Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Kondang Merak

A. Kondang Merak
Hutan Lindung Kondang Merak merupakan kawasan yang dikelola oleh KPH Malang.
Hutan ini memiliki luas sekitar 21.442.5 Ha yang terletak di desa Sumberbening kecamatan
Bantur kabupaten Malang provinsi Jawa Timur.

Letak geografis hutan lindung Kondang Merak adalah 24°20’10’’-20°89’31’’ LS dan


126°11’12’’-126°36’20’’ BT , di sebelah barat berbatasan dengan kawasan Hutan Perum
Pwrhutani KPH Blitar dan di sebelah utara berbatasan dengan kawasan Hutan Perum Perhutani
KPH Pasuruan serta di sebelah timur berbatasan dengan kawasan Hutan Perum Perhutani KPH
Blitar (Perum Perhutani Unit II Jatim, 2006).
2.2 Non Floristik
Metode non-floristik merupakan metode yang menggambarkan persebaran vegetasi
berdasarkan penutupannya, serta masukan bagi disiplin ilmu yang lainnya (Syafei,1990). Kajian
komunitas tumbuhan atau vegetasi merupakan bagian kajian ekologi tumbuhan. Secara garis besar,
metode analisis dalam ilmu vegetasi dapat dikelompokkan dalam dua hal, yaitu metode destruktif
dan non-destruktif. Metode destruktif dilakukan untuk memahami materi organik yang dihasilkan,
sedangkan untuk metode non-destruktif dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan
floristik dan non-floristik (Syafei, 1990). Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu
metode analisis vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi
atau tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 1990). Metode non-floristiak
membagi dunia tumbuhan berdasarkan berbagai hal, yaitu bentuk hidup, ukuran, fungsi daun,
bentuk dan ukuran daun, tekstur daun, serta penutupan. Setiap karakteristiknya di bagi dalam sifat
yang lebih rinci, yang penyampaiannya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf dan gambar.
Metode ini biasanya digunakan dalam pembuatan peta vegetasi dengan skala kecil sampai sedang,
untuk menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan penutupannya, serta masukan bagi
disiplin ilmu yang lainnya (Syafei,1990).
Suatu vegetasi terbentuk oleh kehadiran dan interaksi dari beberapa jenis tumbuhan di
dalamnya. Salah satu bentuk interaksi ini adalah asosiasi. Asosiasi merupakan suatu tipe
komunitas yang khas, ditemukan dalam kondisi yang sama dan berulang di beberapa lokasi. Ciri
asosiasi yaitu adanya komposisi floristik yang mirip, memiliki fisiognomi yang seragam, memiliki
habitat yang khas. Asosiasi dibagi menjadi dua, yaitu asosiasi positif dan asosiasi negatif. Asosiasi
positif dapat terjadi apabila suatu jenis tumbuhan hadir secara bersamaan dengan jenis tumbuhan
lainnya dan tidak akan terbentuk tanpa adanya jenis tumbuhan lainnya tersebut, sedangkan asosiasi
negatif terjadi apabila suatu jenis tumbuhan tidak hadir secara bersamaan (McNaughton dan Wolf,
1992).
Dalam metode analisis vegetasi non-floristik, setiap karakteristik tumbuhan terbagi
menjadi sifat-sifat yang lebih rinci yang dinyatakan melalui simbol, gambar, dan huruf (Syafei,
1990). Karakteristik dan formasi vegetasi akan berbeda jika berada pada habitat yang berbeda. Hal
ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan mikroklimat yang berlaku di suatu habitat
tertentu. Oleh karena itu pengukuran faktor lingkungan penting juga dilakukan untuk mengkaji
suatu vegetasi yang hidup di habitat tertentu. Kekhususan bentang alam sangat mempengaruhi
tipe-tipe vegetasi dia atasnya seperti adanya hutan hujan tropika, savana, praire, kaktus di padang
pasir, dan sebagainya (Syafei, 1990). Karakteristik bentang alam juga mempengaruhi bentuk hidup
yang berbeda.
a) Bentuk Hidup
W Pohon tinggi berkayu (tinggi lebih dari 3 m, keliling
lebih dari 30 cm)

L Tumbuhan memanjat pada pohon

E Epifit

H Herba (tumbuhan tidak berkayu)

M Bryoid (tumbuhan berbentuk batang termasuk lumut


daun, lumut hati, lumut kerak, dan jamur)
S Perdu (tumbuhan berkayu pendek)

b) Stratifikasi
1. Lebih dari 25 meter
2. 10-25 meter
3. 8-10 meter
4. 2-4 meter
5. 0,5-2 meter
6. 0,1-0,5 meter
7. 0,0-0,1 meter
c) Cover
B Sangat jarang
P Berkelompok
I Diskontinu (<60%)
C Continue (>60%)

d) Bentuk dan ukuran daun


O Tak berdaun
N Seperti jarum atau duri
G Graminoid, rumput

A Medium atau kecil (2:5)

H Lebar dan besar

V Majemuk

q Bertalus
e) Fungsi daun
D Luruh dan desidous

S Tak berdaun

E Selalu hijau (evergreen)

I Selalu hijau daun (sekulenta)

f) Tekstur daun
O Tak berdaun
F Sangat tipis, seperti film

E Seperti membrane

X Sclerophyllous

K Sukulenta

Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB:Bandung


McNaughton, S.J. and W.L. Wolf. 1992. Ekologi Umum. Edisi Kedua. Penerjemah:
Sunaryono P. dan Srigandono. Penyunting: Soedarsono. Yogyakarta: Gadjah Mada
Univ. Press. 22 Info Teknis Dipterokarpa Vol. 5 No. 1, September 2012 : 13 - 23

Anda mungkin juga menyukai