SAP 4
PEMBERDAYAAN DALAM KEPEMIMPINAN
Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model
kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan anak buah.
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan seorang pemimpin mengikutsertakan anak buah
bersama-sama berperan didalam proses pengambilan keputusan. Model kepemimpinan seperti
ini diterapkan apabila tingkat kematangan anak buah berada pada taraf kematangan moderat
sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan, tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan
kepercayaan diri.
Selain itu telah dipahami juga bahwa kepemimpinan dengan menggunakan gaya atau
model partisipatif yaitu seorang pemimpin dan pengikut atau bawahannya saling tukar menukar
ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dalam hal ini komunikasi dua arah
ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut atau
bawahan. Hal ini sudah sewajarnya karena pengikut atau bawahan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas.
Teori kepemimpinan empat faktor menurut Lipham dan Hankom, mencakup empat
dimensi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan struktural,
kepemimpinan suportif dan kepemimpianan fasilitatif. Jadi, kepemimpinan partisipatif
termasuk teori kepemimpinan empat faktor tersebut. Model kepemimpinan partisipatif
merupakan model yang menyediakan peluang seluas dan sebaik mungkin kepada bawahan
untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang menguntungkan kelompok dan individu yang
dipimpinnya. Wewenang dari seorang pemimpin yang diberikan kepada bawahan terukur dan
sebatas wewenang yang diberikan organisasi dan kedudukannya. Hubungan yang terjalin dan
bersifat kekeluargaan antara atasan dengan bawahan dapat dihindari sehingga mereka
melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan aturan organisasi.
Sedangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd dalam bukunya menjadi kepala sekolah
profesional mendefinisikan model kepemimpinan partisipatif disebut juga dengan model atau
gaya melibatkan karena kepala sekolah sebagai pemimpin dengan tenaga kependidikanya yang
lain bersama-sama berperan didalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini upaya tugas
tidak digunakan namun upaya hubungan antar sesama senantiasa ditingkatkan dengan
membuka komunikasi dua arah dan iklim yang transparan.
Dari berbagai definisi kepemimpinan dan model kepemimpinan partisipatif diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan partisipatif adalah pemimpin yang lebih menekankan
pada kerja kelompok sampai ditingkat bawah, yaitu pemimpin menunjukkan keterbukaan dan
memberikan kepercayaan yang tinggi pada bawahan. Sehingga dalam proses pengambilan
keputusan dan penentuan target pemimpin selalu melibatkan bawahan. Dalam sistem ini pola
komunikasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin adalah komunikasi dua arah dengan
memberikan kebebasan kepada bawahan untuk menyampaikan seluruh ide ataupun
permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Dari beberapa pendapat diatas penulis simpulkan, ada beberapa ciri (karakteristik) dari model
kepemimpinan partisipatif, ialah:
Jenis Pendelegasian
Dalam bentuknya yang paling umum, pendelegasian menyangkut pemberian tugas
atau tanggung jawab yang baru dan berbeda, kepada seorang bawahan. Misalnya, seseorang
yang bertanggung jawab untuk memproduksi sesuatu juga diberikan tanggung jawab untuk
memeriksa hasil tersebut dan melakukan perbaikan terhadap kesalahan apapun yang
ditemukannya. Bila diberikan tugas yang baru, kewenangan tambahan yang diperlukuan
untuk menyelesaikan tugas tersebut biasanya di didelegasikan juga. Misalnya, seseorang dari
bagian produksi yang diberi tanggung jawab baru untuk membeli bahan baku diberikan
wewenang (sampai batas tertentu) untuk mendatangani kontrak dengan para pemasok.
Tingkat pendelegasian yang paling rendah adalah bila seseorang harus menanyakan
kepada atasannya tentang apa yang harus dilakukannya bila terjadi masalah atau hal yang luar
biasa. Tingkat pendelegasianyang lebih besar terjadi bila seseorang bawahan diijinkan untuk
menentukan apa yang harus dilakukan, namun harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu sebelum melaksanakn keputusan tersebut. Pendegelasian yang paling besar terjadi bila
bawahan tesebut diijinkan untuk membuat keputusan dan melaksnakannya tampa
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu. Misalnya, seseorang penjual yang tidak diijinkan
untuk membuat penyesuaian bagi barang yang rusak dan pengirimamn yang terlambat tampa
meminta ijin terlebih dahulu dibertahukan bahwa mulai sekarang ia disetujui untuk
memecahkan masalah demikian tampa memperoleh ijin terlebih dahulu.
