PENDAHULUAN
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari
nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan
berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan
perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan
manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia
tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih
lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti
minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang
melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.
Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau
solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah
bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut kedalam
kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan
taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam,
agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan
bertaqwa.
.1
1.2 Rumusan Masalah
.2
BAB II
LANDASAN TEORI
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu – amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak
dalam hati. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau
pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh karena
itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran Allah yaitu Al-Quran
dan sunnah rasul.
.3
Istilah iman dalam al-qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat an-
Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan
kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar
menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan kata
ajaran yang diturunkan oleh Allah.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya dinamakan iman bathil.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). Seorang muslim yang
bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi
segala laranganNya dalam kehidupan ini.
.4
Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat
dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.
1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan
memelihara fitrah iman.
2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang –
orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang
meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa
yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia
yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan
diri.
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata
lain memiliki semangat perjuangan.
.5
Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang
agama, merupakan salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. Karena
taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi
kehidupan dunia
1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya (al-anfal : 2)
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah.
(Ali imran : 120, Al maidah: 12, al-anfal : 2, at-taubah: 52, Ibrahim:11)
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintah-Nya.
(al-anfal: 3, Al-mu'minun: 2, 7)
4. Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah. (al-anfal: 3, Al-mukminun:
2, 7)
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
(Al-mukminun: 3, 5)
6. Memelihara amanah dan menepati janji. (Al-mukminun: 6)
7. Berjihad di jalan Allah dan Suka menolong. (al-Anfal : 74)
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (an-nur: 62)
.6
2.3.2 Ciri-Ciri Orang yang Bertaqwa Kepada Allah SWT :
.7
2.4 Keterkaitan Iman dan Taqwa
Iman dan taqwa merupakan dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk
dipisahkan dan bahkan kedua-duanya saling membutuhkan. Dengan kata lain,
jenjang taqwa tidak akan pernah terwujud bila tidak diawali dengan keimanan dan
keimanan itu sendiri tidak akan memiliki nilai apa-apa bila tidak sampai ke derjat
ketaqwaan.
Perpaduan antara iman dan taqwa ini adalah kemuliaan sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an dengan tegas
menyebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang
yang paling taqwa. Prediket kemuliaan ini sangat ditentukan oleh kualitas taqwa,
semakin tinggi tingkat ketaqwaan seseorang maka semakin mulia pula
kedudukannya pada pandangan Allah.
Perpaduan antara iman dan taqwa ini tidak akan terjadi secara otomatis
karena iman memiliki persyaratan untuk menuju nilai kesempurnaannya.
Persyaratan ini dapat dilihat melalui aturan-aturan yang diberlakukan kepada iman
yaitu memadukan keyakinan dengan perbuatan. Tanpa melakukan perpaduan ini
maka iman akan selalu bersifat statis karena berada pada tataran ikrar tidak pada
tataran aplikasi. Oleh karena itu, maka kata 'iman' selalu digandeng dalam Al-
Qur'an dengan amal shaleh (amanu wa 'amilu alshalihat) supaya keberadaan iman
terkesan lebih energik.
.8
Penggandengan kata 'iman' dengan perbuatan baik ini menunjukkan adanya
upaya-upaya khusus yang harus dilakukan untuk menjaga keeksisan iman itu
sendiri. Perlunya upaya khusus ini karena posisi manusia masih sangat labil jika
masih berada pada level iman. Untuk menguatkan posisi ini maka orang-orang yang
beriman diperintahkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk menuju
kestabilan. Adapun yang dimaksud dengan taqwa ialah kemampuan diri menjaga
perpaduan ini secara kontiniu sesuai makna dasar dari kata taqwa itu sendiri yaitu
'menjaga'.
Berdasarkan hal ini maka orang-orang yang beriman harus cerdas mencari
mediator yang cocok untuk dijadikan jembatan menuju taqwa. Al-Qur'an telah
memberikan bimbingan kepada orang-orang Mukmin bahwa mediator yang paling
efektif untuk memfasilitasi hubungan iman dengan taqwa adalah ibadah.
.9
Berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits rukun iman ada 6, yaitu :
. 10
Tugas utama para rasul adalah menyampaikan dan megajarkan
agama Allah kepada manusia, serta memberikan petunjuk agar tidak
tersesat. Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui ada 25 orang. Yaitu : Adam
AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Sholeh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail
AS, Ishak AS, Yakub AS, Yusuf AS, Ayub AS, Suaeb AS, Musa AS, Harun
AS, Zulkifli AS, Daud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa AS, Yunus AS,
Zakariya AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad SAW.
. 11
6. Iman kepada Qodho dan Qodhar
Beriman kepada Qodho dan qodhar adalah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa Allah telah memnentukan dan menetapkan segalanya
untuk manusia. Qodho & Qodar adalah ketetapan Allah bagi makhluk Nya.
Ketetapan Allah kadang berupa hal-hal yang baik dan kadang berupa hal-
hal yag buruk. Maka seorang mu'min akan meyakini dan tunduk pada
ketetapan Allah baik maupun buruknya.
Beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman
di mana kita wajib mengimaninya agar iman kita menjadi sah dan
sempurna. Ibnu Abbas pernah berkata, "Qadar adalah nidzam (aturan)
tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar,
maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan
mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya" (Majmu'
Fataawa Syeikh Al-Islam).
. 12
Dari sudut terminologi, qadha adalah pengetahuan yang lampau,
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada zaman azali. Adapun qadar
adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan
(qadha). Sedangkan arti terminologis qada dan qadar menurut Ar-Ragib
ialah :
Arti : Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula)
bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
. 13
Beriman kepada qada dan qadar berarti mengimani rukun-
rukunnya. Iman kepada qada dan qadar memiliki empat rukun, antara lain
:
b. Penulisan Takdir
. 14
d. Pencipta Allah
2) Takdir Umuri
3) Takdir Samawi
. 15
4) Takdir Yaumi
. 16
Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat
mendatangkan manfaat bagi kita, misalnya memberikan
ketenteraman jiwa, mewujudkan kehidupan yang baik, melahirkan
sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat meningkatkan ketaqwaan
kita terhadap Allah SWT.
Iman sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa iman, ibadah yang
dilakukanakan sia-sia, bahkan amal yang dilakukan tidak akan sampai kepada Allah
SWT, sepertiyang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nabia ayat 94, yang artinya
"Barang siapa yang megerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka usahanya tak akan
terabaikan. Dan sesungguhnya Kami menuliskan amalan itu untuknya"
Berikut penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut :
. 17
G. Menjaga sholat wajib. Menjaga sholat dalam kehidupan sehari-hari bukan
persoalan yang mudah. Menjaga sholat ini berarti orang tersebut bisa
menjaga waktunya, dia selalu sholat tepat waktu dan tidak menunda-nunda
sholatnya. Disamping sholat tepat waktu orang tersebut juga menjaga cara
dan bacaannya dengan benar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Disamping itu juga harus bisa menjaga efek positif dari
sholat, yaitu dengan benar-benar menghayati dan melaksanakan apa yang
telah dibaca dalam melaksanakan sholat.
H. Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman.
Penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan di atas, memang telah dilakukan
oleh sebagian anak muda. Namun,sebagian darinya masih juga kurang sepenuhnya
menerapkan iman dan taqwanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masalah yang muncul
akibat kurang kokohnya iman dan taqwa yang tertanam dalam diri masing-masing individu.
Ada beberapa faktor penyebab munculnya masalah berkurangnya kekuatan iman
dan taqwa dalam diri, sebagai berikut:
. 18
Sebagaimana iman akan lebih banyak berkurang dan lebih lemah
karena dua buah maksiat daripada akibat melakukan satu maksiat.
Demikianlah seterusnya. Oleh sebab itulah orang miskin yang sombong dan
orang tua bangka yang berzina dosanya lebih besar daripada dosa orang kaya yang
sombong dan perbuatan zina seorang yang masih muda. Hal itu
sebagaimana dikisahkan di dalam hadits,
Ada tiga golongan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan
tidak akan diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat´.Dan di antara mereka itu
adalah orang tua beruban yang berzina dan orang miskin yang sombong.
d) Meninggalkan ketaatan, baik berupa keyakinan, ucapan, maupun amalan fisik.
Sebab iman akan semakin banyak berkurang apabila ketaatan yang
ditinggalkan juga semakin besar. Apabila nilai suatu ketaatan semakin
penting dan semakin prinsip maka meninggalkannya pun akan
mengakibatkan penyusutan dan keruntuhan iman yang semakin besar dan
mengerikan. Bahkan terkadang dengan meninggalkannya bisa membuat
pelakunya kehilangan iman secara total, sebagaimana orang yang
meninggalkan shalat sama sekali
Perlu diperhatikan pula bahwa meninggalkan ketaatan itu terbagi
menjadi dua. Pertama, ada yang menyebabkan hukuman atausiksa yaitu
apabila yang ditinggalkan adalah berupa kewajiban dan tidak ada alasan
yang hak untuk meninggalkannya. Kedua, sesuatu yang tidak akan
mendatangkan hukuman dan siksa karena meninggalkannya, seperti :
meninggalkan kewajiban karena udzur syar'i (berdasarkan ketentuan
agama) atau hissi (berdasarkan sebab yang terindera), atau tidak melakukan
amal yang hukumnya mustahab/sunnah.Contoh untuk orang yang
meninggalkan kewajiban karena udzur syar'i atau hissi adalah perempuan
yang tidak shalat karena haidh. Sedangkan contoh orang yang
meninggalkan amal mustahab/sunnah adalah orang yang tidak mengerjakan
shalat Dhuha.
. 19
BAB III
3.1 Permasalahan
Perekonomian
Putus asa
Kegelisahan atau bimbang
Kekecewaan
. 20
3. Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dll.
Faktor Psikologis, Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia
dan meresahkan masyarakat itu semua karena kegelisahan dan
kebimbangannya di jiwa mereka.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan
Kehidupan Modern
Dalam kaitan ini, iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan
problema dan tantangan kehidupan modern tersebut. Peran Iman dan Takwa dalam
Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern
. 21
2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut.
Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran,
karena takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya
bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal
hidup dan mati adalah firman Allah:
Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul
mahfud) (Hud, 11:6)
. 22
4. Iman memberikan kententraman jiwa
Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh
keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai
keseimbangan , hatinya tentram(mutmainah), dan jiwanya tenang(sakinah),
seperti dijelaskan firman Allah:
. 23
7. Iman memberikan keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena
Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.
Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam
hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah, 2:5)
. 24
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama dan modernitas, maka
diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pemahaman orang terhadap agama dan
modernitas. Pemahaman orang terhadap agama akan melahirkan sikap keimananan
dan ketaqwaan (Imtaq), sedang penguasaan orang terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) di era modernisasi dan industrialisasi mutlak diperlukan. Dengan
demikian sesungguhnya yang diperlukan di era modern ini tidak lain adalah
penguasaan terhadap Imtaq dan Iptek sekaligus.
. 25
BAB V
SARAN
Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa
terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita dapat
mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari segala
sesuatu yang tidak baik. Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah modernisasi
tersebut dianggap sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang bermanfaat atau
tidak, diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.
. 26
DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen PAI UB. 2010. Pendidikan Agama islam. Percetakan Citra Mentari :
Malang
http://recyclearea.wordpress.com/2009/09/16/pengertian-akidah-serta-iman-
kepada-qada-dan-qadar/
http://anshorimujahid.wordpress.com/2011/02/21/pengertian-dan-rukun-iman/
http://gustiprabangasta.blogspot.com/2010/09/masalah-masalah-sosial-yang-
terjadi-di.html
. 27