PENDAHULUAN
Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan sedimen.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia dan biologi yang terendapkan secara
alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini. Pembelajaran
tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran
batuan sedimen purba atau yang beumur tua dalam skala waktu geologi. Indonesia memiliki
kondisi laut yang berbeda-beda, dimana hal ini menyebabkan daerah pantai juga berpengaruh
sehingga pantai-pantai di setiap sudut bumi termasuk Indonesia memiliki profil yang berbeda-
beda. Namun, masih memiliki persamaan dan perbedaan yang terdapat adalah kekuatan
gelombang laut, arus laut dan penyusun utama maupun sekunder dari batuan tersebut.
Penyusun pantai Parangkusumo berasal dari aktivitas vulkanik gunung Merapi yang
dimana batuannya terbawa oleh sungai Opak dan mengalir sehingga sampai di laut. Hal ini
menyebabkan adanya sand dunes pada pantai Parangkusumo dikarenakan adanya aktivitas dari
gelombang laut yang kuat pada selatan Jawa dan kuatnya angin laut sehingga terbentuk sand
dunes. Dimana pada praktikum ini akan dilakukan di Parangkusumo dan meneliti tentang
sedimen yang terdapat pada sand dunes pantai Parangkusumo.
II. PEMBAHASAN
Dalam hal ini akan ditinjaun secara materi dimana pengertian sand dunes dan proses
terbentuknya, karakteristik dari pantai selatan disertai dengan sedimen yang terdapat di pantai
Parangkusumo tersebut dan cara mengukur kelerangan pantai. Hal tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :
Pada poin pembahasan dapat diketahui kondisi dari lingkungan pembentukan sand dunes
yang terdapat di pantai Parangkusumo, yaitu terbentuk oleh adanya aliran vulkanik berisi
batuan dari gunung Merapi yang mengalir di aliran sungai Opak dan terbawa sampai ke laut
sehingga adanya gelombang dan angin yang kuat menyebabkan terjadinnya pembentukan sand
dunes. Karakteristik pantai selatan adalah yang berhubungan lansung dengan Samudera Hindia
sehingga mempunyai gelombang yang tinggi dan arus yang kuat inilah yang merupakan faktor
utama terbentuknya sand dunes. Sedimen yang terdapat pada pantai Parangkusumo adalah hasil
dari pelapukan batuan vulkanik yang menghasilkan pasir dan batu pasir. Lokasi dari pantai
Parangkusumo juga memiliki kelerengan yang dimana terdapat profil pantai shoreface,
foreshore, backshore dan wind dune. Di Parangkusumo memiliki sudut pada derah swashzone
6°-8°, sehingga perlu dilakukan pengukuran kelerengan untuk melihat ketinggian sand dunes
dengan daerah pantai .
DAFTAR PUSTAKA
Cahyanto, N. P., Setiyono, H., & Indrayanti, E. (2014). Studi Profil Pantai Di Pulau Parang
Kepulauan Karimunjawa Jepara. Oseanografi, 3(2), 161–166.
Irfan, M., Sugianto, D. N., & Handoyo, G. (2014). Studi Perubahan Garis Pantai Di Kawasan
Kilang Gas Alam Pendahuluan Metode Penelitian. Oseanografi, 3(2), 191–199.
M, F., Poniman, A., & H, M. (2010). Dinamika Pemanfaatan Lahan Bentang Alam Gumuk
Pasir Pantai Parangtritis , Kabupaten Bantul. Ilmiah Geomatika, 16(2), 43–60.
Muchitawati, G. S., Husna, H. Z., & Marliyani, G. I. (2017). Studi Karakteristik Geologi Pantai
Selatan Gunung Kidul Untuk Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang.
Prosiding Seminar Nasional Kebumian, (September), 1836–1848.
Rakhman, A. N. (2013). Rekayasa Geomedis Pemanfaatan Pasir Pantai Di Pantai Parangritis
Dan Sekitarnya, Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Teknologi Technoscentia, 6(1), 21–31.
Sihotang, W. M., Subardjo, P., & Saputro, S. (2014). Analisa Pengaruh Parameter Oseanografi
Terhadap Sebaran Gumuk Pasir Di Pantai Parangtritis Tahun 2005-2009. Oseanografi,
3(2), 246–256.
Sugiarto, F., & Sunarto. (2016). Pengaruh Bangunan Terhadap Perkembangan Gumuk Pasir
Parangtritis. Bumi Indonesia, 5(4), 1–10.