Anda di halaman 1dari 7

PEMBERDAYAAN FORUM KESEHATAN DESA (FKD) DALAM

PENCAPAIAN CAKUPAN JAMBAN DI DESA JATIPURUS


KECAMATAN PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016

Rahmadi Setyo Projo1), Djamaluddin Ramlan2), Lagiono3)


Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jalan Raya baturaden KM 12 Purwokerto, Indonesia

Abstrak

Desa Siaga Jatipurus terbentuk sejak tahun 2007 dan cakupan kepemilikan jamban sehat permanen masih
belum mengalami peningkatan yaitu baru sekitar 78,35 %. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya
pemberdayaan masyarakat melalui forum kesehatan desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus
Kecamatan Poncowarno Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggambarkan
keadaan situasi, perbedaan situasi dan perkembangan melalui survei dengan menyebarkan kuisioner pada 40
responden untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kegiatan FKD dan melakukan wawancara mendalam
pada anggota FKD dan petugas promosi Kesehatan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa, Kelembagaan FKD
di Desa Jatipurus mempunyai legalitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kegiatan FKD di Desa Jatipurus
sudah sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Jawa Tengah. Responden berpersepsi FKD belum
melaksanakan kegiatan terkait STBM. Cakupan jamban sehat Sebelum ada Desa Siaga sebanyak 37%, jamban semi
permanen 35,7%, sharing 8,3% dan buang air besar sembarangan 19%. Dan sesudah ada desa siaga cakupan
kepemilikan jamban sehat sebanyak 35,4%, jamban semi permanen 36,1%, sharing 6,7% dan buang air besar
sembarangan meningkat menjadi 21,6%. Meskipun FKD sudah bekerja, tetapi cakupan jamban terkait STBM belum
optimal. Simpulan dan saran menunjukkan bahwa, persentase buang air besar sembarangan mengalami
peningkatan, maka diharapkan FKD dapat membuat sebuah regulasi untuk membuat efekjera yang pada akhirnya
dapat mengeliminasi perilaku buang air besar sembarangan dari hasil penelitian, kepemilikan jamban sehat
permanen dan jamban sehat semi permanen masih kurang, maka disarankan FKD dapat menjalin kemitraan
dengan pihak ketiga untuk memberikan bantuan pembuatan jamban permanen.

Kata kunci : FKD, STBM, Jamban

Abstract

Desa Siaga Jatipurus formed since 2007, coverage healthy permanent latrine ownership still has risen only
about 78.35% . Community empowerment through village health forum in the achievement of latrine coverage in the
village of the District Jatipurus Poncowarno 2016. The method used is descriptive research by describing the state
of the situation, differences in circumstances and developments through a survey by distributing questionnaires to
the 40 respondents to assess public perception of FKD activities and conduct in-depth interviews on FKD members
and health promotion officer. The results of this study show that, in the village of Institutional FKD Jatipurus has
the legality in carrying out its duties and functions. FKD activities in the village Jatipurus are in accordance with
the Guidelines prepared village in Central Java. Respondents berpersepsi FKD not carry out activities related to
STBM. Scope of healthy latrines Before Alert Village as much as 37%, 35.7% semi-permanent latrine, sharing 8.3%
and defecation 19%. And when there is standby village latrine ownership healthy coverage as much as 35.4%,
36.1% semi-permanent latrine, sharing 6.7% and defecation increased to 21.6%. Although FKD already working,
but the latrine coverage related STBM not optimal. Conclusions and suggestions show that the percentage of
defecation increased, it is expected FKD can make a regulation to make efekjera that could ultimately eliminate the
behavior of defecation of the research results, the ownership of healthy latrines permanent and healthy latrines
semi-permanent is still lacking, FKD it is advisable to enter into partnerships with third parties to provide
assistance in establishing the permanent latrines.

