PENDAHULUAN
Tulang dibangun oleh proses resorpsi dan aposisi, demikian halnya yang
terjadi pada gigi dimana akar-akar gigi sulung menunjukkan resorpsi fisiologis sebagai
permulaan pergantian. Resorpsi yaitu perusakan jaringan (gigi dan tulang) yang
mengalami demineralisasi oleh osteoklas. Resorpsi bisa terjadi pada tulang alveolar
edentulous, pada akar gigi sulung sebagai permulaan pergantian, juga pada gigi yang
mengalami kelainan patologis.
Semua struktur jaringan keras gigi dapat mengalami resorpsi bahkan pada
proses karies pun dapat terjadi resorpsi yang terlihat pada foto rontgen. Sejauh ini
bentuk yang paling umum didapati adalah resorpsi akar gigi desidui, resorpsi yang
terjadi akibat adanya trauma, tekanan terhadap gigi yang tidak erupsi ataupun pada
tumor. Kadang-kadang bila resorpsi meluas, gigi dapat tanggal tetapi pada bentuk lain
resorpsi dapat diatasi dan gigi dapat dipertahankan sehingga gigi dapat berfungsi.
Pada makalah ini tim penulis mencoba membahas lebih lanjut resorpsi pada
gigi dimana resorpsi tersebut sering ditemukan pada pemeriksaan foto rontgen yang
dibuat secara rutin. Resopsi tersebut merupakan resorpsi internal maupun eksternal.
Kerusakan akibat resorpsi ini terlihat pada radiografi dengan kepadatan yang
berkurang, sebagian besar tidak teratur dan menyebar bahkan jika dentin pun sudah
teresorpsi dan telah digantikan oleh unsur yang berkalsifikasi masih dapat terlihat.
Secara radiografi lesi dari resorpsi internal memiliki margin halus, tajam dan dapat
dengan jelas ditentukan. Gigi yang terlibat dapat memperlihatkan suatu bulatan atau
ovoid radiolusen dibagian sentral gigi kecuali perforasi sudah terjadi. Resorpsi akar
eksternal adalah akibat inflamasi lesi periapikal dan tampak lamina dura menghilang
disekitar apeks
BAB II
2.1. Definisi
Resorpsi internal didefinisikan sebagai suatu proses resorpsi yang terjadi pada
permukaan pulpa yang berbatasan dengan dentin. Resorpsi internal yang terjadi lebih
sering didapati pada gigi sulung dibandingkan pada gigi permanen dan dianggap
sebagai bentuk reaksi yang tidak diinginkan. Awal mula terjadinya resorpsi internal
pada gigi geligi sulung sering dihubungkan dengan injuri traumatik, oklusi traumatik
(bruksisma), inflamasi dan infeksi pada pulpa serta terjadi setelah perawatan pulpa
seperti direct pulp capping dan pulpotomi dengan kalsium hidroksida. Karena tidak
ada penyebab spesifik yang dapat dianggap sebagai etiologi awal proses resorpsi ini,
sehingga kemudian diistilahkan sebagai resorpsi internal idiopatik. ⁵’⁸’¹⁰’¹¹
Resorpsi bisa terjadi dengan cepat akan tetapi bisa juga berlangsung perlahan
dan dalam waktu yang lama. Resorpsi akar internal secara klasik diuraikan sebagai
akibat inflamasi kronis jangka panjang pada pulpa. Resorpsi ini dapat bersifat
sementara, sehingga terdapat lacuna pada dinding saluran akar. Sedangkan resorpsi
yang bersifat progresif, odontoblast dirusak dan tidak terdapat predentin. ¹’⁴’⁵
Bentuk resorpsi internal dibedakan atas dua tipe yakni resorpsi radang dan
resorpsi penggantian. Symptom dini sering tidak ada sehingga tidak diketahui oleh
penderita maupun dokter gigi. Biasanya resorpsi ditemukan pada foto rontgen yang
dibuat secara rutin. ⁹’¹⁴’¹⁷
Resorpsi internal radang adalah perusakan tulang gigi yang berasal dari pulpa,
kebanyakan berpusat pada sentral pulpa. Pada foto rontgen terlihat perluasan
radiolusen dengan bentuk oval atau bulat, kecuali bila telah mencapai kontur akar jelas
dipisahkan oleh tulang gigi dari ruang periodontal. Pada resorpsi penggantian
bentuknya tidak terbatas dan tidak tajam, hal ini terjadi oleh karena osteodentin yang
menyerupai tulang menggantikan tulang gigi yang telah diresorpsi. Pada proses ini
pulpa masih dalam keadaan vital. ⁴’⁸’¹¹
Gambaran yang terbatas dan tajam dipakai juga sebagai kriteria untuk
membedakan resorpsi internal. Resorpsi internal oleh pembentukan osteodentin
memperlihatkan gambaran dengan batas yang kurang tajam. Foto rontgen yang
diambil dari berbagai sudut memperlihatkan pada kerusakan internal yang tidak
terlihat adanya kelainan tulang, kecuali kalau proses menembus ke arah periodontal.
Pada pemeriksaan klinis terlihat mahkota gigi banyak kehilangan dentin sehingga
jaringan pulpa terlihat kemerah - merahan, proses ini dapat juga menembus email ke
rongga mulut maka akan terlihat suatu pulpa polip.
Pada resorpsi internal radang, pulpa koroner menjadi nekrotis dan di tempat
lesi juga tedapat jaringan granulasi. Sedangkan pada resorpsi internal penggantian bila
di dalam tulang sesudah perusakan terjadi pembentukan kembali, kadang-kadang
terbentuk dentin seperti tulang (osteodentin). Osteodentin kemudian akan terkena
proses perusakan, pembentukan kembali dan fase istirahat yang berselang-seling. ¹’⁹’¹¹
Resorpsi internal yang dilaporkan terjadi pada usia 40 atau 50 tahun dan paling
sering pada wanita. Gigi desidui terlibat kira-kira 4% kasus resorpsi internal, resorpsi
tersebut dapat terjadi di bagian gigi manapun. Resorpsi yang mempengaruhi mahkota
atau akar bahkan keduanya. Paling sering terjadi pada pertengahan akar atau pada 1/3
apikal akar. Kemungkian prosesnya agak profresif lambat, meluas satu tahun lebih.
Kemungkinan lain yakni dapat berkembang secara cepat dan akhirnya gigi perforasi
setelah beberapa bulan. Beberapa perkembangan terhadap titik kerusakan dapat
menyebabkan gigi tidak berfungsi sedangkan yang lainnya dapat pula mengalami
perbaikan.
Secara rontgenografi, lesi dari resorpsi internal memiliki margin halus yang
tajam dapat dengan jelas ditentukan pada gigi yang terlibat memperlihatkan suatu
bulatan atau ovoid yang radiolusen di bagian sentral gigi kecuali perforasi terjadi,
dalam hal ini pulpa tidak terlihat lagi pada lesi dan perluasan ini bentuknya tidak
teratur.
http://books.google.co.id/books?
id=mO6Z07lHQO4C&pg=PA455&dq=internal+resorption+radiology&hl=id&ei=YXHGTrj0OdHKrAez6b3BDg&sa=X
&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDkQ6AEwAw#v=onepage&q=internal%20resorption
%20radiology&f=false
RESORPSI INTERNAL
Pulpa gigi yang sehat terdiri dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi.
Sel-sel ini mampu menjadi sel yang meresorpsi dentin (odontoklas) setelah terjadinya
iritasi terus-menerus terhadap pulpa gigi oleh suatu rangsangan dari luar. Aktifitas
resorpsi dari odontoklas terbatas hanya pada jaringan yang sudah mengalami
mineralisasi saja, oleh karena predentin yang belum mengalami mineralisasi bertindak
sebagai barier yang melindungi dentin. Kerusakan odontoblas terjadi sebelum
pelepasan predentin. Hal ini mungkin akibat gangguan suplai darah ke pulpa
sehubungan dengan trauma yang terjadi secara mendadak terhadap gigi atau adanya
iritasi terus-menerus terhadap pulpa gigi oleh rangsangan dari luar (atrisi) atau
rangsang dari dalam (inflamasi). ²’⁸
Resorpsi internal adalah proses pada bagian pulpa yang tidak menunjukkan
gejala klinis yang khas atau gejala yang hampir mirip dengan asimptomatik pulpitis
kronis dengan eksaserbasi akut. Bilamana pada resorbsi internal, mahkota gigi banyak
kehilangan dentin sehingga jaringan pulpa terlihat kemerah-merahan menembus email
inilah yang dinamakan “pink spot” yang disebabkan irradiasi jaringan granular
melewati lapisan tipis email. Proses ini juga dapat menembus email ke rongga mulut,
maka akan terlihat suatu pulpa polip, yaitu proliferasi fibroblas dan pembuluh darah
yang berasal dari jaringan pulpa.
