Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“TEORI ASAL MULA NEGARA”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara

DOSEN PENGAMPU : PUTRI EKA RAMADHANI, SH., M.HUM.,

Disusun oleh:

KELOMPOK 2 JURUSAN SIYASAH IV C

IDA SUNDARI : 0203172085

VIRZI EKA RAMADHANI : 0203172091

MHD YASIN : 0203172086

SATRIA : 0203172099

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat


dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahu-
alaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini penulis sampaikan terimakasih kepada dosen mata kuliah ilmu
negara sebagai salah tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak/Ibu yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada kami.

Kami memohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para


pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya
tulis yang akan datang.

Medan, 10 April 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. PANDANGAN PEMIKIRAN BARAT......................................................2


B. PANDANGAN PEMIKIRAN ISLAM.......................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...........................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbicara tentang asal mula Negara, maka akan sangat banyak tentang
pendapat atau teori-teori yang mengemukakan tentang terbentuknya suatu Negara.
Bahkan, banyak pendefinisian yang berbeda antara yang satu dengan yang lain
dan bahkan bertentangan. Sehingga teori-teori tersebut dapat menjadikan referensi
untuk pembelajaran kita khususnya untuk orang yang sedang belajar mengenal
Hukum.

Banyak pemikir-pemikir barat dan islam yang menyumbangkan


vendapatnya tentang teori asal mula Negara ini. Oleh sebab itu, baiknya kita
mengkaji lebih dalam satu per satu teori-teori tersebut agar davit menjadi bahan
pembelajaran untuk kita.

B. Rumusan Masalah

1. Teori-teori tentang terjadinya negara;


2. Pendapat sebagian tokoh dalam teori terjadinya negara.

C. Tujuan Pembahasan

1. Menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu negara


2. Memberikan materi tentang asal mula negara

BAB II
PEMBAHASAN

A. PANDANGAN PEMIKIR BARAT

Teori-teori tentang asal-usul negara dapat dimasukkan ke dalam dua golongan


besar,yakni pertama teori-teori yang spekulatif dan kedua teori-teori yang historis
atau teori-teori yang evolusionistis.

Adapun teori-teori yang masuk kategori spekulatif adalah :

1. Teori perjanjian masyarakat


2. Teori teokratis
3. Teori kekuatan
4. Teori patriarkal
5. Teori meteriarkal
6. Teori organis
7. Teori daluwarsa
8. Teori alamiah

1. Teori Perjanjian Masyarakat

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap


perjanjian sebagai sebagai dasar negara dan masyarakat.Teori ini dipandang tertua
dan terpenting.Setiap perenungan mengenai negara dan mayarakat,mau tidak mau
akan menghasilakan paham-paham yang mendasarkan adanya negara dan
masyarakat itu pada persetujuan anggota-anggotanya.Persetujuan tersebut dapat
dinyatakan secara tegas anggap telah diberikan secara diam-diam.

2. Teori Ketuhanan

Teori ketuhanan dapat dibagi menjadi dua bagian,yaitu teori ketuhanan


langsung dan teori ketuhanan tidak langsung.Pengertian teori langsung
menunjukan bahwa yang berkuasa dalam negara itu adalah langsung Tuhan.Dan
adanya negara di dunia ini adalah kehendak Tuhan dan yang memerintah adalah
Tuhan.
Adapun yang dimaksud dengan teori teokrasi yang tidak langsung ialah
ketika bukan than sendiri yang memerintah,tetepi raja atas nama Tuhan.Raja
memerintah atas kehendak Tuhan sebagai karunia

3. Teori kekuatan

Dalam teori kekuatan negara yang peratma adalah hasil dominasi dari
kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah.Negara terbentuk dari
penaklukan dan pendudukan.Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu
kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah dimulailah
proses pembenukan negara.Dalam teori ini,faktor kekuatanlah yang dianggap
sebagai faktor tunggal dan terutama yang menimbulkan negara.

Menurut hobbes syarat penting untuk menjadi seorang raja adalag orang
yang fisiknya kuat melebihi lainnya agar dapat mengatasi segala kekeacauan yang
timbul dalam masyarakat.

