Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PEKANBARU

MODAL SOSIAL DALAM PEMASARAN PRODUK


HERBAL PENAWAR ALWAHIDA INDONESIA (HPAI)
DI BUSINESS CENTER (BC) 4 KOTA PEKANBARU

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Serta Melengkapi Salah Satu Syarat


Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Oleh :

__--------------------------------------------

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Nama :

NIM :

Jurusan :

Judul Skripsi :

Mentor :

Proposal tersebut telah disetujui untuk diseminarkan melalui Tim Penguji Seminar

Proposal Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Riau.

Pekanbaru,.......................

Menyetujui, Pembimbing
Jurusan Sosiologi
Ketua

------------------------- -----------------------
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

ii
JIKA ADABAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal penting bagi manusia, oleh karena itu kita perlu

menjaganya. Adapun alternatif pengobatannya di bagi menjadi dua yaitu secara modern

dan tradisional. Pengobatan tradisional merupakan pengobatan dengan cara tradisional

atau turun temurun dan masih bergantung pada alam dan ditetapkan dalam norma yang

berlaku di masyarakat. Pengobatan modern merupakan pengobatan yang canggih

dengan fasilitas–fasilitas modern pada saat ini serta menggunakan metode perawatan

medis secara formal dan bisa memberi kepastian dan bisa dipertanggung jawabkan

(Muspika, 2018: 3-4).

Pengobatan modern terbagi menjadi 2 yaitu pengobatan menggunakan bahan

kimia dan herbal. Pengobatan kimia ialah obat yang berasal dari zat kimia yang sudah

teruji dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan obat herbal ialah obat yang terbuat

dari bahan alami, Namun sekarang orang membuat atau merancang versi modern yang

disebut herba penawar, maksud dari herba penawar ialah menetralkan. Perbedaan antara

obat dengan herba penawar ialah, kalau obat dikonsumsi,diminum ketika sakit

sedangkan herba penawar dikonsumsi setiap hari.

Salah satu pengobatan modern yang menggunakan herba penawar yang diminati

masyarakat indonesia saat ini adalah HNI-HPAI Halal Network Internasional-Herbal

Produk Alwahida Indonesia. Produk ini dibangun bertujuan untuk memasarkan produk-

produk halal yang berazaskan Thibbunnabawi serta memajukan ekonomi islam melalui

enterpreneurship. Motto dari perusahaan HNI-HPAI adalah “Halal Is My Way”. HPAI

sudah mendapatkan pengakuan dari World Health Organization (WHO) yaitu berupa

1
sertifikat (file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/Buku_Panduan_VirtualKit.pdf

diunduh 21/02/20).

Pemasaran produk HPAI sudah berjalan sejak tahun 2000 dan berkembang

dengan relatif baik. Pada tanggal 19 maret 2012 Perusahaan Herbal Penawar Alwahida

Indonesia resmi didirikan. Lokasi Kantor Pusat berada di Menara Selemba Jakarta

Timur, sedangkan pabrik HPAI berada di Emas Cikarang dan Gudang Store di kawasan

Bizpark Bekasi. Ciri-ciri dari kegiatan bisnis HPAI, sebagai berikut :

a. Herbal Penawar Alwahida Indonesia memiliki Dewan Syariah.

b. Bisnis HPAI ini dapat diwariskan selama perusahaan masih berdiri.

c. HPAI ini memberikan keterampilan pada bidang kesehatan Thibbunnabawi.

d. Pendukung bisnis HPAI ialah kekuataan Managemen dalam Online System.

e. HPAI memiliki Business Center (BC) dan agenstock diseluruh provinsi

indonesia bahkan dibeberapa Negara juga.

f. Bisnis HPAI menggunakan basis Online (Web Base) Services.

(www.hpaindonesia.net,diunduh 29/01/2021)

Perusahaan HPAI menjual berbagai macam produk yang berupa produk kesehatan

untuk masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, berupa

makanan dan minuman sehat, kosmetik dan perawatan rumah, Fashion dan Gaya Hidup,

serta alat Pemasaran. Produk tersebut dapat diperoleh dengan mudah di stokis-stokis

yang sudah tersebar di Indonesia, dan untuk transaksi dapat dilakukan dengan secara

langsung maupun melalui sistem online. Jaringan produk HPAI dilakukan pada stokis-

stokis yang tersebar didaerah dengan berbagai tingkatan. Mulai dari status

niaga/kepangkatan yang tertinggi ke yang rendah yaitu Business center (BC), Agensi

2
Center (AC), Distributor Center (DC), dan Stock Center (SC). Setiap kepangkatan

dalam HPAI mempunyai peraturan dan syarat-syarat tertentu untuk bisa naik kestatus

yang lebih tinggi.

Data tahun 2016 mencatat perusahaan Herbal Penawar Alwahida Indonesia

(HPAI) memiliki 114 cabang/Business center (BC) diseluruh Indonesia, sedangkan data

pada tahun 2019 perusahaan HPAI terdapat peningkatan menjadi 297 BC diseluruh

wilayah Indonesia, wilayah Riau tercatat memiliki 16 BC dan sembilan diantaranya

terdapat di Pekanbaru. Peneliti akan terfocus satu BC yang ada di Pekanbaru yaitu BC

4, beralamat di Jalan Melati III No. 4 Bina Widya dengan jumlah pegawai 7 orang, satu

bagian keuangan, lima bagian pelayanan dan satu bagian kebersihan

(http://hpaindonesia.net/v3/kantor-cabang/, diunduh 30/01/20).

Business Center (BC) 4 Pekanbaru adalah pusat layanan bisnis HPAI yang dapat

melayani semua stokis HPAI, baik stokis dibawah jaringan leader (pemilik Business

Center) maupun stokis diluar jaringan leader. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan

HPAI lebih mengedepankan konsep dakwah dan pelayanan spiritual serta edukasi

kesehatan dari pada penawaran produk. Strategi pemasaran yang mereka lakukan

dimulai ketika menjumpai orang sakit , ketika itu agen tidak akan langsung menawarkan

produk ke konsumen tapi agen memberikan dukungan dan penguatan bahwa kita sehat

dan sakit itu adalah kehendak Allah SWT. Setelah itu agen jelaskan produk HPAI itu

sebagai pertolongan pertama kalau keluarga pasien mengizinkan. Selanjutnya, berikan

pemahaman tentang penyakit pasien serta cara penanganan penyakit tersebut dan

produk yang diberikan ialah produk HPAI untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-

hari, baik kebutuhan mandi, kosmetik, dan suplemen. Strategi ini dianggap cukup

3
ampuh dalam menarik simpati masyarakat, sehingga masyarakat dengan kesadaran

sendiri akan mencari produk HPAI sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing

(Putra, 2018 :6-7).

Para mitra dalam mengembangkan jaringan dan memperkenalkan produk di

tengah-tengah masyarakat yaitu dengan secara terus menerus memberikam pembinaan

terhadap mitra HPAI. Pembinaan yang dilakukan agar masyarakat yakin dengan apa

yang diucapkan oleh mitra, sehingga hal ini dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap pesan yang disampaikan sebagai informasi tentang produk HPAI

tersebut. Kegiatan binaan yang dilakukan yaitu Kuliah Herba Tibunnabawi (KHT)

reguler maupun non-reguler, home sharing yang dilakukan setiap satu kali sebulan dan

berbagai pelatihan keterampilan yang dibimbing oleh para pakar herbal, hal ini

dilakukan melalui diskusi dan dialog dengan kegiatan tausiah untuk memperkuat bekal

ilmu agama para mitra dalam mengembangkan bisnis HPAI. Maka dengan kegiatan

diatas, orang akan lebih bersemangat dalam membangun jaringan agar membuat banyak

orang bergabung menjadi anggota HPAI.

Bisnis HPAI juga diikat dengan norma perusahaan yang bertujuan untuk menjaga

citra suatu perusahaan ditengah-tengah masyarakat. Seluruh mitra HPAI secara umum

berkomitmen bersama dan saling mendukung dalam memperkenalkan produk HPAI dan

memasarkan melalui jaringan yang terbentuk dengan mengutamakan pelayanan yang

maksimal terhadap konsumen. Norma ini menuntut anggota yang telah bergabung

dalam HPAI untuk memilki kepedulian sosial yang tinggi terhadap masyarakat.

Mitra akan berusaha untuk merubah keyakinan, sikap dan perilaku konsumen baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui penyampaian pesan tertentu, intinya

4
mitra HPAI berusaha menciptakan komunikasi yang membuat konsumen yakin dan

percaya dalam bentuk penyampaian informasi dan diskusi yang dilakukan antara mitra

dan konsumen. Mitra yang sudah berhasil membangun jaringan bisnisnya, tetap

berkewajiban melakukan pembinaan terhadap mitra yang ada dibawahnya, sehingga

adanya komunikasi antara mentor dan mitra. Hal ini akan menimbulkan suatu

kepercayaan satu dengan yang lainnya. Untuk yang tertarik bergabung menjadi anggota

HPAI maka ada beberapa cara pendaftaran sebagai berikut:

1. Membayar uang pendaftaran Rp. 10.000,- hanya mendapatkan No id saja.

2. Membayar uang pendaftaran Rp. 30.000,- dengan mendapatkan buku

Panduan sukses HNI-HPAI, Katalog produk HNI-HPAI dan kartu anggota.

Setelah mendaftar menjadi anggota maka akan dibimbing oleh mentor sendiri.

Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti, member yang sudah bergabung di

kantor BC 4 pekanbaru dari tahun 2017-2019 sebagai berikut :

Tabel 1.1
No Tahun Jumlah Orang
1 2017 25
2 2018 3.860
3 2019 6.492
Data Agen yang Mendaftar di Kantor BC 4 dari Tahun 2017-2019
Sumber: Kantor HPAI BC 4 Pekanbaru

Tabel diatas menujukan bahwa setiap tahunnya Business Center (BC) 4

Pekanbaru mengalami peningkatan, dan secara otomatis omset dari BC 4 pekanbaru

juga meningkat. Dari data yang didapatkan oleh peneliti omset yang didapat dari

penjualan HPAI BC 4 dari tahun 2017-2019 sebagai berikut:

5
Tabel 1.2
Data Omset HPAI BC 4 Pekanbaru dari Tahun 2017-2019
No Tahun Jumlah Omset

1 2017 Rp. 246,972,500

2 2018 Rp. 7,650,954,250

3 2019 Rp. 10,581,943,350


Sumber: Kantor HPAI BC 4 pekanbaru

Data omset diatas menujukan bahwa menjadi pebisnis atau bergabung menjadi

anggota Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) tidak membuat seseorang rugi

karena produk HPAI, bisnis yang insyallah menjanjikan bagi umat muslim dan

dibuktikan dengan adanya peningkatan setiap tahunnya. Meningkatnya peminat

masyarakat terhadap produk HPAI itu tidak terlepas dari keberhasilan para mentor atau

dalam membangun jaringan, baik itu jaringan yang sudah ada maupun usaha

mengembangkan jaringan dengan merekrut anggota baru yang akan berperan sebagai

penyebar informasi dan memperkenalkan produk HPAI di lingkungan masyarakat.

Sistem yang digunakan oleh produk Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI)

ialah sistem MLM Syariah, yaitu Secara umum inovasi bisnis syariah tetap menjunjung

tinggi aturan dan etika, oleh karena itu Multi Level Marketing sudah dibenarkan oleh

syariah apabila para perilakunya beretika atau berkhalakul karimah yang mempunyai

misi paling utama dan diutus oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana sabda beliau

yang artinya “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

(Jauhari, 2013: 49).

MLM syariah ini Berbisnis sesuai dengan ajaran dan tuntunan dari Allah SWT

maka bisnis tersebut adalah suatu praktik ketaatan kepada Allah. Berdasarkan hukum

6
yang jelas, kode etik, dan prinsip-prinsip syariah. Lembaga penyelesaiannya yaitu

Badan Arbitrasi Muamalah Indonesia (BAMUI), Tidak tepaku terhadap keuntungan

karena usaha pemberdayaannya lewat ZIS ( Zakat, Infak dan Sedekah) dan memiliki

Dewan Pengawas Syariah yang betugas untuk mengawasi kegiatan bisnis dalam sebuah

perusahaan dan memberikan pembinaan atau pengarahan agar semua kegiatan dalam

perusahaan itu tidak bertentangan dengan ajaran islam. MLM syariah jauh berbeda

dengan MLM konvensional namun, yang membedakan ialah usaha dan jasa yang

dijalankan MLM berdasarkan syariat Islam yang sudah ditetapkan. Distribusi

pendapatan dalam MLM syariah dilakukan secara profesional, seimbang, dan sesuai

dengan prinsip-prinsip Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.

Visi Multi Level Marketing Syariah yaitu mewujudkan Islam yang Kaffah melalui

ekonomi syariah. Sedangkan misi Multi Level Marketing Syariah yaitu pertama,

menjadikan derajat ekonomi umat melalui usaha yang sesuai dengan tuntunan syariah.

Kedua, menjalin ukhuwah islamiyah diseluruh dunia. Yang ketiga, membuat suatu

jaringan ekonomi islam dunia, baik itu jaringan produksi, distribusi, maupun konsumen

pada usaha tersebut, sehingga bisa mendorong kemajuan perekonomian umat. Keempat,

memperkuat ketahanan aqidah dari hal yang menyerang budaya dan ideologi yang tidak

islami. Kelima, mengantisipasi dan meningkatkan strategi menghadapi era liberalisasi

ekonomi dan perdagangan bebas. Keenam, meningkatkan ketenangan batin seorang

muslim dengan tersedianya produk halal dan thoyyiban

(file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/Buku_Panduan_VirtualKit.pdf.diunduh

21/02/20).

7
Ada beberapa poin yang membedakan Multi Level Marketing ( MLM) syaria’ah

dan MLM konvesional yaitu diantaranya pertama, MLM syari’ah memiliki DPS

(Dewan pengawas syari’ah) yang bertugas mengawasi kegiatan bisnis dan perusahaan

tersebut. Kedua, produk yang dijual ialah produk yang layak dikonsumsi secara syari’ah

islam, bulan april 2020 HPAI akan menjual berbagai macam minuman dan makanan

yang mana produk ini sudah bersertifikat halal dan diizinkan BPOM Indonesia, Ketiga,

sistem pembagian bonus kepada member harus terbebas dari hal-hal yang diharamkan.

Keempat, dalam Multi Level Marketing Syariah untuk selalu mengusahakan tidak akan

membawa agen atau jaringan yang sudah ada pada suatu hal yang jauh dari nilai-nilai

islam.

Multi Level Marketing syari’ah ini menggunakan strategi pemasaran secara

bertingkat mengandung unsur-unsur positif dan diisi dengan ruh syariah sehingga

sistem yang dijalankan sesuai dengan islam. Bisnis yang islami harus terbebas dari

bahaya, ketidakjelasan, dan merugikan salah satu pihak. Oleh sebab itu sistem

pembagian bonus yang dilakukan harus adil. Dan Tidak ada unsur menzholimi satu

sama lainnya (Jauhari, 2013: 90).

Multi Level Marketing dalam Herbal Penawar Alwahida Indonesa orang sering

menyebutnya dengan sistem keagenan. Sistem bisnis HPAI yang membedakan harga

konsumen (non anggota) dengan harga agen (anggota) serta pemberian bonus terhadap

agen yang telah melakukan penjualan produk tersebut. Dalam memasarkan produk,

HPAI bekerja sama dengan anggota (member) dan biasanya mereka melakukan promosi

kepada masyarakat agar masyarakat tahu apa yang diperjual belikan oleh produk HPAI

8
ini. Keuntungan bagi yang bergabung menjadi agen adalah mendapatkan potongan

harga produk HPAI relatif mahal.

Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) memakai sistem angka untuk

menghitung bonus,Setiap produk ada poinnya masing-masing. Jika kita menginginkan

bonus yang lebih maka suatu jaringan kerja harus melakukan tutup poin dalam satu

bulan paling sedikit 200 poin. Produk dalam HPAI tolak ukur keberhasilan agen atau

groupnya adalah dengan mengenalkan target penjualan. Setiap agen minimal

melakukan penjualan sendiri sebesar 100 poin (sekitar Rp. 200.000-Rp. 400.000). Jika

seorang agen sudah mengajak beberapa agen dibawahnya dan semua agen tersebut telah

mencapai target penjualan tiap bulannya, maka agen yang mengajak agen yang tingkat

dibawahnya akan mendapatkan bonus penjualan setiap bulan. Target penjualan ini yang

menjamin seorang agen mendapat bonus yang terus menerus (http://www.hnionline.net,

diunduh 15/11/19).

Modal sosial sebagai faktor penentu keberhasilan sistem strategi pemasaran dalam

suatu penjualan produk karena dalam pemasaran produk HPAI memiliki bentuk

interaksi sosial yang khusus, dimana dalam modal sosial memiliki peran utama dalam

menjaga pola interaksi mereka. Modal sosial dalam pemasaran produk Herbal Penawar

Alwahida Indonesia (HPAI) di Busness Center (BC) 4 kota Pekanbaru dilakukan secara

maksimal untuk mendukung aktivitas dalam pemasaran produk. Gambaran dalam modal

sosial yang berkembang adalah agen HPAI mengajak orang lain bergabung atau

berpindah produk ke HPAI tetapii tidak terlalu mengharapkan orang mau bergabung.

Namun, berupaya agar konsumen mau berpindah produk ke HPAI.

9
Modal sosial diperkuat pada saat member mengajak orang lain bergabung dan

mengajak orang lain pindah produk yang halal itulah yang dinamakan telah sukses

dalam berdagang. Penjualan mempererat ikatan modal sosial dengan memberikan

distribusi atau pengurangan harga ketika ada seminar yang menggunakan HTM ketika

bergabung. Modal sosial yang berbentuk kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial

terjadi apabila kita bisa mengajak orang bergabung dan mengajak orang berpindah

produk ke HPAI. Berkembangnya Modal sosial pada pemasaran produk HPAI sangat

menarik, dimana pemasaran pada umumnya penuh dengan persaingan.

Alasan peneliti ingin meneliti produk Herbal Penawar Alwahida Indonesia

(HPAI) yaitu pertama, aman dikonsumsi oleh semua umur mulai dari yang baru lahir,

belum lahir, yang berkeinginan hamil, maupun yang baru nikah. Kedua, tidak ada over

dosis karena Herba nabati dan hewani HPAI menggunakan herba obatan alami moderat

100%. Hal ini bisa membuat kita meminum/mengkonsumsi obat herba HPAI setiap

waktu. Ketiga, bersifat substitusi-komplementari yaitu obat herba HPAI ini bersifat

saling menggantikan. Jika satu produk tidak ada maka bisa digantikan atau

mengkonsusmsi obat herba HPAI yang lainnya. Berdasarkan paparan diatas maka

penulis yakin memilih dan ingin menetili “MODAL SOSIAL DALAM

PEMASARAN PRODUK HERBAL PENAWAR ALWAHIDA INDONESIA

(HPAI) DI BUSINESS CENTRE (BC) 4 KOTA PEKANBARU”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

10
1. Unsur modal sosial apa saja yang terdapat di Herbal Penawar Alwahida

Indonesia Business Center 4 di Pekanbaru?

2. Bagaimana pengaruh pencapaian poin terhadap modal sosial Herbal Penawar

Alwahida Indonesia Business Center 4 di Pekanbaru?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian mengenai Modal

Sosial Dalam Pemasaran Produk Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) Di

Business Centre (Bc) 4 Kota Pekanbaru adalah untuk :

1. Untuk mengetahui unsur modal sosial yang terdapat di Herbal Penawar

Alwahida Indonesia Business Center 4 di Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui pengaruh pencapaian poin terhadap modal sosial Herbal

Penawar Alwahida Indonesia Business Center 4 di Pekanbaru.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah diketahui tujuan dari penelitian ini maka terdapat pula manfaat untuk

berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, manfaat pada penelitian ini terbagi

dua yaitu secara teoritis dan secara praktis, adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan untuk

mengembangan studi sosiologi tentang Modal Sosial.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pembahasan tentang Modal

Sosial Dalam Pemasaran Produk Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI).

11
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modal Sosial

Modal sosial muncul pada dekade 1980-an, ketika sejumlah ahli melakukan

berbagai studi intensif tentang berbagai fenomena modal sosial di berbagai Negara.

Bentuk modal sosial muncul dari hubungan-hubungan antara individu, keluarga,

kelompok, komunitas yang merupakan akses memperoleh keuntungan bernilai atau

sumber daya. Teori modal sosial ini dikemukakan oleh seseorang sosiolog yang

bernama Pierre Bourdie berasal dari Prancis dan seorang sosiolog dari Amerika yang

bernama James Coleman.

Pierre Bourdie mengakatan bahwa modal sosial itu sebagai sumber daya yang

aktual terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan

saling mengenal dan saling mengakui. Menjadi anggota dalam suatu kelompok orang

akan mendapatkan dukungan dari modal yang dimiliki secara bersama. Suatu kelompok

modal sosial yang dimiliki seorang anggota tergantung pada seberapa jauh kualitas

maupun kuantitas jaringan suatu hubungan yang diciptakan, serta berapa besar modal

ekonomi, sosial dan budaya yang dimiliki oleh setiap orang yang ada dalam suatu

jaringan tersebut (Bourdieu,1986:249).

Modal sosial merupakan modal yang sangat utama untuk menjalin sebuah

hubungan. Jika dalam hubungan yang dibangun dapat menjaga modal sosial dengan

baik maka hal ini bisa membantu tercapainya suatu tujuan yang diharapkan oleh

individu maupun sebuah kelompok. Adapun manfaat dari modal sosial menurut

bourdieu memberikan dampak terhadap anggota jaringan, selain itu membantu

13
menggantikan kekurangan sumber yang lain dan kelompok sosial yang kurang kuat

(Lubis, 2014:124).

Defenisi lain dari modal sosial yang dikemukakan James Coleman, modal sosial

merupakan segala sesuatu yang membuat masyarakat bersatu untuk mencapai tujuan

bersama dikarenakan adanya kebersamaan serta diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma

yang tumbuh dan ditaati, serta struktur relasi sosial dan jaringan sosial didalam suatu

masyarakat yang menciptakan suasana saling percaya dan menetapkan norma-norma

serta saling menginformasikan dan sanksi-sanksi sosial bagi masyarat (Coleman,

2009:438).

Modal sosial menurut Fukuyama ialah serangkaian nilai dan norma yang

dimiliki suatu anggota kelompok masyarakat yang menjalin kerjasama diantara mereka.

Ada tiga unsur utama dalam modal sosial yaitu kepercayaan (trust) merupakan hal yang

dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain agar menimbulkan

aktivitas produktif, kepercayaaan itu produk dari norma-norma sosial yang bekerja

sama untuk memunculkan modal sosial, fukuyama menyebut kepercayaan sebagai

harapan keteraturan, kejujuran, perilaku bekerjasama dalam sesuatu komunitas yang

dilandasi atas norma-norma yang diyakini bersama angota komunitas tersebut.

kepercayaan dalam Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) sangat diperlukan,

tidak hanya untuk sesama mentor saja namun antar agen ataupun konsumen juga butuh

suatu kepercayaan karena dengan suatu hubungan kepercayaan akan terjalin kerjasama

yang baik. Unsur kedua yaitu timbal balik (reciprocal), hal ini dapat dilihat dalam

bentuk memberi, saling menerima, dan saling membantu yang dapat munculnya dari

interaksi sosial. Misalkan dalam HPAI bentuk memberi itu ketika mentor membimbing

14
agennya dan mengarahkan serta menjelaskan bagaimana seharusnya ketika sudah

bergabung dalam HPAI, Dengan adanya Eksistensi mentor dalam proses memberi

(mentor) dan menerima (agen) akan melahirkan interaksi sosial. Ketiga yaitu interaksi

sosial yaitu semakin luas interaksi dengan orang lain maka akan membentuk jaringan

sosial yang lebih agar bisa meluasnya suatu kepercayaan dan hubungan timbal balik,

misalkan mentor sudah memiliki mitra lebih dari 10 orang maka setiap orang itu akan

memiliki mitra dibawahnya lagi sehingga jaringan semakin luas dan interaksi dengan

orang lain akan semakin luas (Fukuyuma,2002:21).

Modal sosial merupakan faktor pendukung yang paling utama dalam

pembangunan ekonomi. Untuk meningkatkan kehidupan perekonomian secara luas

maka modal sosial terbentuk atas landasan kegiatan ekonomi dan sosial. Jika berfungsi

secara tepat maka modal sosial akan menghasilkan nilai dan norma yang dimiliki suatu

kelompok yang bekerja sama antar kelompok. Tanpa adanya suatu modal sosial,

seseorang tidak akan bisa memperoleh material dan mencapai keberhasilan secara

optimal.

Modal sosial terbagi beberapa bentuk kategori yaitu modal finansial (financial

capital), modal fisik (physical capital), modal manusia (human capital) dan modal

sosial (social capital), modal sosial tidak selalu memberikan manfaat dalam segala

situasi tetapi akan terasa bermanfaatnya ketika dalam situasi tertetu. Masing-masing

bentuk modal tersebut memiliki perbedaan dalam pola atau proses investasi untuk

memperoleh keuntungan ekonomi (economic gain) dan manfaat sosial (social benefit).

Pertama,Modal finasial (finacial capital) merupakan upaya mengelola,

meningkatkan, mengalokasikan dan menggunakan dana yang dimiliki sebagai sumber

15
daya keuangan untuk memperoleh keuntungan atau manfaat sosial melalui kegiatan

yang dilakukan. Kedua, Modal fisik (physical capital) merupakan faktor produksi

barang atau jasa yang berhubungan dengan bahan baku dan infrastruktur untuk

mngelolanya. Misal manusia merupakan upaya lebih mendahulukan kepandaian,

keterampilan (skill) serta tingkat keragaman pendidikan dan pengalaman individu.

Modal sosial merupakan lebih mementingakan atau mendahulukan relasi –relasi sosial.

Ketiga, Modal manusia (human capital) yaitu yang berkaitan dengan usaha

pengelola, meningkatkan dan mendayagunakan kepandaian, keterampilan tingkat dan

keragaman pendidikan serta pengalaman sebagai sumber manusia yang diinventasikan

untuk memperoleh keuntungan atau manfaat sosial melalui kegiatan produktif.

Keempat, Modal sosial (social capital), menurut para ahli ilmu Burf dalam Supriyono

(2000:3) mendefenisikan modal sosial sebagai keahlihan masyarakat untuk melakukan

asosiasi atau berhubungan satu sama lain dan menjadi kekuatan yang penting, bukan

hanya bagi kekuataan ekonomi namun juga pada setiap aspek eksistensi sosial yang lain

(Usman,2018:2-4).

Modal sosial pada dasarnya memiliki dua unsur yang sama,yaitu : pertama,

modal sosial mempunyai sejumlah kategori dari struktur sosial, dan kedua modal sosial

tersebut memberikan kemudahan bagi orang yang melakukan sesuatu dalam struktur

sosial. Modal sosial juga memberikan proses terhadap dua aspek dari struktur sosial

untuk memudahkan tercipta dan agar berkembangnya modal sosial dalam berbagai

bentuk. Pertama, proses dari struktur sosial yang menciptakan sebuah jaringan sosial

yang memberikan setiap orang saling berhubungan satu sama lainnya, sehingga

16
kewajiban yang dilakukan dan sanksi yang dapat dikenakan kepada setiap orang

menjadi anggota jaringan tersebut. Kedua, adanya organisasi sosial yang digunakan

untuk mencapai suatu tujuan bersama-sama. Modal sosial mengkhususkan tentang

hubungan individu dengan sesama. Seseorang yang membangun hubungan dengan

sesamanya, hal ini supaya dapat diterima oleh kelompoknya.Menurut field orang yang

membangun melalui jaringan dan mereka memiliki kesamaan nilai dengan anggota lain

dalam jaringan, Suatu jaringan menjadi sumber daya dan dipandang sebagai modal

(Field, 2011:11-15).

(Usman, 2018:5-6) Bagaimana menggunakan relasi-relasi sosial sehingga bisa

menjadi sumber daya yang dapat memperoleh keuntungan ekonomi atau manfaat sosial.

Yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Relasi sosial memfasilitasi aliran informasi tentang berbagai macam kebutuhan

lingkungan. Semakin luas jejaring relasi sosial maka semakin banyak informasi

yang diperoleh.

2. Relasi sosial memiliki hubungan positif dan pengaruh yang mampu menjadi

kekuataan, dengan itu maka semakin luas relasi sosial yang dimiliki maka akan

semakin kuat pengaruhnya.

3. Relasi sosial menjadi media untuk menanamkan dan menebarkan kepercayaan,

sehingga orang dapat mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan

satu sama lain.

4. Relasi sosial menjadi media mempertegas identitas sehingga orang mudah

mengembangkan hubungan yang saling menghargai, hubungan yang saling

17
menghargai memberikan kondisi yang aman untuk berbagi kepentingan dan

sumber daya.

Relasi sosial menjadikan individu, kelompok, komunitas dan masyarakat luas untuk

menjalin hubungan sosial sebagai tempat tumbuh dan berkembang. Modal sosial

mempunyai energi yang dapat memperkuat kapasitas masyarakat dalam

mengembangkan usaha. Terdapat empat pelajaran dalam memperkuat dan

mengembangkan usaha yaitu :

1. Keberadaan modal sosial didukung oleh aktor-aktor dalam suatu area untuk

mencapai tujuan tertentu.

2. Keberadaan modal sosial membutuhkan kejelasan basis ikatan sosial, ikatan

sosial berbasis daerah (Locality), kekerabatan (kinsip), persamaan

pandangan (mind), campuran diantara ketiganya.

3. Modal sosial dikembangkan melalui institusi sosial yang di dalamnya

terendap relasi-relasi multidimensi, bukan hanya relasi-relasi sosial yang

terkait dengan kepentingan ekonomi, tetapi juga berbaur dengan hubungan

pertemanan, kekerabatan, keagamaan, dan bahkan boleh juga kepentingan

politik.

4. Modal sosial dibangun,dipelihara dan dkembangkan melalui proses yang

melibatkan aktor, ikatan sosial,institusi sosial.

Modal sosial dapat tumbuh dengan subur dan bertahan dalam durasi waktu yang

lama apabila memperoleh dukungan aktor, dirajut dengan ikatan sosial yang jelas dan

dikembangkan melalui institusi sosial yang dalamnya menjadi lemah dan tidak bisa

18
bertahan lama ketika tidak ada komitmen kuat para aktor, basis ikatan yang kabur, dan

dipelihara melalui sosial dengan relasi-relasi yang monodimensi (Usman,2018:17-20).

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam modal sosial diantaranya jaringan,

norma sosial, dan kepercayaan.

2.1.1 Jaringan (Social Network)

Jaringan sosial merupakan suatu hubungan sosial yang melibatkan sekelompok

orang dengan nilai-nilai atau norma-norma yang diperlukan dalam menghubungkan

pandangan orang sebagai titik dan hubungan sosial dipandang sebagai suatu saluran

untuk mengalir sesuatu. Jaringan sosial merupakan salah satu dimensi sosial selain

kepercayaan dan norma. Konsep jaringan dalam kapital sosial lebih memfokuskan pada

aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau kelompok (organisasi).

Hal ini terdapat pengertian adanya hubungan sosial yang diikat oleh adanya

kepercayaan yang dimana kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-norma

yang ada. Pada konsep jaringan ini, terdapat unsur kerja, yang melalui media hubungan

social menjadi kerja sama. Pada mulanya jaringan sosial itu terbentuk dengan adanya

rasa ingin menginformasik an, saling mengingatkan, adanya rasa ingin tahu, dan

membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu. Intinya, konsep jaringan

dalam capital social menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain

yang memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif (Yanti, 2019:4).

Membangun jaringan dalam HPAI dilakukan dengan menyampaikan informasi

mengenai produk HPAI, motivasi agar selalu semangat dalam membangun jaringan,

memberikan pengetahuan terhadap agen agar bisa membangun jaringan HPAI menjadi

lebih kuat. Jaringan dalam pemasaran produk HPAI memberikan pengaruh yang cukup

19
besar kepada member lain atau konsumen dalam menjalankan usaha. Jaringan muncul

karena adanya hubungan atau kerja sama antara penjual produk dengan para member

atau konsumen HPAI. Dalam sistem ini sangatlah mempengaruhi dan saling

membutuhkan kerjasama antar Business Center (BC) kepada Agency Center (AC),

Agency Center (AC) ke Distibutor Center (DC), kemudian Distibutor Center (DC) ke

stokis atau member saling berinteraksi dalam hal menjual produk HPAI.

Jaringan akan luas apabila mentor atau agen bisa mengajak orang lain untuk

bergabung dalam HPAI,ini berpengaruh terhadap bagaimana komunikasi terhadap

konsumen yang menjadi target setiap mentor atau agen. Karena apabila suatu mentor

atau agen tidak bisa berkomunikasi dengan baik untuk membangun jaringan maka akan

susah untuk mengajak orang lain bergabung menjadi agen HPAI. Terjalin Jaringan

terhadap Business Center (BC) kepada Agency Center (AC), Agency Center (AC) ke

Distibutor Center (DC), kemudian Distibutor Center (DC) ke stokis atau member.

Yang mana antara pihak satu dan lainnya saling menguntungkan dan bekerja sama

demi mencapai keuntungan perorangan.

2.1.2 Norma Sosial (Norms)

Norma merupakan memberikan jalan bagi seseorang untuk bertingkah laku

dalam masyarakat atau memberikan jalan untuk mengatur perilaku dari para anggota

dan diberi sanksi yang nyata bagi pelanggaran yang terjadi. Norma sosial merupakan

suatu peraturan yang menjadi acuan dalam masyarakat bertingkah laku. Jika suatu

aturan dilanggar dalam masyarakat oleh seseorang, maka pelaku mendapatkan sanksi

atas pelanggaran yang dilakukannya. Norma yang ada, mempunyai kekuataan mengikat

yang berbeda-beda. Ada norma kuat, norma sedang dan norma lemah daya ikatnya.

20
Norma yang terkuat ialah anggota-anggota masyarakat yang pada umunya tidak berani

melanggar peraturan yang ada. Norma tersebut antara lain cara (Usage), kebiasaan

(Folkways), tata kelakuan (Mores), dan adat istiadat (Custom) (Soekanto,2013:174).

Norma sosial memiliki peran untuk mengontrol bentuk-bentuk perilaku yang

tumbuh dalam masyarakat. Norma sosial dapat diartikan sebagai sekumpulan aturan

yang diharapkan dan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat. Dalam suatu

komunitas,asosiasi,kelompok ataupun group tumbuh norma untuk dipertahankan dan

akan memperkuat masyarakat tersebut maka itulah alasan mengapa norma menjadi

salah satu unsur modal sosial yang akan membuat berlangsungnya kedekatan sosial

yang kuat.

Norma sosial adalah aturan yang menjadi acuan masyarakat dalam bertingkah

laku begitupun juga dengan hubungan kerja sama antar penjual produk dengan member

ataupun konsumen produk Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI). Norma sosial

dalam ruang lingkup menjalankan bisnis HPAI ialah peraturan yang sudah dibentuk

oleh dewan syariah, bagaimana peraturan menjadi agen, hak dan kewajiban, serta

pelanggaran dan sanksi semua itu telah disusun. Nilai dan norma antara mentor dengan

member, member dengan downlinenya serta norma antara pengelola BC (business

center )lembaga binaan dalam bentuk adanya nilai-nilai serta tata kelakuan yang telah

disepakati oleh perusahaan dan dewan pertimbangan sebelumnya.

2.1.3 Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan merupakan hubungan yang terjalin antara dua belah pihak atau

lebih yang menginginkan harapan salah satu pihak atau kedua belah pihak mendapat

keuntungan melalui interkasi sosial. Inti kepercayaan sebagai berikut: pertama,

21
hubungan antara dua orang atau lebih, temasuk dalam hubungan ini adalah institusi,

dalam pengertian ini diwakili orang. Kedua, jika direalisasikan tidak merugikan salah

satu pihak atau kedua belah pihak. Ketiga, interaksi hubungan dan harapan itu terwujud

(Lawang,2004:36).

Kepercayaan dapat memperbesar kemampuan yang ada dalam diri manusia untuk

bekerja sama. Kerja sama tidak akan terjalin jika tidak didasari atas kepercayaan antara

sesama pihak yang terlibat. Setiap yang bergabung dalam produk Herbal Penawar

Alwahida Indonesia HPAI harus ada kepercayaan satu sama lain karena dengan

kepercayaan akan membentuk jaringan yang semakin luas. Kepercayaan terhadap

Business Center (BC) kepada Agency Center (AC), Agency Center (AC) ke Distibutor

Center (DC), kemudian Distibutor Center (DC) ke stokis atau mentor kepada member

dan member kepada konsumen.

Kepercayaan (trust) itu muncul disuatu kelompok terdapat nilai sebagai dasar

kehidupan untuk menciptakan harapan umum dan kejujuran menurut fukuyama.

kepercayaan adalah hasil dari norma sosial yang membentuk modal sosial. Hal

terpenting adalah rasa koneksi dengan orang lain karena kita melihat mereka sebagai

member kita sendiri yang kepentingannya harus ditanggapi dengan serius. Penelitian ini

juga nantinya akan dapat mengetahui tentang jenis kepercayaan apa yang ada di

pedagang HPAI Herbal Penawar Alwahida Indonesia (Yanti, 2019:5).

Dalam HPAI kepercayaan dapat dibentuk dengan adanya kesesuaian antara

ucapan dan perilaku sehari-hari. Jadi, prinsip bisnis HPAI adalah bisnisnya sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah. Maka setiap mentor maupun agen HPAI harus

memperhatikan penampilan dan tingkah laku dalam setiap kegiatan yang dikuti maupun

22
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berpenampilan baik maka bisa menjadi modal

bagi setiap agen pada saat berkomunikasi dengan masyarakat. Agar masyarakat percaya

akan manfaat dan keutamaan dari produk HPAI yang diperkenalkan, maka agen dalam

kehidupan sehari-hari harus menggunakan berbagai produk HPAI sesuai dengan

kebutuhan sehari-sehari.

2.2 Strategi

2.2.1 Defenisi strategi

Menurut istilah, strategi dapat diartikan sebagai program untuk menentukan,

mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misi dari organisasi. Strategi

juga dapat diartikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu. Pada pengertian ini, setiap organisasi pasti memiliki

strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara tegas. Pengertian ini

diterapkan bagi manajer yang bersifat tanggap, yaitu hanya menanggapi dan

menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan

(Tjiptono,2008:3).

Kata strategi berasal dari yunani klasik yang berarti “stratos” artinya tentara dan

kata “ageis” yang artinya memimpin. Strategi menurut Candler yaitu menentukan

tujuan suatu perusahaan serta alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (Kuncoro,2005:1). Strategi akan menentukan kesuksesan

atau kegagalan dalam suatu perusahaan. Strategi berlandaskan pada analisis yang

terintegritas dan holistik, artinya setelah disusun semua yang ada dalam organisasi

sudah menerapkan visi dan misi yang benar, Kemudian strategi dirumuskan untuk

merealisasikan visi dan misi perusahaan. Misalkan dalam bisnis HPAI setiap orang

23
yang bergabung mempunyai strategi komunikasi terhadap orang lain, bagaimana

strategi supaya orang bisa tertarik dengan produk HPAI, bagaimana strategi seseorang

supaya jaringannya semakin luas dan bagaimana strategi agar anggota (member) tetap

istiqomah dalam bisnis HPAI. Semua mempunyai strategi masing-masing untuk

mencapai tujuan yang akan dicapai. Jika suatu strategi telah disusun maka kekuataan

untuk mencapai unsur—unsur modal sosial akan mudah dicapai.

2.2.2 Tingkatan-tingkatan Strategi

Strategi memiliki berbagai tingkatan dalam prosesnya, yaitu memiliki tiga

tingkatan, yaitu :

1. Perumusan Strategi

Merumuskan strategi adalah langkah pertama yang perlu dilakukan serta

mengembangkan tujuan,mengenai peluang dan ancaman,menetapkan kekuataan

kelemahan, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan

memilih strategi yang dilaksanakan. Dalam merumuskan strategi perlu untuk

menentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau

melakukan suatu keputusan dalam suatu kegiatan.

2. Implementasi Strategi

Untuk tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih maka, membutuhkan

komitmen dan kerja dari seluruh unit, tingkatan dan anggota dalam suatu

organisasi maupun perusahaan. Tanpa adanya suatu komitmen dan kerjasama

dalam melaksanakan startegi ini, maka analisis strategi hanya akan menjadi

suatu impian.

24
3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi ialah tahap terakhir dalam tingkatan strategi karena

suatu keberhasilan yang sudah tercapai dapat diukur kembali untuk menetapkan

tujuan selanjutnya. Ada 3 macam untuk mengevaluasi startegi yaitu, pertama,

meninjau faktor-faktor internal dan ekternal yang menjadi dasar strategi. Adanya

perubahan akan menjadi suatu hambatan dalam pencapaian suatu tujuan. Kedua,

mengukur prestasi yaitu membandingkan hasil dengan kenyataan. Ketiga,

mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan

rencana (David, 2002:30).

Dari tingkatan-tingkatan strategi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika

kita menyusun strategi maka yang harus dilakukan terlebih dahulu ialah perumusan

startegi tersebut, setelah itu baru melakukan penerapan terhadap strategi kemudian

melakukan evaluasi terhadap strategi yang sudah dilakukan. Begitu juga dalam bisnis

HPAI, ketika mentor dan agen sudah menyusun strategi bagaimana mengajak orang

agar bisa tertarik terhadap produk dan bagaimana membangun jaringan agar semakin

luas, setelah itu baru menerapkan strategi yang sudah disusun untuk bisa dilaksanakan

ketika berada dilapangan. Selanjutnya ketika strategi telah diterapkan maka ada evaluasi

yaitu ketika mentor mengadakan kegiatan maka disitulah setiap agen bisa memberikan

hasil dari startegi yang dilakukan.

2.2.3 Strategi komunikasi persuasif HPAI

Komunikasi persuasif adalah kegiatan yang mempunyai tujuan yang jelas.

Tujuan tersebut agar terlaksana dengan baik,oleh karena itu setiap kegiatan perlu

25
memiliki strategi yang benar untuk mencapai keberhasilan. Ada beberapa hal yang

dipertimbangkan dalam menentukan stategi persuasif yaitu:

1. Spesifikasi tujuan persuasi

Komunikasi persuasif memiliki tiga tujuan yaitu: a). Membentuk

tanggapan, b). Memperkuat tanggapan, c). Mengubah tanggapan menurut Paul

Edward Nelson dan Judy Cornelia.

2. Identifikasi kategori sasaran

Kategori sasaran ini membahas tentang siapakah sasaran dari kita dalam

mengajak orang lain, jika ingin berhasil sasaran dapat diidentifikasi berdasarkan

umur,kelompok, dan minat khusus mereka.

3. Perumusan strategi

Supaya komunikasi persuasif dapat berjalan dengan tujuan yang sudah

ditetapkan, maka strategi yang digunakan perlu dirumuskan terlebih dahulu.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan ialah: a). Prinsip identifikasi yaitu pesan

yang disusun dengan memperlihatkan kepentingan sasaran, b). Prinsip tindakan

yaitu ide yang harus disertai dengan tindakan yang nyata, c). Prinsip

kepercayaan yaitu seseorang akan menerima pesan ajakan apabila disampaikan

oleh orang yang dipercayainya, d). Prinsip kejelasan yaitu sebuah pesan ajakan

yang harus jelas dand apat dipahami oleh sasaran.

4. Pemilihan metode ajakan persuasif

Pemilihan metode ini memiliki tiga pendekatan yang dilakukan yaitu

pendekatan berdasarkan media yang digunakan, sifat antara persuader dengan

sasaran, serta pendekatan psikososial (Soemirat,2014:22-24).

26
Menurut Melvin L.Defleur dan Sandra J. Ball-Roceach, ada strategi dalam komunikasi

persuasif, yaitu :

a. Strategi Psikodinamika

Strategi psikodinamika adalah pesan efektif yang mampu mengubah

psikologis individu dengan berbagai cara, sehingga mereka akan merespon

secara terbuka dengan bentuk perilaku yang diinginkan persuander. Landasan ini

akan mengubah struktur internal psikologis individu seperti sikap,rasa takut,

kebutuhan dan lain-lain yang hasilnya akan tampak pada prilaku yang nyata.

Dapat dilihat dalam para komunikator Herbal Penawar Alwahida

Indonesia (HPAI), mereka mengawali materi dengan dakwah, baik itu dalam

memberikan materi tentang bisnis HPAI maupun ketika memberikan materi

mengenai produk herbal dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bahwa

apapun yang terjadi pada diri manusia itu adalah kehendak Allah. Agen yang

menyampaikan kepada masyarakat tentang produk HPAI akan berusaha mengisi

jiwa masyarakat dengan nilai-nilai kerohanian sebelum menyampaikan tentang

bisnis HPAI. ini bertujuan untuk agar masyarakat memiliki kekuataan mental

dalam melengkapi setiap masalah, agen HPAI menjagak untuk masyarakata atau

konsumen untuk selalu meyakini apapun yang terjadi adalah karena Allah, selalu

ridho terhadap apapun yang terjadi, bersyukur terhadap kondisi yang dialami.

Sakit atau sehat, sukses atau gagal hal itu tidak luput dari kehendak Allah.

b. Strategi Persuasi Sosiokultural

Strategi sosiokultural adalah perilaku manusia yang dipengaruhi oleh

kekuatan dari luar diri individu. Inti dari strategi ini ialah bahwa pesan

27
ditentukan dalam keadaan konsensus bersama. Oleh karena itu pesan yang

ditunjukan dan didukung oleh kelompok yang bersangkutan. Strategi ini

digunakan bersama dengan gabungan antar pesan melalui media dan individu

yang dapat ditukarkan.

Dalam Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) strategi ini

membahas mengenai istilah menghindari kalimat upline dan dowline karena

istilah Upline diartikan sebagai anggota (member) yang melakukan perekrutan

peringkat lebih tinggi dari anggota yang direktur sedangkan istilah Downline

diartikan sebagai anggota (member) atas rekrutan. Berkomunikasi dalam HPAI

tidak menggunakan istilah upline dan downline tetapi menggunakan istilah

mentor dan agen. Setiap agen dapat meminta bimbingan kepada agen yang

dianggap lebih paham dan memiliki pemahaman yang banyak meskipun

berbeda mentor, dalam agama mengajarkan kita bahwa untuk saling

menghargai karena sesama muslim itu bersaudara. Apabila anggota senantiasa

membangun jaringan dengan membuat kenyamanan bagi para masyarakat atau

konsumen maka hal itu akan mempengaruhi hubungan diantara sesama

anggota. Hubungan yang baik akan menumbuhkan kepercayaan sedangkan

kepercayaan merupakan salah satu cara agar bisa membangun jaringan.

c. The Meaning Contruction

Merupakan hubungan antara pengetahuan dan perilaku dapat dicapai

sejauh apa yang diingat. Inti dari strategi ini ialah bahwa pengetahuan dapat

membentuk perilaku seseorang (Soemirat,2014:25).

28
Strategi ini membahas mengenai edukasi kesehatan yang memberikan

pengetahuan tentang barbagai hal mengenai kesehatan, baik itu penyakit,

pencegahan maupun penanggulangan. Dalam hal ini biasanya yang mengajak

orang bergabung dalam HPAI akan memberikan contoh perilaku kesehatan ala

Rasulullah, misalkan pola makan, pola tidur dan lain sebagainya, termasuk juga

pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan disekitar lingkungan hidup

kita untuk bisa dijadikan konsumsi. Begitu juga memanfaatkan tumbuh-

tumbuhan yang ada dalam Al-quran. Misalkan buah kurma, zaitun, madu, dan

buah tin. Hasil pengetahuan yang telah diberikan kepada masyarakat melalui

edukasi kesehatan maka masyarakat akan dnegans endirinya mempertanyakan

keberadaan dari tumbuh-tumbuhan yang sulit untuk didapatkan . pada saat itu

barulah agen memperkenalkan bahwa tanaman seperti buah tin atau zaitun saat

ini telah diproduksi dalam bentuk herbal diberbagai perusahaan dan sekarang

dapat diperoleh dengan mudah, salah satunya melalui produk Herbal Penawar

Alwahida Indonesia.

Selanjutnya Quinn mengatakan, dalam strategi agar dapat efektif dilaksanakan

dalam sebuah program, maka harus memenuhi beberapa cangkupan sebagai berikut :

a. Objektif, yaitu usaha yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang

jelas dan bisa mencapai tujuan tertentu.

b. Memelihara inisiatif, yaitu menjaga kebebasan bertindak dan

memperkaya komitmen agar bisa menentukan langkah untuk bertindak

terhadap suatu peristiwa.

29
c. Konsentrasi, yaitu kekuataan waktu yang besar dan tempat yang

menentukan.

d. Fleksibilitas, yaitu strategi yang diniatkan untuk melengkapi penyangga

dan dimensi untuk fleksibilitas.

e. Kepemimpinan yang memiliki komitmen, yaitu strategi yang

memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan bertanggung

jawab terhadap suatu tujuan.

f. Kejujuran, yaitu Strategi untuk memanfaatkan kerahasiaan dan

kecerdasan untuk menyerang pada saat hal yang tidak terduga.

g. Keamanan, yaitu strategi yang mengamankan seluruh organisasi dan

semua operasi penting organisasi.

Strategi dalam berbisnis merupakan suatu cara yang dilakukan perusahaan atau

lembaga untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Strategi yang digunakan

dalam berbisnis Herbal Penawar Alwahida (HPAI) dimulai dari diri sendiri

menggunakan produk HPAI,setelah mendapatkan khasiat dari produk tersebut maka

bangunlah jaringan dengan keluarga dan lingkungan sekitar, dengan cara ceritakan apa

yang telah didapatkan dari produk tersebut, ceritakan khasiat dan manfaat kemudian

mencoba untuk membangun jaringan dengan orang lain sehingga akan mendapatkan

jaringan yang semakin luas.

2.3 Interaksi

Secara etimologis, interaksi terdiri dari dua kata yaitu aksi (action) dan antara

(inter) (Raho, 2004:33). Interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar

individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Jika seseorang

30
sudah berintekrasi atau telah melakukan interaksi, maka masing-masing individu yang

berinteraksi pasti akan memberikan respon atau persepsi terhadap interaksi yang

dirasakan maupun yang diberikan. Jika suatu interaksi baik maka akan baik pula respon

atau persepsi yang timbul, dan sebaliknya jika interaksi dirasakan tidak baik, maka

respon dan presepsi yang tidak baik juga timbul.Seperti halnya dalam masyarakat,

interaksi yang terjadi di masyarakat yaitu interaksi antara orang yang satu dengan yang

lainnya.

Menurut H. Bonner interaksi sosial ialah suatu hubungan antara dua atau lebih

individu manusia, yang mana kelakuan individu saling mempengaruhi, mengubah,

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Hal ini menggambarkan

timbal balik interaksi sosial terhadap dua atau lebih manusia (Gerungan, 1996:57).

Menurut Gillin dan Gillin interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial

yang membahas hubungan antar orang perorangan, antar kelompok dengan kelompok

lainnya, maupun antar orang perorangan dengan kelompok lainnya. Apabila ada dua

orang yang saling bertemu dan disitulah interaksi dimulai. Dengan adanya saling

menegur, saling berjabat tangan, saling berbicara dan bahkan berkelahi sekalipun.

Aktivitas-aktivitas seperti itulah yang dinamakan interaksi sosial (Soekanto,2007:55-

56).

Interaksi sosial yang terjadi dalam bisnis HPAI merupakan hubungan sosial

yang dinamis menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar kelompok dengan

kelompok lain, dan orang dengan kelompok masyarakat. Interaksi sosial yang terjadi

apabila dalam suatu masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari terjadi kontak sosial

dan komunikasi, dan interaksi terjadi apabila ada dua orang atau kelompok yang saling

31
bertemu ataupun pertemuan antara individu dengan kelompok yang mana terjadi

komunikasi antara kedua belah pihak.