Bagaimana Mendelegasikan
Spesifikasikan tanggung jawab secara jelas
Berikan otoritas yang cukkup dan perinci batas kebijaksaannya
Perinci persyaratan laporan
Pastikan penerimaan tanggung jawab dari bawahan
Teruskan informasi kepada mereka yang harus mengetahuinyaPantaulah kemajuan
dengan cara yang sesuai
Usahakan agar bawahan memperoleh informasi yang dibutuhhkan
Berilah dukungan dan bantuan,namun hindari pendelegasian yang terbaik
Buatlah agar kesalahan itu menjadi suatu proses belajar.
Bagaimana Mendelegasikan
Keberhasilah pendelegasian tergantung pada bagaimana pendelegasian itu di lakukan
maupunpada apa yang didelegasikan.Pedoman ini di bawa ditunjuukan untuk membatasi
masalah dan untuk menghindari kesulitan umum yang ada berhubungan demgan pemberian
tugas dan pendelegasian otoritas.Empat pedoman pertama adalah untuk pertemuan
mendelegasikan tanggung jawab kepada seorang bawahan.
Kecuali bila tersedia sumber daya yang cukup,bawahan tersebut kemungkinan tidak akan
berhasil dalam menjalankan tugas yang dideligasikan bila memberi tanggung jawab
yangbaru,tentukanlah jumlah kekuasaan yang sesuatu yang di butuhkan oleh bawahan
tersebut agar dapat melaksanakannya.
Penting bagi bawahan untuk memahami jenis-jenis informasi yang harus dilaporkan,berapa
sering laporan tersebut diharapkan,dan dengan cara bagaimana kemajuan akan di pantau
(misalnya,laporan tertulis,pertemuan tinjauan mengenai kemajuan,presentasi dalam
pertemuan departemen, evaluasi kinerja yang formal).
Agar pendelegasian itu berhasil,maka bawahan harus menerima penugasan yang baru
tersebut dan mengikatkan diri untuk melaksanakannya.
Orang yang terpengaruh oleh pendelegasian dan orang yang kerja sama dan bantuannya di
perlukan oleh bawahan untuk melakukan tugas yang didelegasikan harus di beritahukan
tentang tanggung jawab dan otoritas baru bawahan itu.
6. Pantaulah kemajuan dengan cara yang sesuai.
Pada tugas-tugas yang didelegasikan, seperti juga dengan semua tugas, adalah tugas penting
untuk memantau kemajuan dan memberikan umpan balik kepada bawahan sulit untuk
mencapai keseimbangan yang opptimal antara control dan pendelegasian, dan pertemuan
yang meninjau kemajuan memungkinkan seseorang manajer untuk memantau kemajuan
seorang bawahan tanpa harus mengawasi dengan ketat setiap hari. Bawahan tersebut
diberikan kebebasan cukup besar untuk menangani masalah-masalah tanpa campur tangan,
namun juuga bebas untuk meminta saran dan bantuan bila dibutuhkan. Jika kekuasaan
didelegasikan, seorang manajer dan bawahan harus menentukan jenis ukururan kinerja dan
indikator kemajuan yang akan dikumpulkan.
7. Usahakan agar bawahan memperoleh informasi yang dibutuhkan
Biasanya amat baik jika semua informasi yang rinci tentang kinerja bawahan diberikan secara
langsung kepada bawahan itu, seta mengirimkan informasi singkat yang tidak terperinci
kepada manajer dalam interval yang tidak terlalu sering. Namun demikian, dalam hal
pendelegasian yang berkembang bdengan seorang bawahan yang tidak berpengalaman,
informasi yang tepeenci dapat dikumpulkan lebih sering memeriksa kemajuan bawahan
tersebut dengan ketat. Sebagai tambahan terhadap informasi mengenai kerja, bawahan akan
membutuhkan berbagai jenis infoermasi yang teknis dan umum untuk melaksanakan tugas-
tugas yang didelegasikan secara efektif. Berilah selalu informasi kepada bawahan tersebuta
tentang perubahan yang mempengaruhi rencana dan jadwal mereka. Jika mungkin, manajer
harus mengatur agar informasi teknis dikirimkan langsung kepada bawahan dan
membantunya membangun sumber dayanya sendiri mengenai informasi yang penting.
8. Berilah dukungan dan bantuan, namun hindari pendelegasian terbalik.
Seorang manajer harus memberikan dukungan psikologis kepada seorang bawahan yang
berkecil hati atau merasa frustasi, dan mendorong seorang tersebut untuk terus maju. Untuk
tugas baru yang didelegasikan, mungkin perlu memberikan lebih banyak nasehat dan
pelatihan mengenai prosedur untuk melakukaan aspek tertentu pekerjaan tersebut. Namun
demikian, penting untuk menghindari pendelegasian terbalik, dimana pengendalian terhadap
sebuah pekerjaan yang sebelumnya didelegasikan itu ditugaskan kembali. Jika seorang
bawahan meminta pertolongan dalam menghadapi masalah, ia harus diminta untuk
mengusulkan pemecahan. Manajer tersebut dapat membantunya untuk menilai apakah
pemecahan tersebut masuk akal dan sesuai.
9. Buatlah agar kesalahan itu menjadi proses belajar
Penting untuk mengetahui bahwa kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari
bagi tugas didelegasikan. Kesalahan dan kegagalan harus ditangani secara serius namun
tanggapannya jangan merupakan suatu kiritik dan menunjukan siapa yang salah. Sebaliknya
episode tersebut harus menjadi suatu pelajaran bagi kedua belah pihak pada waktu mereka
mendiskusikan alasan bagi kesalahan tersebut dan tunjukanlah cara-cara untuk menghindari
kesalahan yang sama dimasa mendatang jika sudah jelas bahwa bawahan tersebut tidak
mengetahui cara melakukan beberapa aspek penting dari pekerjaan tersebut maka manajer itu
harus memberikan instruksi dan pelatihan tambahan
Dalam buku “Think like a Champion” Donald J. Trump menetapkan dirinya sebagai “Team
Player” . Mengapa saya mengambil ini juga. Karena, sebagai Team Player, dia ikut serta
dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Namun, ada kalanya juga ia mendelegasikan
tugasnya kepada bawahan nya yang berwenang. Pada kutipan ini My point is that keeping the
team spirit alive and well in your personal and professional lives will give you some very
good, even surprising, results. Plus, it’s a great feeling to take the high road. Never negate
the power of the team, and you’ll be a team player of note as well as power.” , Donald J.
Trump sangat penting untuk selalu menjaga semangat rekan kerja dan tidak untuk
mematikan semangat dari tim itu sendiri.
Pedoman Pemberdayaan
• Memperjelas tujuan dan menjelaskan bagaimana pekerjaan mendukung mereka.
• Libatkan orang dalam membuat keputusan yang mempengaruhi mereka.
• tanggung jawab dan wewenang untuk Delegasi kegiatan penting.
• Memperhitungkan perbedaan individu rekening motivasi dan keterampilan.
• Menyediakan akses ke informasi yang relevan.
• Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab baru.
• Sistem Manajemen perubahan yang konsisten dengan pemberdayaan.
• Hapus kendala birokrasi dan kontrol yang tidak perlu.
• Ekspresikan keyakinan dan kepercayaan pada orang.
• Memberikan pembinaan dan saran jika diminta.
• Mendorong dan inisiatif dukungan dan pemecahan masalah.
• Kenali kontribusi dan prestasi penting.
• Pastikan bahwa imbalan yang sepadan dengan tanggung jawab baru.
• Pastikan akuntabilitas penggunaan etis kekuasaan.
Dalam buku “Think like a Champion” Donald J. Trump menetapkan dirinya sebagai “Team
Player” . Sudah dijelaskan juga di atas, sangat penting untuk menjaga kerjasama “team” atau
rekan kerja dan tidak mematikan semangat “team” agar dapat memperdayakan “team”
sehingga menjadi “team” yang kuat