Menurut teori kekuasaan ekonomi sebagaimana yang dinyatakan oleh


Marx,yang menganggap bahwa negara itu merupakan alat kekuasan bagi
segolongan manusia di dalam masyarakat untuk menindas golongan lainnya guna
mencapai tujuannya.

4. Teori patriarkal

Dalam teori ini petriarkal digambarkan bahwa ayahlah yang bekuasa


dalam keluarga itu dan garis keturunan ditarik dari pihak ayah.Keluarga
berkembangbiak dan terjadilah beberapa keluarga yang kesemuanya dipimpin
oleh (ayah) kepala keluarga induk.Lambat laun keluarga-keluarga merupakan
kesatuan etnis yang besar dan terjadilah suku patriarkal (gens) yang
pertama.Suku-suku inilah yang kemudian menjadi persekutuan-persekutuan etnis
yang bercorak ragam,dan inilah benih pertama dari negara.Jadi Negara adalah
perkeompokan beberapa suku.
5. Teori organis

Negara dianggap atau dipersamakan dengan makhluk hidup,manusia atau


binatang.Individu yang merupakan komponen-komponen negara sebagai sel-sel
dari makhluk hidup itu.

Nicholas da Cusa (1401-1464) mengemukakan bahwa kehidupan korporal


dari negara dapat disamakan dengan anatomi makhluk hidup,yakni bahwa
pemerintahan dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia,undang-undang
sebagai urat syaraf,raja sebagai kepala,dan para individu sebagai daging makhluk
hidup itu sendiri.

6. Teori patrimonial

Raja mempunyai hak milik terhadap daerahnya,maka semua penduduk di


daerahnya itu harus tunduk padanya.Sebagai contoh,yaitu negara-negara pad abad
pertengahan di mana hak memerintah dan menguasai timbul dari pemberian
tanah.Dalam keadaan perang sudah menjadi kebiasaan raja-raja menerima bantuan
dari kaum bangsawan untuk mempertahankan negaranya dari serangan-serangan
musuh dari luar.Jika perang sudah selesai dengan kemenangan si raja,maka
sebagai tanda jasa para bangsawan yan ikut membela dan membantunya mendapat
sebidang tanah sebagai hadiah.

Pemberian sebidang tanah kepada para bansawan,maka berpindahlah


semua hak atas tanah itu kepada mereka,sehingga mereka mendapatkanhak untuk
memerintah terhadap semua yang ada di atas tanah itu.

7. Teori alamiah

Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles.menurut Aristoteles negara adalah


ciptaan alam.Kodrat manusia membenarkan adanya negara,karena manusia
pertama-tama adalah makhluk hidup politik dan baru kemudian makhluk
sosial.Oleh karena itu manusia ditakdrkan untuk hidup bernegara.
8. Teori historis

Inti teori historis atau teori evolusionistis atau gradualistic theory ialah
bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat,tapi tumbuh secara evolusioner
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.Sebagai lembaga sosoal yang diperuntukan
guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia.maka, lembaga-lambaga itu tidak
luput dari pengaruh tempat,waktu,dan tuntutan-tuntutan zaman.

B. PANDANGAN PEMIKIR ISLAM


1. Ibnu AbiRabi’

Menurut Ibnu AbiRabi’ bahwa manusia tidak mungkin dapat mencukupi


kebutuhan alaminya sndiri tanpa bentuan yang lain,sehingga mereka saling
memerlukan.Hal itu mendorong mereka saling membantu dan berkumpul serta
menetap di suatu tempat.Dari proses ini maka tumbuhlah kota-kota yang menjadi
dasa suatu negara.

2. Al-Farabi

Menurut Farabi manusia adalah makhluk sosial,makhluk yang mempunyai


kecenderungan alami untuk bermasyarakat,karena tidak mampu memenuhi segala
kebutuhannya sendiri tanpa bantuan atau kerja sama dengan pihak lain.

