Anda di halaman 1dari 12

Pendekatan Program kesehatan ibu dan anak di Puskesmas

Ellon Julian Emus Akasian


102016194
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax :
(021) 563-1731

Abstrak
Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah satu upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya dalam memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan, sistem kesiagaan juga
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat sendiri yang
tentunya di wadahi oleh satu organisasi yang disebut puskesmas sehingga sebuah puskesmas
harus mempunyai suatu program kerja, dimana program kerja tersebut harus ada sasaran dan
tujuan dari program tersebut, agar apa yang ingin di realisasikan dapat tercapai dan salah satu
program tersebut adalah KIA dan juga di akhir dari suatu program harus ada evaluasi dari
program agar yang kurang dapat di perbaiki lagi.

Kata kunci : Puskesmas, Program KIA, Tujuan dan Evaluasi

Abstrack

Maternal and Child Health is one of the efforts in the health sector concerning the care and
maintenance of pregnant women, mothers of birth, nursing mothers, infants and toddlers and
preschoolers. Community Empowerment in the MCH field is an effort in facilitating the
community to build a system of community preparedness in an effort to overcome the emergency
situation from non-clinical aspects related to pregnancy and childbirth, the preparedness system
is formed from, by and for the community itself which is provided by an organization called a
puskesmas so that a puskesmas must have a work program, where the work program must have
the objectives and objectives of the program, so that what they want to achieve can be achieved
and one of the programs is KIA and also at the end the program must have an evaluation of the
program so that it is less repairable.

Keywords: Puskesmas, KIA Program, Objectives and Evaluation


Pendahuluan

Keberhasilan dalam pembangunan kesehatan terdapat pada penyelenggaraan berbagai upaya


kesehatan yang harus dipantau dari masalah serta potensi spesifik daerah setempat.
Pemberdayaan masyarakat berbasis pada masyarakat merupakan pembangunan kesehatan
berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga, serta masyarakat yang sesuai keragaman sosial
budaya, kebutuhan permasalahan, dan potensi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan
guna dalam penjaminan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang maksimal.1

Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sebuah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat merata, meneyluruh, terpadu, dapat diterima
serta terjangkau oleh masyarakat dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerinta dan
masyarakat. Tujuan dalam pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, dalam peningkatan kesadaran
serta kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Upaya kesehatan dititikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas dalam pencapaian
derajat kesehatan yang optimal, namun tidak mengabaikan mutu pelayanan perorangan.
Pelayanan yang diterapkan puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan dibawah
perlindungan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Puskesmas harus memberikan pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative dalam upaya kesehatan perorangan hingga upaya
kesehatan masyarakat.2

Peran dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki peran sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara
komprehensif, tidak hanya dalam aspek kuratif dan rehabilitative seperti di rumah sakit. Sistem
kesehatan nasional mengatakan bahwa puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :2
1. Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas harus mampu membantu dalam penggerakan motivator, fasilitator, dan turut
dalam memantau pembangunan yang diselenggarakan pada tingkat kecamatan agar dalam
pelaksanaannya mengacu pada berorientasi serta dilandasi dengan kesehatan sebagai factor
pertimbangan yang utama

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga


Pemberdayaan masyarakat merupakan seluruh upaya fasilitas yang bersifat non instruktif
dalam meingkatkan kemampuan dan pengeathuan masyarakat untuk mengidentifikasi
masalah, merencakan, serta melakukan pemecahan dengan menggunakan potensi fasilitas
dan sumber daya manusia yang ada.
Pemberdayaan keluarga merupakan seluruh upaya fasilitas bersifat non instruktif
yang berguna dalam peningkatan pengetahuan serta kemampuan keluarga supaya mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan, serta mengambil keputusan.
Terdapat tiga indicator fungsi pemberdayaan masyarakat yaitu :
 Tumbuh kembang UKBM ( Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat),
 Tumbuh dan berkembangnya LSM di bidang kesehatan,
 Tumbuh dan berfungsinya BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP
( Badan Penyantun Puskesmas).

3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan puskesmas bersifat
komprehensif/menyeluruh, holistic, terpadu, dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama merupakan pelayanan yang bersifar pokok (basic health service) yang
sangat diperlukan oleh sebagian besar masyarakat dan memiliki nilai startegis dalam
peningatan serajat kesehatan masyarakat. Puskesmas memiliki cara-cara dalam
melaksanakan fungsinya yaitu :2
a. Merangsang masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam menunjang diri sendiri.
b. Memberikan petujuk kepada masyarakat mengenai penggalian serta penggunaan
sumber daya secara efisien dan efektif.
c. Memberi bantuan secara teknis materi dan rujukan medis, rujukan kesehatan dengan
ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Menyediakan pelayanan kesehatan langsung untuk masyarakat.
e. Bekerjasama dengan sector yang bersangkutan dalam memaksimalkan program kerja
puskesmas

Upaya Kesehatan Puskesmas

Dalam pencapaian visi membangun kesehatan melalui puskesmas dengan terwujudnya Kecamatan
Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan perorangan serta upaya kesehatan masyarakat. Jika keduanya ditinjau melalui
sistem kesehatan nasional yang merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Terdapat dua
jenis upaya kesehatan yaitu :3

 Upaya kesehatan wajib


Upaya kesehatan wajib merupakan suatu kegiatan yang ditetapkan melalui komitmen
nasional, regional, dan global yang memiliki daya ungkit tinggi dalam peningkatan derajat
kesehata masyarakat. Berikut upaya kesehatan yang harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas di Indonesia : 3
1. Program pengobatan kuratif dan rehabilitatif
Suatu bentuk pelayanan kesehatan dalam mendiagnosa, melakukan tindakan
pengobatan oleh dokter berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan.
2. Promosi kesehatan
Suatu bentuk pelayanan yang diarahkan dalam membantu masyarakat supaya hidup
sehat secara optimal dengan terdapatnya kegiatan penyuluhan baik itu individu,
kelompok, serta masyarakat.
3. Pelayanan KIA dan KB
Pelayanan KIA dan KB ditunjukan kepada pasangan usia subur, pelayanan ibu hamil,
bersalin, nifas, dan pelayanan bayi dan balita.
4. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Program pelayanan dalam pencegahan serta mengendalikan penularan penyakit
menular maupun infeksi ( TB, DBD, Kusta)
5. Kesehatan lingkungan
Pelayanan kesehatan lingkungan dalam meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui kegiatan sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan, serta tempat
umum. Pengendalian pencemaran lingkungan sebagai peningkatan peran masyarakat.
6. Perbaikan gizi masyarakat
Program perbaikan gizi masyarakat di puskesmas yang terdapat meningkatkan
pendidikan gizi, penanggulangan kurang energy protein, anemia gizi besi, gangguan
karena kekurangan yodium, kurang vitamin A, gizi berlebih, peningkatan survailans
gizi, serta perberdayaan usaha perbaikan gizi keluarga maupun masyarakat

 Upaya kesehatan pengembangan


Kegiatan kesehatan pengembangan puskesmas merupakan kegiatan yang ditetapkan
melalui permasalahan kesehatan yang terjadi pada masyarakat serta yang sesuai dengan
kemampuan puskesmas itu sendiri. Upaya kesehatan pengembangan dilaksanakan apabila
upaya kesehatan wajib sudah terlaksana dan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yaitu :3
a) Upaya kesehatan gigi dan mulut
b) Upaya kesehatan jiwa
c) Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d) Upaya kesehatan kerja
e) Upaya kesehatan mata
f) Upaya kesehatan usia lanjut
g) Upaya kesehatan olah raga
h) Upaya kesehatan sekolah
i) Upaya kesehatan pengobatan tradisonal

Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu karena komplikasi kehamilan, persalinan, serta
masa nifas yang dicatat dalam satu tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama. Rumus
angka kematian ibu yaitu :4
Jumlah kematian ibu hamil, persalinan, masa nifas yang dicatat selama 1 tahun X 1000

Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

Pembilang tidak tergantung pada lamanya kehamilan, namun tidak termasuk kematian ibu
karena kecelakaan dan sebab lainnya yang tidak berkaitan dengan kehamilan maupun persalinan.
Apabila pengamatan masa nifas dirasa terlalu lama, dapat digunakan pengamatan 7 hari maupun
42 jam setelah berakhirnya kehamilan. Kesulitan dalam menghitung MMR (Maternal Mortality
Ratio) adalah mendapatkan data mengenai ibu hamil serta kematian ibu yang jarang dilaporkan.
Sehingga pengumpulan data bisa dilakukan dengan survey khusus kepada ibu-ibu pasangan usia
subur yang diikuti prospektif dalam menemukan kehamilan hingga persalinan dan masa nifas,
namun cara ini memerlukan tenaga, waktu, dan biaya yang sangat besar.

