Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

Journal Of Physical Therapy Science

T
O
P
I
C

The effects of early physiotherapy on biochemical parameters


in major burn patients: A burn center’s experience

Murat Ali Çınar, PT, Msc,1 Kezban Bayramlar, PT, PhD.,1 Ahmet Erkılıç, M.D.,2 Ali Güneş, M.D.,2 Yavuz
Yakut, PT, PhD.1

1
Department of Physical Therapy and Rehabilitation, Hasan Kalyoncu University Faculty of Health Sciences,
Gaziantep-Turkey 2Department of General Surgery, 25 Aralık State Hospital, Burn Center, Gaziantep-Turkey

0
Efek Fisioterapi dini dengan parameter biokimia pada

pasien luka bakar mayor : Berdasarkan pengalaman pada

pusat pengobatan luka bakar

REVIEW JURNAL

Luka bakar adalah salah satu trauma terpanjang berdasarkan lamanya rawat inap dan

masa rehabilitasi dan berperan dalam menyebabkan kematian dan morbiditas yang parah. The

American Burn Association (ABA) mendefinisikan luka bakar mayor sebagai luka bakar

tingkat kedua dengan total luas permukaan tubuh (TBSA) lebih besar dari 25% pada orang

dewasa, luka bakar tingkat kedua dengan TBSA lebih besar dari 20% pada anak dan semua

luka bakar tingkat ketiga dengan TBSA di atas 10%.

Lipolisis, proteolysis, glikolisis, dan demam tinggi merupakan respon hiperdinamik

dan hipermetabolik, yang terlihat pada pasien luka bakar lebih dari 20% TBSA. Respon

hipermetabolik ini terlihat pada pasien luka bakar yang menyebabkan massa otot menurun,

terlambatnya penyembuhan luka karena melemahnya sistem kekebalan tubuh dan kematian

dini. Dalam 24 jam pertama setelah luka bakar mayor, akumulasi cairan di interstisial terjadi

karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, sedangkan penurunan volume

intravaskular mempengaruhi perfusi jaringan jika tidak ada intervensi yang diberikan.

Karena luka bakar, elektrolit dalam tubuh juga terpengaruh dan dapat menyebabkan

kematian sel. Peran rehabilitasi dalam pengobatan luka bakar menjadi semakin penting,

terutama untuk pasien luka bakar mayor yang memerlukan rehabilitasi jangka panjang,

proses yang mencakup fase akut dan fase pemulihan. Rehabilitasi dimulai dari hari pertama

ketika pasien berada di rumah sakit.

1
Studi ini dilakukan di 25 Aralık State Hospital Burn Center dan Universitas Hasan

Kalyoncu, Fakultas Ilmu Kesehatan, Departemen fisioterapi dan rehabilitasi antara Oktober

2016 dan April 2017. 20 pasien luka bakar mayor (10 wanita, 10 pria) termasuk dalam studi

ini. Usia pasien berkisar antara 21 sampai 47 tahun. 19 orang (95%) adalah luka bakar karena

api, dan 1 (5%) luka bakar karena listrik. Kedua kelompok terapi dan kelompok kontrol

mendapat luka bakar bervariasi antara 30 dan 55 persen

Kriteria inklusi adalah: usia ≥ 18 tahun; luka bakar mayor (menurut ABA); pasien

sadar. Pasien dengan cedera inhalasi, berbagai gangguan kronis, disfungsi organ, infeksi luka

bakar atau aliran darah dan sepsis semua dikeluarkan dari studi ini. Semua pasien menerima

perawatan medis standar yang sama dan perawatan dari waktu masuk IGD dan perawatan

akut luka bakar sampai waktu penghentian terapi. Selain itu, jenis dan jumlah intervensi

klinis, seperti debridement bedah dan grafting, serupa di semua kelompok. Semua pasien

yang termasuk dalam studi ini dinilai selama enam minggu dari hari pertama rawat inap dan

dibawa ke program perawatan. C-reaktif protein (CRP), Fibronectin, transferin dan

prealbumin nilai biokimia pasien dalam semua kelompok direkam setiap minggu dari hari

pertama rawat inap.

Pasien dalam kelompok terapi menerima program fisioterapi dengan jadwal empat

kali seminggu, di samping perawatan rutin mereka (seperti perawatan medis dan

pembedahan) dari hari pertama mereka tinggal di rumah sakit. Kelompok kontrol terdiri dari

pasien yang tidak bisa menerima tindakan fisioterapi karena berbagai alasan.

Dari hasil penelitian terlihat adanya penurunan yang signifikan dalam nilai CRP pada

minggu terakhir dalam kelompok terapi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai

Fibronectin terlihat ada perbedaan mulai dari minggu keempat pada kelompok terapi

dibandingkan kelompok kontrol yang tidak ada perbaikan. Nilai transferin diamati di bawah

nilai referensi di kedua kelompok untuk semua minggu, tetapi ketika kedua kelompok

2
dibandingkan terlihat adanya perbedaan yang signifikan yang mendukung kelompok terapi

pada minggu pertama. Nilai prealbumin dalam kelompok terapi ditemukan sedikit di bawah

nilai referensi dari minggu kelima. Ketika kedua kelompok dibandingkan, diamati bahwa ada

perbedaan yang signifikan pada kelompok terapi dari minggu pertama.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa fisioterapi pada fase akut saja

tidak cukup untuk mengurangi kadar CRP ke tingkat normal. Namun, fisioterapi mengurangi

efek dari respons inflamasi, yang disebabkan oleh luka bakar mayor pada fase akut. Selain

itu, fisioterapi pada periode awal secara positif mempengaruhi penyembuhan luka pasien, dan

dapat berkontribusi pada keberhasilan operasi graft sehingga mengurangi angka kematian

pasien. Dan tertundanya penyembuhan luka dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut

hipertrofik pada pasien.

3
Kritisi :

Penelitian ini menggunakan 20 pasien luka bakar, 10 orang perempuan dan 10 orang

laki-laki. Tidak disebutkan jenis penelitian yang dilakukan. 20 pasien luka bakar dibagi

dalam dua kelompok yaitu kelompok terapi yang mendapat pelayanan fisioterapi dan

kelompok kontrol yang tidak mendapat pelayanan fisioterapi. Kedua kelompok tetap

mendapat perawatan medis standard seperti perawatan luka (debridement) dan grafting.

Penelitian ini menilai pengaruh biokimia seperti kadar CRP (C-Reaktif Protein), transferin,

prealbumin, dan fibronectin terhadap tindakan fisioterapi.

Dari hasil penelitian terlihat adanya pengaruh yang signifikan terhadap pemberian

fisioterapi dini pada perbaikan biokimia pada pasien luka bakar mayor. Namun penelitian ini

tidak menyebutkan bentuk latihan fisioterapi yang diberikan dan berapa lama waktu terapi

setiap sesinya. Jumlah sampel juga terlalu sedikit yaitu hanya 20 orang, hal ini kemungkinan

berkaitan dengan sulitnya mencari pasien luka bakar mayor dengan kriteria inklusi yang telah

ditetapkan.

Kedepannya diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang

lebih banyak dan diperjelas bentuk latihan fisioterapi yang diberikan. Selain itu, sebaiknya

ada kelompok pembanding yang diberikan latihan dalam bentuk lain sehingga dapat dilihat

perbandingannya dengan latihan fisioterapi dini yang diberikan, untuk melihat tindakan mana

yang paling efektif untuk penyembuhan luka bakar mayor.

Anda mungkin juga menyukai

  • Review Jurnal
    Review Jurnal
    Dokumen9 halaman
    Review Jurnal
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Obsgyn
    Jurnal Obsgyn
    Dokumen18 halaman
    Jurnal Obsgyn
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Post SC
    Post SC
    Dokumen12 halaman
    Post SC
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • SC
    SC
    Dokumen11 halaman
    SC
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Post SC
    Post SC
    Dokumen12 halaman
    Post SC
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • SC
    SC
    Dokumen11 halaman
    SC
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Ueu Undergraduate 5926 Lampiranwhdi
    Ueu Undergraduate 5926 Lampiranwhdi
    Dokumen7 halaman
    Ueu Undergraduate 5926 Lampiranwhdi
    RinithaAPutri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal
    Review Jurnal
    Dokumen9 halaman
    Review Jurnal
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Kewenangan Klinik
    Kewenangan Klinik
    Dokumen4 halaman
    Kewenangan Klinik
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal
    Review Jurnal
    Dokumen9 halaman
    Review Jurnal
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Fungsional Lengan Dan Tungkai Sisi Sinistra Akibat Hemiparese Post Stroke Hemoragic Stroke
    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Fungsional Lengan Dan Tungkai Sisi Sinistra Akibat Hemiparese Post Stroke Hemoragic Stroke
    Dokumen5 halaman
    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Fungsional Lengan Dan Tungkai Sisi Sinistra Akibat Hemiparese Post Stroke Hemoragic Stroke
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • LBP Miogenik
    LBP Miogenik
    Dokumen87 halaman
    LBP Miogenik
    vina juliani
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pemeriksaan
    Formulir Pemeriksaan
    Dokumen2 halaman
    Formulir Pemeriksaan
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Bab I Sa Lumbal
    Bab I Sa Lumbal
    Dokumen3 halaman
    Bab I Sa Lumbal
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • PP Frozen Shoulder
    PP Frozen Shoulder
    Dokumen15 halaman
    PP Frozen Shoulder
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen11 halaman
    Lampiran 1
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • MVR
    MVR
    Dokumen40 halaman
    MVR
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • J100050040 PDF
    J100050040 PDF
    Dokumen93 halaman
    J100050040 PDF
    ida ayu astiti
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal
    Review Jurnal
    Dokumen14 halaman
    Review Jurnal
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • Banda Aceh
    Banda Aceh
    Dokumen1 halaman
    Banda Aceh
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat
  • PPOK
    PPOK
    Dokumen17 halaman
    PPOK
    Setiawati Pinem
    Belum ada peringkat