Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT

Oleh :
NAMA : Siti Nur Indah
NPM : 226080027

DOSEN PENGAMPU: dr. Yuli Prapancha Satar, MARS. Ph.

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Etika
Promosi Rumah Sakit”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita
semua.

Bandar Lampung, 17 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………….. 3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 4
B. Pembahasan…………………………………………………………... 5
C. Tujuan………………………………………………………………… 5
BAB II Pembahasan
A. Pengertian…………………………………………………………….. 6
B. Etika Iklan Pelayanan Kesehatan…………………………………….. 6
C. Etika Promosi Rumah Sakit………………………………………….. 8
D. Media Promosi……………………………………………………….. 10
E. Sanksi dan pengawasan……………………………………………… 11
BAB III Diskusi
A. Etika promosi rumah sakit…………………………………………… 12
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 14
B. Saran………………………………………………………………….. 14
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan


mengalami perubahan yang cepat perkembangannya, dari yang berfungsi sebagai
rumah sakit sosial sampai mengacu pada suatu industri dengan melakukan
pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan pada manajemen badan usaha.
Seiring dengan itu, terjadi persaingan antara sesama rumah sakit baik rumah sakit
milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta, semua berlomba - lomba untuk
menarik konsumen agar menggunakan jasanya.
Rumah sakit sebagai sebuah lembaga atau organisasi yang tujuan utamanya
adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, di mana pendapatan yang
didapat oleh rumah sakit diperoleh dari jumlah pasien yang mempercayakan rumah
sakit untuk tempatnya memperoleh layanan kesehatan. Sehingga penting bagi
manajemen rumah sakit untuk mempertahankan kepercayaan kepada pasien dan
bahkan meningkatkannya menjadi lebih baik.
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan kepercayaan di masyarakat
maka sebagaimana yang telah kita ketahui, promosi merupakan salah satu media
yang sangat baik bila promosi tersebut sesuai dengan kondisi sesungguhnya rumah
sakit tersebut, jujur, informatif, mendidik, dan dapat membuat seseorang lebih jelas
dan memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan mereka dapatkan.
Di sisi lain, Indonesia sudah dijadikan ajang promosi bagi rumah sakit dari
negara lain. Selain menerapkan kampanye periklanan di Indonesia, rumah sakit
tersebut juga melakukan beragam cara berkomunikasi melalui kegiatankegiatan
kehumasan (public relations) dan lini bawah (below the line) secara gencar dan
berkelanjutan, untuk mendapatkan sebanyak mungkin konsumen di Indonesia.
Berubahnya nilai-nilai secara global dan masuknya negara kita ke alam persaingan
global, mengharuskan kita mengubah paradigma tentang rumah sakit.
Saat ini, rumah sakit tidak bisa lagi dipandang hanya sebagai institusi sosial
belaka, tetapi sudah menjadi institusi yang bersifat sosio ekonomis. Dengan
paradigma baru ini maka kaidah-kadiah bisnis juga berlaku bagi “industri” rumah
sakit, tanpa harus meninggalkan jatidiri rumah sakit sebagai institusi sosial yang

4
sarat dengan norma, moral dan etika. Saat ini, di Indonesia belum ada pedoman
pengiklanan yang jelas bagi rumah sakit sementara kebutuhan akan pedoman
pengiklanan tersebut sangat diperlukan agar rumah sakit-rumah sakit di Indonesia
mampu bersaing dengan pelayanan rumah sakit luar negeri.
Oleh karena itu, sudah saatnya rumah sakit di Indonesia berpromosi agar
masyarakat kita mendapatkan informasi yang cukup mengenai jenis pelayanan
maupun fasilitas yang ada di sebuah rumah sakit. Rumah sakit sebagai penyedia
pelayanan kesehatan membutuhkan media promosi untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Namun pelayanan rumah sakit merupakan jenis
pelayanan yang unik dan berbeda bila dibandingkan dengan bidang jasa pelayanan
yang lainnya. Pedoman etik yang jelas sangat diperlukan dalam melakukan promosi
bagi rumah sakit sehingga pedoman etik yang dibuat dapat menjadi acuan bagi
rumah sakit dalam melakukan promosi.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan membutuhkan media
promosi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Namun
pelayanan rumah sakit merupakan jenis pelayanan yang unik dan berbeda bila
dibandingkan dengan bidang jasa pelayanan yang lainnya. Pedoman etik yang jelas
sangat diperlukan dalam melakukan promosi bagi rumah sakit sehingga pedoman
etik yang dibuat dapat menjadi acuan bagi rumah sakit dalam melakukan promosi.
Sehingga dalam makalah ini akan membahas tentang :
B. Pembahasan
1. Pengertian Promosi Rumah Sakit
2. Etika Iklan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Etika promosi Rumah Sakit
4. Media promosi Rumah Sakit
5. Sanksi dan Pengawasan promosi Rumah Sakit
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui Pengertian Promosi
2. Etika Iklan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Dapat mengetahui Etika promosi Promosi Rumah Sakit
4. Dapat mengetahui Media promosi Promosi Rumah Sakit
5. Dapat mengetahui Pengawasan promosi Promosi Rumah Sakit

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Promosi
Promosi adalah sebuah istilah yang tentu sudah sering kita dengar sehari-
hari, terutama bagi Anda yang sudah terbiasa berkecimpung di bidang
pemasaran. Promotion sendiri sering disebut juga dalam bahasa Indonesia
menjadi promosi. Promosi atau promotion dalam dunia pemasaran adalah
suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh seseorang ataupun
perusahaan kepada masyarakat luas. Tujuan promosi ini sendiri sebenarnya
adalah untuk memperkenalkan merek, produk, atau perusahaan kepada
masyarakat sekaligus dapat mempengaruhi mereka untuk menggunakan
atau membeli produk atau jasa tersebut.
2. Pengertian Promosi Rumah Sakit
Yang dimaksud dengan promosi rumah sakit adalah salah satu bentuk dan
pemasaran rumah sakit (Hospital Marketing), dengan cara penyebarluasan
informasi tentang jasa pelayanan rumah sakit serta kondisi rumah sakit itu
sendiri secara jujur, mendidik, informatif dan dapat membuat seseorang
memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan didapatkannya.
B. Etika Iklan Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1787 Tahun 2010
Tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan, bahwa Fasilitas pelayanan
kesehatan dapat menyelenggarakan iklan atau publikasi pelayanan kesehatan
melalui media. Penyelenggaraan iklan atau publikasi harus sesuai dengan etika
iklan atau publikasi yang diatur dalam kode etik rumah sakit Indonesia, kode etik
masing-masing tenaga kesehatan, kode etik pariwara, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Fasilitas pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan iklan dan/ atau
publikasi harus memenuhi syarat meliput:
1. Memuat informasi dengan data dan/atau fakta yang akurat
2. Berbasis bukti
3. Informatif

6
4. Edukatif
5. Bertanggung jawab
Iklan atau publikasi yang dilakukan melalui media cetak, media elektronik, dan
media luar ruang wajib mencantumkan nama dan alamat fasilitas pelayanan
kesehatan serta tanggal publikasi. Iklan atau publikasi pelayanan kesehatan tidak
diperbolehkan apabila bersifat:
1. Menyerang dan/atau pamer yang bercita rasa buruk seperti merendahkan
kehormatan dan derajat profesi tenaga kesehatan
2. Memberikan informasi atau pernyataan yang tidak benar, palsu, bersifat
menipu, dan menyesatkan
3. Memuat informasi yang menyiratkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut dapat memperoleh keuntungan dari pelayanan kesehatan yang tidak
dapat dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau
menciptakan pengharapan yang tidak tepat dari pelayanan kesehatan yang
diberikan.
4. Membandingkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
atau mencela mutu pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5. Memuji diri secara berlebihan, termasuk pernyataan yang bersifat superlatif
dan menyiratkan kata ’satu-satunya’ atau yang bermakna sama mengenai
keunggulan, keunikan atau kecanggihan sehingga cenderung bersifat
menyesatkan.
6. Memublikasikan metode, obat, alat dan/atau teknologi pelayanan kesehatan
baru atau non-konvensional yang belum diterima oleh masyarakat
kedokteran dan/atau kesehatan karena manfaat dan keamanannya sesuai
ketentuan masing-masing masih diragukan atau belum terbukti.
7. Mengiklankan pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang
fasilitas pelayanan kesehatannya tidak berlokasi di negara Indonesia.
8. Mengiklankan pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan
dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki izin.

7
9. Mengiklankan obat, makan suplemen, atau alat kesehatan yang tidak
memiliki izin edar atau tidak memenuhi standar mutu dan keamanan
10. Mengiklankan susu formula dan zat adiktif.
11. Mengiklankan obat keras, psikotropika, dan narkotika kecuali dalam
majalah atau forum ilmiah kedokteran
12. Memberi informasi kepada masyarakat dengan cara yang bersifat
mendorong penggunaan jasa tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut
13. Mengiklankan promosi penjualan dalam bentuk apapun termasuk
pemberian potongan harga (diskon), imbalan atas pelayanan kesehatan
dan/atau menggunakan metode penjualan multi-level marketing
14. Memberi testimoni dalam bentuk iklan atau publikasi di media massa; dan
15. Menggunakan gelar akademis dan/atau sebutan profesi di bidang kesehatan.
Iklan dan publikasi pelayanan kesehatan dapat dilakukan di semua media dalam
bentuk antara lain berita, banner, tulisan berjalan, artikel, atau features. Tenaga
kesehatan dilarang mengiklankan atau menjadi model iklan obat, alat kesehatan,
perbekalan kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan kecuali dalam iklan
layanan masyarakat.
C. Etika Promosi Rumah Sakit
1. Azas Umum
a. Promosi harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku, artinya bahwa promosi tidak boleh menyesatkan,
antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabui
dan memberikan janji yang berlebihan.
b. Promosi tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat
negara, agama, tata susila, adat, budaya, suku, dan golongan. Artinya
bahwa Promosi tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan dan merugikan
masyarakat.
c. Promosi harus dijiwai oleb asas persaingan yang sehat dan
bertanggungjawab atas benarnya informasi tentang produk yang diberikan
kepada perusahaan peiklanan. Termasuk ikut memberi arah, batasan dan

8
masukan pada pesan iklan, sehingga tidak terjadi janji yang berlebihan
(overclaim) atas kemampuan nyata produk.
d. Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggung jawab social, yang
artinya adalah :
a) Layanan yang ditawarkan harus profesional dan bermutu. Setiap
institusi/ pelaku layanan kesehatan harus selalu mengacu kepada etika
profesi dan etika rumah sakit, serta bekerja sesuai pedoman dan
standar layanan yang ada.
b) Tarif layanan yang ditawarkan wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan serta memperhatikan ketentuan yang ada.
c) Layanan yang ditawarkan harus merata dan ditujukan kepada seluruh
anggota masyarakat.
d) Layanan yang ditawarkan harus mampu memberikan rasa aman dan
nyaman bagi pengguna layanan.
e. Promosi layanan kesehatan adalah fundamental, yang mengacu kepada :
a) Falsafah promosi, setiap institusi/pelaku Layanan kesehatan harus
berada pada koridor kompetisi yang sehat.
b) Misi promosi, tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengguna
jasa (yang sekaligus akan meningkatkan pendapatan), akan tetapi juga
harus sejalan dengan manfaat sosialnya.
c) Sistem promosi, bukan hanya menjual, tetapi sekaligus akan
meningkatkan pengetahuan anggota masyarakat untuk memilih
bentuk layanan kesehatan yang paling tepat bagi dirinya.
f. Secara umum promosi harus bersifat :
a) Informatif : memberikan pengetahuan mengenai hal ihwal yang ada
relevansinya dengan berbagai pelayanan dan program rumah sakit
yang efektif bagi pasien / konsumen.
b) Edukatif : memperluas cakrawala khalayak ramai tentang berbagai
fungsi dan Program rumah sakit, penyelenggaraan
c) Preskriptif : Pemberian petunjuk-petunjuk kepada khalayak ramai
umumnya dan pasien khususnya tentang peran pencari pelayanan
kesehatan dalam proses diagnosis dan terapi.