Pink spot pada incisivus sentral kiri atas
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
3.3. Etiologi
Resorbsi akar internal secara klasik diuraikan sebagai akibat inflamasi kronis
jangka panjang pada pulpa. Resorpsi interna juga sering dikenal dan diklasifikasikan
sebagai idiopatik resopsi interna. Resorpsi internal dapat bersifat sementara dimana
terdapat lakuna pada dinding saluran akar atau bersifat progresif dimana odontoblast
dirusak sehingga tidak terdapat predentin.
Resorpsi internal bermula dari pulpa yang terjadi disebabkan osteoklas yang
distimulasi untuk aktif disertai kombinasi dekstruksi odontoblast yang disebabkan
inflamasi kronis pada pulpa. Bila ada barier yang mengalami pengapuran sempurna
dari pulpa tanpa mengalami inflamasi, maka tidak ditemui adanya resorpsi internal.
Sebaliknya bila tidak terbentuk barier dan pulpa mengalami inflamasi kronis,
kemungkinan dapat terjadi resorpsi internal.
Pulp caping direct dan indirect serta pupotomi terkadang disertai resorpsi
internal. Insiden inflamasi gigi sulung yang tinggi dapat diketahui sehubungan dengan
peningkatan resorpsi internal terhadap pulpotomi dengan kalsium hidroksida. Kadar
alkali dari kalsium hidroksida dapat menyebabkan inflamasi pulpa yang parah disertai
metaplasia dimana resorpsi internal terjadi di dalam akar gigi sulung tersebut.
Perlekatan di dalam pulpa dapat terjadi gejala radang dan karena itu terjadi
resorbsi internal. Penyebabnya yakni kebocoran bahan restorasi seperti semen silikat,
kerusakan akibat preparasi pada gigi dengan penyemprotan air/pendingin yang tidak
cukup, oklusi traumatik, sesudah pulp capping pada gigi geligi sulung dengan preparat
kalsium hidroksida atau pulpotomi dengan glutaraldehid atau formokresol.
Keterlibatan 1/3 apikal dari akar distal molar pertama kanan bawah dengan
resorpsi internal yang disebabkan oleh traumatik oklusi juga menyebabkan kondensasi
osteitis dibawah akar. Pada kasus lain dimana gigi kaninus kiri atas yang telah
direstorasi dan mengalami trauma oklusi sejak mahkota dipasang. Setelah dilakukan
pemeriksaan klinis dan radiografi terlihat adanya resorpsi internal pada gigi tersebut.
Radiografi periapikal regio kaninus kiri atas memperlihatkan soket dari gigi kaninus
kiri atas yang tidak mengalami erupsi sempurna yang di ambil secera pembedahan.
Hilangnya lamira dura pada gigi premolar satu kiri atas berhubungan dengan tekanan
resorpsi gigi yang tidak erupsi. Soket yang ada mirip kavitas sebuah kista.
-Foto rontgen
- mikroskopi cahaya
- mikroskopi elektron
Resorpsi internal, meskipun bukan suatu hal yang jarang ada tetapi yang pasti
bukan suatu fenomena yang sering timbul. Kerusakan biasanya mengenai satu elemen
gigi. Bentuk resorpsi internal dibedakan atas resorpsi internal radang dan resorpsi
penggantian, akan tetapi bila ditinjau dari etiologinya maka resorpsi internal dibedakan
atas resorpsi internal radang dan resorpsi internal idiopati.
Resorpsi internal radang dalam berbagai kasus yang berbeda antara lain :
Trauma yang dimaksud ada beberapa bentuk yakni trauma preparasi kavitas,
trauma kecelakaan dan trauma oklusi. Pada saat preparasi mahkota dapat terjadi
trauma akibat peggunaan bur dengan kecepatan tinggi tanpa air pendingin. Demikian
juga pada gigi akan terdapat resorpsi internal pada 1/3 apikal yang disebabkan
traumatik preparasi ektra koronal. Sedangkan ada juga disebabkan oleh trauma
kecelakaan yang apabila mengalami perluasan resorpsi internal dari mahkota hingga
ke 2/3 servikal akar, hal inilah yang menyebabkan tanggalnya gigi tersebut.
1.2. Resorpsi interna setelah dilakukan pulp capping indirect dan rirect serta
pulpotomy
Resorpsi internal jarang mengalami lebih dari dua gigi pada satu pasien.
Resorpsi Internal hanya menyerang satu gigi saja. Terlihat dengan jelas gambaran
radiolusen dari struktur gigi. Ada keraguan bahwa mungkin saja resorpsi internal tidak
terjadi kerusakan yang ada merupakan akibat dari resorpsi eksternal dari kerusakan
yang berlanjut dari pulpa setelah sebelum gigi yang mengalami resorpsi terserang
karies (tanda panah)
Resorpsi internal dengan etiologi yang tidak diketahui disebut juga dengan
resorpsi idiopatik. Pada sejumlah kasus berdasarkan anamneses tidak dapat
ditunjukkan bahwa suatu kondisi tertentu sebagai penyebab kerusakan internal.
Mungkin penyebabnya adalah trauma yang tidak dapat diingat kembali, mungkin juga
penyebab yang belum diketahui.
Resorpsi idiopatik juga dijelaskan pada foto radiografi, dimana proses resorpsi
berhubungan dengan anomaly perkembangan. Sebuah dens invaginatus (dens in dente)
berbentuk mahkota yang berhubungan dengan periodonsium, hal ini dapat
menyebabkan infeksi pulpa sehingga terjadilah resorpsi internal.
-bukan bedah
-bedah
RESORPSI EKSTERNAL
Jaringan keras tubuh terdiri dari dua komponen utama, yaitu mineral dan
matriks. Rasio dari komponen-komponen ini dibedakan oleh tulang, sementum, dan
dentin, dengan asam dan enzim yang berperan sebagai monitor proses degradasi
jaringan ini. Umumnya, tulang dapat mengalami remodelisasi sebagai proses adaptasi
terhadap adanya perubahan, tetapi resorpsi yang terjadi pada jaringan keras gigi
permanen merupakan tanda akan adanya proses patologis. Baik tulang, sementum,
email, dan dentin dapat diresorpsi oleh clast cells. Osteoklas berbentuk besar,
mempunyai beberapa nukleus, dan sel motilnya berasal dari sel prekursor
hematopoietik sumsum tulang. Sel-sel yang memiliki satu nukleus juga terlibat pada
saat jaringan keras gigi mengalami resorpsi.
Pada kondisi normal jaringan keras gigi dilindungi dari proses resorpsi oleh
permukaan lapisan blast cells. Selama lapisan tersebut berfungsi sempurna, maka
resorpsi dapat dihindari. Regulasi hormonal resorpsi tulang diperantarai oleh
osteoblas. Stimulasi yang dilakukan hormon paratiroid akan membuat osteoblas
membuka permukaan tulang untuk osteoklas. Bagaimanapun, kerja hormon paratiroid
tidak mempengaruhi sementoblas. Hal tersebut menjelaskan mengapa tulang dan
bukan gigi yang mengalami remodelisasi untuk beradaptasi dengan perubahan
fungsional.
1. Mekanisme pemicu
2. Penyebab berlanjutnya proses resorpsi
Mekanisme pemicu pada resorpsi akar adalah terlepasnya permukaan akar dari
lapisan protektif blast cells. Hal ini kemudian diikuti oleh kerusakan yang terjadi pada
lapisan sel-sel sementoblas. Untuk kelanjutan proses resorpsi diperlukan stimulus, seperti
infeksi, tekanan mekanis yang terus – menerus seperti perawatan ortodonti. Oleh karena
itu, perawatan resorpsi akar harus ditujukan kepada eleminasi penyebabnya, contohnya
mengangkat penyebab terjadinya infeksi atau penghentian perawatan ortodonti.