Key words : FKD, STBM, Latrine

I. PENDAHULUAN pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan


Era Millenium Development Goals (MDGs) telah bagi semua orang. Outcome yang diharapkan dari
berakhir di tahun 2015 yang kemudian dilanjutkan tujuan tersebut adalah munculnya budaya perilaku
dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Ada hidup bersih dan sehat terkait dengan akses terhadap
17 tujuan yang harus dicapai dalam SDGs, satu sarana air bersih dan sanitasi yang layak serta
diantaranya adalah menjamin ketersediaan dan
1)
Email : - Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 357
2)
Email : djamaluddinramlan@gmail.com
3)
Email : lagionoabdulwahid@yahoo.co.id
mengakhiri defekasi terbuka (Rakorpop kemenkes Siaga. Meskipun demikian, cakupan kepemilikan
RI,2015). jamban sehat permanen masih belum mengalami
Berdasarkan laporan Join Monitoring Program peningkatan, yaitu baru sekitar 95 KK dari 384 KK
(JMP) WHO/UNICEF tahun 2015, Indonesia (Website STBM, 2015). Sebelum terbentuk desa
menduduki peringkat ke 2 setelah India dalam peerilaku siaga cakupan jamban sehat di Desa Jatipurus
buang air besar sembarangan. Setidaknya ada 51 juta sebanyak 87 KK dari 384 KK. Ini berarti peningkatan
penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan. cakupan jamban sehat baru sekitar 1,3 % dalam
Penyebabnya menurut UNICEF Wash adalah 1) kurun waktu 10 tahun. Untuk itulah melalui skripsi
kebiasaan yang tertanam sejak kecil sehingga sulit ini, penulis ingin mengetahui upaya Pemberdayaan
diubah setelah dewasa, 2) tidak memiliki jamban oleh
Forum Kesehatan Desa dalam pencapaian cakupan
sebab ketidakmampuan untuk memiliki jamban dan 3)
jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno
tidak memiliki rumah. Masih menurut UNICEF Wash,
2,4 milyar penduduk dunia tidak memiliki jamban, dan tahun 2015.
1/8 nya atau sekitar 946 masih buang air besar di tempat Tujuan umum dari penelitian ini adalah
terbuka, sedangkan di Indonesia 12,9 % penduduk mengetahui Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa
Indonesia belum memiliki jamban. dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus
Propinsi Jawa Tengah 9.914.885 KK, 50 % atau Kecamatan Poncowarno Tahun 2016. Sedangkan
4.691.516 KK sudah memiliki jamban sehat permanen tujuan khususnya adalah untuk mengetahui
dan mengalami peningkatan 1,3 % setelah adanya Kelembagaan FKD di Desa Jatipurus, mengetahui
program STBM menjadi 5.490.762 KK. Sementara di Kegiatan FKD di Desa Jatipurus, mengetahui
Kabupaten Kebumen, dari 340.954 KK cakupan persepsi masyarakat tentang kegiatan FKD terkait
terhadap akses jamban sudah mengalami peningkatan STBM, mengetahui cakupan kepemilikan Jamban
dari 84,93 % menjadi 87,39 %. sebelum terbentuknya FKD, mengetahui cakupan
Poncowarno adalah satu dari 35 Kecamatan yang kepemilikan jamban setelah terbentuknya FKD,
ada di Kabupaten Kebumen, data Profil Kesehatan mendeskripsikan peran FKD dalam pencapaian