Salah satu interaksi dalam bisnis Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI)

yaitu ketika mentor mengajak konsumen untuk bergabung menjadi member HPAI,

interaksi mentor yang memberikan pembinaan kepada member, serta interaksi secara

langsung antara pembeli dengan penjual. Disuatu Business Center (BC) dalam satu

bulan akan ada mengadakan home sharing untuk membimbing para member agar bisa

istiqomah berbisnis HPAI. Maka terjadilah interaksi antara pembicara dengan peserta

home sharing.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial,tanpa interaksi

sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat

yang utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial yang memiliki

hubungan dinamis yang menyangkut perorangan,antar kelompok, maupun antar

perorangan dengan kelompok (Haryanto, 2011:214-215). Interaksi sosial mempunyai

beberapa bentuk yaitu sebagai berikut :

1. Kerjasama

Sosiolog berpendapat bahwa kerjasama merupakan bentuk dari interaksi

sosial, kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan suatu kelompok

dengan kelompok yang lain. Kerjasama akan kuat apabila ada bahaya yang

mengancam atau tindakan-tindakan yang menyinggung kesetian didalam

kelompok atau dalam diri seseorang maupun segolongan orang. Bentuk dan

pola kerja sama yang dijumpai pada semua kelompok manusia. Kerjasama

dalam bisnis Herbal Penawar Alwahida Indonesia HPAI ialah kerjasama

32
antara mentor dengan mitra untuk membangun jaringan kepada semua

golongan, membangun jaringan membutuhkan interaksi dengan orang lain,

baik itu suatu kelompok maupun kelompok yang lainnya. Kerjasama ini

dilakukan oleh status keagenan HPAI dari Business Center-Agency Center-

Distribusi Center- stokis hingga ke agen biasa.

2. Persaingan

Persaingan merupakan proses sosial yang mana individu atau kelompok

manusia yang bersaing untuk mencari suatu keuntungan melalui bidang-

bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian publik agar lebih tertarik

terhadap apa yang kita lakukan.

Persaingan dalam bisnis Herbal Penawar Alwahida Indonesia HPAI ialah

bersaing agar mendapatkan jaringan yang luas, jika suatu jaringan luas maka

tingkat kepercayaan akan meningkat dengan itu agen akan mendapatkan

poin yang lebih banyak sehingga akan mendapatkan keuntungan.

3. Pertentangan dan pertikaian

Pertentangan dan pertikaian merupakan proses sosial yang mana suatu

individu atau kelompok menyadari perbedaan-perbedaan. Perbedaan

pertentangan antara lain yaitu perbedaan antara individu-individu, perbedaan

suatu kebudayaan, perbedaan suatu kepentingan, dan perbedaan sosial.

Perbedaan ini akan menghasilkan ancaman dan kekerasan fisik. Dalam

Herbal Penawar Alwahida Indonesia HPAI Pertentangan dan pertingkaian

itu tidak ada karena mentor dan member selalu menjaga satu sama lainnya

agar tidak terjadinya pertentangan

33
2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian –penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

penelitian. Penelitian terdahulu telah melakukan penelitian tentang modal sosial didalam

masyarakat. Penelitian terdahulu juga dijadikan sebagai perbandingan antara fenomena

yang akan diteliti dengan hasil studi dahulu yang serupa, dengan penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 2.1
Kajian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu
1. Kartika Adie Pratiwi 3401411168. Modal Sosial Pada Multi Level
Marketing Tupperware Di Kota Semarang. Jurusan Sosiologi Dan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 2015.
(Pratiwi, 2015)

Sumber://lib.unnes.ac.id/20959/
Tujuan 1. Untuk mengetahui segala sesuatu
mengenai bisnis Tupperware di Kota
Semarang
2. Untuk mengetahui gambaran modal
sosial yang dimiliki oleh pelaku
bisnis dalam masyarakat MLM
Tupperware
3. Untuk Mengetahui kendala yang
dihadapi oleh pelaku bisnis untuk
menjaga modal sosial dalam bisnis
MLM Tupperware
Metode Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif
1. satunya berpusat dicabang kantor PT.
Hasil Penelitian Kalyana Bentang Sentosa. Distributor
PT. Kalyana Bentang Sentosa adalah
Ibu Sri Rochmayuni. Keunggulan
dari PT. Kalyana Bentang Sentosa
adalah peranan distributor yang
senantiasa mengawasi dan
memperhatikan para karyawan yang
bekerja dikantor tersebut

34
2. Modal sosial yang terbangun dalam
masyarakat multi level marketing
(MLM) Tupperware meliputi tiga (3)
hal, yaitu jaringan bisnis MLM
Tupperware yang terdiri dari
consultant, team captain, manager,
group manager, dan distributor,
norma asas resiprokal (hubungan
timbal balik), serta kepercayaan
dalam hal pengambilan barang dari
downline kepada upline
3. Kendala yang dihadapi dalam
menjaga modal sosial untuk
kelangsungan bisnis MLM
Tupperware meliputi dua (2) hal,
yaitu pengingkaran terhadap
kesepakatan, dan munculnya
persyaratan persyaratan yang tidak
lazim, serta tingginya kepentingan
ekonomi yang mengalahkan modal
sosial.
Perbedaan Penelitian
Persamaan Penelitian
2. Komarila.Implementasi Nilai-Nilai Hukum Ekonomi Syariah Pada
Multi Level Marketing Herba Penawar Alwahida Indonesia (Hpai)
Cabang Palembang. Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam
Negeri (Uin) Raden Fatah Palembang 2018.

Sumber: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/2706
Tujuan 1. Untuk mengetahui dalam pemberian
bonus MLM HPAI cabang
palembang menerapkan nilai-nilai
ekonomi syariah yang ada
didalamnya.
2. Untuk mengetahui apakah dalam
penetapan harga dalam MLM HPAI
sudah menerapkan hukum nilai
hukum ekonomi syariah.
Metode Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif
Hasil Penelitian 1. Herba Penawar Alwahida Indonesia
HPAI adalah Multi Level Marketing
Syariah yang sudah menerapkan
sistem hukum ekonomi syariah
dimana sudah banyak pelaku usaha
yang sudah berpengalaman maupun

35
pemula mulai dari kota besar
indonesia sampai daerah-daerah
kabupaten terpencil yang membuka
usaha HPAI.
2. Penerapan nilai-nilai ekonomi
syariah pada pemberian bonus
dilakukan bermula dengan adanya
dewan syariah yang mengawasi
jalannya pemasaran.
Perbedaan Penelitian
Persamaan Penelitian
3. Arinda Widiantika Putri. Pengaruh Strategi Pemasaran Mlm Syariah
Dan Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi
Pada Agency Produk Herba Penawar Alwahida Indonesia Di Kabupaten
Ponorogo). Jurusan Muamalah Fakultas Syariah Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo 2018.

Sumber: http://etheses.iainponorogo.ac.id/4413/1/gabungan
%20upload.pdf
Tujuan 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh
promosi MLM syariah terhadap
keputusan pembelian konsumen pada
produk HPAI di Ponorogo.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh
labelisasi halal pada produk HPAI
terhadap keputusan pembelian
konsumen produk HPAI di
Ponorogo.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh
promosi MLM syariah dan labelisasi
halal terhadap keputusan pembelian
konsumen pada produk HPAI di
Ponorogo
Metode Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif deskriptif
dengan teknik teknik non
probability sampling
Hasil Penelitian 1. Strategi promosi MLM syariah
mempunyai hubungan dan secara
parsial berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk HPAI,
dengan nilai thitung > ttabel yaitu
3,639>1,663 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Dengan itu maka
dapat disimpulkan bahwa strategi
promosi MLM syariah sangat

36
berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian konsumen
terhadap produk HPAI
2. Labelisasi halal yang tercantum
dalam kemasan produk mempunyai
hubungan dan secara parsial
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk, ditunjukkan
dengan tingkat signifikan
0.000<0.05, dengan nilai thitung >
ttabel yaitu 3,905>1,663 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
labelisasi halal berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian
konsumen terhadap produk HPAI.
3. Strategi promosi MLM syariah dan
labelisasi halal secara serentak
(simultan) mempunyai pengaruh
yang terhadap keputusan pembelian
produk HPAI. Nilai Fhitung>Ftabel
yaitu 12,149>3,11 dan nilai
signifikansi 0,000.
Perbedaan Penelitian
Persamaan penelitian
4. Nur Intan.Penerapan Syari’at Islam Pada Sistem Multi Level
Marketing Syari’ah Herba Penawar Al Wahida (Hpa) Studi Kasus Di
Pekanbaru. Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru 2011.

Sumber: Jurnal Inovasi Penelitian Volume I No. 4 September 2020


Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem
Multi level Marketing Syariah Herba
Penawar Al Wahida (HPA) Pekanbaru
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-
faktor penghambat dalam pelaksanaan
Multi Level Marketing Syariah Herba
Penawar AlWahida (HPA) Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis
Ekonomi Islam terhadap system Multi
Level Marketing Syariah Herba
Penawar Al Wahida (HPA)Pekanbaru
Metode Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif deskriptif

37
dengan teknik Random Sampling
Hasil Penelitian 1. Sistem multi level marketing syariah
herba penawar al wahida yaitu sistem
yang memakai pemberian bonus
secara berjenjang, apabila telah
mejadi member akan langsung
mendapat potongan harga dalam
setiap produk sebesar 20-25 % .
2. Faktor-faktor penghambat dalam
sistem multi level marketing syariah
herba penawar al wahida yaitu
kurangnya pemahaman para member
tentang sistem multi level marketing
syariah. Dan kurangnya sosialisasi
baik dari pihak perusahaan maupun
para member tentang produk dan
sistem multi level marketing syariah
herba penawar al wahida (hpa)
terhadap masyarakat.
3. Analisis ekonomi islam tentang
sistem multi level marketing syariah
herba penawar al wahida (hpa)
adalah dibolehkan karena tidak ada
unsur goror atau penipuan dan
memberikan peluang bagi para
member untuk berbisnis tanpa harus
mengeluarkan modal yang cukup
besar, produknya halal sebab terbuat
dari tumbuh-tumbuhan alami, etika
dalam penjualan tidak ada
kebohongan para member akan
menjelaskan semua yang berkaitan
dengan produk dan sistem
pemasarannya.
Perbedaan Penelitian
Persamaan Penelitian
5. Sarah Mutiarani, Bisnis Multi Level Marketing Oriflame Menurut
Tinjauan Hukum Islam. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalah) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Surakarta 2017.

Sumber: https://core.ac.uk/reader/296474390
Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem
Multi level Marketing Syariah.
Mendiskripsikan bagaimana sistem
kerja bisnis Multi Level Marketing

38
Oriflame?
2. Mendiskripsikan bagaimana sistem
kerja bisnis Multi Level Marketing
Oriflame ditinjau dari Hukum Islam.
Metode Metode penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif
Hasil Penelitian 1. Mekanisme sistem kerja Bisnis Multi
Level Marketing (MLM) Oriflame
pada umumnya adalah menjual,
mengajak dan mengajarkan,
membangun organisasi, serta
membina dan memotivasi.
2. Pandangan hukum Islam terhadap
bisnis Multi Level Marketing (MLM)
Oriflame adalah boleh dilakukan
karena termasuk dalam kategori
muamalah yang hukum asalnya
adalah mubah (boleh) sampai ada
dalil yang melarangnya.
Perbedaan Penelitian
Persamaan Penelitian
Sumber :Penelitian Terdahulu

39
2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan alur peneliti dalam penelitian, untuk

mengetahui bagaimana alur peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitian

maka dibuatlah kerangka berfikir sebagai berikut.

MODAL SOSIAL
Pierre Bourdie

HPAI BC 4 PEKANBARU

PENGARUH MODAL
UNSUR MODAL SOSIAL SOSIAL TERHADAP
PENCAPAIAN POIN

1. JARINGAN
2. KEPERCAYAAN
3. NORMA

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Sumber : Olahan Penelitian 2019

40
2.6 Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan bahasan utama bertujuan untuk

mengarahkan atau menghindari kesalahpahaman dalam penulisan. Agar tidak

terjadi salah pengertian dalam hal konsep-konsep yang digunakan dalam

penelitian, penulis perlu mengatur konsep-konsep tersebut dan memilih ukuran-

ukuran mana saja yang akan dijadikan landasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) merupakan suatu perusahaan

Bisnis Halal Network Indonesia yang berfocus terhadap produk-produk

herbal. Tujuan dibangun HPAI untuk menjayakan produk-produk halal

yang berkualitas baik berazaskan Thibbunnabawi, serta memajukan dan

meningkatkan ekonomi islam melalui enterpreurship.

2. Business Center (BC) merupakan suatu tempat distribusi produk-produk

HPAI. Namun yang bisa mendirikan Business Center hanya untuk orang-

orang yang sudah mencapai syarat-syarat tertentu.

3. Strategi dalam berbisnis merupakan suatu cara yang dilakukan perusahaan

atau lembaga untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.

Strategi yang digunakan dalam berbisnis HPAI Herbal Penawar Alwahida

Indonesia dimulai dari diri sendiri menggunakan produk HPAI setelah itu

baru dari keluarga dan teman.

4. Modal sosial merupakan serangkaian Jaringan, Nilai dan Norma serta

Kepercayaan yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok dalam

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Modal sosial dalam penelitian

ini adalah Modal Sosial pada pemasaran produk HPAI (Herbal Penawar

41
Alwahida Indonesia) di BC (Business Center) 4 kota Pekanbaru. Ada

beberapa variabel modal sosial terdiri dari 3 dimensi dalam penelitian ini

yaitu :

a. Jaringan

Jaringan sosial dalam penelitian ini ialah hubungan atau kerjasama

antara sesama member, member dengan mentor dan jaringan antara

mentor dengan mentor lainnya. Indikator jaringan sosial terdiri dari 8 item

pertanyaan, maka untuk menentukan skor terendah dan skor tertinggi

untuk indikator jaringan sosial adalah sebagai berikut :

Skor Terendah = 1 x 8 = 8

Skor Tertinggi = 3 x 8 = 24

Maka diperoleh rentang interval

Rentang Interval : Skor tertinggi – Skor terendah

Jumlah kelas

24 – 8 = 5

Kemudian, setelah menegetahui rentang interval data akan dikelompokkan

berdasarkan rentang interval dari masing-masing kelas. Adapun data terkait

jaringan sosial dapat dikategorikan kedalam tiga kategori yaitu lemah,

sedang dang kuat.

1. Kategori Lemah = Apabila Skor berada pada interval 12 - 8

2. Kategori Sedang = Apabila Skor berada pada interval 17 – 13

3. Kategori Kuat = Apabila Skor berada pada interval 24 – 18

42
b. Kepercayaan

Kepercayaan dalam penelitian ini ialah timbulnya rasa saling

percaya antara member dengan member yang lain, member dengan mentor

dan kepercayaan antara mentor dengan mentor yang lain.Indikator

kepercayaan terdiri dari 5 item pertanyaan, maka untuk menentukan skor

terendah dan skor tertinggi untuk indikator dalam kepercayaan adalah

sebagai berikut :

Skor Terendah = 1 x 5 = 5

Skor Tertinggi = 3 x 5 = 15

Maka diperoleh rentang interval

Rentang Interval : Skor tertinggi – Skor terendah


Jumlah kelas
15 – 5 = 4
3
Kemudian, setelah menegetahui rentang interval data akan dikelompokkan

berdasarkan rentang interval dari masing-masing kelas. Adapun data terkait

kepercayaan dapat dikategorikan kedalam tiga kategori yaitu lemah, sedang

dang kuat.

1. Kategori Lemah = Apabila Skor berada pada interval 8 - 5

2. Kategori Sedang = Apabila Skor berada pada interval 12 – 9

3. Kategori kuat = apabila skor berada pada interval 15 – 13

c. Norma Sosial

43
Norma sosial dalam penelitian ini ialah sebuah aturan yang sudah

dibuat oleh perusahaan yang harus ditaati bagi yang bergabung di

HPAI. Norma dan nilai sangat berperan penting dalam megawasi

bentuk-bentuk perilaku. Norma tersebut yang akan membentuk nilai-

nilai orang yang bergabung di HPAI.Indikator Norma Sosial terdiri

dari 6 item pertanyaan, maka untuk menentukan skor terendah dan

skor tertinggi untuk indikator dalam Norma sosial adalah sebagai

berikut :

Skor Terendah = 1 x 6 = 6

Skor Tertinggi = 3 x 6 = 18

Maka diperoleh rentang interval

Rentang Interval : Skor tertinggi – Skor terendah

Jumlah kelas

18 – 6 = 4
3
Kemudian, setelah menegetahui rentang interval data akan

dikelompokkan berdasarkan rentang interval dari masing-masing kelas.

Adapun data terkait Norma Sosial dapat dikategorikan kedalam tiga

kategori yaitu lemah, sedang dang kuat.

1. Kategori Lemah = Apabila Skor berada pada interval 9 - 6

2. Kategori Sedang = Apabila Skor berada pada interval 13 – 10

3. Kategori kuat = apabila skor berada pada interval 18 – 14

d. Kekuataan Modal Sosial

Kekuataan modal sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perihal tentang kuatnya modal sosial di Business Center (BC) 4 Kota

44
Pekanbaru. Kekuatan ini berupa jaringan, kepercayaan dan norma sosial.

Dari tiga unsur modal sosial tersebut unsur mana yang mempunyai

kekuataan yang lebih. Indikator kekuataan modal sosial 5 item

pertanyaan, maka untuk menentukan skor terendah dan skor tertinggi

untuk indikator dalam Norma sosial adalah sebagai berikut :

Skor Terendah = 1 x 19 = 19

Skor Tertinggi = 3 x 19 = 57

Maka diperoleh rentang interval

Rentang Interval : Skor tertinggi – Skor terendah

Jumlah kelas

57 – 19 = 12

3
Kemudian, setelah menegetahui rentang interval data akan

dikelompokkan berdasarkan rentang interval dari masing-masing kelas.

Adapun data terkait Kekuataan modal Sosial dapat dikategorikan

kedalam tiga kategori yaitu lemah, sedang dang kuat.

1. Kategori Lemah = Apabila Skor berada pada interval 31 - 19

2. Kategori Sedang = Apabila Skor berada pada interval 43 – 32

3. Kategori kuat = apabila skor berada pada interval 57– 44

Tabel dibawah ini penjabaran dari variable, indicator, dan ukuran

yang digunakan dalam penelitian :

Tabel 2.2
Variable, Indikator, dan Ukuran yang digunakan dalam Penelitian
Variabel Indikator Ukuran Skor Item
soal
Modal Sosial Jaringan yang 1-20 orang 3 A1.1

45
Jaringan dibangun
21-40 orang 2

> 40 orang 1

Bimbingan mentor Semua 3 A1.2


untuk produk
memperkenalkan
produk Hanya 2
beberapa
produk

Tidak sama 1
sekali

Kendala dalam Semua 1 A1.3


membangun konsumen
jaringan terhadap Hanya
konsumen
beberapa 2
konsumen

Tidak sama 3
sekali

Berpartisipasi dalm Selalu hadir 3 A1.4


kegiatan yang di setiap
adakan HPAI BC 4 kegiatan

Hanya 2
beberapa kali
hadir

Tidak pernah 1
hadir

Kerjasama dengan Semua 3 A1.5


member lain Member

Hanya 2
beberapa
member

Tidak sama 1
sekali

Hubungan baik Semua 3 A1.6

46
dengan member Member

Lain Hanya 2
beberapa
member

Tidak sama 1
sekali

Hubungan baik Selalu 3 A1.7


dengan mentor menjaga
sendiri hubungan
baik

Beberapa 2
kali tidak
berhubungan
baik

Tidak 1
berhubungan
baik sama
sekali

Kepercayaan Mentor Selalu 3 A1.1


membantu ketika merespon
anda mengalami setiap
kesulitan mengalami
kesulitan

Hanya 2
merespon
beberapa
kali

Tidak 1
merespon
sama sekali

Member lain Selalu 3 A1.2


membantu ketika membantu
anda mengalami setiap
kesulitan mengalami
kesulitan

Hanya 2
merespon
beberapa

47
kali

Tidak
merespon 1
sama sekali
Kegiatan yang Setiap 3 A1.3
diadakan mentor kegiatan
bermanfaat bagi bermanfaat
diri anda sendiri
Hanya 2
beberapa
kali
bermanfaat

Tidak 1
bermanfaat
sama sekali
Setelah mengikuti Setiap 3 A1.4
kegiatan HPAI kegiatan bisa
apakah ilmunya diberikan
bisa diberikan kepada
kepada orang lain orang lain

Hanya 2
beberapa
kali kegiatan
yang bisa
diberikan
kepada
orang lain

Tidak ada 1
sama sekali
yang bisa
diberikan
pada orang
lain

Setelah mengikuti Setiap 1 A1.5


kegiatan HPAI, kegiatan
apakah anda menyesal
terfikir menyesal mengikutiny
mengikutinya a

Hanya 2
bebrapa
kegiatan
menyesal

48
mengikutiny
a

Tidak ada 3
sama sekali
menyesal
mengikutiny
a

Norma Sosial Menaati aturan Selalu 3 A1.1


selama bergabung menaati
HPAI
Pernah 2
beberapa
kali
melanggar
Tidak 1
pernah
menaati

Mengajak agen Selalu 1 A1.2


lain untuk ikut mengajak
bisnis network
marketing lain Hanya 2
pernah
mengajak
sekali

Tidak 3
pernah
mengajak

Mengajak agen Semua 1 A1.3


lain untuk ikut produk
bisnis network Hanya 2
marketing lain beberapa
Menjual produk produk
dibawah harga Tidak 3
resmi pernah
sama sekali
Belanja produk ke Setiap 1 A1.4
stokis lama berbelanja
diinput
Beberapa 2
Kali
belanja

49
Tidak sama 3
sekali
belanja produk ke Setiap 1 A1.5
stokis tidak berbelanja
diinput
Beberpa 2
kali belanja

Tidak sama 3
sekali
Memaksa orang Semua 1 A1.6
berbisnis HPAI orang

Hanya 2
kepada
beberapa
orang

Tidak 3
pernah
sama sekali

Kekuataan pencapaian Poin 0-1000 1 A1.1


Modal Sosial yang diperoleh
2000-4000 2
agen HPAI
>5000 3
Menggunakan Setiap hari 3 A1.2
produk HPAI menggunak
dalam kehidupan an
sehari-hari Hanya 2
beberapa
kali
menggunak
an
Tidak 1
pernah
menggunak
an
Keluarga sudah Setiap hari 3 A1.3
menggunakan menggunak
produk HPAI an
dalam kehidupan
sehari-hari Hanya
beberpa 2
kali
menggunak

50
an

Tidak
pernah 1
menggunak
an

Mentor Setiap Hari 3 A1.4


memberikan
materi mengenai Hanya 2
produk HPAI beberapa
kali

Tidak sama 1
sekali

Pertemuan yang Setiap 2 3 A1.5


dilakukan mentor kali
kepada member sebulan
Hanya 1 2
kali
sebulan

Tidak sama 1
sekali

Ada kerjasama Setiap 1 A1.6


dengan produk produk
yang sejenis
Hanya 2
beberpa
produk

Tidak 3
pernah
sama
sekali

51
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian merupakan tempat penelitian misalnya komunitas atau

lembaga tertentu. Lokasi penelitian juga mengemukakan alasan adanya fenomena

52
sosial dan peristiwa yang terjadi atau lokasi yang dipilih memiliki khas yang tidak

dimiliki oleh lokasi lain. (Hamidi, 2004: 69)

Lokasi penelitian di Pekanbaru jl. Melati III No. 4 Bina Widya Panam.

Salah satu kantor HPAI BC (Business Center) cabang pekanbaru menjadi tempat

untuk penelitian. Kota pekanbaru mempunyai 9 BC dan peneliti memilih BC 4

menjadi tujuan penelitian karena mempunyai pelayanan yang berbeda dengan BC

yang lain yaitu pelayanan buka toko lebih lama dari BC lain, lokasi yang strategis

berada ditengah-tengah pemukiman masyarakat dan dipinggir jalan lalu lintas

kabupaten kampar dan sumatra barat, pelayanan administrasi yang bagus, yaitu

pembuatan kartu member yang cepat dan langsung siap.oleh karena itu peneliti

tertarik ingin meneliti bagaimana kekuataan modal sosial yang dimiliki oleh

member BC 4 tersebut.

3.2 Populasi Dan Sample

a. Populasi

Populasi adalah sebagai wilayah umum yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik (sugiyono, 2018:215).

Untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan yang sesuai

dengan masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini yaitu orang yang sudah mencapai status kepangkatan dalam

HPAI. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah tingkat

keagenan yaitu Agency Center (AC), Distributor Center (DC), Stokis.

b. Sample

53
Sampel adalah wakil semua unit strata yang ada dalam populasi ,hal yang

terpenting dalam teknik proporsional sampling ini adalah penggunaan

perwakilan berimbang, karena itulah sebelum menggunakan teknik ini

penulis harus mengetahui besar kecilnya unit-unit populasi yang ada pada

masing-masing strata dalam HPAI. Kemudian dengan pengetahuan ini

penulis mengambil wakil dari unit-unit populasi tersebut dengan sistem

perwakilan berimbang. Sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin,

yaitu sebagai berikut (Bungin,2011:114):

N
𝑛= 2
1+ Ne

Keterangan : n = Jumlah Sampel


N = Jumlah Populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (10%)
N
Jawaban: n= 2
1+ N e

385
¿ 2
1+(385 .0,1 )

385
¿
1+(385. 0,01)

385
¿
1+(3,85)

385
¿
4.85

= 79 Orang

Tabel dibawah ini adalah jumlah populasi yang telah dikelompokan

berdasarkan strata kepangkatan di BC (Business Centre) 4 sehingga bisa diperoleh

sample, sehingga bisa diperoleh sampel pada masing-masing kepangkatan.

54
Tabel 3.1
Jumlah Responden Penelitian
No Pangkat Tahun Populasi Sampel
2017 201 201 202
8 9 0
1 AC (Agency Center) - 10 10 12 32 7
2 DC ( Distribution 6 10 30 32 78 16
Center)
3 Stokis 20 25 110 120 275 56
Jumlah 385 79
Sumber: Data primer diolah, 2020

Jumlah sampel yang didapat dari masing-masing kepangkatan ditentukan

dengan cara jumlah sampel dibagi jumlah populasi dikali dengan jumlah populasi

pada masing-masing kepangkatan . Setelah mendapatkan hasil sampel pada setiap

pangkat, maka akan mendapatkan jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini

berjumlah 79 orang responden yang akan mewakili populasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

a) Data Primer

Data primer diperoleh ketika peneliti turun kelapangan. Data yang kita

dapatkan dari penyebaran kuesioner wawancara secara langsung kepada

informan maupun subjek penelitian, data yang diperoleh antara lain

jaringan Herbal Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) yang sudah

terbentuk selama bertahun-tahun, aturan menjadi agen HPAI dan lain

sebagainya.

b) Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber-sumber yang

sudah ada. Data yang yang digunakan yaitu buku-buku, jurnal, penelitian

terdahulu, dapat dari perpustakaan, dikumpulkan oleh orang-orang yang

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada terkait Modal

55
Sosial Dalam Pemasaran Produk HPAI Di Business Center (BC) 4 Kota

Pekanbaru .

3.4 Teknik Pengumpuan Data

Teknik pengumpulan data dalam subuah penelitian adalah menjawab suatu

pertanyaan yang ada dan dapat dipeoleh data sesuai yang diinginkan peneliti.

Kemudian, data yang didapat oleh peneliti dapat dijadikan landasan dalam

mengambil keputusan . Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis

dalam mengumpulkan data ialah sebagai berikut:

1) Observasi (Pengamat)

Menurut nasution (1988) observasi merupakan dasar semua ilmu

pengetahun. Para ilmuawan dapat bekerja berdasarkan data yang fakta

mengenai kenyataan yang ada didunia yang diperoleh melalui observasi.

Data yang dapat dikumpulkan dengan bantuan alat yang canggih, sehingga

benda-benda yang berbentuk sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat

diobservasikan dengan jelas (Sugiyono, 2017). Dalam observasi ini

kejadian maupun peristiwa dapat dilihat secara langsung untuk

memperoleh data yang akurat dan valid.

2) Angket/Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan jawaban untuk penguat data berupa

daftar pertanyaan secara tertulis sesuai pembahasan peneliti untuk dijawab

oleh responden sesuai jawaban yang tertera dan kuesioner ini bersifat

tertutup. Kuesioner yang disusun peneliti menanyakan pertanyaan

berdasarkan indikator dan subindikator pada penelitian ini yang akan

disebarkan ke responden sesuai kriteria untuk menjawab. Pengumpulan

56
data menggunakan kuesioner peneliti terlebih dahulu mempersiapkan

angket atau daftar pertanyaan. Angket tersebut dapat diberikan langsung

kepada responden dan didampingi oleh penliti. Apabila peneliti dilakukan

pada lingkup yang tidak terlalu luas, maka kuesioner dapat diantar

langsung dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka pengirim angket

kepada responden juga tidak perlu melalui pos (Sugiyono,2017:143).

Kuesioner yang disusun dalam peneliti ini menanyakan 39 pertanyaan

berdasarkan indikator pada penelitian yang akan disebar kepada responden

sesuai kriteria untuk menjawab.

3) Dokumentasi

Nawawi menyatakan bahwa dokumentasi yaitu cara pengumpulan data

melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga

berupa catatan,transip, buku,foto,dokumenter, majalah,notulen dan yang

berhubungan dengan masalah penelitian(Nawawi,2005:115). Pengambilan

foto atau dokumenter dan lain sebagainya dapat dilakukan dengan peneliti

sendiri ataupun dengan bantuan orang lain agar terlihat peran serta dalam

penelitian. Ini dilakukan agar peneliti benar-benar melakukan penelitian

terhadap subjek yang dikaji.

Dokumentasi yang berkenaan dengan data yang berhubungan dengan

lokasi penelitian antara lain peneliti mengabdikan momen ketika diadakan

acara seminar HBC (HNI Business Coaching), acara HEBAT (Herbalist

dan Business Achievement Training), serta kegiatan home sharing yang

dilakukan di BC 4 pekanbaru. Metode dokumentasi dalam hal ini berarti

57
cara mengumpulkan dengan mencatat data yang sudah ada dalam

dokumen atau arsip (Muhammad, 2004:33)

3.5 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisis data kuantitatif

deskriptif. Statistis deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambar data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya, hal ini berlaku untuk umum atau generalisasi dan

yang termasuk didalam statistik deskriptif antara lain melalui penyajian, data

melalui tabel,grafik,diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,

mean, perhitungan desil,persentil,perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase (Sugiyono,

2017:148).

Data yang sudah ada kemudian peneliti olah, dan diperiksa kebenarannya

dengan menggunakan komputer dengan program SPSS 23, selanjutnya ditarik

kesimpulan dan data dijelaskan secara deskriptif dengan menggunakan sesuai

kebenaranya.

DAFTAR PUSTAKA

58
59

Anda mungkin juga menyukai