Penyebab kematian ibu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu :

 Langsung
Penyebab kematian karena berkaitan dengan perjalanan kehamilan, persalinan, post
partum, hingga masa pueperium. Bentuk penyebab kematian merupakan “trias klasik”
yang berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis.

 Tidak langsung
a. Penyebab bersangkutan dengan keadaan umum di tengah msayarakat, seperti
kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada abortus,
serta kekurangan gizi pada ibu hamil.

b. Penyebab bersangkutan mengenai keterlambatan


 Terlambat mendapat penanganan yang bersih, aman, dan adekuat pada pusat
rujukan lebih tinggi.
 Terlambat menegakan diagnosis.
 Terlambat menyediakan fasilitas dalam memberi pertolongan gawat darurat.
c. Tingkat budaya masih rendah
 Sistem rujuk untuk pasien memerlukan persetujuan pemuka masyarakat.
 Mitos dan faktor lingkungan masyarakat yang mempengaruhi serta
memperberat keadaan ibu hamil.4

Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi menjadi indikator utama untuk menentukan derajat kesahatan anak karena
merupakan gambaran status kesehatan anak saat ini. Angka kematian bayi yang tinggi di Indonesia
dikarenakan berbagai factor. Salah satunya yaitu factor penyakit infeksi dan kuranga gizi. Penyakit
yang sampai saat sini menjadi penyebab kematian tertinggi bayi yaitu penyakit diare, tetanus,
gangguan perinatal, serta radang saluran napas bagian bawah.5

Penyebab kematian bayi lainnya yaitu berbagai macam penyakit yang sebenarnya dapat
dicegah melalui imunisasi, seperti tetanus, campak, dan difteri. Namun masih banyak kurangnya
tingkat kesadaran masyarakat dalam pemberian imunisasi pada anak. Kematian bayi juga dapat
dikarenakan dengan adanya trauma persalinan serta kelainan bawaan yang kemungkinan besar
disebabkan karena rendahnya status gizi ibu saat kehamilan, rendahnya jangkauan pelayanan
kesehatan, dan pertolongan persalinan oleh tenagan kesehata. Indonesia memiliki angka kematian
bayi dan balita yang cukup tinggi. Masalah ini dalam periode neonatal dan dampak penyakit
menular, terutama pneumonia, malaria, dan diare ditambah adanya masalah gizi yang
mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak.5

Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )

Angka kematian ibu (AKI) serta angka kematian anak (AKA) yang tinggi Indonesia dapat dilihat
dari beberapa factor yang disebut 4T yaitu terlalu muda hamil dan melahirkan, terlalu banyak
anak, terlalu tua untuk hamil kembali, dan terlalu pendek jarak hamil dan bersalin. Pengetahuan
masyarakat mengenai kesehatan masih kurang dan juga kondisi gizi masyarakat yang belum
mantap dilihat dari anemia pada ibu hamil masih tinggi, masih terdapat infeksi parasite cacing
yang menyebabkan kurang sempurnanya tumbuh kembang janin.
Faktor lain juga yang mempengaruhi antara lain belum matangnya penerimaan KB di
masyarakat, pengawasan ibu hamil yang belum merata, pertolongan persalinan yang sebagian
masih di bantu oleh dukun, dan system rujukan ke rumah sakit masih belum memuaskan bila sudah
dalam keadaan gawat. Konsep pelaksanaan Health for all by the years 2.000 merupakan pelayan
kesehatan utama. Terdapat unsur pelayanan kesehatan utama yaitu pengawasan hamil,
meningkatkan gizi ibu hamil, imunisasi ibu, peningkatan system rujukan, dan melaksanakan
program keluarga berencana.6

Gagasan UNICEF dan WHO 1978 di Alma, Uni Soviet, sudah ditetapkan pada system kesehatan
nasional dengan landasan ideal Panca Karsa Husada dan Panca Karya Husada :6

 Panca Karsa Husada meliputi meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kesehatan


menolong diri sendiri, meningkatkan status gizi, perbaikan mutu lingkungan hidup dengan
meingkatkan kesehatan, mengurangi mortalitas serta morbiditas, dan mengembangkan
keluarga sehat dengan mendorong penerimaan NKKBS.