Tahun 2015 menunjukkan bahwa angka BABS dari cakupan jamban di Desa Jatipurus.
tahun 2013, 2014 dan 2015 mengalami peningkatan
dari 42,8 % di tahun 2013 menjadi 41,2 % di tahun II. BAHAN DAN METODE
2014 dan meningkat 2,5 % di tahun 2015 menjadi Metode yang digunakan dalam penelitian ini
43,7 %. Meskipun demikian persentase akses ke adalah metode deskriptif. Lokais penelitian di Desa
jamban mengalami peningkatan dari 70,48 % Jatipurus Kecamatan Poncowarno. Objek dari
menjadi 76,44 %. Berikut tabel STBM di Kecamatan penelitian ini adalah Forum Kesehatan Desa.
Poncowarno Tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan memberikan kuisioner
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk pada 40 warga, wawancara mendalam dengan
meningkatkan akses terhadap jamban dan anggota FKD da petugas promosi kesehatan serta
mengeliminasi buang air besar sembarangan. telaah dokumen administrasi Desa Siaga Desa
Diantara berbagai program itu adalah STBM Jatipurus.
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), PAMSIMAS
dan Desa SIAGA. Diharapkan dengan upaya upaya III.HASIL DAN PEMBAHASAN
pemberdayaan masyarakat dapat merubah perilaku Desa Siaga Jatipurus terbentuk tahun 2007. Awal
masyarakat dan meningkatkan kesadaraan akan mula terbentuknya Desa Siaga di Desa Jatipurus
pentingnya hidup bersih dan sehat. adalah adanya program Desa Siaga di Kabupaten
Program Desa Siaga pertama kali diluncurkan di Kebumen dimana Desa Jatipurus termasuk satu dari
Jawa Tengah tahun 2007, Kabupaten Kebumen lima desa di Kecamatan Poncowarno yang mendapat
termasuk Kabupaten yang menjadi pilot project Desa kesempatan pertama kali mendapat pelatihan Desa
SIAGA. Program desa siaga bertujuan agar Siaga.
masyarakat dapat mencegah dan mengatasi Sejak awal terbentuknya hingga penelitian ini
permasalahan kesehatan, bencana dan kegawat dilakukan, Forum Kesehatan Desa (FKD) Desa
daruratan yang timbul di wilayahnya secara mandiri, Jatipurus sudah berganti ketua sebanyak dua kali.
sehingga masyarakat yang tinggal di desa tersebut FKD dipimpin oleh seorang ketua yang dibantu
dapat hidup dalam lingkungan yang sehat, oleh wakil dan sekretaris untuk melaksanakan tugas
berperilaku hidup sehat dan ada akses terhadap harian. Sementara, pelaksana teknis kegiatan adalah
pelayanan keehatan yang bermutu (Dinkesprop, seksi-seksi dalam FKD. Bidan desa masuk dalam
2010). seksi upaya kesehatan dan dibantu oleh dua orang
Desa Jatipurus telah terbentuk kelembagaan Desa kader kesehatan
Siaga sejak tahun 2007, dan sudah mengalami satu a. Tugas Pokok dan Fungsi
kali reorganisasi Forum Kesehatan Desa. Berdasarkan telaah dokumen dari buku
Berdasarkan wawancara penulis dengan bidan desa, admnisitrasi Desa Siaga, maka dapat diperoleh
kegiatan Desa Siaga di Desa Jatipurus cenderung uraian tugas dari masing-masing seksi. Adapun
aktif hal ini terlihat dari adanya dana sosial, rapat uraian tugas tersebut adalah sebagaiberikut:
FKD dan alokasi Dana Desa untuk kegiatan Desa

Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 358


Tabel 4.1 Uraian Tugas Kepengurusan FKD Desa Menurut Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di
Jatipurus Tahun 2016 Jawa Tengah Buku administrasi tersebut mengacu
Kedudukan pada Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di
No. Tugas
dalam FKD Propinsi Jawa Tengah Tahun 2016.
1. Ketua Memimpin pertemuan, menjadi c. Kegiatan FKD
Fasilitator, Pembina dan pengawas FKD dikatakan baik jika indikator
dalam kegiatan FKD keberhasilan dalam FKD terpenuhi, berikut
2. Wakil Ketua Membantu ketua FKD dalam adalah bentuk kegiatan FKD di Desa Jatipurus
pembinaan, bimbingan, fasilitasi jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan
dan evaluasi tiap-tiap seksi desa siaga menurut Pedoman Pelaksanaan Desa
3. Sekretaris Mencatat hasil dari pertemuan, Siaga di Jawa Tengah Tahun 2016.
Membuat undangan pertemuan, Tabel 4.3 Indikator Keberhasilan Desa Siaga di
mencatat pemasukan dana sehat Desa Jatipurus Tahun 2016 Menurut Pedoman
dan pemanfaatannya Desa Siaga di Jawa Tengah
4. Sie UpayaMeningkatkan cakupan Kegiatan Indikator Realita
Kesehatan pemanfaatan UKBM oleh Polikilinik a) Cakupan pelayanan a) Cakupan
masyarakat seperti Posyandu, Kesehatan kesehatan 80% pelayanan sudah
PKD, Posbindu dan melakukan Desa b) Pemanfaatan 80%
pencatatan terhadap kondisi persalinan di Tenaga b) Persalinan di
kesehatan ibu, bayi, balita dan usia Kesehatan minimal tenaga kesehatan
rentan lainnya. 50% 100%
5. Sie Menggalang dana sehat untuk Desa c) Ada upaya deteksi c) Ada upaya deteksi
Pembiayaan Siaga Mencari CSR untuk kegiatan dini penyakit atau dini penyakit dan
Desa Siaga kewaspadaan kewaspadaan
6. Sie GotongMenggerakkan kegiatan kerja bakti kesehatan lainnya kesehatan lainnya
Royong melakukan pendataan ambulan d) Peningkatan dalam d) Strata posyandu
desa Melakukan pendataan donor strata posyandu dan meningkat
darah UKBM lainnya e) Ada FKD
7. Sie Surveilans Mengamati, mencatat dan e) Ada forum yang
melaporkan masalah kesehatan dan membahas
bencana yang mungkin terjadi di pembangunan
Desa Jatipurus dan melakukan pembangunan
pendataan PHBS tingkat rumah kesehatan di
tangga, Pendataan 10 besar wilayahnya
penyakit, pendataan KK miskin, Forum a) Ada forum yang a) Terbentuk FKD
pendataan Jamban Kesehatan melaksanakan tugas b) SMD dan MMD
Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa FKD Desa b) Ada rencana kurang optimal ini
Desa Jatipurus sudah memiliki kelompok kegiatan pembangunan terlihat dari
yang jelas. Kegiatan yang terkait dengan STBM kesehatan hasil SMD minimnya data
diantaranya adalah pendataan 10 besar penyakit, dan MMD administrasi
pendataan jamban, pendataan PHBS, kegiatan c) Ada kebijakan bidang c) Ada kebijakan,
promotif Stop BABS dan promosi jamban sehat. kesehatan utamanya terkait
b. Kelengkapan Buku Administrasi d) Ada kegiatan rapat besaran dana
Tabel 4.2 Kelengkapan Administrasi FKD Desa rutin sehat
Jatipurus Tahun 2016 Menurut Pedoman e) Rencana kegiatan d) Ada kegiatan
Pelaksanaan Desa Siaga di Jawa Tengah terlaksana rapat rutin terlihat
Keterangan f) Ada dukungan secara dari daftar absen
No. Buku berkelanjutan e) Pelaksanaan
Ada Tidak
1. Buku Keuangan V kegiatan belum
2. Buku daftar V optimal, minm
pencatatan
3. Buku notulen V
f) Kegiatan berjalan
4. Buku KIA V
meski tidak rutin
5. SIP V
Gotong a) Ada kegiatan dari, a) Gotong royong
6. Buku catatan V
Royong oleh, dan untuk yang ada di Desa
7. Buku pendataan V masyarakat Jatipurus bersifat
8. Buku kondisi V b) Ada kesinambungan insidental
9. Buku catatan V kesehatan b) Kegiatan jumat
10. Buku kasus V c) Ada peningkatan bersih belum rutin
11. Buku daftar V kegiatan gotong dilakukan gotong

Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 359


royong masyarakat royong yang Tabel diatas, responden yang mengetahui
dimaksud adalah sebanyak 37 orang (92,5%). Responden dapat
warga siap menyebutkan ciri-ciri jamban sehat
membantu saat diantaranya tidak menimbulkan bau dan
ada warga yang tertutup. Dan yang tidak mengetahui sebanyak
membutuhkan 3 orang (7,5%).
bantuan dan atau 2. Sumber Informasi tentang Jamban Sehat
ada program dari Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut
desa Sumber Informasi Jamban Sehat di Desa
Upaya a) Ada kegiatan UKBM a) Ada kegiatan Jatipurus Tahun 2016
Kesehatan b) Kader aktif dan UKBM seperti : Sumber Informasi Frekuensi Presentasi (%)
mampu melaksanakan Posyandu, Tenaga Kesehatan 29 72,5
upaya kesehatan Posbindu, PKD FKD 8 2,0
dengan baik b) Kader Desa Belum pernah 3 7,5
c) Kegiatan UKBM Jatipurus aktif dan mendapat
berjalan rutin telah dilatih informasi
d) Peningkatan rujukan c) Pencatatan dan Total 40 100,0
masyarakat pelayanan pelaporan juga Responden yang menyatakan mendapat
kesehatan yang ada sudah tertib informasi mengenai jamban sehat dari tenaga
e) Peningkatan cakupan cakupan UKBM kesehatan yaitu sebanyak 29 orang (72,5%),
UKBM >80% sisanya mengaku memperoleh informasi
Surveilans a) Ada catatan dan Kegiatan surveilans tentang jamban sehat dari pengurus FKD yaitu
pelaporan yang sudah tercatat 8 orang (20%) dan ada 3 orang (7,5%) yang
b) Ada penanggunjawab dengan rutin adalah menyatakan belum pernah mendapatkan
pengamatan dan pemantauan informasi tentang jamban sehat.
pemantauan terhadap balita gizi 3. Tempat Mendapatkan Informasi Tentang
c) Ad pemanfaatan kurang dan ibu Jamban Sehat
catatan dan informasi hamil resti. Untuk Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut
d) kegiatan lain belum Tempat Mendapatkan Informasi Jamban Sehat
ada catatan. di Desa Jatipurus Tahun 2016
Pembiaya- a) Dana terhimpun, a) Sudah ada dana Tempat
an masyarakat yang sehat yang rutin Mendapatkan Frekuensi Presentasi (%)
Kesehatan berpartisipasi dalam ditarik saat Informasi
pembiayaan kesehatan pembagian raskin. Tempat Pelayanan 24 65
meningkat b) Besarannya Kesehatan
b) Pengalokasian tepat bervariatif Balai desa 13 35
sasaran sesuai tergantung Total 37 100
berbagai kebutuhan kategori keluarga Responden mendapatkan informasi jamban
kesehatan c) Keluarga miskin sehat di tempat pelayanan kesehatan dalam
c) Pengelolaan dan juga diwajibkan hali ini PKD dan Posyandu sebanyak 24 orang
pemanfaatan tertib, membayar dana (65%) dan sisanya menyatakan mendapatkan
mudah, lancar, dan sehat sebesar Rp informasi di balai desa saat ada pertemuan
berkesinambungan 500,-/ bulan atau ada penyuluhan.
d. Perspesi Masyarakat Kegiatan FKD Terkait 4. Persepsi tentang Pendataan Jamban Sehat
STBM Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut
Terbentuk dari pengetahuan, pengalaman dan Persepsi Kepemilikan Jamban Sehat di Desa
pengamatan yang dilakukan. Persepsi masyarakat Jatipurus Tahun 2016
terkait kegiatan FKD terkait STBM diketahui Kepemilikan
melalui pengetahuan responden tentang jamban Frekuensi Presentasi (%)
Jamban
sehat, dari mana sumber informasi tersebut Pernah 28 70
diperoleh, siapa pemberi sumber informasi, Belum 12 30
pengalaman permintaan data terkait STBM. Total 40 100
1. Pengetahuan tentang Definisi Jamban Sehat
Bedasarkan tabel 4.11 sebagian besar
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut
responden berpersepsi sudah pernah dilakukan
Pengetahuan Jamban Sehat di Desa Jatipurus
pendataan terkait kepemilikan jamban sehat
Tahun 2016
sebesar 28 orang (70%), sedangkan sisanya
Pengetahuan Frekuensi Presentasi (%) berpersepsi belum pernah dilakukan
Tahu 37 92,5 pendataan.
Tidak 3 7,5 5. Persepsi Ada/Tidak Arisan Jamban
Total 40 100,0

Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 360


Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut permanen maupun jamban sehat semi permanen.
Persepsi Ada/Tidak Arisan Jamban di Desa meskipun ada penurunan dijumlah sharing tetapi
Jatipurus Tahun 2016 ada peningkatan yang signifikan pada perilaku
Persepsi Arisan buang air besar sembarangan. Kelompok yang
Frekuensi Presentasi (%)
Jamban sharing dapat jadi membuat jamban sehat
Ada 0 0 permanen tetapi juga dapat kembali ke perilaku
Tidak 40 100 semula buang air besar sembarangan.
Total 40 100 g. Mendeskripsikan peran FKD dalam pencapaian
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat kita cakupan jamban di Desa Jatipurus
ketahui bahwa semua responden menyatakan Desa Siaga pertama kali diperkenalkan di
tidak ada arisan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno tahun 2007. Ada lima
sebanyak (100%). desa yang dijadikan pilot projek, Jatipurus salah
6. Persepsi Ada/Tidak Bantuan Pembuatan satunya. Kami tidak hanya mengirim bidan desa
Jamban Sehat untuk pelatihan desa siaga tapi juga mengirim
Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Kepala Desa, Tokoh Masyarakat dan Kader untuk
Persepsi Ada/Tidak Bantuan Pembuatan ikut pembinaan. Kami juga melakukan studi
Jamban Sehat di Desa Jatipurus Tahun 2016 banding ke Desa Mrentul yang merupakan desa
Persepsi tentang percontohan Desa Siaga dari sisi pendanaan, kami
Bantuan Jamban Frekuensi Presentasi (%) juga memberikan dana stimulan untuk melakukan
Sehat pertemuan di tingkat desa yang terdiri dari tahap
Ada 14 35 sosialisasi desa siaga, MMD (Musyawarah
Tidak 26 65 Masyarakat Desa) hingga pembentukan Forum
Total 40 100 Kesehatan Desa dan Forum Kesehatan
Responden yang berpersepsi tidak ada bantuan Kecamatan.
untuk pembuatan jamban sehat dari Dua tahun berselang, kegiatan ini mati suri.
pemerintah desa sebanyak 26 orang (65%). Banyak faktor yang menyebabkan tidak
Sisanya 14 orang (35%) berpersepsi ada berjalannya desa siaga. Faktor internal, banyak
bantuan untuk pembuatan jamban sehat. kepala desa yang berganti, sehingga kepala desa
e. Kepemilikan Jamban baru merasa tidak perlu melanjutkan program
Tabel 4.10 Distribusi Responden menurut kepala desa lama. Bidan desa kembali harus
Kepemilikan Jamban di Desa Jatipurus Tahun melakukan pendekatan terhadap pemeritahan
2016 yang baru. Faktor lain, adalah tidak adanya dana
stimulan untuk kegiatan/pertemuan Desa Siaga
Jenis Jamban Frekuensi Presentasi (%)
membuat pemerintah desa enggan meluangkan
Memenuhi syarat 34 85
waktu khusus untuk melakukan MMD dan atau
Tidak memenuhi 6 15
hanya sekedar reorganisasi FKD.
syarat
Jika dilihat dari indikator strata desa siaga,
Total 40 100 desa siaga di Desa Jatipurus merupakan desa
Tabel 4.10 diketahui ada 34 orang (85%) yang siaga aktif, ini dapat di lihat dari sisi jumlah
sudah memiliki jamban sehat sesuai standar dan kader, fasilitas pelayanan kesehatan yang buka
ada 6 orang (15%) yang belum memiliki jamban setiap hari, adanya UKBM dan dana sehat. Jika
dan atau sudah memiliki tapi belum sesuai dilihat dari tertib administrasi, FKD di Desa
standar. Jatipurus belum secara keseluruhan mengisi
f. Mengetahui Jumlah Jamban Sebelum Ada Desa kelengkapan buku admiistrasi.
Siaga dan Setelah Ada Desa Siaga Hasil penelitian dilakukan dengan melakukan
Tabel 4.11 Cakupan Jamban Sebelum dan Seudah wawancara mendalam dengan 17 pengurus FKD
Adany Desa Siaga di Desa Jatipurus Tahun 2006 Desa Jatipurus. Wawancara mendalam
s/d 2016 dilaksanakan mulai tanggal 13 Juni sampai
Desa Siaga dengan 30 Juni 2016 di rumah masing masing
Cakupan Jamban Sebelum Sesudah informan. Metode ini dilakukan untuk menggali
F % F % informasi tentang Forum Kesehatan Desa dan
JSP (Jamban Sehat 82 37 95 35,4 diharapkan jawaban yang diperoleh dapat objektif
Permanen) dan sesuai dengan realitas.
JSSP (Jamban Sehat 79 35,7 97 36,1 Wawancara mendalam dilakukan untuk
Semi Permanen) menguatkan hasil penelitian kuantitatif mengenai
Sharing (Numpang) 18 8,3 18 6,7 evaluasi kegiatan FKD terkait upaya peningkatan
BABS (Buang Air 42 19 58 21,6 cakupan jamban sehat di Desa Jatipurus.
Besar Sembarangan) Diharapkan hasil dari wawancara mendalam ini
Tabel 4.14 di atas dapat kita baca bahwa, tidak dapat digunakan sebagai pembanding dari
ada peningkatan kepemilikan jamban sehat jawaban responden sekaligus jawaban dari

Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 361


penelitian ini. Informan dalam penelitian ini c) Program Kerja FKD Terkait
adalah semua pengurus FKD dan petugas promosi Peningkatan Cakupan Jamban Hasil
kesehatan UPTD Unit Puskesmas Poncowarno. wawancara mendalam, semua informan
1. Karaterikstik Informan menyatakan ada program kerja untuk
Penelitian ini informan utama adalah pengurus upaya mengurangi buang air besar
FKD Desa Jatipurus, sedangkan informan sembarangan dan meningkatkan cakupan
pendukung adalah petugas promosi kesehatan kepemilikan jamban sehat.
selaku pendamping program Desa Siaga. d) Upaya Promotif untuk Meningkatkan
Informan pendukung dalam penelitian ini Cakupan Jamban
adalah Petugas Promosi Kesehatan. Etika Upaya promotif untuk meningkatkan
Promosi Kesehatan adalah pendamping cakupan jamban, menurut informan sudah
kegiatan Desa Siaga dimana Forum Kesehatan dilaksanakan. Baik secara edukatif saat
desa bernaung, diharapkan jawaban dari pertemuan, dan bantuandana stimulasi
petugas promosi kesehatan dapat menjadi data untuk pembuatan jamban sehat.
dukung untuk memberkan gambaran tentang Dua tahun berselang, kegiatan ini mati
pemberdayaan Forum Kesehatan Desa dalam suri. Banyak faktor yang menyebabkan
pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus. tidak berjalannya desa siaga. Faktor
2. Paparan Hasil Wawancara internal, banyak kepala desa yang berganti,
Mendalam dengan Informan Utama Panduan sehingga kepala desa baru merasa tidak
wawancara mendalam ditanyakan hal–hal perlu melanjutkan program kepala desa
yang berkaitan dengan program kerja dan lama. Bidan desa kembali harus
upaya promotif terkait jamban sehat di Desa melakukan pendekatan terhadap
Jatipurus meliputi ada tidaknya rapat rutin pemeritahan yang baru dan tidak adanya
FKD, program kerja, pendataan 10 besar dana stimulan untuk kegiatan/pertemuan
penyakit, pendataan jamban sehat, rencana Desa Siaga membuat pemerintah desa
kerja untuk meningkatan cakupan jamban, enggan meluangkan waktu khusus untuk
upaya promotif terkait jamban sehat dan dana melakukan MMD dan atau hanya sekedar
stimulan untuk jamban sehat. reorganisasi FKD.
a) Rapat Rutin FKD
Informan dalam penelitian ini menyatakan IV. SIMPULAN DAN SARAN
ada rapat rutin Forum Kesehatan Desa
(FKD), masih menurut sebagian besar Simpulan
informan rapat rutin dilaksanakan setiap 3 Kelembagaan Forum Kesehatan Desa (FKD) di
(tiga) bulan sekali. Berdasarkan hasil Desa Jatipurus terbentuk tahun 2007, Kegiatan
jawaban informan, rata-rata informan Forum Kesehatan Desa (FKD) di Desa Jatipurus
menyatakan bahwa ada jadwal untuk belum memprioritaskan pencapaian cakupan jamban,
pertemuan rutin Forum Kesehatan Desa tetapi masih lebih memprioritaskan pada bidang
(FKD) yaitu setiap tiga bulan sekali. kesehatan yang langsung berhubungan dengan
b) Program Kerja kegawatdaruratan dan sosial. Persepsi masyarakat
Ketika penulis menanyakan apa saja yang tentang kegiatan FKD terkait STBM Jamban masih
dibahas dalam pertemuan tersebut adakah belum merupakan prioritas dalam kebutuhan hidup
pembahasan terkait program kerja Forum sehari-hari bagi masyarakat. Sebelum ada Desa Siaga
Kesehatan Desa (FKD), maka semua cakupan kepemilikan jamban sehat sebanyak 37%,
informan menyatakan ada pembahasan jamban semi permanen 35,7%, sharing 8,3% dan
mengenai program kerja FKD. Pendataan buang air besar sembarangan 19%.Setelah ada desa
10 besar PenyakitSecara teori, pendataan siaga cakupan kepemilikan jamban sehat sebanyak
10 besar penyakit rutin dilakukan setiap 35,4%, jamban semi permanen 36,1%, sharing 6,7%
bulan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan buang air besar sembarangan meningkat menjadi
trend penyakit, sehingga Forum Kesehatan 21,6%. Secara umum, FKD sudah bekerja tetapi
Desa mengetahui permasalahan kesehatan dalam upaya pencapaian cakupan jamban masih
yang ada di wilayah mereka. Pendataan belum optimal.
Kepemilikan Jamban Sehat. Pendataan
kepemilikan jamban sehat merupakan Saran
salah satu langkah awal analisa situasi FKD dapat membuat sebuah regulasi untuk
kesehatan di Desa Jatipurus. Analisa membuat efek jera yang pada akhirnya dapat
Situasi adalah tahapan yang harus dijalani mengeliminasi perilaku buang air besar sembarangan.
oleh Forum Kesehatan Desa di awal tahun FKD dapat menjalin kemitraan dengan pihak ke tiga
untuk menentukan rencana kerja. Semua untuk memberikan bantuan pembuatan jamban
informan menyatakan ada pendataan permanen.
tentang kepemilikan jamban sehat.

Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 362


DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Aris Santjaka, 2011. Statistik untuk penelitian Rineka Cipta. Jakarta.
kesehatan 2. Nuha Medika. Yogyakarta.
_____ . 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Depkes RI. 1994. Desa Percontohan Kesehatan Rineka Cipta. Jakarta.
Lingkungan. Ditjen PPM dan PL.
Perpustakaan AKL Depkes Purwokerto. _____ , S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
____ . 2007. Desa Siaga Petunjuk Teknis
Penyehatan Lingkungan. Ditjen PP & PL _____ . 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi
Direktorat Penyehatan lingkungan. Jakarta. .Rineka Cipta. Jakarta.

____ . 2010. Indonesia Sehat 2010. Perpustakaan Surat Edaran Mendagri Nomor : 140 / 1508 / SJ.
AKL Depkes Purwokerto.Banyumas. Pedoman Pelaksanaan Pembentukan
Kelompok Kerja Operasional dan Forum
____ . 2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Desa dan kelurahan Siaga Aktif. Kemenkes RI
Sehat. Ditjen PPM dan PL. Jakarta. dan Kemendagri.

Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2006. Pedoman Tri Cahyono, 2014. Pedoman Penulisan Proposal
Pelaksanaan Desa Siaga. di Jawa Tengah. Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah / Skripsi
Semarang. ,edisi revisi ketiga. Kemenkes R.I. Potekkes
Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Lingkungan Purwokerto. Purwokerto.
Pedoman Umum Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta. Zaki Mubarok, 2010. Evaluasi Pemberdayaan
Masayarakat PNPM Perkotaan, Tesis, Undip.
Mubarak, W.I dan Chayatin, N. 2009. Ilmu
Kesehatan Masyarakat = Teori dan
Aplikasi.Salemba Medika. Jakarta.

Keslingmas Vol. 35 Hal. 278-396 Desember 2016 | 363

Anda mungkin juga menyukai