3. Al-Mawardi

Menurut Mawardi pebedaan bakat,pembawaan dan kemampuan antara


manusialah yang mendorong bagi mereka untuk saling membantu.Kelemahan
manusia,yang memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhannya
sendiri,dan terdapatnya keanekaragaman dan perbedaan bakat, pembawaan,
kecenderungan alami serta kemampuan, semua itu mendorong manusia untuk
bersatu dan saling membantu dan akhirnya sepakat untuk mendirikan negara.

4. Imam Ghazali

Ghazali berpendapat bahwa manusia itu makhluk sosial.Untuk itu semua


diperlukan kerja sama dan saling membantu antar sesama manusia,antara lain
denagn membangun pagar-pagar- tinggi di sekelilin posat perumahan, dan
disanalah lahir negara karena dorongan kebutuhan bersama.

5. Ibnu Khaldun

Adanya organisasi kemasyarakatan meupakan suatu keharusan bagi hidup


manusia. Tujuan bernegara tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
lahiriah manusia saja, tetapi juga kebutuhan rohaniah dan ukhrawiah.1

C. ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN ISLAM

A Aliran Teologi

Dalam tradisi ilmu keislaman konvensional mengartikan teologi islam


sebagai ilmu kalam yakni ilmu kalam ilmu yang membicarakan tentang wujud
Tuhan (Alloh), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang yang mesti
tidak ada padanya serta sifat-sifat yang mungkin ada padanya, dan membicarakan
pula tentang Rosul-rosul Tuhan, untuk menetapkan kersulannya dan mengetahui
sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang mesti tidak ada padanya serta
sifat-sifat yang mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat
padanya.

Islam merupakan agama yang diyakini sebagai agama rahmat li al-amin


oleh setiap umat Islam, tetapi tidak selamanya bersifat positif salah satu buktinya
adalah tahkim. Peristiwa ini membuat bencana bagi umat islam sehingga terpecah
belah menjadi tiga kelompokyaitu :

a. Pendukung Mu’awiyah yaitu Amr bin Ash


b. Pendukung Ali bin Abithalib yaitu Abu musa al-Asy’ari
c. Kelompok yang menentang Ali bin Abi thalib yang dipelopori oleh Atab bin
A’war dan Urwah bin Jarir,kelompok ini dikenal dengan nama Khawarij.
Macam-Macam Aliran Kalam antara lain :

1. Khawarij

Khawarij ini merupakan suatu aliran dalam kalam yang bermula dari
sebuah kekuatan politik. Dikatakan khawarij (orang-orang yang keluar) karena
1 Ni’matul huda.,Ilmu Negara,(Jakarta:Rajawali Pers,2012) hlm. 78-80
mereka keluar dari barisan pasukan Ali saat mereka pulang dari perang Siffin,
yang dimenangkan oleh Mu’awiyah melalui tipu daya perdamaian.

Pokok-pokok pikiran aliran ilmu kalam mereka sebagai berikut :

1. Orang Islam yang melakukan dosa besar adalah termasuk Kafir.

2. Orang yang terlibat perang Jamal yakni perang antara Ali dan Aisyah dan
pelaku arbitrase antara Ali dan Mua’awiyah dihukum Kafir.

3. Kholifah menurut mereka tidak harus keturunan Nabi atau suku


quraisyMempercayai bahwa Muhamad bin Hanafiah sebagai pemimpin setelah
Husein Ibn Ali wafat.

2. Murji’ah

Kaum khawarij berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa besar


itu menjadi kafir dan kelak akan kekal dalam neraka, maka Kaum Murji’ah
berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa besar tersebut masih tetap
mukmin, yaitu mukmin yang berdosa tidak berubah menjadi kafir.Disamping itu,
mereka berpendapat bahwa iman itu adalah mengetahui dan meyakini atas ke-
Tuhanan Allah dan ke-Rasulan Muhammad. Mereka tidak memasukkan unsur
amal dalam iman, sehingga amal tidak mempengaruhi iman. Pokok-pokok pikiran
aliran ilmu kalam mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Pengakuan Iman Islam cukup di dalam hatinya saja dan tidak dituntut

membuktikan keimanan dengan perbuatan.Bagi mereka perbuatan maksiat tidak


merusak iman sebagai mana perbuatan taat tidak bermanfaat bagi yang kufur,
selain itu Murji’ah iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang.

b) Selama seorang muslim meyakini dua kalimat syahadat apabila ia berbuat

dosa besar maka tidak tergolong kafir dan hukuman mereka ditangguhkan
diakhirat dan hanya Allah yang berhak menghukum
Sebagian umat islam khawatir terhadap gagasan Khawarij yang
mengkafirkan Ali bin Abi thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Amir bin Ash, Abu
Musa al-Asy’ari, kemudian dikenal sebagai Murji’ah.

3. Qadariyah.

Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai qudrat atau


kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk kepâda qàdar atau qada Tuhan.

Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia


yang amat menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia dinilai
mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak
melaksanakan kehendaknya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut
perbuatannya sendiri, manusialah yang menentukan, tanpa ada campur tangan
Tuhan.Pemahaman mereka tentang konsep iman, pengakuan hati dan amal dapat
menimbulkan kesadaran bahwa manusia mampu Sepenuhnya memilih dan
menentukan tindakannya sendiri, baik atau buruk.

4. Jabariyah

Aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai


kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam
paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan
terpaksa.Aliran jabariyah dibagi menjadi 2 yaitu aliran jabariyah yang ekstrim dan
moderat. Aliran jabariyah yang ekstrim tokohnya adalah jahm bin safwan
pendapatnya manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan
kehendak mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas
sebagaimana dimiliki oleh paham qodariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan
manusai tidak boleh lepas dari aturan, skenario, dan kehendak Allah.

5. Muktazilah

Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-


persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam
pembahasannya mereka banyak memakai akal sehingga mendapat nama “kaum
rasionalis Islam”.

Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul


al- khamsah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.

a) Keesaan tuhan (al-tauhid )

b) Keadilan tuhan (al-adl )

c) Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid )

d) Posisi diantara dua tempat ( al-manzilah bain al-manzilatin )

e) Amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy’an al-munkar)

6. Ahlu sunnah wal jama’ah

Ahlu sunnah wal jama’ah terbentuk akibat dari adanya penentangan


terhadap aliran Muktazilah oleh orang Muktazilah itu sendiri, mereka adalah Abu
al-Hasan, Ali bin Isma’il bin Abi basyar ishak bin Salim bin isma’il bin abd Allah
bin Musa bin Bilal bin Abi burdah amr bin Abi musa al-asy’ari.Imam al-asy’ari
(260-324 H), menurut Abubakar isma’il al-Qairawani adalah seorang penganut
Muktazilah selama 40 tahun kemudian ia menyatakan keluar dari Muktazilah.
setelah itu ia mengembangkan ajaran yang merupakan counter terhadap gagasan –
gagasan Muktazilah.

Ajaran pokok Ahlu sunnah wal jama’ah tidak sepenuhnya sejalan dengan
gagasan Imam al-asy’ari. Para pelanjutnya antara lain Imam abu manshur al-
maturidi yang kemudian mendirikan aliran Maturidiyyah yang ajarannya lebih
dekat dengan muktazilah. Imam al- maturidi pun memiliki pengikut yaitu al-
bazdawi yang pemikirannya tidak selamanya sejalan dengan gagasan gurunya.
Oleh karena itu para ahli menjelaskan bahwa maturidiah terbagi menjadi dua
golongan:

a) Golongan Maturidiah Samarkand, yaitu para pengikut Imam al maturidi.


b) Golongan Maturidiah Bukhara,yaitu para pengikut Imam al bazdawi yang
tampaknya lebih dekat dengan ajaran al-asy’ari.

7. Salafi

Aliran ini tidak selamanya sejalan dengan gagasan-gagasan imam al-asy’ari,


terutama karena aliran ahlu sunnah wal jama’ah menggunakan logika (manthiq)
dalam menjelaskan teologi, sedangkan aliran salafi Setelah menghendaki teologi
apa adanya tanpa dimasuki oleh unsur ra’y. Aliran ini dikemukakan oleh Ibnu
taimiah.

8. Aliran Al asy’ariyah

Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asy’ari merumuskan pokok-


pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh pokok
ajaran aliran As’ariyah:

a) Tentang Sifat Allah

Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilm (mengetahui), al-


Qudrah (kuasa), al-Hayah (hidup), as-Sama’ (mendengar), dan al-Basar (melihat).

b) Tentang Kedudukan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan
diciptakan. Dengan demikian, Al-Qur’an bersifat qadim (tidak baru)

c) Tentang melihat Allah Di Akhirat

Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai wujud.

d) Tentang Perbuatan Manusia

Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.

e) Tentang Antropomorfisme

Menurut alAsy’ari, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan,


sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27.
akan tetapi bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.
f) Tentang dosa Besar

Orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selam ia masih
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

g) Tentang Keadilan Allah

Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia milik kehendak mutlak atas ciptaan-Nya.

B. Aliran Fikih

1. Aliran Syafi’iyyah ( Mutakallimin )

Aliran ini membangun ushul fiqih mereka secara teoritis, tanpa


terpengaruh oleh masalah-masalah furu’ (masalah keagamaan yang tidak pokok)
Dalam membangun teori, aliran ini menetapkan kaidah-kaidah dengan alasan
yang kuat, baik dari naqli (al-Qur’an dan atau Sunnah) maupun dari ‘aqli (akal
pikiran), tanpa dipengaruhi oleh masalah-masalah furu’ dari berbagai mazhab,
sehingga teori tersebut adakalanya sesuai dengan furu’ dan ada kalanya tidak.
Setiap permasalahan yang diterima akal dan didukung oleh dalil naqli, dapat
dijadikan kaidah, baik kaidah itu sejalan dengan furu’mazhab maupun tidak,
sejalan dengan kaidah yang telah ditetapkan imam mazhab atau tidak.

2. Aliran Fuqaha’

Aliran ini dianut ulama-ulama mazhab Hanafi. Dinamakan aliran fuqaha’,


karena aliran ini dalam membangun teori ushul fiqhnya banyak

dipengaruhi oleh masalah furu’ dalam mazhab mereka. Berbeda dengan


aliran Syafi’iyyah/Mutakal¬limin yang sama sekali tidak terpengaruh oleh furu’
yang ada dalam mazhab¬nya, sehingga sering terjadi pertentangan kaidah dengan
hukum furu’ dan terkadang kaidah yang dibangun sulit untuk diterapkan.

3. Aliran Gabungan

Pada perkembangannya muncul trend untuk menggabungkan kitab ushul


fiqh aliran mutakallimin dan Hanafiyah. Metode penulisan ushul fiqih aliran
gabungan adalah dengan membumikan kaidah ke dalam realitas persoalan-
persoalan fiqih. Persoalan hukum yang dibahas imam-imam madzhab diulas dan
ditunjukkan kaidah yang menjadi sandarannya.

C. Aliran Tasawuf

Tasawuf merupakan salah satu bidang studi islam yang memfokouskan


perhatiannya pada dimensi esotorik yakni pembersihan aspek rohani manusia
sehinnga dapat menimbulkan ahlak mulia. Hal ini berbeda dengan aspek fiqih
seperti pelaksanaan thoharoh misalnya, memusatkan perhatiaannya pada
pembersiahan aspek jasmani manusia yang disebut dimensi eksoteris Macam –
Macam Aliran Tasawuf antara lain :

1. Tasawuf Ahlaki (sunni)

Dalam hal landasannya, tasawuf akhlaki (tasawuf sunni) ini berpijak pada
Al-Qur’an dan As-sunnah. Orientasi dari tasawuf akhlaki (tasawuf sunni) ini
adalah pembentukan akhlak yang mulia (mahmudah) dalam mencari hakikat
kebenaran, mewujudkan manusia yang mengenal dan dekat kepada Allah
(ma’rifah).

2. Tasawuf Irfani

Di samping tasawuf akhlaqi yang membahas moralitas yang terukur,


seperti kejujuran, keikhlasan, dan perkataan yang benar, ada juga tasawuf irfani
yang tingkatannya lebih tinggi lagi. Ini tidak hanya membahas soal keikhlasan
dalam hubungan antarmanusia, tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita
lakukan sesungguhnya tidak pernah kita lakukan. Ini tingkatan ikhlas yang paling
tinggi.

3. Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara


visi mistis dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf akhlaki,
tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya.
Terminologi falsafi tersebut berasal dari bermacam macam ajaran filsafat yang
telah memengaruhi para tokohnya.
Menurut At-Taftazani, tasawuf mulai muncul dengan jelas dalam khazanah
Islam sejak abad keenam Hijriah. Masih menurut At-Taftazani, ciri umum tasawuf
falsafi adalah ajarannya yang samar-samar akibat banyak istilah khusus yang
hanya dapat dipahami oleh mereka yang memahami ajaran tasawuf jenis ini.
D. Aliran Filsafat
1. Idealisme

Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya
disandarkan dengan filusuf besar Plato. Aliran ini memiliki suatu keyakinan
bahwa realitas ini terdiri dari subtansi sebagaimana ide-ide atau spirit.
Pengetahuan menurut aliran ini tidak lain adalah yang ada dalam ruang idea. Alam
nyata tergantung pada Tuhan sebagai Jiwa Universal. Alam nyata ini adalah
pancaran dan ekspresi dari Jiwa Universal itu. Realitas yang sesungguhnya
bukanlah terletak pada bendanya, tetapi pada sesuatu yang berada didalam dan
mengikat zat tersebut, sehingga ia menjadi wujud.
2. Realisme

Pada hakikatnya kelahiran realisme sebagai suatu aliran dalam filsafat


sebagai sintesis antara filsafat idealisme (Immanuel Kant) di satu sisi dan
empirisme (John Locke ) di sisi lainnya. Realisme ini kadang kala disebut juga
neo rasonalisme. John Locke memandang bahwa tidak ada kebenaran yang
bersifat metafisik dan universal. Ia berkeyakinan bahwa sesuatu dikatakan benar
jika didasarkan pada pengalaman-pengalaman indrawi, sifatnya induksi. John
Locke menyangkal kebenaran akal.
3. Rasionalisme

Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman modern
dengan menekankan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil. Rasionalisme
memiliki suatu keyakinan bahwa sumber pengetahuan terletak pada rasio manusia
melalui persentuhannya dengan dunia nyata di dalam berbagai pengalaman
empirisnya.2

BAB III
PENUTUP

2 Anwar, Risihon, dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 2009) Hlm. 89
A. KESIMPULAN

TEORI ASAL MULA NEGARA

 Pandangan pemikir barat

1. teori-teori spekulatif
- teori perjanjian masyarakat
- teori teokratis
- teori kekuatan
- teori patriarkal
- teori organis
- teori patrimonial
- teori alamiah
2. teori-teori historis atau evolusionistis
 Pandangan pemikir islam

Aliran-aliran dalam pemikiran islam terbagi menjadi 4, yaitu:


1) Aliran Teologi antara lain: Khawarij, Murji’ah, Qodariah, Jabariyah,
Muktazillah, Ahluss Sunnah wal Jama’ah, salafi, Al As-Ariyah.
2) Aliran Fiqih antara lain: Syafi’iyah (Mutakallimin), Fuqoha’, Gabungan.
3) Aliran Tasawuf antara lain: Tasawuf Ahlaqi (sunni), Tasawuf Irfani, dan
Tasawuf Falsafi.
4) Aliran Filsafat antara lain: Idealisme, Realisme, dan Rasionalisme.

B. SARAN
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan,baik dari kapasitas
materinya yang kurang.mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
instropeksi kami dalam penyusunan sebuah makalah.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Risihon, dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung:Pustaka Setia, 2009
Ni’matul huda.,Ilmu Negara,Jakarta:Rajawali Pers,2012

Anda mungkin juga menyukai