Resorpsi akar dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik umum maupun lokal.
Adanya perubahan keseimbangan antara osteoblas dan osteoklas pada ligamen periodontal
dapat menghasilkan sementum tambahan pada permukaan akar (hipersementosis) atau
menyebabkan hilangnya sementum bersama dengan dentin, yang dinamakan resorpsi
eksternal.
Resorpsi dapat didahului oleh peningkatan suplai darah ke suatu daerah yang
berdekatan dengan permukaan akar. Proses inflamasi mungkin disebabkan oleh infeksi,
kerusakan jaringan pada ligamen periodontal, atau gingivitis hiperplastik pasca trauma
dan epulis. Osteoklas diduga berasal dari derivat monosit darah. Inflamasi meningkatkan
permeabilitas dari pembuluh darah, sehingga memungkinkan pelepasan monosit yang
akan bergerak ke tulang atau permukaan akar yang cedera. Penyebab lain dari resorpsi
meliputi tekanan, bahan kimia, penyakit sistemik dan gangguan endokrin.
4.2. Macam-macam resorpsi akar
Menurut Tronstad, resorpsi akar eksternal dapat dibagi menjadi enam jenis
a. Resorpsi Permukaan
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
Resorpsi akibat inflamasi diduga terjadi karena infeksi jaringan pulpa. Daerah
yang terinfeksi biasanya berada di sekitar foramen apikal dan canalis lateralis.
Sementum, dentin, dan jaringan periodontal yang berdekatan juga dapat terlibat. Pada
pemeriksaan radiografi terlihat adanya radiolusen pada daerah tersebut (Gambar A).
Saluran akar dan tubulus dentin terinfeksi dan nekrosis, serta respon inflamatori
dengan aktivitas osteoklas terjadi di dentin dan tulang. Pertambahan aktivitas
osteoklas yang berada di dentin pada sebelah kanan menunjukkan pengaruh bakteri
yang berada di tubulus dentin (Gambar B)
Resorpsi inflamasi.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
c. Resorpsi Penggantian
Resorpsi penggantian
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi yang merusak jaringan
ikat diantara dua permukaan. Tekanan dapat disebabkan oleh gigi yang erupsi atau
impaksi ,pergerakan ortodonti, trauma karena oklusi, atau jaringan patologis seperti
kista atau neoplasma. Resorpsi akibat tekanan, misalnya akibat perawatan ortodonti
dapat terjadi pada apeks gigi , dengan cedera berasal dari tekanan pada sepertiga apeks
sewaktu menggerakkan gigi. Akibatnya dapat terjadi pemendekkan akar gigi (Gambar
A). Rangsangan terhadap aktivitas osteoklas di apeks akibat tekanan berlebihan
selama perawatan ortodonti dapat menyebabkan terjadinya resorpsi akar (Gambar B).
Osteoklas dapat meluas sampai ke dentin dan mengenai tubulus dentin tanpa adanya
bakteri. Menurut Newman, gigi yang paling sering mengalami resorpsi akibat tekanan
adalah gigi insisivus karena gigi insisivus lebih sering digerakkan. Tekanan yang
diberikan dapat membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas
sehingga terjadi resorpsi. Apabila penyebab tekanan dihilangkan, maka resorpsi dapat
dihentikan.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
Resorpsi akibat perawatan ortodonti
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
e. Resorpsi Sistemik
f. Resorpsi Idiopatik
Etiologi resorpsi akar idiopatik sampai saat ini masih belum diketahui secara
jelas. Pada beberapa kasus dapat terjadi resorpsi akar yang penyebabnya bukan karena
faktor sistemik maupun lokal. Resorpsi ini dapat terjadi pada satu gigi maupun
beberapa gigi. Laju resorpsi bervariasi dari lambat (bertahun-tahun), sampai cepat dan
agresif (beberapa bulan) yang melibatkan sejumlah besar kerusakan jaringan. Letak
dan bentuk defek resorpsi juga bervariasi.
