Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN P-KWU

MELALUI “PEMANFAATAN LERI DAN AMPAS TEH


PADA TANAMAN SAWI”

Hari Sumanti
SMK Negeri 1 Nanggulan
sumantinasa@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melatih jiwa kewirausahaan siswa melalui


pemanfaatan air limbah cucian beras (leri) dengan media tanam ampas teh dalam
wadah limbah botol plastik bekas untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman
sawi jenis caisin dan pagoda. Metode penelitian ini adalah ekperimen terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, dan kepekatan warna daun sawi untuk memprediksi
berat segar hasil dan meningkatkan daya jual dengan satu kelas kontrol (NE) dan
tiga kelas eksperimen (E1, E2, E3), dimana E1 dengan perlakuan (tanah, sekam,
pupuk kandang, ampas teh, dan air biasa), E2 dengan perlakuan (tanah, sekam,
pupuk kandang, dan air leri), dan E3 dengan perlakuan (tanah, sekam, pupuk
kandang, ampas teh, dan leri). Hasil penelitian ini menunjukkan frekuensi
pemunculan tertinggi peningkatan kualitas hasil tanaman sawi pagoda dan caisin
yang berupa tinggi tanaman, jumlah daun, dan kepekatan warna daun adalah
tanaman sawi yang mendapat eksperimen 3/ E3 (tanah, sekam, pupuk kandang,
ampas teh, dan leri), kemudian tanaman sawi yang mendapat eksperimen 1/ E1
(tanah, sekam, pupuk kandang, ampas teh, dan air biasa), diikuti oleh tanaman
sawi yang mendapat eksperimen 2/ E2 (tanah, sekam, pupuk kandang, dan air
leri), dan terendah, yaitu tanaman sawi yang tanpa eksperimen (tanah, pupuk
kandang, sekam, air biasa). Perlakuan E3 (ampas teh dan air leri) menghasilkan
selisih kualitas hasil tinggi tanaman sebanyak 5,8 cm untuk sawi caisin dan 1,67
cm untuk sawi pagoda, jumlah daun tanaman sebanyak 2 helai untuk sawi caisin
dan 6 helai untuk sawi pagoda, dan kepekatan di angka 5 (paling pekat dalam
standar bagan warna daun skala 4).

Kata Kunci: Pembelajaran P-KWU, Eksperimen Kombinasi Air Leri dan


Ampas Teh

PENDAHULUAN
Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 dilakukan untuk
menyesuaikan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan dunia kerja.
Kurikulum 2013 memberikan perubahan pada struktur kurikulum dan sektor mata
pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan untuk
SMK yang merupakan perubahan dari mata pelajaran kewirausahaan pada
kurikulum KTSP. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dapat
digolongkan ke dalam pengetahuan transcience knowledge, yaitu
mengembangkan pengetahuan dan melatih kecakapan hidup berasis seni dan
teknologi yang dilandasi dengan ekonomis. Mata mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan bertujuan untuk :
1. Dilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan tujuan akhir
mempunyai ketrampilan ekonomis
2. Menghasilkan kualitas manusia yang mempunyai wawasan penciptaan berbasis
pasar
3. Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui ketrampilan
teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.
4. Melatih ketrampilan mencipta karya berbasis estetik, artistik, ekosistem, dan
teknologis
5. Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui
prinsip ergonomis, higenis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif
6. Menghasilkan karya jadi atau apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam
kehidupan maupun bersifat wawasan dan landasan penngembangan apropriatif
terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal
7. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola
penciptaan karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan
prinsip ekonomis, ekosistemik, dan ergonomis.
Lingkup materi pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMK disesuaikan
dengan potensi sekolah dan daerah setempat. Pengembangan aspek pada mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya, dan
pengolahan. Dengan demikian siswa-siswa SMK diharapkan mampu berkreasi
dan berinovasi untuk menemukan produk baru baik berupa seni, kerajinan,
rekayasa, budidaya, dan pengolahan dengan memanfaatkan segala sesuatu yang
ada di sekitar sehingga mempunyai nilai ekonomis.
Melalui pembelajaran prakarya dan kewirausahaan, setelah lulus siswa
diharapkan memiliki kecakapan hidup (life skills). Dengan kerampilan-
ketrampilan yang dilatihkan di sekolah, siswa dapat menerapkan dan
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari menuju kemandirian.
Siswa SMK N 1 Nanggulan dengan kompetensi keahlian Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura melatih jiwa usaha para siswanya salah satunya
dengan memanfaatkan limbah cucian beras dan ampas teh untuk meningkatkan
kualitas hasil tanaman sawi. Limbah cucian beras dan ampas teh banyak
ditemukan di sekitar para siswa, dengan demikian siswa tergerak untuk
memanfaatkannya. Tujuan dari kegiatan siswa ini adalah :
1. Melatih jiwa kewirausahaan siswa
2. Memanfaatkan limbah organik (cucian beras dan ampas teh) dan anorganik
(botol plastik bekas) yang banyak ditemukan di sekitar siswa
2. Melakukan eksperimen kombinasi air leri dan ampas teh terhadap kualitas hasil
tanaman sawi
3. Menganalisis peluang usaha dari tanaman sawi yang mendapat perlakuan
kombinasi air leri dan ampas teh
Penelitian ini membahas mengenai tingkatan kualitas tanaman sawi
(Caisin dan Pagoda) yang memakai media tanam tanah, pupuk kandang dan
ampas teh pada botol plastik bekas dengan pupuk cair alami (leri). Landasan
penelitian ini adalah menggunakan bahan yang mudah diperoleh di lingkungan
sekitar, namun tetap berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan,
khususnya penanganan limbah. Penelitian ini memanfaatkan limbah organik (air
cucian beras/leri dan ampas teh) dan limbah anorganik (botol plastik bekas).
Pemanfaatan limbah sehari-hari dalam penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk
meningkatkan kualitas dan nilai jual tanaman sawi dengan modal yang cukup
kecil. Tujuan penelitian ini adalah melatih jiwa kewirausahaan dengan
mendeskripsikan tingkat kualitas tanaman sawi (Caisin dan Pagoda) pada kelas
eksperimen dan noneksperimen berdasarkan parameter yang diukur, serta
menganalisis peluang usaha dari produktivitas tanaman sawi yang mendapat
perlakuan khusus (kombinasi ampas teh dan air leri).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan peran vitamin B1 untuk
menggerakkan aktivitas tanaman. Kandungan air cucian beras/ leri, berpengaruh
positif pada pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, air leri biasa digunakan
sebagai bahan baku pembuatan kompos, pupuk hayati dan pupuk organik cair.
Menurut Wulandari dalam Jati (2014) kandungan air cucian beras putih, yaitu
nitrogen (0,015%), fosfor (16,306%), kalium (0,02%), kalsium (2,944%),
magnesium (14,252%), sulfur (0,027%), besi (0,0427%), vitamin B1 (0,043%).
Sedangkan dalam ampas teh terdiri atas kadar air (8,8 %), abu (2,25 %), protein
kasar (29,36 %), serat kasar (21,19 %), lemak (1,11 %), kalsium (0,891 %),
fosfor (0,211 %), tanin (0,19 %), lisin (0,76 %) metionin (1,00%), sistin (0,78%)
dan energi metabolisme (223 kkal/kg). Ampas teh mengandung unsur-unsur
antioksidan yang sangat ampuh membantu memerangi kerusakan radikal bebas
pada sel-sel tanaman. Kandungan Magnesium (Mg) dalam ampas teh dan air leri
mampu memekatkan warna hijau daun pada tanaman sawi. Hal ini karena hara
makro Magnesium (Mg) merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan
tanaman dalam pembentukan hijau daun (klorofil) dan sebagai faktor pendorong
hampir pada seluruh enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti proses
fotosistesis, pembentukan sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer
energi serta mengatur pembagian dan distribusi karbohidrat ke seluruh jaringan
tanaman. Manfaat magnesium, yaitu menghasilkan klorofil sempurna,
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, meningkatkan pH tanah dan
memperbaiki struktur tanah, ketersediaan kandungan hara fosfor dalam tanah,
dan dapat mengurangi racun akibat kandungan Al dan Fe dalam tanah.
Caisin dikenal dengan istilah sawi merupakan sekelompok tanaman dari
marga Brassica pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis). Adapun
sawi Pagoda dikenal juga dengan nama lainnya yaitu Ta Ke Chai dan Tatsoi
dengan bentuk unik dan warna hijau pekat yang sangat mencolok, serta tahan
terhadap suhu dingin. media tanam menurut Andi Ikram (2014: 1) didefinisikan
sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau
ditanam. Media tanam dapat merupakan campuran dari bermacam-macam bahan
atau satu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain
cukup baik dalam memegang air, bersifat porous sehingga air siraman tidak
menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman, dan yang paling
penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Ampas teh adalah sisa-sisa teh yang telah diminum, biasanya hanya
dibuang sia-sia karena masyarakat beranggapan ampas teh tidak berguna lagi.
Padahal ampas teh ini dapat digunakan sebagai pupuk dalam penanaman tanaman.
Menurut Ginting (1993) dalam HMP UNILA (2012) ampas teh mempunyai
kandungan protein kasar yang cukup tinggi yaitu 27,4%. Menurut Istirahayu
(1993) dalam HMP UNILA (2012) ampas ini mengandung zat anti nutrisi yang
cukup tinggi yaitu tanin 1,35% dan serat kasar 23,01% yang dapat dimanfaatkan
untuk pakan broiler.
Jenis plastik yang digunakan sebagai wadah media tanam dalam penelitian
ini adalah jenis PETE atau PET. Jenis plastik ini ditemukan dalam botol plastik,
berwarna jernih/ transparan/tembus pandang. Contohnya: botol air mineral, botol
jus dan hampir semua botol minuman lainnya. Di dunia mayoritas bahan plastik
PET untuk serat sintetis (sekitar 60%), di tekstil PET biasa digunakan dengan
polyester, bahan dasar botol kemasan 30%. Botol jenis PET atau PETE dipakai
hanya sekali saja, sehingga limbahnya sangat banyak dan mencemari lingkungan
(Anonim, 2015).

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan data kuantitatif.
Objek penelitian ini adalah tanaman sawi jenis caisin dan jenis pagoda, dengan
jumlah media tanam masing-masing sebanyak 15 botol yang disusun dengan 3
perlakuan (eksperimen) dan 1 kontrol (noneksperimen). Adapun pembagian
objek penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Rancangan eksperimen
Sawi Caisin Sawi Pagoda Jumlah
NE E1 E2 E3 NE E1 E2 E3 Total
15 15 15 15 15 15 15 15 120
Keterangan:
NE : Noneksperimen (Media Tanah, Sekam, Pupuk Kandang, dan Air Biasa)
E1 : Eksperimen 1 (Media Tanah, Sekam, Pupuk Kandang, Ampas Teh, dan
Air Biasa)
E2 : Eksperimen 2 (Media Tanah, Sekam, Pupuk Kandang, dan Air Leri)
E3 : Eksperimen 3 (Media Kombinasi: Tanah, Sekam, Pupuk Kandang,
Ampas Teh, dan Air Leri)

Waktu penelitian ini pada bulan Juni s.d. Oktober 2018 bertempat di lingkungan
SMK Negeri 1 Nanggulan dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 2. Jurnal kegiatan
No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1 1 Juni s.d. 10 Juni 15.00 – 16.00/ Pengumpulan alat dan bahan


2018 hari
2 21 Juni s.d. 30 Juni 14.00 – 17.00/ Pembuatan media tanam
2018 hari
3 1 Agustus s.d. 7 15.00 – 16.00/ Penyemaian benih
Agustus 2018 hari
4 8 Agustus s.d.10 15.00 – 17.00/ Pemindahan tanaman ke botol
Agustus 2018 hari dan perawatan (penyiraman
dengan air leri)
5 11 Agustus s.d. 30 15.00 – 16.00/ Penyulaman
September 2018 hari
6 30 September s.d. 7 15.00 – 16.00/ Perawatan
Oktober 2018 hari (pemupukan/penyiraman,
penyiangan, pengendalian
hama) dan pengukuran
terhadap kualitas produk
tanaman sawi (hasil panen)

Gambar 1. Proses pelaksanaan budidaya sawi

Persiapan pot Menyemai benih


Pemeliharaan Pemindahan bibit/transplanting

Pengumpulan dan analisis data dilakukan langsung dengan pengamatan terhadap


pertumbuhan tanaman sawi dengan parameter (tinggi tanaman dan jumlah daun)
setiap hari dan parameter kepekatan warna daun pada masa panen/ menjelang
panen dalam bentuk catatan jurnal. Parameter berat segar hasil dapat ditimbang
setelah panen atau diprediksi dalam usia yang sama berdasarkan tinggi tanaman
dan jumlah helai daun tanaman sawi hasil eskperimen dengan tanaman sawi pada
umumnya

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal Juni sampai dengan Oktober
2018 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Tingkat Kualitas Tanaman Sawi (Caisin dan Pagoda) pada Kelas
Eksperimen dan Noneksperimen Berdasarkan Paramater yang Diukur
Jenis Sawi dan Perlakuannya
Parameter yang
No Sawi Caisin Sawi Pagoda
Diukur
NE E1 E2 E3 NE E1 E2 E3
19,5 20,7 3,83 3,96 6,08 5,5
1 Tinggi Tanaman 14,9 18 cm
cm cm cm cm cm cm
cm
16
Jumlah Daun 6 5 6 10 17 7
2 4 helai helai
Setiap Tanaman helai helai helai helai helai helai
Kepekatan 2 4 3 5 2 4 3 5
3 Warna Hijau
Daun
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
Berat Segar Belum
4 panen panen panen panen panen panen panen
Hasil panen

Pada tabel tersebut dapat dibaca bahwa frekuensi pemunculan tertinggi


adalah tanaman yang mendapat eksperimen 3 (tanah, sekam, pupuk kandang,
ampas teh, dan leri), kemudian disusul tanaman yang mendapat eksperimen 1
(tanah, sekam, pupuk kandang, ampas teh dan air biasa), dan diikuti oleh tanaman
yang mendapat eksperimen 2 (tanah, sekam, pupuk kandang, dan air leri).
Sementara itu, tanaman yang tanpa eksperimen (tanah, pupuk kandang, sekam, air
biasa) terletak pada posisi paling terakhir.
Dari pengamatan terhadap 120 tanaman, diperoleh data bahwa kepekatan
warna hijau daun tanaman sawi pagoda yang menggunakan media ampas teh dan
air leri lebih tinggi (berada di angka 5, yaitu posisi paling tinggi pada bagan warna
daun skala 4). Adapun tanaman sawi caisin yang menggunakan media ampas teh
dan leri juga memiliki nilai kepekatan yang lebih tinggi (berada di angka 5)
daripada jenis tanaman yang tidak mendapatkan perlakuan ini. Sementara tanamn
sawi yang tidak mendapat perlakuan (standar pertanian sawi pada umumnya)
hanya berada di angka 2, yaitu posisi paling rendah pada bagan warna daun skala
4). Selain kepekatan, kualitas tanaman tersebut lebih tinggi dalam hal tinggi
tanaman dan jumlah daun. Adapun analisis terhadap tinggi tanaman dan jumlah
daun adalah sebagai berikut.
Tanaman sawi yang menggunakan perlakuan 3 memiliki tinggi 20,7 cm
pada sawi caisin dan 5,5 cm pada sawi pagoda. Data ini lebih tinggi daripada
tanaman noneksperimen (tanaman tanpa perlakuan, standar pertanian sawi pada
umumnya), yaitu 14,9 cm untuk sawi caisin dan 3,83 untuk sawi pagoda. Artinya,
dengan menggunakan perlakuan 3 (kombinasi ampas teh dan air leri), maka dapat
meningkatkan kualitas hasil tinggi tanaman sebanyak 5,8 cm untuk sawi caisin
dan 1,67 cm untuk sawi pagoda.
Tanaman sawi di usia tiga minggu yang menggunakan perlakuan 3
memiliki jumlah daun 6 helai pada sawi caisin dan 16 helai pada sawi pagoda.
Data ini lebih tinggi daripada tanaman noneksperimen (tanaman tanpa perlakuan,
standar pertanian sawi pada umumnya), yaitu 4 helai untuk sawi caisin dan 10
helai untuk sawi pagoda. Artinya, dengan menggunakan perlakuan 3 (kombinasi
ampas teh dan air leri), maka dapat meningkatkan kualitas hasil jumlah daun
tanaman sebanyak 2 helai untuk sawi caisin dan 6 helai untuk sawi pagoda.
Meskipun belum diketahui berat segar hasil pada masa panen, namun
berdasarkan selisih yang cukup signifikan pada penjelasan di atas, berarti tanaman
sawi yang mendapat perlakuan 3 (ampas teh dan leri) memiliki berat segar hasil
lebih tinggi daripada tanaman sawi yang tidak mendapat perlakukan (standar
pertanian sawi pada umumnya). Hal ini karena semakin banyak selisihnya, maka
berat segar semakin naik, sehingga harga jualnya pun semakin tinggi.
Analisis peluang usaha dari produktivitas tanaman sawi dengan perlakuan
kombinasi ampas teh dan air leri pada sistem budidaya tanaman sawi adalah
sebagai :.
Tabel 4. Biaya Produksi Sawi Caisin
No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah

1 Benih caisim 3/4 bungkus Rp 14.000,00 Rp 10.500,00


2 Pupuk kandang 1/2 karung Rp 5.000,00 Rp 2.500,00
3 Sekam mentah 1/2 karung Rp 4.000,00 Rp 2.000,00
Jumlah Rp 15.000,00

Tabel 5. Biaya Produksi Sawi Pagoda


No Nama Barang Volume Harga Satuan Jumlah

1 Benih pagoda 3/4 bungkus Rp 18.000,00 Rp 13.500,00


2 Pupuk kandang 1/2 karung Rp 5.000,00 Rp 2.500,00
3 Sekam mentah 1/2 karung Rp 4.000,00 Rp 2.000,00
Jumlah Rp 18.000,00

Tabel 6. Analisis Keuntungan Produksi Sawi Caisin


No Jenis Harga/kg Jumlah Total Laba/Rugi
Perlakuan (kg)
1 NE Rp 7000,00 2,3 kg Rp 16.100,00 Rp 1.100,00
2 E1 Rp 7000,00 2,6 kg Rp 18.300,00 Rp 3.300,00
3 E2 Rp 7000,00 2,5 kg Rp 17.500,00 Rp 2.500,00
4 E3 Rp 7000,00 2,8 kg Rp 19.600,00 Rp 4.600,00

Tabel 7. Analisis Keuntungan Produksi Sawi Pagoda


No Jenis Harga/kg Jumlah Total Laba/Rugi
Perlakuan (kg)
1 NE Rp 15.000,00 2,8 kg Rp 42.000,00 Rp 24.000,00
2 E1 Rp 15.000,00 3,5 kg Rp 52.500,00 Rp 34.500,00
3 E2 Rp 15.000,00 3,2 kg Rp 48.000,00 Rp 30.000,00
4 E3 Rp 15.000,00 3,9 kg Rp 58.500,00 Rp 40.500,00

Merujuk tabel di atas diperoleh data bahwa sawi caisin maupun sawi
pagoda yang mendapat perlakuan kombinasi ampas teh dan air leri menempati
posisi laba paling tinggi, diikuti oleh sawi yang mendapat perlakuan ampas teh di
posisi kedua, dan disusul oleh sawi yang mendapat perlakuan air leri di posisi
ketiga. Sementara itu, laba yang dihasilkan oleh standar pertanian sawi pada
umumnya/ tanpa perlakuan apapun menduduki posisi laba paling rendah. Hal ini
disebabkan dari analisis data sebelum panen, tinggi tanaman, jumlah daun, dan
kepekatan warna daun sawi caisin/pagoda yang mendapat perlakuan E3 berada di
posisi paling tinggi, sehingga hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap berat
segar hasil ketika di panen. Contohnya, sawi pagoda yang tidak mendapat
perlakuan, jumlah daunnya di usia tiga minggu adalah 10 helai, sementara itu di
usia yang sama sawi pagoda dengan perlakuan E3 jumlah helai daun sudah
mencapai 16 helai. Artinya, jika tanaman sawi ini dipelihara hingga masa panen
(minimal 1 bulan), maka jumlah helai daun pada tanaman ini akan semakin
meningkat. Jumlah helai daun yang terus meningkat mengandung arti bahwa berat
segar hasil yang diperoleh ketika masa panen pun akan meningkat.
Peningkatan berat segar hasil pada masa panen ini memberikan banyak
keuntungan/laba usaha. Hal ini terlihat pada sawi caisin yang mendapat perlakuan
kombinasi ampas teh dan air leri (E3) mampu memberikan peningkatan laba
hingga Rp 4.600,00 dibandingkan dengan laba sawi caisin standar (NE/tanpa
perlakuan). Sawi caisin yang mendapat perlakuan air leri (E2) memberikan
peningkatan laba sebesar Rp 2.500,00. Adapun sawi caisin yang mendapat
perlakuan ampas teh (E1) mampu meningkatkan laba sebesar Rp 3.300,00. Data
tersebut menunjukkan selisih laba yang sangat signifikan pada sawi yang
mendapat perlakuan E3, jika dibandingkan sawi caisin yang mendapat perlakuan
lain maupun yang tanpa perlakuan. Tentunya hal ini akan sangat menguntungkan
petani sawi, jika perlakuan E3 ini diaplikasikan.
Hal yang sama juga terlihat pada jenis pertanian sawi pagoda. Jenis sawi
pagoda yang mendapat perlakuan E3 juga mampu meningkatkan laba hingga Rp
40.500,00. Sawi pagoda yang mendapat perlakuan air leri (E2) mampu
meningkatkan laba sebesar Rp 30.000,00. Sementara itu, sawi pagoda yang
mendapat perlakuan ampas teh (E1) mampu meningkatkan laba sebesar Rp
34.500,00. Artinya, selisih laba yang sangat signifikan juga terjadi pada sawi
pagoda yang mendapat perlakuan E3, jika dibandingkan sawi pagoda yang
mendapat perlakuan lainnya, ataupun yang tanpa perlakuan. Suatu keuntungan
yang cukup besar, jika perlakuan E3 ini diterapkan oleh petani sawi pagoda.
Berdasarkan analisis peluang usaha di atas dapat disimpulkan bahwa sawi
caisin yang menggunakan perlakuan kombinasi ampas teh dan air leri (E3)
mampu meningkatkan keuntungan Rp 4.600,00 dibandingkan sawi caisin yang
tanpa perlakuan (NE), yang menjadi standar pertanian sawi pada umumnya.
Demikian juga untuk sawi pagoda yang menggunakan perlakuan kombinasi
ampas teh dan air leri (E3) mampu meningkatkan keuntungan Rp 40.500,00
dibandingkan sawi pagoda yang tanpa perlakuan (NE), yang menjadi standar
pertanian sawi pada umumnya.

KESIMPULAN
Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan (P-KU) mengembangkan
pengetahuan dan melatih kecakapan hidup berasis seni dan teknologi yang
dilandasi dengan ekonomis. Lingkup materi pelajaran prakarya dan
kewirausahaan (P-KWU) di SMK disesuaikan dengan potensi sekolah dan daerah
setempat. Pengembangan aspek pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan
meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Dengan demikian siswa-
siswa SMK diharapkan mampu berkreasi dan berinovasi untuk menemukan
produk baru baik berupa seni, kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan
dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitar sehingga mempunyai
nilai ekonomis.
Berdasarkan analisis data pada hasil penelitian dan pembahasan dari
penelitian yang dilakukan siswa maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Frekuensi pemunculan tertinggi peningkatan kualitas hasil tanaman sawi pagoda
dan caisin yang berupa tinggi tanaman, jumlah daun, dan kepekatan warna daun
adalah tanaman sawi pada eksperimen 3 yang mendapat perlakuan (tanah, sekam,
pupuk kandang, ampas teh, dan leri), kemudian disusul tanaman sawi pada
eksperimen 1 yang mendapatkan perlakuan (tanah, sekam, pupuk kandang, ampas
teh, dan air biasa), diikuti oleh tanaman sawi pada eksperimen 2 yang mendapat
perlakuan (tanah, sekam, pupuk kandang, dan air leri), dan paling terendah, yaitu
tanaman sawi yang tanpa perlakuan (tanah, pupuk kandang, sekam, air biasa).
Berdasarkan kualitas hasil yang lebih tinggi tersebut, maka analisis peluang usaha
dari produktivitas tanaman sawi yang mendapat perlakuan khusus (kombinasi
ampas teh dan air leri) adalah meningkatkan keuntungan/laba Rp 4.600,00 untuk
sawi caisin dan Rp 40.500,00 untuk sawi pagoda, dibandingkan sawi
caisin/pagoda yang tanpa perlakuan (NE), yang menjadi standar pertanian sawi
pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Arti Kode Kemasan Plastik: PET (E), HDPE, PVC, LDPE, PP,
PS. Diakses dari https://raggne.wordpress.com/2015/06/11/arti-kode-
kemasan-plastik-pete-hdpe-pvc-ldpe-pp-ps/. Diakses pada 24 April 2017,
pukul 14.51.

Himpunan Mahasiswa Pertanian UNILA. 2012. Kandungan Ampas Teh. Diakses


dari:http://himapet-unila.blogspot.co.id/2012/07/kandungan-ampas-
teh.html?m=1, pada 28 Maret 2017, pukul 12.29.

Ikram, Andi. 2014. Pengertian dan fungsi media tanam. Diakses


dari:http://cariilmuduniaakhirat.blog spot.co.id /2014/12/pengertian-dan-
fungsi-media-tanam.html, pada 30 Maret 2017, pukul 19.56.

Jati, Roni Ismoyo. 2014. Kajian Air Cucian Beras pada Pertumbuhan Tanaman
Caisin (Brassica Juncea L)dengan Medium Tanam Pasir. Diakses dari:
www.google.com, pada 17 Maret 2017, pukul 12.40.
BIODATA

NAMA : HARI SUMANTI

JABATAN : GURU PRODUKTIF PERTANIAN

ALAMAT INSTANSI : SMKN 1 NANGGULAN

Jln. Gadjah Mada, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon


Progo.

No. HP : 082315276855

E-mail : Sumantinasa@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai