai UndangÐUndang
Dasar negara, seperti :”.. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa” atau “By the grace of God”. Teori ini dipelopori oleh
Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan Kraneburg.
ii. Teori Kekuasaan

Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan,


adannya kekuasaan, sedangkan kekuasaan berasal dari mereka-
mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga dengan demikian
negara terjadi karena adanya orang yang memiliki
kekuatan/kekuasaan menakluk kan yang lemah.

iii. Teori Perjanjian Masyarakat

Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok


manusia yang semula masing-masing hidup sendiri-sendiri
mengadakan perjanjian untuk membentuk organisasi yang dapat
menyelenggarakan kepentingan bersama. Teori ini
didasarkan pada suatu paham kehidupan manusia dipisahkan dal
am dua jaman yaitu pra negara(jaman alamiah) dan negara.117
ini dipelopori oleh Thomas Hobbes.

iv. Teori Hukum Alam


Menurut teori ini, terbentuknya negara dan hukum dengan
memandang manusiasebelum ada masyarakat hidup
sendiriÐsendiri. Pemikiran pada masa plato dan Aristoteles.
7. Pengertian Tujuan Negara

Setiap wrga negara yang pasti mempunyai tujuan tertentu. Dimana


tujuan negara yang satu dengan yang lain adalah berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh penguasa negara yang sedang memerintah. Sebab negara
berdiri bertujuan untuk mencapai kebahagian bersama semua orang yang
masuk dalam organisasi negara tersebut.

a. Tujuan Negara secara umum


Adapun tujuan negara bermacam-macam antara lain:
i. Untuk memperluas kekuasaan
Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa kekuasaan
berarti kebenaran, dan dengan bertambahnya kemajuan
dilapangan lain. Negara kekuasaan menghendaki agar
negaranya menjadi besar & jaya. Untuk mencanpai tujuan maka
rakyat dijadikan alat perluasaan. Kepentingan perseorangan ada
dibawah kepentingan bangsa dan negara.

ii. Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum


Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban segala
kekuasaan dari alat – alat pemerintah berdasarkan atas hukum,
semua orang harus tunduk kepada hukum, sebab hukumlah yang
berkuasa dalam negara tersebut.

8. Fungsi Negara
Akan tetapi setiap Negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan
beberapafungsi minimum yang mutlak perlu yaitu:
a. Melaksanakan ketertiban (law and Order); untuk mencapai tujuan
bersama danmencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat,
maka Negara harus melaksanakan penertiban. Dan dapat dikatakan
bahwa Negara bertindak sebagai “Stabilisator”.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnyac.
Pertahanan; hal ini diperlakukan untuk menjaga kemungkinan
serangan dari luar.Untuk ini Negara dilengkapi dengan alat
pertahanan.d. Menegakkan keadilan; hal ini dilaksanan melalui
badan-badan pengadilan.Sarjana lain, Carles E. Merriam
menyebutkan lima fungsi Negara yaitu: (1)keamanan ektern, (2)
ketertiban intern, (3) Keadilan, (4) kesejahteran umim,
(5)Kebebasan.

Keseluruhan fungsi Negara di atas diselenggarakan oleh


pemerintah untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

B. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution”
dan berasal dari bahasa belanda “constitutie” dalam bahasa latin
(contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu “constiture” dalam
bahasa jerman “vertassung,konstitution” dalam ketatanegaraan RI diartikan
sama dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan
peraturan dasar dan yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan
menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
Negara.

Konstitusi (bahasa latin: constituante) atau Undang-undang


Dasar atau disingkat UUD dalam negara adalah sebuah norma sistem
politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-
hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang
menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan
negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan
hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi
nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum
termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada
penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat
diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi
pemerintahan negara

Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen


yang berisian aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi
pemerintahan negara, namun dalam pengertian ini, konstitusi harus
diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen tertulis (formal).
namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi ,
Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang dimaksud terdapat
beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik
atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi.

Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu


kodifikasi atas dokumen yang tertulis dan di Inggris memiliki konstitusi
tidak dalam bentuk kodifikasi akan tetapi berdasarkan pada yurisprudensi
dalam ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula juga.

a. Pengertian konstitusi menurut para ahli


i. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan
suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk
mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
ii. Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD.
Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan
politis
iii. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat
di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan
nyata di dalam masyarakat misalnya kepala negara angkatan perang,
partai politik, dsb.
iv. L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis
maupun peraturan tak tertulis.
v. Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin
cisme yang berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat
sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara
bersama.
vi. Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:
 Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;
 Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum
dan semua organisasi yang ada di dalam negara.
 Konstitusi sebagai bentuk negara.
 Konstitusi sebagai faktor integrasi.
 Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang
tertinggi di dalam negara.

Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,


melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara,
konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan
hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan
kontitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-
prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintah negara pada umumnya,
kontitusi umumnya hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
kontitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintah negara.

b. Jenis organisasi yang menggunakan konsep konstitusi termasuk:


i. Organisasi pemerintah (transnasional, nasional atau regional)
ii. Organisasi sukarela
iii. Persatuan dagang
iv. Partai politik
v. Perdagangan beras dan rempah-rempah

Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu


konstitusi sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat
dijamin oleh penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti
formil (konstitusi dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materiil
(konstitusi yang dilihat dari segi isinya).

i. Konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan


politik yang tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan
kehidupan kenegaraan.
ii. Konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya
jaminan atas hak asasi serta perlindungannya.

2. Tujuan
Tujuan konstitusi yaitu:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –
wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan
merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
c. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

3. Nilai
Nilai konstitusi yaitu:
a. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti
hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti
berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
b. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku,
tetapi tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal
tertentu tidak berlaku / tidak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam
UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa
menggunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan
politik.
4. Macam – macam konstitusi
a. Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:
 Konstitusi tertulis (bahasa inggris : documentary
constitution atau written constitution) adalah aturan – aturan pokok
dasar negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga
aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di
dalam persekutuan hukum negara.
 Konstitusi tidak tertulis / konvensi (bahasa inggris : non-
documentary constitution) adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan
yang sering timbul.

5. Adapun syarat – syarat konvensi adalah:


a. Diakui dan dipergunakan berulang – ulang dalam praktik
penyelenggaraan negara.
b. Tidak bertentangan dengan UUD 1945.
c. Memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.

6. Secara teoretis konstitusi dibedakan menjadi:


a. Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam
penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan pemerintah, hubungan
antar lembaga negara.
b. Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita – cita sosial
bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan
sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.

7. Berdasarkan sifat dari konstitusi yaitu:


a. Fleksibel / luwes apabila konstitusi / undang undang dasar
memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan.
b. Rigid / kaku apabila konstitusi / undang undang dasar jika sulit untuk
diubah,
8. Unsur/substansi sebuah konstitusi yaitu
a. Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:
 Jaminan terhadap Ham dan warga negara.
 Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental.
 Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.
b. Menurut Miriam Budiarjo, konstitusi memuat tentang:
 Organisasi negara.
 HAM.
 Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum.
 Cara perubahan konstitusi.
c. Menurut Koerniatmanto Soetopawiro, konstitusi berisi tentang:
 Pernyataan ideologis.
 Pembagian kekuasaan negara.
 Jaminan HAM (Hak Asasi Manusia).
 Perubahan konstitusi.
 Larangan perubahan konstitusi.

9. Kedudukan
a. Kedudukan konstitusi/UUD yaitu:
 Dengan adanya UUD baik penguasa dapat mengetahui aturan /
ketentuan pokok mendasar mengenai ketatanegaraan.
 Sebagai hukum dasar.
 Sebagai hukum yang tertinggi.
b. Perubahan konstitusi/UUD yaitu:
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi
ini yang kadang – kadang membuat suatu UUD yang kemudian
mendapat persetujuan dari para wakil rakyat. Secara evolusi,
UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat
menimbulkan suatu UUD yang baru, secara otomatis UUD yang lama
tidak berlaku lagi.

10. Konstitusi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:


a. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan)
kerangka dan tugas – tugas pokok dari badan – badan pemerintah serta
menentukan cara kerja dari badan – badan pemerintah tersebut.
Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang – undang dasar.
b. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis
yang ada dan diperlihara dalam praktik penyelenggaraan negara disuatu
negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi.

C. Hubungan Negara dengan konstitusi yaitu:

Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk


melaksanakandasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannyadirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi)
Merupakan satu kesatuan utuh,dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum
dasar negara Pancasila, melaksanakankonstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar Negara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa
kelompokmanusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah
(territorial) tertentudengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dankeselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik
yangtertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok
yang menopang berdirinya suatu Negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat.
Karenamelaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
negara.
4. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan
danmengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga
pancasila bukan sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi
konstitusi di Indonesia.

B. SARAN
1. Diharapkan masyarakat mengetahui tentang Negara dan Konstitusi di negara
kita.
2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar terbentuk
jiwanasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara.
Daftar Pustaka

Ubaidullah, A. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan:Demokrasi, HAM &


Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Press.

Budiarto, Miriam. 1987. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: Gramedia Pustaka


Media.

Anda mungkin juga menyukai