Anda di halaman 1dari 9

REVIEW JURNAL

KOMPETENSI FISIOTERAPI PEDIATRI

Quantification of walking-based physical activity and


sedentary time in individuals with Rett syndrome

OLEH :

SETIAWATI PINEM
P27226018431

PROGRAM PROFESI
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURAKARTA
 Sindrom Rett adalah kelainan genetik yang
disebabkan gangguan perkembangan neurologi
terutama mempengaruhi perempuan
 Hal ini terkait dengan hilangnya keterampilan
tangan dan/atau komunikasi, dan pengembangan
stereotipe tangan dan kelainan pola jalan pada anak
usia dini.
 Keterbatasan gerakan digabungkan dengan
komorbiditas individu dengan sindrom Rett akan
meningkatkan risiko berkurangnya aktivitas fisik
yang menetap.
 Tujuan dari studi ini adalah untuk mengeksplorasi
dan menganalisis proporsi waktu yang diperlukan
untuk aktivitas fisik berjalan, di berbagai irama, dan
proporsi waktu yang diperlukan untuk bangun
dalam waktu menetap pada sindrom Rett
 Penelitian ini juga melihat pengaruh usia,
kemampuan berjalan, skoliosis, dan frekuensi kejang
pada total rata-rata jumlah langkah harian dan
waktu menetap pada sindrom Rett
 Kovarietas untuk analisis termasuk:
 usia (< 13 tahun, 13 – 18 tahun, atau ≥ 19 tahun)

 kemampuan berjalan (dapat berjalan secara mandiri atau


memerlukan bantuan untuk berjalan)
 komorbiditas (scoliosis: memiliki skoliosis atau tidak;
frekuensi kejang: tidak ada kejang atau tidak ada kejang di 2
tahun terakhir, berkurang dari bulan ke bulan, mingguan atau
harian).
 64 peserta dengan usia rata-rata 17 tahun dan 7 bulan
direkrut dari database Australian Rett Syndrome untuk studi
crosssectional ini.
 Setiap peserta menggunakan monitor aktivitas StepWatch
selama minimal 4 hari.
 Keluarga yang berpartisipasi dilengkapi dengan StepWatch
dan lembar instruksi untuk digunakan.
 Setiap peserta mengenakan StepWatch dalam lingkungan
mereka yang biasa dan selama waktu tertentu selama 7 hari,
kecuali mandi atau berenang.
 Pengasuh mengisi buku harian selama 7 hari untuk merekam
waktu yang diperlukan, waktu StepWatch digunakan dan
dihapus, dan alasan untuk tidak memakai perangkat pada
siang hari.
 Agar dapat disertakan dalam analisis ini, setiap
peserta perlu menyumbang data minimal 4 hari,
termasuk setidaknya satu hari akhir pekan, dengan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
 minimal 100 langkah yang dicatat (hari dengan jumlah
langkah yang sangat rendah dikecualikan, karena tidak
mungkin StepWatch dipakai dengan benar)
 waktu pemakaian minimal 9 jam direkam.
 menurut data buku harian, tidak ada indikasi bahwa stepwatch
telah dihapus selama lebih dari periode 30 menit (perkiraan
waktu untuk mandi) tanpa perawat jelas mendokumentasikan
awal dan akhir waktu periode tidak pakai.
 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas jam
bangun dihabiskan dalam waktu menetap dan bahwa
beberapa peserta berjalan pada irama cepat dan hanya
untuk jangka waktu yang sangat terbatas.
 Nilai tengah langkah harian rata-rata adalah 5093.
 Dengan memperhitungkan pengaruh usia, skoliosis, dan
frekuensi kejang, mereka yang berjalan secara
independen rata-rata mempunyai dua kali jumlah
langkah setiap hari daripada mereka yang membutuhkan
bantuan.
 Dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki
kejang, mereka dengan kejang mingguan atau harian
mengambil langkah 37% lebih sedikit.
 Hubungan antara kemampuan berjalan, adanya
skoliosis, frekuensi kejang, dan persentase waktu
menetap secara luas mencerminkan hubungan
dengan langkah sehari-hari tetapi dalam arah yang
berlawanan.
 Kedua anak perempuan dan orang dewasa memiliki
waktu menetap lebih besar daripada perempuan
yang lebih muda dari 13 tahun (13-18 tahun, ≥
19thn), dengan mempertimbangkan dampak dari
status berjalan, scoliosis, dan frekuensi kejang.
Kritisi

 Dari penelitian ini terlihat bahwa peserta dengan kemampuan jalan


mandiri dan tanpa adanya kejang dan skoliosi mempunyai langkah yang
lebih banyak dibanding peserta yang berjalan menggunakan alat bantu.
 Penelitian ini hanya melihat jumlah langkah pada pasien sindrom Rett
tanpa melihat keterbatasan aktivitas lain. Mereka menganggap kalau
jumlah langkah besar, kemungkinan aktivitas sehari-hari lebih baik.
 Pada penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol dan hanya
melihat jumlah langkah harian rata-rata tanpa intervensi terapi apapun.
 Anak-anak sindrom Rett dengan kejang dan scoliosis dimasukkan juga
dalam penelitian ini.
 Rentang usia peserta juga terlalu lebar sehingga dapat kita lihat semakin
besar usia, jumlah langkah akan semakin kecil karena semakin
memburuknya perjalanan penyakit.
 Untuk penelitian kedepan diharapkan menggunakan sampel dengan
rentang usia yang tidak terlalu besar dan tidak ada kelainan tambahan
seperti kejang dan scoliosis.
 Namun sedikitnya jumlah kasus sindrom Rett ini mungkin akan
menyulitkan penelitian lebih lanjut dan sulitnya membatasi kriteria
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai