Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan laporan ini dalam mata kuliah
Diagnosis Kesulitan Belajar ini dengan baik. Laporan ini merupakan rangkaian kegiatan
observasi saya di SDN 29 Gunung Sarik Padang.
Berhasilnya observasi Diagnosis Kesulitan Belajar siswa dan penyusunan laporan akhir
ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu ucapan
terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Ahmad Zaini, M.Pd selaku dosen pembimbing yang sangat banyak memberikan arahan,
bimbingan, petunjuk, dan motivasi kepada saya saat melaksanakan Observasi.
2. Kepala Sekolah SDN 29 Gunung Sarik , Ibu Yusmi yang telah memberikan bantuan secara
langsung maupun tidak langsung dalam mengumpulkan data yang saya perlukan.
3. Teman-teman observasi serta siswa SDN 29 Gunung Sarik yang telah membantu suksesnya
kegiatan.
4. Dan semua pihak yang telah turut andil membantu pelaksanaan kegiatan secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang telah turut membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan ini mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan pada masa mendatang. Saya
mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya.
Padang, 05 Desember 2013
Penulis

Fauzi
NPM : 11060206
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................................... 2

BAB II DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR....................................... 3


A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar ............................................................. 3
B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar ....................................................................... 4
C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar .................................................... 8
D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar .............................. 11
E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa .................................. 12

BAB III PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR........ 19


A. Identifikasi Siswa ............................................................................................... 19
B. Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar ................................................. 20
C. Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .............................................. 21
D. Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan ......................................... 22
E. Pelaksanaan Bantuan ......................................................................................... 24
F. Evaluasi dan Tindak Lanjut ............................................................................... 25

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 27


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................... 27

DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan
mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan)
berdasarkan data dan informasi yang subjektif.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan
belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal.
Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara
maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang
lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi
kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk
menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif
dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah
ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua,
guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil
secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis,
biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka tujuan penulisan yang hendak
penulis capai adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tentang kesulitan belajar.
2. Untuk memahami gejala dan ciri kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5. Untuk upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
C. Ruang Lingkup
Berhubung luasnya cakupan diagnosis kesulitan belajar siswa, maka tidak memungkinkan
untuk dibahas saat ini seluruhnya. Oleh karena itu, pada saat ini, laporan ini dibatasi yaitu
khususnya tentang :
1. Pengertian diagnosis kesulitan belajar.
2. Gejala dan ciri kesulitan belajar.
3. Latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4. Tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5. Upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
BAB II
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar


Menurut Sunarta (1985: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar
adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi
belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang
diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya. Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994: 4- 5)
menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh
adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari
atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun
fisiologis dalam proses belajarnya.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan
suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang
diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis
maupun fisiologis dalam proses belajar.
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Abin S.M. (2002
: 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya
(symtoms).
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau
fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis buat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis Kesulitan
Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar dengan mengidentifikasi
jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta
mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan
pemecahannya.

B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar


1. Gejala kesulitan belajar
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan
dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut
Warkitri dkk. (1990), individu yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai
berikut:
a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.
c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan
pembelajaran, dan mendapat nilai kurang baik.
f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum
waktunya.
g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka
menyendiri, bertindak agresif.
Dari kutipan di atas, dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa gejala-gejala yang
menunjukkan individu mengalami kesulitan belajar, yaitu:
a. Hasil belajar yang dicapai berada dibawah rata-rata kelas, lebih rendah dari hasil belajar
sebelumnya, serta tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
b. Individu lambat dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
c. Menunjukkan sikap yang masa bodoh, sering bolos ataupun tidak masuk sekolah, serta mudah
tersinggung dan menyendiri.

2. Ciri kesulitan belajar


Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini (Mutiara
Endah; 2010, http://mutiaraendah.wordpress.com):
a. Gangguan persepsi visual:
1) Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik
dalam menuliskan kembali.
2) Sering tertinggal huruf dalam menulis.
3) Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi
4) Sulit memahami kanan dan kiri.
5) Bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang.
6) Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain).
b. Gangguan persepsi auditori
1) Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
2) Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat
yang panjang.
3) Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti
diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari
suara lain di sekitarnya.
c. Gangguan bahasa
1) Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.
2) Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
d. Gangguan persepsi –motorik
1) Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi,
memotong, dan lain-lain).
2) Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku
dalam geraknya.
e. Hiperaktivitas
1) Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa
diam).
2) Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu.
3) Impulsif.
f. Kacau (distractibility)
1) Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
2) Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.
3) Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar
di kelas).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa, yaitu:
a. Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang tertinggal atau
tidak lengkap.
b. Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah yang
disampaikan oleh guru.
c. Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang
disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.

C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar


Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor
yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal
dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri
yang bersangkutan.
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a. Faktor kejiwaan, antara lain :
1) Minat terhadap mata pelajaran kurang
2) Motif belajar rendah
3) Rasa percaya diri kurang
4) Disiplin pribadi rendah
5) Sering meremehkan persoalan
6) Sering mengalami konflik psikis
7) Integritas kepribadian lemah.
b. Faktor kejasmanian, antara lain :
1) Keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit)
2) Adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan
3) Adanya gangguan pada fungsi indera
4) Kelelahan secara fisik.
2. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar
peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor
lingkungan.
a. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara
lain :
1) Kemampuan profesional dan kepribadian dosen yang tidak memadai.
2) Kurikulum yang terlalu berat bagi pesert didik.
3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik.
4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan
belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga.
2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif.
3) Teman-teman bergaul yang tidak baik.
4) Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.
Dari berbagai faktor yang melatarbelakangi timbulnya kesulitan belajar siswa, penulis
berpendapat bahwa faktor yang melatarbelakangi tersebut, yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal ini berasal dari dalam diri individu atau siswa itu sendiri. Faktor internal
ini seperti :
a. Inteligensi siswa
b. Minat belajar siswa
c. Kesehatan siswa
d. Gizi siswa.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, teman sebaya, serta fasilitas belajar baik itu di
sekolah maupun di rumah. Di lingkungan keluarga seperti bagaimana kondisi dalam keluarga,
posisi siswa dalam keluarga. Di lingkungan sekolah seperti bagaimana perhatian guru terhadap
siswa. Selain itu, kelengkapan fasilitas belajar juga dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa,
kemudian suasana saat peserta didik belajar juga sangat berpengaruh pada minat belajar peserta
didik.

D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar


Ramdhani (http://feyra-gokil.blogspot.com) menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang
dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung, begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis
Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda
antara guru dan siswa.
1. Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini
bagi siswa adalah :
a. Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b. Siswa memperbaiki kesalahannya.
c. Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya.
d. Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik.
e. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Guru
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Guru adalah :
a. Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar-mengajar.
b. Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
c. Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan
diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis
adalah agar guru, peserta didik dan orang tua peserta didik dapat:
1. Mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Membantu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dengan adanya
kerjasama antara pihak sekolah, peserta didik dan keluarga.
3. Membantu pesert didik agar dapat menguasai pelajaran yang sulit baginya, serta mempermudah
guru dalam menentukan layanan apa yang sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh peserta
didik.

E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa


Menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994), langkah-langkah diagnostik
terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1. Identifikasi kasus
a. Tujuannya : untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan.
b. Tekniknya : dengan memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut
kegiatan belajarnya untuk dianalisis.
c. Prosedurnya : mengumpulkan nilai-nilai dar seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk:
1) Dihitung bagaimana rata-rata bagi setiap guru.
2) Kemudian dihitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas itu.
3) Lalu buat grafik untuk mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu.
4) Setelah itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah rata-rata
umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia tentu mengalami kesulitan
belajar.
5) Pada akhirnya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah
mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas, misalkan nilai-
nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia dan Matematika.
2. Melakukan diagnosis
a. Tujuan : mengetahui secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi apa saja.
Juga untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami serta enemukan latar belakang
apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.
b. Teknik : melakukan analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi
(pengamatan), melakukan tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran dengan teknik
sosiometri.
c. Prosedurnya :
1) Menyusun rata-rata nilai dari nilai bidang studi.
2) Membuat grafik tentang kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang studi
tersebut.
3) Kemudian menetapkan tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut,
mengalami kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil ulangan.
4) Kemudian menetapkan siswa mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak
menemui kesulitan belajar.
d. Menetapkan jenis dan macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara:
1) Menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga menimbulkan
kesulitan kepadanya.
2) Guru bidang studi yang bersangkutan diwawancarai.
3) Iswa yang bersangkutan diwawancarai.
4) Melakukan tes (psikotest atau diagnostic tes).
e. Berusaha mengungkapkan latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:
1) Menganalisis dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup:
indentitas pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan keluarga, bakat
dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta lingkungannya (social dan kulturalnya),
kesehataa, kegemaran (hobby).
2) Melakukan wawancara dengan siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya.
3) Melakukan pengukuran dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri.
4) Melakukan pengamatan (observasi) terhadap siswa yang bersangkutan pada waktu belajar.
3. Melakukan prognosis
a. Tujuan : untuk menetapkan macan dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak
kesulitan yang dihadapi siswa.
b. Prosedur :
1) Bila siswa menemukan kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka hendaknya
diberikan bantuan melalui konseling.
2) Bila disebabkan oleh gangguan mental, nervus, gangguan kesehatan jasmani dan sebagainya,
maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli yang bersangkutan.
3) Bila berlatar belakang pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan menggunakan
bimbingan kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih kembali untuk bersikap social
yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, juga dengan
memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah hidup saling membantu, maka
siswa yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.
4. Melakukan langkah pemberian bantuan
a. Tujuan : untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi
kesulitan belajar yang dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat.
b. Teknik : memilih salah satu teknik pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:
1) Remedial Teaching : memberikan pelajaran tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan
cara lain tentang bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi siswa
yang bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).
2) Memberi konseling kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat
kemajuan belajarnya,
3) Melakukan bimbingan kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang
kurang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan.
4) Melakukan perlimpahan (referral) kepada ahli lain di bidangnya.

5. Melakukan tindak lanjut (follow up servise)


a. Tujuan : untuk mengetahui sejauhmana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan
kepada siswa dalam rangka memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut.
b. Teknik : dengan melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan
wawancara kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam bidang studi
tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti hasil ulangan, hasil tes. Juga
mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh mana perubahan tingkah laku siswa dalam
melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.
c. Prosedur:
1) Mengetes siswa dalam bidang studi yang semula mengalami hambatan.
2) Mewawancarai siswa tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang
dirasakan.
3) Mewawancarai guru bidang studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa
yang bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa tentang
kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.
4) Menganalisis tentang informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
5) Melakukan pengamatan (observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
Penjelasan dari beberapa ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa upaya-upaya yang
dapat dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik, yaitu:
1. Mengidentifikasi peserta didk yang mengalami kesulitan belajar.
2. Mengidentifikasi jenis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
3. Mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada peserta didik
tersebut.
4. Merencanakan suatu tindakan bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan hasil
pengungkapan factor penyebab kesulitan belajar tersebut.
5. Melaksanakan pemberian bantuan kepada peserta didik dengn memberikan pelajaran tambahan
kepada peserta didik.
6. Memberikan tindak lanjut, bagaimana hasil yang didapatkan setelah diberikan bantuan.

