PENDAHULUAN
kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung. Katup
jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak bisa, kembali masuk
ke bagian atium jantung ketika berada di ventrikel jantung. Hal ini membuat jantung
memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya,
Kelainan katup jantung yang parah membuat penderita tidak dapat beraktifitas
dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagi memiliki kemampuan untuk
dapat mengalirkan darah. Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau
keturunan dan terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa
terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat
menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi kesalahan
Operasi katup jantung merupakan jenis operasi jantung kedua paling umum, sekitar
20% sampai 35% dari seluruh prosedur bedah jantung, dengan mortalitas di rumah sakit
sebesar 4% sampai 8%. Sebagian masyarakat masih menganggap bedah jantung sebagai
prosedur yang menyeramkan karena kurangnya informasi yang didapat masyarakat mengenai
bedah jantung.
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, memang risiko mortalitas pada operasi
bedah jantung khususnya ganti katup jantung lebih tinggi dibandingkan dengan operasi bedah
lainnya. Namun dengan perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi saat ini, operasi bedah
Mitral valve replacement (MVR) adalah prosedur bedah jantung yang dilakukan
untuk mengganti katup mitral pasien yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi dengan katup
jantung buatan (baik itu mekanik maupun bioprostetik). MVR dilakukan pada pasien dengan
katup mitral yang terlalu kaku (mitral valve stenosis) sehingga darah tidak bisa mengalir ke
ventrikel kiri, atau katup mitral yang terlalu longgar (mitral valve regurgitation) sehingga
darah kembali ke atrium kiri dan kembali lagi ke paru-paru. Katup Mitral dapat terkena
infeksi, pengapuran, dan kerusakan pada jaringan kolagennya karena berbagai sebab. Operasi
MVR seperti juga operasi bypass (CABG) adalah operasi jantung terbuka, sehingga
Kebanyakan katup mitral dapat diperbaiki daripada diganti, terutama pada katup
mitral yang tidak terlalu rusak. Keuntungan dari repair dibanding replacement adalah selain
angka kematian yang lebih rendah (1% - 2% pada repair dan 6% - 8% pada replacement ),
risiko stroke yang lebih rendah, infeksi endocardial yang lebih rendah, dan angka survival
yang lebih lama. Pasien pasien dengan pasca mitral valve repair tidak memerlukan obat
pengencer darah dan pasien dapat hidup seperti pada populasi normal lainnya, sedangkan
pada pasien dengan replacement /penggantian katup harus minum obat pengencer darah
selama 3 bulan (bioprostetik) atau seumur hidup (mekanik). Operasi repair juga dapat
dikerjakan secara minimal invasif walaupun memerlukan waktu yang lebih lama dari
prosedur konvensional.
Fisioterapi pada penderita pasca operasi katup mitral bertujuan untuk meningkatkan
stroke volume dan ejection fraction, meningkatkan fungsi otot jantung dengan mengurangi
afterload, mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung dengan menurunkan tekanan darah
dan denyut jantung pada waktu istirahat dan selama latihan sub maksimal, mengurangi
viskositas darah dan agregasi platelet, meningkatkan kepadatan kapiler pada otot skelet,
fisioterapi pada kondisi jantung perlu diperhatikan beberapa hal penting yaitu : faktor usia,
pekerjaan, riwayat penyakit, keadaan mental, keadaan jantung, dan keparahan penyakit.
Tanda–tanda dan gejala yang perlu perhatian khusus dalam memberikan rehabilitasi pasien
gangguan jantung adalah dyspnea, denyut nadi, nyeri dada, kelelahan, pusing, kram dan
elektrokardiogram yang abnormal. Hal – hal yang perlu dinilai selama program latihan
terhadap pasien dengan gangguan jantung adalah : tekanan darah, denyut nadi, pernafasan
Beberapa teknik terapi yang dapat diberikan pada penderita paska operasi penggantian
katup katup jantung adalah chest physical therapy, chest mobility, pumping exercise, postural
drainage, coughing, dan huffing. Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan mobilitas
dada dan efektifitas batuk, meningkatkan ventilasi paru dan pertukaran gas, memperbaiki
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas dapat dirumuskan masalah pada penderita pasca operasi
penggantian katup jantung adalah apakah chest physical therapy, chest mobility, pumping
exercise, postural drainage, coughing, dan huffing dapat membantu meningkatkan mobilitas
dada dan efektifitas batuk, meningkatkan ventilasi paru dan pertukaran gas, memperbaiki
Dari rumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan penulisan dari makalah ini
adalah untuk melihat efektifitas chest physical therapy, chest mobility, pumping exercise,
postural drainage, coughing, dan huffing dapat membantu meningkatkan mobilitas dada dan
efektifitas batuk, meningkatkan ventilasi paru dan pertukaran gas, memperbaiki sirkulasi