FIQIH SIYASAH I
Disusn oleh :
Kelompok 4
Zulkifli (0203172122)
SIYASAH IV C
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Pemerintahan Pada Masa Umar Bin
Khattab tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fiqih Siyasah I. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini tentu nya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Seva Maya sari, MA
Selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu
memberikan referensi buku.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu pula
dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
Umar bin Khatab (583-644 M) memiliki nama lengkap Umar bin Khatab
bin Nufail bin Abd al-Uzza bin Ribah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin Adi
bin Kaab bin Luay. Umar ibn al-Khattab dilahirkan di Mekah dari keturunan
suku Quraisy yang terpandang dan terhormat.
1 Nurul Aen, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustika Setia, 2008), hlm. 77.
perkembangan dan tantangan yang dihadapinya. Kebijaksannan yang dilakukan
Umar sebagai kepala negara meliputi perkembangan daerah kekuasaan islam,
pembenahan birokrasi pemerintahan, peningkatam kesejah teraan rakyat,
pembentukan tentara regular yang dugaji oleh negara. Sehingga dapat dilihat
bagai mana system ketata negaraan yang dilaksanakan oleh Umar.2
Umar bin Khattab termasuk salah satu sahabat terbesar sepanjang sejarah
sesudah Nabi Muhammad saw. Peranannya dalam sejarah Islam masa permulaan
merupakan yang paling menonjol karena perluasan wilayahnya, selain kebijakan-
kebijakan politiknya yang lain.
Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi oleh
rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya yang luar biasa terhadap
rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan
sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.
2 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2014), hlm. 63.
3 Arif Setiawan, Islam di Masa Umar bin Khatab, (Jakarta: Hijri Pustaka, 2002), hlm. 2.
Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar
bin Khatab, yang meliputi perluasan wilayah, sistem pemerintahan (politik), ilmu
pengetahuan, social, seni, dan agama.
1. Perulasan Wilayah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masa Umar bin Khatab adalah
masa kejayaan Islam, Islam mulai menyebar ke seluruh pelosok bumi. Fokus
utamanya dalam perluasan wilayah ialah melakukan ekspansi wilayah seluas-
luasnya.
Keberhasilan pasukan Islam dalam penaklukan Suria pada masa Umar bin
Khatab tidak lepas dari rentetan penaklukan pada masa sebelumnya. Abu Bakar
telah mengirim pasukan besar dibawah pimpinan Abu Ubaidah bin al-Jarrah ke
front Suria.
Ketika pasukan itu terdesak, Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid
yang sedang dikirim untuk memimpin pasukan ke front Irak, untuk membantu
pasukan di Suria. Dengan gerakan cepat, Khalid bersama pasukannya
menyeberangi gurun pasir luas ke arah Suria. Ia bersama Abu Ubaidah mendesak
pasukan Romawi. Dalam keadaan genting itu, wafatlah Abu Bakar, lantas diganti
oleh Umar bin Khatab.
2. Sistem Pemerintahan dan Bidang Politik
Pada masa Umar bin Khatab, kondisi politik Islam dalam keadaan stabil.
Usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Karena
perluasan daerah terjadi dengan cepat, ia segera mengatur administrasi Negara,
dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang, terutama di Persia.
Secara etimologi, ahlul hall wal aqdi adalah lembaga penengah dan
pemberi fatwa Sedangkan menurut terminologi, adalah wakil-wakil rakyat yang
duduk sebagai anggota majelis syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum
cerdik pandai (cendekiawan) yang menjadi pemimpin-pemimpin rakyat dan
dipilih atas mereka.
Dinamakan ahlul hall wal aqdi untuk menekankan wewenang mereka guna
menghapuskan dan membatalkan. Penjelasan tentangnya merupakan deskripsi
umum saja, karena dalam pemerintahan Islam, badan ini belum dapat
dilaksanakan . Anggota dewan ini terpilih karena dua hal yaitu: pertama, mereka
yang telah mengabdi dalam Dunia politik, militer, dan misi Islam, selama 8
sampai dengan 10 tahun. kedua, orang-orang yang terkemuka dalam hal keluasan
wawasan dan dalamnya pengetahuan tentang yurisprudensi dan Al-Quran.
4 Ali Audah, Ali bin Abi Talib, (Jakarta: PT. Pustaka Utama, 2013), hlm.106.
c. Dewan antara Penasihat Tinggi dan Umum. Beranggotakan para
sahabat (Anshar dan Muhajirin) yang dipilih, hanya membahas
masalah-masalah khusus.
2. Al-Katib (Sekretaris Negara), di antaranya adalah Abdullah bin Arqam.
3. 3.Nidzamul Maly (Departemen Keuangan) mengatur masalah keuangan
dengan pemasukan dari pajak bumi, ghanimah, jizyah, fai dan lain-lain.
4. Nidzamul Idary (Departemen Administrasi), bertujuan untuk memudahkan
pelayanan kepada masyarakat, di antaranya adalah diwanul jund yang
bertugas menggaji pasukan perang dan pegawai pemerintahan.
5. Departemen Kepolisian dan Penjaga yang bertugas memelihara keamanan
dalam negara.
6. Departemen Pendidikan dan lain-lain .
3. Dibidang Ekonomi
1. Al kharaj
2. Ghanimah
3. Pemerataan zakat
Khalifah Umar bin Khatab juga melakukan pemerataan terhadap
rakyatnya dan meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan
kepada orang-orang yang diperjinakan hatinya (al-muallafatu qulubuhum).
4. Lembaga Perpajakan
5. Lembaga Keuangan
1. Zakat
2. Jizyah
3. Kharaj
6. Dibidang Sosial/Budaya
5 Muhammad Ash-Shalabi, Umar Bin Al-Khathab, (Jakarta Timur: PUSTAKA AL-KAUTSAR), hlm. 358
Buta huruf dan buta ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa. Di samping
ilmu pengetahuan, seni bangunan, baik itu bangunan sipil (imarah madaniyah),
bangunan agama (imarah diniyah), ataupun bangunan militer (imarah harbiyah),
mengalami kemajuan yang cukup pesat pula.
Pada saat itu, para ulama berlomba-lomba menyusun berbagai ilmu pengetahuan
karena:
Oleh karena itulah, banyak orang yang berasumsi bahwa kebangkitan Arab
masa itu didorong oleh kebangkitan Islam dalam menyadari pentingnya ilmu
pengetahuan. Apabila ada orang menyebut, ilmu pengetahuan Arab, pada masa
permulaan Islam, berarti itu adalah ilmu pengetahuan Islam.
7. Peningkatan kesejahteraan
Masa pemerintahan ,umar dapat di anggap sebagai masa peningkatan
kesejahterahan rakyat. Perluasan daerah membawa dampak banyaknya devisa
Negara yang masuk, baik dari rampasan perang maupun pajak yang di bayarkan
dibayarkan oleh daerah-daerah yang telah di tundukan.karenya, umar
memamfaatkan keungan Negara tersebut untuk kesseejahteraan rakyatnya. Untuk
itu umar member tunjangan kepada kaum muslimin.pemberian ini diatur
berdasarkan nasab kepada nabi,senioritas dalam masuk islam, serta jasa dan
perjuangan mereka dalam menegakkan islam.rincian tunjangan tersebut adalah:
1. Keluarga nabi:
a. Abbas ibn Abd al-Muthalib 25.000 dirham,
b. Aisyah 12.000 dirham;
c. Istri-istri Nabi lainnya 10.000 dirham ;
d. Shafiyah 6.000 dirham;
e. Juwairiyah 6.000 dirham;
2. Veteran perang badar
a. Umar ibbn al-Khatab 5.000 dirham;
b. Ali ibn abi Thalib 5.000 dirham;
c. Usman ibn Affan 5.000 dirham;
d. Hasan ibn Ali 5.000 dirham;
e. Husein ibn Ali 5.000 dirham;
3. Anshar
a. a.Abu Dzar al-Ghiffari 4.000 dirham;
b. b.Muhammad Ibnu Maslamah 5.000 dirham;
4. Tokoh tokoh Badar hingga perjanjian Hudaibiyah 4.000 dirham;
5. Orang yang hijrah ke Habsyi 4.000 dirham;
6. Orang yang hijrah sebelum Fath Mekkah 3.000 dirham;
7. Orang yang ikut dalam perjanjian Hudaibiyah hingga penumpasan gerakan
murtad 3.000 dirham;
8. Orang yang hidu pada masa Fath Mekkah hingga perang Qadisiyah
2.000dirham;
9. Orang yang hidup pada perang Qadisiyah hingga Yarmuk 1.000 dirham;
10. Panglima perang 7.000 s.d 8.000 dirham;
11. Abdullah ibn Umar 3.000 dirham;
12. Usamah ibn Zaid 4.000 dirham;
13. Penduduk Yaman, Syam dan Irak 1.000 s.d 2.000 dirham;
14. Istri-istri kaum Muhajirin dan Anshar 600 dirham;
15. Penduduk Mekkah 800 dirham;
16. Ibu yang menyusui 200 dirham;
17. Bayi yang baru dilahirkan 100 dirham
Selain yang tercatat diatas Umar juga menyediakan dana kesejah teraan
kepada setiap anak pungut atau terlantar sebesar 100 dirham yang diambil dari
Bait al Mal dan disimpan oleh walinya. Makin besar anak itu, penberian
unruknya pun makin besar pula.
8. Lembaga Peradilan
6 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2014), hlm. 70.
Dalam masalah suksesi, Umar menempuh cara yang berbeda dengan Abu
Bakar sebelumnya. Setelah mengalami luka parah akibat tikaman seorang budak
Persia bernama Luluah, para sahabat merasa khawatir kalau-kalau Umar
meninggal dunia dan tidak sempat meninggalkan pesan tentang penggantinya. Ini
bisa membahayakan umat Islam, mengingat trauma Tsaqifah bani Saidah masih
belum hilang dari umat Islam.
Penunjukan Umar sebagai khalifah oleh Abu Bakar disetujui oleh umat
Islam ketika itu. Penunjukan Umar sebagai khalifah merupakan suatu inovasi
baru. Disebabkan Umar adalah sosok yang mempunyai kualitas yang hebat dalam
kepemimpinan. Beliau dengan cepat mengembangkan sistem aadministrasi
pemerintahan yang efektif.
Mereka ini lah yang disebut sebagai tim formatur yang akan menunjuk
siapa diantara mereka yang akan menjadi khalifah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umar diangkat menjadi Khalifah atas pencalonan dari Abu Bakar. Hal
yang pertama kali ia lakukan setelah diangkat menjadi khalfah adalah
membebaskan para tawanan perang ar-Riddah (perang menumpas orang-orang
murtad).
Arif Setiawan, Islam di Masa Umar bin Khatab, Jakarta: Hijri Pustaka, 2002
Ali Audah, Ali bin Abi Talib, Jakarta: PT. Pustaka Utama, 2013