Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/275033558

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA


BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Article · January 2015

CITATIONS READS

0 847

3 authors, including:

Rara Diantari Eko Efendi


Lampung University Lampung University
6 PUBLICATIONS   41 CITATIONS    17 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

green mussel, Perna viridis View project

Hi Link Pulau Pasaran View project

All content following this page was uploaded by Eko Efendi on 16 April 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan
Volume III No 2 Februari 2015
ISSN: 2302-3600

Komunikasi Ringkas

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii)


DI RAWA BAWANG JUYEUW
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

J. T. H. Tarigan*†, Rara Diantari‡ dan Eko Efendi‡

ABSTRAK

Kajian perikanan pada tembakang (Helostoma temminckii) di Rawa Bawang


Juyeuw Kabupaten Tulang Bawang Barat dilakukan untuk mempelajari potensi
biologinya. Kajian ini diperlukan sebagai data dasar domestikasi tembakang
sebagai ikan budidaya dan konservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu
terbaik untuk penangkapan tembakang ukuran benih sampai dewasa adalah pada
Maret sampai April dengan menggunakan jaring tancap yang tidak mematikan
tembakang. Morfologi tembakang pada ukuran yang berbeda menunjukkan stok
yang belum tereksploitasi dan layak dijadikan plasma nutfah perikanan tangkap dan
budidaya yang berkelanjutan. Pada ukuran benih sampai dewasa isi pencernaan
tembakang didominasi oleh plankton sebagai makanan utamanya. Masyarakat lokal
disarankan untuk menjadikan tembakang sebagai alternatif sumber protein hewani
selain ikan eksotis yang mulai banyak berkembang di Rawa Juyeuw.

Kata kunci: ikan lokal, domestikasi, perikanan, isi lambung.

Pendahuluan terluas di Kabupaten Tulang Bawang


dan merupakan salah satu habitat
Sungai Tulang Bawang menyimpan tembakang.
berbagai jenis ikan yang bernilai Setiap tahun pada musim penghujan,
ekonomis salah satunya adalah ikan lokal sungai dan rawa banjiran
tembakang (Helostoma temminckii). memijah (Ernawati dkk., 2009)
Keberadaannya di beberapa daerah juga termasuk tembakang yang ditemukan
sudah mulai berkurang. Rawa Bawang dalam jumlah yang cukup banyak pada
Juyeuw memiliki luasan ± 5 km2 (Noor Rawa Bawang Juyeuw. Nelayan yang
et al., 1994). Rawa Bawang Juyeuw melakukan penangkapan ikan pada
merupakan salah satu rawa banjiran Rawa Bawang Juyeuw sering

*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakutas Pertanian Unversitas Lampung

Email : anestigan@gmail.com

Dosen Jurusan Budidaya Perairan Unila Alamat : Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