 Panca Karya Husada meliputi meningkatkan dan memantapkan suasana kesehatan,


mengembangkan tenaga kesehatan, perbaikan gizi dan kesehatan lingkungan, peningkatan
pemantapan manajemen, hukum, dan pengendalian, pengawasan, pengadaan obat dan
makanan.

Siklus Pemecahan Masalah

Siklus pemecahan masalah berawal dari kegiatan identifikasi masalah, penentuan prioritas
masalah, pernyataan masalah, pembentukan kelompok pemecah masalah, lalu pemahaman proses
lokasi masalah, penentuan penyebab masalah, pengumpulan data penyebab masalah, dan
penentuan penyebab masalah yang sudah dipilih.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penentuan alternative pemecahan masalah, penentuan
pemecahan masalah, penyusunan rencana, dan penerapan pemecahan masalah. Diakhiri dengan
pemantauan serta evaluasi hasil. Namun tidak semua masalah mutu layanan kesehatan dapat
dipecahkan dengan siklus tersebut, masalah mutu layanan kesehatan yang sederhana tidak perlu
dipecahkan menggunakan siklus.7
 Identifikasi masalah
Melihat apakah terjadi permasalahan mutu dalam pelayanan pada Puskesmas Argomulyo ?
Ya, terjadi masalah mutu karena tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 500/100000
kelahiran hidup.

 Prioritas masalah
Pada kasus ini terlihat tingginya angka kematian ibu, maka dari itu hal yang dapat
dilakukan adalah memfokuskan kesehatan ibu. Baik itu sebelum kehamilan, masa
kehamilan, dan masa nifas. Sepeti yang ada pada kasus, terdapat ibu usia 17 tahun hamil
ke 2, melahirkan ditolong oleh dukun. Saat lahir bayi hanya 1800 gram dan meninggal
setelah 3 hari dirawat dirumah. Diketahui bahwa ibu menderita anemia dengan kadar Hb
7,5g/dL

 Penyelesaian
Penurunan biaya dalam pelayanan kesehatan dan persalinan, bidan segera melakukan
pertolongan pertama persalinan, pengadaan biaya bantuan oleh pemerintah, dapat
meminjamkan transportasi kepada masyarakat yang membutuhkan, dan rutin melakukan
pemeriksaan ibu hamil oleh bidan.

 Prioritas alternative
Tetap focus kepada kesehatan ibu. Ibu sebelum hamil, saat hamil, bersalin, dan nifas yang
berhubungan juga dengan masalah rendahnya social ekonomi.7

Antenatal Care

Antenatal terpadu merupakan pelayanan komprehensif dan berkualitas untuk seluruh ibu hamil.
Tujuan umumnya sebagai memenuhi hak setiap ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan antenatal
yang berkualitas sehingga dapat menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, serta
melahirkan bayi sehat.

Tujuan khusus nya sebagai mendeteksi dini terhadap kelainan/ gangguan ibu hamil, melakukan
intervensi pada kelainan/ penyakit/ gangguan pada ibu hamil secepat mungkin, menghilangkan
missed opportunity pada ibu hamil dalam pelayanan antenatal, dan merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan system rujukan yang tersedia.8

Program yang tersedia pada pelayanan antenatal terintegrasi adalah:8

1. Maternal neonatal tetanus elimination (MNTE)


2. Antisipasi defisiensi gizi dalam kehamilan
3. Pencegahan dan pengobatan IMS/ISR dalam kehamilan (PIDK)
4. Eliminasi sifilis kongenital (ESK) dan frambusia,
5. Pencegahan dan penularan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT)
6. Pencegahan malaria dalam kehamilan (PMDK)
7. Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC) dan kusta,
8. Pencegahan kecacingan dalam kehamilan (PKDK), dan
9. Penanggulangan gangguan intelegensia pada kehamilan (PAGIN).

Cara pelayanan Antenatal Care sesuai dengan satndar pelayanan menurut Depkes RI yaitu :

 Kunjungan pertama
a. Catat indetitas ibu hamil
b. Catat kehamilan sekarang
c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
d. Catat penggunaan kontrasepsi sebelum kehamilan
e. Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
f. Pemeriksaan obstetric
g. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
h. Pemberian obat rutin seperti kalsium, multivitamin, tablet Fe, mineral, dan obat khusus
sesuai indikasi lainnya.
i. Penyuluhan dan konseling.

 Jadwal kunjungan ibu hamil


Setiap wanita hamil memiliki resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Maka dari
itu wanita hamil perlu minimal empat kali kunjungan dalam periode antenatal yang
merupakan satu kali kunjungan selama trimester satu (<14 minggu), satu kali kunjugan
dalam trimester kedua (minggu 14-28), dan dua kali kunjungan dalam trimester ketiga
(minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36). Diperlukan pemeriksan kehamilan apabila
terdapat gangguan maupun jika janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.8

Evaluasi Program

 Pendekatan institusi
Pelayanan kesehatan masih bersifat sederhana, maka kita dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh, efektif dan terpadu dengan pendekatan institusi. Dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan dalam satu tahap. Setiap bentuk serta
jenis pelayanan kesehatan yang diperlukan dikelola dalam satu institusi kesehatan.9

 Pendekatan system
Negara mudah memahami apabila kesehatannya sedang berkembang dengan pesat,
pendekatan institusi sudah tidak mungkin di pakai lagi. Karena semakin kompleknya
pelayanan kesehatan yaitu mustahil untuk menyediakan semua bentuk serta jenis
pelayanan dalam suatu institusi. Tidak saja dapat menjadi terlalu mahal, namun yang
terutama yaitu tidak efisien dan efektif. Disamping dalam kehidupan masyarakat modern
ini, sudah terdapat spesialisasi. Apabila diatur serta dimanfaatkan dengan bijak, maka dapat
memberikan hasil yang memuaskan. Dalam keadaaan seperti ini, kehendak dalam
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh serta terpadu dilaksanakan melalui
pendekatan system.9

Kesimpulan

Puskesmas Aromulyo dalam menyelesaikan permasalahan tingginya angka kematian ibu, bisa
dimulai dengan memfokuskan diri pada program kesehatan ibu sebelum hamil, sawaktut hamil,
dan sesudah hamil. Dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber daya manusia agar pertolongan
pertama pada ibu hamil dapat di berikan sehingga dapat mengurangi masalah juga AKI dan AKA
pada daerah puskesmas tersebut.
Daftar Pustaka

1. Dinata A, Arundita N, Suharmiati. Kesehatan ibu & anak dalam lingkaran ritual. Surabaya :
Universitas Negri Surabaya ; 2016.
2. Depkes. Kebijakan Dasar Puskesmas Dalam Kemenkes no 128 tahun 2004. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : 2010. Diunduh dari
alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06kebj-dasar-ousk-280507.pdf
3. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam manajemen dan
pelaksanaan kesehatan di Indonesia. Jakarta : EGC ; 2006. H.230-35.
4. Eko B. Pengantar epidemiologi. Jakarta : EGC; 2005. Ed.2. h.74-5.
5. Alimul Aziz. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika ; 2008
6. Hadi S. Konsep ilmu kesehatan. 17 November 2012. Diunduh dari
http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/konsep-pelayanan-kesehatan_17.html. 16 juli
2019.
7. Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 2010. Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu. Diunduh dari
https://www.academia.edu/23978701/PEDOMAN_PELAYANAN_ANTENATAL_TER
PADU. 15 Juli 2019.
8. Manuaba IBG. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta : EGC ; 2007. Ed.1. h.6-7.
9. Pohan IS. Jaminan mutu layanan kesehatan : dasar-dasar pengertian dan penerapan.
Jakarta : EGC ; 2006

Anda mungkin juga menyukai