BAB III
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A. Identifikasi Siswa
Dalam observasi ini penulis memilih salah satu siswa kelas V sebagai klien karena
penulis mengamati siswa tersebut dalam hasil ujian mid semester mendapatkan nilai jelek dan
juga pada proses belajar mengajar sikapnya kurang baik terhadap materi pelajaran, terkadang
banyak bicara di dalam kelas, terlihat kurang konsentrasi. Selain pengamatan dari penulis hasil
informasi dari wali kelas dan kepala sekolah dan wawancara dengan klien juga memberikan
informasi yang sama dengan pengamatan penulis. Dan berbagai informasi tersebut penulis
mendapat kesimpulan bahwa siswa tersebut kesulitan dalam menerima pelajaran, motivasi
belajarnya rendah, tidak semangat dalam belajar.
Berikut hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan pribadi klien:
1. Identitas siswa
Nama siswa : Dara Firmai
TTL : Padang / 27 Mei 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lolo Gunung Sarik
Sekolah : SD Negeri No. 29 Gunung Sarik
Kelas :V
Jumlah saudara : 3 Orang
Anak ke : 1 (pertama)
Tinggal bersama : Nenek
2. Nama orang tua
Ayah : Firman Rusli
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Sales
Pendidikan terakhir : SMA
Ibu : Yetmarwarni
Pekerjaan : Rumah tangga
3. Wali kelas : Gusmaini, S.Pd
4. Kepala Sekolah : Yusmi, M.Pd

B. Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar


Melokalisasi letak kesulitan belajar, maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam mata
pelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan mana yang tidak mengerti oleh siswa.
Dan dalam hal ini, siswa yang penulis observasi mengalami kesulitan dalam meyerap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kesulitan itu tidak hanya dalam satu mata pelajaran
melainkan hampir seluruh mata pelajaran. Kesulitan belajar yang dialami siswa ini dapat kita
sebut dengan slow linear (lambat dalam belajar).
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari hasil nilai MID Semester siswa yaitu sebagai
berikut:
No. Mata pelajaran KKM Nilai
1. Agama 75 44,0
2. PKN 75 59,0
3. B. Ind 75 31,0
4. MTK 75 33,0
5. IPA 75 33,0
6. IPS 75 44,0
7. BAM 75 63,0

C. Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Dalam melokalisasi faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
menggunakan berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket, sosiometri, dan
observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah
agar dapat melihat dan mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari
faktor dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Setelah melakukan berbagai instrumen dalam mengungkap faktor penyebab kesulitan
belajar siswa, maka faktor peneyebab kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal
a. Kelemahan intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
b. Diri pribadi; sering tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan penggugup.
2. Faktor eksternal
a. Keadaan hubungan keluarga; dirumah sering tidak senang, dirumah merasa tidak disayangi, dan
dirumah tidak dapat belajar karena membantu orang tua.
b. Hubungan sosial; kekurangan teman bermain, sering diejek kawan.
c. Pendidikan dan pembelajaran; termasuk anak yang kurang pandai, takut akan ada ulangan atau
ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran dalam bidang matematika, tidak
menyukai satu mata pelajaran, tulisan jelek, takut akan tinggal kelas, nilai banyak yang buruk,
sering tidak masuk sekolah, di dalam kelas sering merasa mengantuk, takut berbicara di depan
umum, sering tidak mengerti yang diterangkan guru, pelupa, sering melalaikan pelajaran, malas
mengulang pelajaran, dan kekurang alat pelajaran.

D. Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan


Setelah didentifikasi faktor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat ditentukan
perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, yaitu dengan melakukan pengajaran
perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi pelajaran yang dianggap sulit
bagi siswa yaitu berupa:
1. Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
2. Memberikan latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang telah
diajarkan.
Selanjutnya memberikan informasi kepada :
1. Siswa : tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya mengulang
pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua jawaban atas tugas dan
PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya keseriusan belajar didalam
kelas, serta yang paling penting adalah rajin beribadah kepada Allah SWT, karena kunci
keberhasilan itu adalah berusaha, berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan
motivasi/ penguatan kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja
perlu latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam belajar.
2. Orang tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian terhadap belajar
anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan penting bagi perkembangan
anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan yang paling utama bagi anak adalah
dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai
cara menyikapi anak dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
3. Guru Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

E. Pelaksanaan Bantuan
Bantuan yang telah diberikan adalah :
1. Kepada siswa
a. Melakukan pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang
kurang/tidak dipahami oleh kedua siswa.
b. Memberikan latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan kembali.
Penulis telah membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) mengenai materi yang telah
diajarkan tersebut.
c. Memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti
waktu belajar yang efektif.
d. Memberikan informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah agar
materi yang diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat selalu.
e. Memberikan informasi kepada siswa akan pentingnya belajar dengan serius di
dalam kelas agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
2. Kepada orang tua siswa yaitu memberikan informasi kepada orang tua siswa agar lebih
mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk belajar dengan
teratur dirumah, memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar anak selalu bersemangat
dalam belajar karena sebenarnya anak ini memiliki kemampuan dan motivasi yang bagus apabila
dia diberikan semangat, dukungan, dan sokongan terutama dari orang tuannya, dan menciptakan
suasana yang tenang dalam belajar
3. Kepada guru kelas yaitu memberikan informasi tentang letak kesulitan belajar siswa, pada
pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

F. Evaluasi dan Tindak Lanjut


1. Evaluasi
a. Siswa : setelah diberikan pengajaran perbaikan dan informasi tentang bagaimana
belajar yang baik, anak mulai memperhatikan pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan
tugas dengan benar.
b. Orang tua : orang tua mulai mengubah sikap pada anaknya lebih mengontrol dan
memperhatikan anaknya terutama dalam belajar.
c. Guru kelas : guru kelas lebih memperhatikan siswa dalam belajar dengan memberikan
penjelasan ketempat duduk siswa ketika siswa tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan.
2. Tindak lanjut
a. Kepada siswa : memberikan penguatan positif berupa semangat dan dukungan
terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
b. Kepada Orang tua : orang tua memperhatikan kebutuhan belajar anaknya, seperti
menyuruh anak belajar dengan teratur setiap hari dan lebih memberikan motivasi kepada
anaknya agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
c. Kepada wali kelas : wali kelas diharapkan lebih memperhatikan kedua siswanya ini
dalam belajar sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua,
guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil
secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis,
biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa
belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan
belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari
dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

B. Saran
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan guna
perbaikan pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
atau pihak lain yang membacanya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Mutiara Endah. 2010. (http://mutiaraendah.wordpress.com/05 Desember 2013/08:32).

Ramdhani (http://feyra-gokil.blogspot.com/05 Desember 2013/09:05).


Siti Mardiyati.1994. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit UNS.
Sunarta, Kelut. 2006. Verba Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar: Program
Pascasarjana Universitas Udayana.

Warkitri. 1990. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.

BAB IV
AKTIVITAS DAN PARTISIPASI

Sebagai mahasiswa PLBK di SMP YYY, waktu senggang saat jam pelajaran kosong
dipakai untuk menyelenggarakan layanan di kelas-kelas.
Selesai kegiatan di atas, masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang mahasiswa lakukan
untuk membantu pihak sekolah sesuai dengan kemampuan mahasiswa PLBK miliki,
diantaranya : ….

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan PLBK di sekolah mengacu pada BK Pola – 17 Plus yaitu 6 bidang
bimbingan, 9 jenis kegiatan layanan, dan 6 kegiatan pendukung. Kegiatan PLBK disekolah
sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa yang melaksanakan PLBK dalam rangka
melatih, membina serta mengembangkan kemampuan, keterampilan dan keahlian
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa sebagai calon guru
pembimbing yang profesional.
Pada kegiatan PLBK ini, layanan bimbingan dan konseling ini belum sepenuhnya dapat
dilakukan, hal inidisebabkan oleh beberapa faktor, yakni : …..

B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang penulis dapat berikan terhadap kegiatan PLBK ini, antara
lain :

1. Untuk Siswa

Dengan adanya pelaksanaan PL-BK yang diselenggarakan di SMP YYY diharapkan siswa
semakin memanfaatkan pelayanan bimbingan konseling untuk memahami siswa mengatasi
permasalahan terutama malas belajar

2. dsb ….

Anda mungkin juga menyukai