Anda di halaman 1dari 5

VARICELLA ZOSTER

(Tutorial)
Diagnosis

Varisela biasanya mudah didiagnosa berdasarkan gambaran klinis yaitu


penampilan dan perubahan pada karakteristik dari ruam yang timbul, terutama
apabila ada riwayat terpapar varicella 2-3 minggu sebelumnya.

Varisela khas ditandai dengan erupsi papulovesikuler setelah fase prodromal


ringan atau bahkan tanpa fase prodromal, dengan disertai panas dan gejala
konstitusi ringan. Gambaran lesi bergelombang, polimorfi dengan penyebaran
sentrifugal. Sering ditemukan lesi pada membrane mukosa. Penularannya
berlangsung cepat.

Diagnosis laboratorik sama seperti pada herpes zoster yaitu dengan pemeriksaan
sediaan hapus secara Tzanck (deteksi sel raksasa dengan banyak nucleus/inti),
pemeriksaan mikroskop electron cairan vesikel (deteksi virus secara langsung)
dan material biopsi (kultur), dan tes serologik (meningkatnya titer).

Diagnosis Banding
Varisela harus dibedakan dengan variola (walaupun saat ini sudah sangat jarang).
Variola secara klinis lebih berat dan memberi gambaran monomorf, penyebaran
dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki. Beberapa
penyakit lain yang mirip adalah reaksi hipersensitivitas gigitan serangga, hand,
foot and mouth disease, serta Pityriasis lichenoides et varioliformis (PLEVA),
skabies impetigenisata.

Tatalaksana
Pengobatan bersifat simptomatik dengan antipiretik dan analgetik untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedatif atau antihistamin yang
mempunyai efek sedatif. Antipiretik yang digunakan antara lain parasetamol,
hindari salisilat atau aspirin karena dapat menimbulkan sindrom reye.
Terapi lokal ditunjukan untuk mencegah agar vesikel tidak pecah terlalu dini,
karena itu diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mentol, kamfora).
Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik oral atau salap. dapat pula
diberikan obat-obat antivirus. Varicella zoster immunoglobuline (V.I.Z.I.G) dapat
mencegah atau meringankan varisela dan diberikan secara intramuskular dalam 4
hari setelah pajanan.
Indikasi pemberian antivirus adalah bi;a sebelumnya telah ada anggota keluarga
serumah yang menderita varisela atau pada pasien imunokopromais, antara lain
pasien dengan keganasan, infeksi HIV/AIDS atau yang sedang mendapat
pengobatan imunosupresan misalnya kortikosteroid jangka panjang atau sitostatik
dan pada kehamilan. Pemberian dosis asiklovir adalah sebagai berikut :

Status Dosis Asiklovir


Bayi/anak 10-20 mg/kgBB/hari; dosis terbagi 4-5
x 20mg/kgBB/kali (Maksimal 800
mg/kali) selama 7 hari
Dewasa Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari
atau
Valasiklovir untuk dewasa 3x1
gram/hari selama 7 hari
Famsiklovir untuk dewasa : 3x250
mg/hari selama 7 hari
Immunokompremais Asiklovir : 10 mg/kgBB intravena atau
iv drip, 3x sehari, minimal 10 hari atau
Asiklovir : 5x800 mg/hari/oral
minimal 10 hari atau
Valasiklovir : 3x1 gram/hari minimal
10 hari atau
Famsiklovir : 3x500 mg/hari selama
minimal 10 hari

Pencegahan dengan Vaksinasi


Vasksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka serokonversi
mencapai 97-99%. Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau lebih. Lama
proteksi belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian, vaksinasi ulangan
dapat diberikan setelah 4-6 tahun.
Pemberian secara subkutan sebesar 0,5 ml pada anak berusia 12 bulan sampai 12
tahun. Pada usia diatas 12 tahun juga diberikan 0,5 ml setelah 4-8 minggu
diulangi dengan dosis yang sama. Bila terpajan kurang dari 3 hari, perlindungan
vaksin yang diberikan masih terjadi, sedangkan antibodi yang cukup sudah timbul
antara 3-6 hari setelah vaksinasi.
Edukasi Pada Pasien Varisela
Edukasi yang dapat diberikan yaitu :
1. Bila mandi, harus hati-hati agar vesikel tidak pecah
2. Jangan menggaruk dan dijaga agar vesikel tidak pecah, biarkan mengering
dan lepas sendiri
3. Istirahat pada masa aktif sampai semua lesi sudah mencapai stadium
krustasi
4. Tawat bila berat, bayi, usia lanjut dan dengan komplikasi
5. Makanan lunak, terutama bila terdapat banyak lesi dimulut.
Prognosis
Perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberi prognosis yang baik
dan dapat mencegah timbulnya jaringan parut.

Daftar Pustaka
1. Harahap Marwali. Varisela. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:
Hipokrates; 2000. H.94-96.
2. Straus, Stephen E. Oxman, Michael N. Schmader, Kenneth E. Varicella.
In: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine; seventh edition, vol 1
and 2. 2008. P.1885-1895.
3. Rassner, Steinert. Penyakit virus varisela-zoster. Dalam: Buku Ajar dan
Atlas Dermatologi; edisi 4. Jakarta: EGC; 1995. H.44-45.
4. Menaldi, Sri Linuwih SW. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FK UI

Anda mungkin juga menyukai