Kelompok 3
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kamidapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Dasar Hukum dan Aspek Legal dalam Pelayanan
Kebidanan”. Makala ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Etika dan Hukum Kesehatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata kami menyampaikan selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum dan Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan ........ 3
1. Latar Belakang Sistem Legalisasi Tenaga Bidan Indonesia ..... 4
2. Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan ........................... 5
3. Legalisasi Pelayanan Kebidanan ............................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada
masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung
program pemerintah untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam
aspek kesehatan.
1.UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan
standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan
semua persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan
kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah kepuasaan pasien yang dilayani oleh
bidan.
Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu
institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar
profesi dan merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada
masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung
program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah satunya dalam
aspek kesehatan. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
menjelaskan bahwa tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara
indonesiamelalaui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai
upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.dengan adanya arus
globalisasi salah satu focus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah
bagaiamana peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya
manusia dibentuk sejak janin didalam kandugan, masa kelahiran dan masa bayi
serta masa tumbuh kembang balita. Hany asumber daya manusia yang
berkualitas, yang memiliki pengetahuan dankemampuan sehingga mampu
survive dan mampu mengantisipasi perubahan serta mampu bersaing.
1
Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena
pelayanan bidan meliputi kesehatanreproduksi wanita, sejak remaja, masa
calon pengantin,masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval,
masa klimakterium dan menoupause serta memantau tumbuh kembang balita
serta anak pra sekolah.
Visi pembangunan kesehatan indonesia sehat 2010 adalah derajat
kesehatan yang optimal dengan strategi: paradigma sehat, profesionlisme,
JPKM dan desentralisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia?
2. Apa Otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan?
3. Apa legislasi pelayanan kebidanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia?
2. Mengetahui otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan?
3. Mengetahui legislasi pelayanan kebidanan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan Indonesia
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian
kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan
kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Peranan legislasi sendiri adalah menjamin perlindungan pada
masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi sendiri, legislasi sangat
berperan dalam pemberian pelayanan professional.
a. UUD 1945
Pembangunan disegala bidang guna kepentingan
keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.
b. UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Tujuan dan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga
Negara Indonesia melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dengan adanya arus globa-lisasi salah satu focus utama
agar mampu mempunyai daya saing ada-lah bagaimana peningkatan
kuali-tas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia
dibentuk se-jak janin di dalam kandungan, masa kelahiran dan masa
bayi serta masa tumbuh kembang balita. Hanya sumber daya
manusia yang berkual-itas, yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi
perubahan serta mampu bersaing
c. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia.
Karena pertayanan bidan melipu-ti kesehatan wanita selama kurun
kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,
masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa
klimakterium dan menopause serta memantau tumbuh kembang
balita serta anak pra sekolah.
4
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 Tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
Bahwa Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan
yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
asuhan kebidanan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative.
5
7. Uji Kompetensi
8. Lisensi.
6
kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan
kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya. (IBI)
Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
sekarang adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para
bidan, minimal sekarang para bidan yang membuka praktek atau
memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum
terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur
apakah tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan
keahliannya. Mengingat maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan
yang terus tumbuh setiap tahunnya.
Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak
bisa menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah
memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi: (Farelya & Nurrobikha, 2015)
1. Mempertahankan kualitas pelayanan
2. Memberi kewenangan
3. Menjamin perlindungan hukum
4. Meningkatkan profisionalisme
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan norma
hukum yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk menjadi sumber
hukum yang paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan
membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien/kelompok masyarakat
oleh Bidan dalam upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan. Aspek legal dalam pelayanan kebidanan meliputi legislasi,
registrasi, dan lisensi serta sertifikasi.
Setelah mempelajari aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan
kami sebagian penulis menyimpulkan bahwa setiap bidan dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan kode etik bidan
Indonesia, dengan aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan.
B. Saran
Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan mengamalkan
aspek legal dalam praktek kebidanan agar nantinya tidak terjadi pelanggaran
dan dapat menjalankan tugas kita sesuai peraturan pemerintah ataupun standar
praktek kebidanan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Yanti, Nurul Eko W, Etika Profesi dan Hukum Kebidanan: Sewon, Bantul,
Yogyakarta 2010.