418 Biologi Ikan Tembakang di Rawa Bawang Jeyeuw Tulang Bawang

melakukan penangkapan tembakang Rawa Bawang Juyeuw memiliki


secara besar-besaran pada saat musim karakter yang hampir sama dengan rawa
penghujan. Ukuran ikan yang ditangkap banjiran pada umumnya. Memiliki
pada musim penghujan pada umumnya tumbuhan air dari ukuran semak hingga
masih berukuran panjang 10-15 cm. pohon. Rawa Bawang Juyeuw memiliki
Ikan-ikan hasil tangkapan yang masih letak yang bersebelahan langsung
berukuran kecil ini pada umumnya dengan aliran utamanya, yaitu sungai
digunakan nelayan sebagai pakan hidup Tulang Bawang. Sehingga jumlah dan
ikan-ikan budidaya keramba yang ketinggian air di rawa Bawang Juyeuw
terdapat pada Rawa Bawang Juyeuw. sangat terpengaruh oleh ketinggian pada
Nelayan melakukan penangkapan ikan sungai Tulang Bawang.
di Rawa Bawang Juyeuw dengan hasil Berdasarkan hasil penelitian terhadap
utama tembakang sebagai ikan beberapa nelayan yang melakukan
konsumsi atau dijual karena memiliki penangkapan ikan di Rawa Bawang
nilai ekonomis tinggi. Juyeuw diketahui penangkapan ikan
Penelitian dilaksanakan pada koordinat terbanyak dapat dilakukan antara
4031’46” S, 10505’28” E Rawa Bawang Januari-Juni. Hal ini mungkin
Juyeuw, Desa Panaragan, Kecamatan dikarenakan Januari-Maret merupakan
Tulang Bawang Tengah, Kabupaten puncak musim penghujan. Pada Januari-
Tulang Bawang Barat. Penangkapan Maret juga merupakan saat ikan-ikan
ikan target dengan menggunakan alat kecil banyak yang sudah menetas.
tangkap berupa jaring dengan ukuran Sedangkan pada Maret-Juni kondisi air
mata jaring 3 inch panjang jaring 70-80 yang mulai surut hingga proses
meter dengan lebar jaring 1,5 meter. penangkapan ikan dapat dilakukan lebih
Proses penangkapan ikan dilakukan ± mudah.
12 jam. Alat tangkap biasanya dipasang Perubahan penurunan intensitas curah
pada pukul 16.00 WIB dan diangkat hujan, menyebabkan penurunan hasil
atau diambil pada pukul 04.00 WIB. tangkapan ikan pada bulan tersebut.
Ikan hasil tangkapan kemudian Selain itu selama penelitian dilakukan
diawetkan dengan perendaman terjadi perubahan awal musim hujan di
menggunakan formalin 4%. Kemudian dearah Rawa Bawang Juyeuw. Hal ini
dilanjutkan dengan penelitian dapat terjadi karena pola ruaya ikan-
laboratorium yaitu berupa pengamatan ikan di rawa banjiran. Ruaya
sampel. Pengamatan sampel yang mempunyai tujuan biologi reproduksi,
dilakukan meliputi pengamatan penyesuaian diri dari lingkungan yang
morfometri, meristik dan pengamatan kurang baik dan ruaya untuk mencari
isi lambung. makanan (Hedianto dkk., 2010). Pada
saat musim kemarau ikan cenderung
Hasil dan Pembahasan tinggal di perairan yang dalam yaitu
Tujuan penelitian ini adalah untuk danau, lubuk, dan lebung. Saat musim
mengetahui biologi tembakang. penghujan ikan mengadakan ruaya
Mengingat bahwa informasi biologi lateral dari danau, lubuk dan lebung
ikan sangat penting dikumpulkan untuk menuju ke paparan banjiran mengikuti
melakukan tahapan-tahapan pola pergerakan air (Kottelat dkk.,
pembudidayaan selanjutnya. 1993).

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


J. T. H. Tarigan, Rara Diantari dan Eko Efendi 419

Vegetasi rawa juga berfungsi sebagai morfometri tembakang, bahwa


tempat mencari makan. Jenis pakan tembakang memiliki ukuran tubuh yang
alami yang banyak ditemukan adalah simetris bilateral. Pada perbandingan
perifiton (menempel pada daun, batang, ukuran badan (rata-rata panjang total :
dan ranting), moluska, dan serangga air rata-rata panjang baku) tembakang
yang banyak terdapat pada serasah. memiliki nilai perbandingan 1,31
Hasil pengamatan yang telah dilakukan (Gambar 1). Sedangkan pada
bahwa setiap awal musim hujan kondisi perbandingan rata-rata panjang baku
fisik air Rawa Bawang Juyeuw menjadi dengan rata-rata tinggi badan memiliki
buruk pada Oktober dan Januari. Hal ini nilai rata-rata 2,01 maka dapat dilihat
ditandai dengan munculnya bau amonia dari perbandingan ini bahwa tembakang
yang pada umumnya terjadi selama 10 - memiliki bentuk tubuh pipih vertikal
15 hari sejak awal musim penghujan. (compressed) (Gambar 1). Bentuk tubuh
Pada musim hujan air meluap menutupi compressed pipih adalah bentuk tubuh
permukaan lahan yang luas. Sedangkan yang gepeng ke samping. Tinggi badan
pada musim kemarau volume air kecil jauh lebih besar bila dibandingkan
sehingga hanya sungai utama, cekungan dengan tebal ke samping (lebar tubuh).
tanah (lebung), dan sungai mati (oxbow Lebar tubuh juga lebih kecil daripada
lake) yang masih berair. Diduga terjadi panjang tubuh. Simetris bilateral yaitu
penurunan pH perairan (air bersifat ikan yang apabila tubuh di belah dua
masam) sehingga ikan yang tinggal di secara membujur atau memanjang
perairan tersebut hanya jenis ikan tubuh mulai dari pertengahan ujung
tertentu yang tahan terhadap pH dan kepala sampai ekor akan menghasilkan
kadar oksigen terlarut yang rendah. dua belahan tubuh yang serupa.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap

20
18 panjang total

16 panjang baku

14 tinggi badan
Panjang (cm)

12
10
8
6
4
2
0
agt sept okt nov des jan feb mar apr
Waktu Pengangambilan Sampel

Gambar 1. Morfometri tembakang (Helostoma temminckii) dengan panjang total,


panjang baku dan tinggi badan (cm) pada bulan Agustus-April.

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


420 Biologi Ikan Tembakang di Rawa Bawang Jeyeuw Tulang Bawang

Hasil penelitian terhadap ukuran menyaring partikel-partikel makanan


panjang total tembakang memiliki yang masuk bersama dengan air. Ikan
ukuran terpanjang pada yaitu 22 cm. pemakan plankton mempunyai mulut
Posisi mulut tembakang tepat berada di yang kecil dan umumnya tidak dapat
depan kepala (posterior). Tembakang ditonjolkan ke luar (Sulistiono dkk.,
memiliki mulut yang dapat 2010). Ukuran mulut ikan berhubungan
disembulkan. Jika dibandingkan ukuran langsung dengan ukuran makanannya
badannya, tembakang memiliki ukuran (Nelson, 2006). Ikan-ikan yang
mulut yang kecil (Gambar 2).. memakan invertebrata kecil mempunyai
Karakteristik mulutnya yang menjulur mulut yang dilengkapi dengan moncong
ke depan membantunya mengambil atau bibir yang panjang. Ikan dengan
makanan semisal lumut dari tempatnya mangsa berukuran besar mempunyai
melekat. Bibirnya diselimuti oleh lingkaran mulut yang fleksibel.
semacam gigi bertanduk, namun gigi- Pengamatan bahwa isi lambung
gigi tersebut tidak ditemukan di bagian tembakang kebanyakan menkonsumsi
mulut lain seperti faring, premaksila, fitoplankton dan detritus. Fitoplankton
dentary, dan langit-langit mulut. yang terdapat pada lambung tembakang
Tembakang juga memiliki tapis insang kebanyakan berasal dari kelas blue-
(gill rakers) yang membantunya green algae (data tidak ditampilkan).

2.2
panjang rahang atas
2.0 panjang rahang bawah
1.8 lebar bukaan mulut
1.6
1.4
ukuran (cm)

1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
agt sept okt nov des jan feb mar apr
Waktu Pengambilan Sampel

Gambar 2. Meristik tembakang (Helostoma temminckii) dengan panjang rahang


atas, panjang rahang bawah dan lebar bukaan mulut (cm) pada bulan
Agustus-April.

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


J. T. H. Tarigan, Rara Diantari dan Eko Efendi 421

Daftar Pustaka
Ernawati, Y., M. M. Kamal., N. A. Y.
Pellokila. 2009. Biologi
Reproduksi Ikan Betok (Anabas
testudineus Bloch, 1792) di Rawa
Banjiran Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Jurnal Iktiologi
Indonesia 9:113-127.
Kottelat, M. , A.J. Whitten, S. N.
Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo.
1993. Ikan Air Tawar Indonesia
Bagian Barat dan Sulawesi.
Periplus Editions dan Proyek
EMDI. Jakarta.
Nelson, J. S. 2006. Fishes of the World.
Forth Edition. Wiley and Sons.
New York.
Noor, Y.R., W. Giesen., E. W. Hanafia
and M. J. Silvius. 1994.
Reconnaissance Survey of the
Western Tulang Bawang Swamps,
Lampung, Sumatera. Directorate
General of Forest Protection and
Nature Conservation and Asian
Wetland Bureau. Jakarta.
Sulistiono, M.F. Rahardjo, C.P.H.
Simanjuntak dan A.Zahid.2010.
Komunitas Ikan di Telaga Warna,
Jawa Barat. Jurnal Iktiologi
Indonesia 10:191-197.
Hedianto, D.A., R. Affandi dan S.N.
Aida. 2010. Komposisi dan Relung
Makanan Ikan Keperas
(Cyclocheilichthys apogon,
Vallenciennes, 1842) di Sungai
Musi. Jurnal Iktiologi Indonesia
10:73-81.

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


422 Biologi Ikan Tembakang di Rawa Bawang Jeyeuw Tulang Bawang

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai