KONSELING
Dosen
disusun Oleh:
Salsabila H. F. K. (1601468)
2017
PEMBAHASAN
Masalah yang dialami manusia merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa
dipisahkan. Setiap manusia memiliki masalah yang terjadi dalam hidupnya. Masalah
yang dialami manusia berbeda-beda. Masalah timbul karena sesuatu yang tidak sesuai
harapan yang dapat menimbulkan kegelisahan, kekhawatiran, dan bahkan dapat
mengganggu fisik dan psikis. Oleh sebab itu masalah harus segera dipecahkan dan
diselesaikan. berikut ini pengertian masalah menurut para ahli:
Menurut Abdul Cholil Masalah adalah bagian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah
menghadapi masalah, bisa bersumber dari diri sendiri maupun bersumber dari orang lain.
Menurut Istijanto Masalah merupakan bagian yang paling penting dalam proses riset,
sebab masalah memberi pedoman jenis informasi yang nantinya akan dicari.
Menurut Richard Carlson Masalah adalah tempat terbaik untuk berlatih agar hati kita
tetap terbuka karena masalah adalah bagian dari kehidupan kita.
Masalah bisa dialami disetiap jenjang usia. Masalah yang dialami anak balita
mungkin berbeda-beda dengan masalah orang dewasa atau masalah anak sekolah berbeda
dengan pekerja kantoran. setiap jenjang usia memiliki tugas perkembangannya masing-
masing. Beberapa individu yang mengalami hambatan dalam menjalani tugas
perkembangan akan menimbulkan masalah. Masalah ini harus segera dipecahnya,
diselesaikan, dan dicari solusinya agar tidak menimbulkan kekacauan ataupun hal-hal
yang tidak diharapkan.
Suatu masalah dapat terjadi pada siapa saja, termasuk murid sekolah. Masalah itu
perlu diupayakan penanggulangannya agar menjadi sesuai dengan apa yang diharapkan
dengan baik. Masalah yang timbul dalam kehidupan siswa di sekolah beraneka ragam,
diantaranya sebagai berikut:
1. Masalah Perkembangan Individu
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Hal ini
berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang
tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik dan psikis atau sifat-sifat mental.
Masa belajar disekolah atau perguruan tinggi merupakan masa transisi, sebagai
proses untuk mencapai kematangan, dan masa persiapan untuk mencapai kehidupan
dewasa yang berarti. Dalam hubungan ini sekolah atau perguruan tinggi mempunyai
peranan yang penting dalam membantu siswa (mahasiswa) untuk mencapai taraf
perkembangan, melalui penuntasan atau pencapaian tugas-tugas perkembangannya
secara optimal.
Di sekolah sering kali tampak masalah perbedaan individu ini.Ada yang menonjol
dalam kecerdasan tertentu tapi kurang cerdas pada bidang yang lain.Kenyataan ini
akan membawa konsekuensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang
menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar,alat alat pelajaran, pelayanan
lainnya. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan
dirinya dengan dengan tuntutan dalam lingkungannya. Hal ini di sebabkan karena
pelayanan pada pada umumnya program pendidikan memberikan pelayanan atas
dasar ukuran pada umumnya atau rata-rata.
Dengan kata lain sekolah hendaknya memberikan pelayanan kepada para siswa
secara individual sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa
secara individual ini dapat diselenggarakan melalui program bimbingan dan
konseling.
a. Kecerdasan
b. Prestasi belajar
c. Sikap dan kebiasaan belajar
d. Motivasi belajar
e. Temperamen
f. Karakter
g. Minat
h. Ciri- ciri fisik
i. Cita- cita
j. Kemampuan dalam komunikasi atau berhubungan interpersonal
k. Kemandirian
l. Kedisiplinan, dan
m. Tanggung jawab
3. Masalah Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu
sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar.
Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan
tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh
respons yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar
berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar,
membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan
siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa
sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu
belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar
berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan
sebagainya.
Menurut Prayitno dalam Badarudin (2011), masalah adalah sesuatu yang tidak
disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin
atau perlu dihilangkan.
Nurihsan (2006) mengatakan bahwa terdapat empat jenis masalah yang terdapat
pada individu, masalah – masalah tersebut antara lain:
Pendekatan Bimbingan dan Konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seorang konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan
masalahnya. Nurihsan (2006) merumuskan empat pendekatan sebagai pendekatan
dalam bimbingan dan konseling, empat pendekatan tersebut antara lain:
a. Pendekatan Krisis
Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan
untuk strategi yang digunakan dalam pendekatan krisis. Strategi yang digunakan
dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi
krisis itu. Contoh: Seorang peserta didik datang mengadu kepada guru sambil
menangis karena didorong temannya sehingga tersungkur ke lantai. Guru yang
menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk
membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke
lantai. Bahkan mungkin guru tersebut memanggil teman peserta didik tersebut
untuk datang ke ruang guru untuk membicarakan penyelesaian masalah tersebut
sampai tuntas.
b. Pendekatan Remedial
Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan
untuk strategi yang digunakan dalam pendekatan remedial. Strategi yang
digunakan, seperti mengajarkan kepada peserta didik keterampilan tertentu
seperti keterampilan belajar (membaca, merangkum, menyimak, dll),
keterampilan sosial dan sejenisnya yang belum dimiliki peserta didik
sebelumnya. Dalam contoh kasus diatas, dengan menggunakan pendekatan
remedial, guru dapat mengambil tindakan mengajarkan keterampilan berdamai
sehingga peserta didik tadi memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah –
masalah hubungan antarpribadi (interpersonal). Keterampilan berdamai adalah
keterampilan yang selama ini belum dimiliki kedua peserta didik tersebut dan
merupakan kelemahan yang bisa memunculkan masalah itu.
c. Pendekatan preventif
Suryana dan Suryadi (2012) mengatakan bahwa dalam pendekatan ini, guru
mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya
masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi,
kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on
line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
peserta didik secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran
bahwa jika guru dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya
dariberbagaikegiatan dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya
masalah itu, maka guru akan dapat mencegah peserta didik dari perbuatan-
perbuatan yang membahayakan tersebut.
Suryana dan Suryadi (200) juga mengusulkan strategi dalam pendekatan ini.
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini yaitu termasuk mengajar
dan memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan
pendekatan preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk
bersikap toleran dan memahamiorang lain sehingga dapat mencegah munculnya
perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih dahulu.
d. Pendekatan perkembangan
Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan bahwa strategi yang dapat digunakan
dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih,
tutorial, dan konseling. Dalam contoh tersebut, jika guru menggunakan
pendekatan perkembangan, guru tersebut sebaiknya menangani peserta didik
tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan
pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan
hubungan antarpri badiyang diperlukan untuk melakukan interaksi yang efektif
dengan orang lain. Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan,
keterampilan dan pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan peserta didik
akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum bimbingan atau dirumuskan sebagai
layanan dasar umum.