9
d) Preparatif : membantu pasien/keluarga pasien dalam proses
pengambilan keputusan Kesemuanya mi hams dibenikan secara
kongkret dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia.
2. Azas Khusus
a. Harus selalu tetap mencerminkan jatidiri rumah sakit sebagai institusi
yang memiliki tanggung jawab sosial.
b. Penampilan tenaga profesi. Dokter, ahli farmasi, tenaga medis, dan
paramedis lain atau atribut-atribut profesinya tidak boleh digunakan
untuk mengiklankan jasa pelayanan kesehatan/rumah sakit dan alat-alat
kesehatan.
c. Menghargai hak-hak pasien sebagai pelanggan.
D. Media Promosi
1. Promosi dilakukan di dalam ramah sakit Untuk masyarakat pengunjung
rumah sakit :
a. Brosur / leaflet
b. Buku saku
c. TV/Home Video
d. Majalah dinding
e. CCTV
f. CD
g. Spanduk
h. Umbul-umbul
i. Seminar untuk awam
j. Ceramah/pertemuan
k. Poster
l. Audiovisual
m. Majalah rumah sakit
n. Pameran
o. Gathering pasien
p. Kemasan produk (paket melahirkan & mendapatkan tas bayi)

10
2. Promosi dilakukan diluar rumah sakit
a. Media cetak
b. Kegiatan social
c. Website
d. Pameran perdagangan
e. Press release
f. Advertensi
g. Billboard
h. Telepon, sms, email, direct mail
E. Sanksi dan Pengawasan Promosi Rumah Sakit
Untuk membina, mengawasi dan melakukan penilaian iklan dan publikasi
pelayanan kesehatan, Menteri Kesehatan membentuk Tim Penilaian dan
Pengawasan Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan di lingkungan Kementerian
Kesehatan sebelum dan setelah ditayangkan iklan dan publikasi tersebut.
Berdasarkan penilaian tersebut, apabila iklan dan publikasi melanggar
peraturan maka tim dapat memerintahkan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan untuk mengubah, menarik, menghilangkan atau
menghentikan iklan dalam jangka waktu paling lama 7 hari kerja.
Jika dalam 7 hari pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan
tidak mengubah, menarik, menghilangkan atau menghentikan iklan yang
melanggar maka dikenakan tindakan administratif yang harus dilaksanakan dalam
jangka waktu 30 hari kerja. Tindakan administratif berupa pencabutan surat izin
operasional/surat izin praktik/surat izin kerja/surat izin profesi untuk sementara
waktu paling lama 1 (satu) tahun; dan pencabutan surat izin operasional/surat izin
praktik/surat izin kerja/surat izin profesi untuk selamanya.
Peran dari Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (MAKERSI) adalah apabila
terjadi pelanggaran terhadap pedoman yang telah ada maka akan diberikan sanksi
etik berupa:
1. Teguran lisan/maupun tertulis oleh MAKERSI.
2. Informasi kepada masyarakat lewat media masa.
3. Rekomendasi kepada yang berwenang untuk meninjau kembali ijin rumah
sakit.

11
III
DISKUSI

A. Etika Promosi Rumah Sakit


Pemerintah melalui kementerian kesehatan memiliki aturan bahwa fasilitas
pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit dapat menyelenggarakan iklan atau
publikasi pelayanan kesehatan melalui media. Penyelenggaraan iklan atau publikasi
harus sesuai dengan etika iklan atau publikasi yang diatur dalam kode etik rumah
sakit Indonesia, kode etik masing-masing tenaga kesehatan, kode etik pariwara, dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kode etik dalam hal ini dikeluarkan
melalui Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (MAKERSI), tentang pedoman etik
promosi rumah sakit. Dalam pedoman etik promosi rumah sakit sudah jelas
disebutkan bahwa penyebarluasan informasi tentang jasa pelayanan rumah sakit
serta kondisi rumah sakit itu sendiri harus dilakukan secara jujur, mendidik,
informatif dan dapat membuat seseorang memahami tentang pelayanan kesehatan
yang akan didapatkannya.
Selain itu dalam Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) tahun 2022
sudah jelas disampaikan bahwa Promosi termasuk iklan dan sejenisnya sebagai alat
pemasaran rumah sakit dapat dilakukan dengan pemberian informasi yang jujur,
jelas, tidak berlebihan dan tidak membanding-bandingkan dengan rumah sakit lain.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) bertujuan agar meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat sehingga pasien dapat mandiri
dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan
melalui pembelajaran sesuai sosial budaya masing-masing yang dilaksanakan
dengan memperhatikan aspek :
1. Informatif: memberikan pengetahuan mengenai hal ikhwal yang ada
relevansinya dengan berbagai pelayanan dan program rumah sakit yang
efektif bagi pasien/konsumen
2. Edukatif: memperluas cakrawala khalayak ramai tentang berbagai fungsi
dan Program rumah sakit, penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan,
meliputi perbekalan kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan.

12
3. Preskriptif: pemberian petunjuk-petunjuk kepada khalayak ramai umumnya
dan pasien khususnya tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam
proses diagnosis dan terapi.
4. Preparatif: membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan
keputusan.
Dalam hal melakukan promosi secara digital selain mengikuti pasal dan
penjelasan di atas, harus juga melindungi privasi dan kerahasiaan pasien,
memudahkan akses pelayanan kesehatan, dan norma sosial budaya masyarakat
serta ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),
UU Keterbukaan Informasi Publik, dan ketentuan perundangan lainnya.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Kesehatan memberikan
kesempatan kepada fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk
melakukan promosi kepada masyarakat luas. Tetapi promosi yang dilakukan
harus memenuhi kaidah-kaidah etika dan peraturan yang berlaku. Karena
jangan sampai fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit melakukan
promosi yang berlebihan dan membanding-mbandingkan dengan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi
masyarakat dan rumah sakit yang lain. Sehingga dalam peraturan jelas
disampaikan promosi yang dilakukan harus bersaing secara sehat. Selain itu
harus juga melindungi privasi dan kerahasiaan pasien, memudahkan akses
pelayanan kesehatan, dan norma sosial budaya masyarakat serta ketentuan
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

B. Saran
Sebaiknya promosi yang dilakukan di rumah sakit harus selalu
mengikuti taat aturan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu. Promosi
harus mengedepankan kejujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku, artinya bahwa promosi tidak boleh menyesatkan,
antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabui dan
memberikan janji yang berlebihan kepada masyarakat luas, sehingga tidak ada
yang dirugikan baik dari sisi masyarakat atau sesama rumah sakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Etika Pariwara Indonesia Revisi 2020, Dewan Periklanan Indonesia.Jakarta


2. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), 2022. Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (Indonesian Hospital Association).
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1787 Tahun 2010 Tentang Iklan dan
Publikasi Pelayanan Kesehatan.
4. Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit, 2006. Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik.
5. Supriyono, 2011. Jurnal “Kualitas Pelayanan, Etika Iklan, Tarif Dan
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Rs Omni Alam Sutera”. Universitas Essa
unggul Jakarta.
6. Artikel tentang “rumah sakit boleh beriklan” diakses 17 Mei 2023,
https://www.kemkes.go.id/article/print/1499/rumah-sakit-boleh
beriklan.html.
7. Artikel “Kemenkes, Kpi Dan Para Stakeholder Serius Awasi Iklan
Pelayanan Kesehatan” diakses 17 Mei 2023,
https://www.kemkes.go.id/article/view/2031/kemenkes-kpi-dan-para
stakeholder-serius-awasi-iklan-pelayanan-kesehatan.html.

15

Anda mungkin juga menyukai