Resorpsi idiopatik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu resorpsi apikal dan
resorpsi servikal. Resorpsi apikal biasanya lambat dan dapat berhenti secara spontan,
yang mungkin akan mempengaruhi satu atau beberapa gigi, dengan pemendekan akar
secara bertahap, dan apeks gigi tetap bulat. Sedangkan resorpsi servikal terdapat pada
bagian servikal gigi. Defek dapat melebar dan berbentuk lekukan dangkal.Tipe ini
dapat juga disebut sebagai resorpsi perifer, resorpsi tersembunyi, pseudo pink spot,
atau ekstrakanal invasif.
Defek dapat juga dijumpai pada permukaan eksternal gigi yang kemudian
berlanjut ke dentin berupa ramifikasi. Hal ini tidak mempengaruhi dentin dan
predentin pada sekitar pulpa. Resorpsi tipe ini sering dianggap keliru sebagai resorpsi
internal. Resorpsi servikal dapat disebabkan oleh inflamasi kronis ligamen periodontal
atau trauma. Resorpsi servikal paling baik ditangani dengan pembedahan dan
pembuangan jaringan granulasi. Defek tersebut lalu dibentuk untuk direstorasi. Usia
rata - rata pasien yang mengalami resorpsi idiopatik pada wanita adalah berusia 32
tahun, sedangkan laki-laki berusia 44 tahun. Resorpsi idiopatik lebih sering terjadi
pada perempuan daripada laki-laki. Resorpsi akar idiopatik yang terdapat pada
beberapa gigi biasanya asimptomatik. Resorpsi ini biasanya dapat diketahui dari foto
radiografi. Beberapa pasien mengeluhkan tambalan longgar, restorasi lepas,
goyangnya gigi, dan juga nyeri yang berhubungan dengan gigi dan jaringan
sekitarnya, namun nyeri terhadap perkusi dan palpasi bukan merupakan gejala awal.
Penyebab resorpsi ini tidak tunggal, melainkan berkaitan dengan kondisi lain seperti
adanya inflamasi periapikal, tumor atau kista, kekuatan mekanis yang berlebihan atau
reimplantasi gigi.
Resorpsi eksternal akar umumnya diikuti oleh gejala klinis tanpa menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal yang dapat disalahartikan dengan kelainan saluran akar
ataupun penyakit periodontal. Walaupun demikian, pada tahap akhirnya resorpsi
eksternal dapat mengganggu sulkus gingiva dan menyebabkan abses periodontal. Lesi
tersebut dapat diindakasikan dengan meningkatnya kedalaman poket dan drainase pus
saat probing. Pada tahap ini terdapat berbagai bentuk, mekanisme, dan tampilan klinis
dari resorpsi eksternal akar.
Foto periapikal resorpsi servikal idiopatik
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf
BAB V
RINGKASAN
Resorpsi adalah proses asimilasi bagian struktur yang dibentuk oleh organisme,
dimana terjadi perusakan jaringan gigi yang telah mengalami demineralisasi oleh osteoklas.
Kondisi ini berkaitan dengan proses fisiologis atau patologis dimana telah terjadi kehilangan
jaringan seperi dentin, sementum atau tulang alveolar.
Resorpsi dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen. Berdasarkan resorpsi
patologis menurut etiologinya terbagi atas dua tipe yaitu resorpsi internal dan resorpsi
eksternal,keadaan tersebut bergantung pada bagian permukaan gigi yang teresorpsi
Resorpsi internal ialah resorpsi yang berawal dari dalam gigi. Resorpsi ini merupakan
suatu proses idiopatik dimana jaringan pulpa meresorpsi dinding saluran pulpa akibatnya bisa
terjadi perforasi,resorpsi yang terjadi pada permukaan pulpa yang berbatasan dengan dentin.
Resorpsi internal yang terjadi lebih sering didapati pada gigi sulung di bandingkan pada gigi
permanen dan dianggap sebagai bentuk reaksi yang tidak diinginkan.
Resorpsi akar eksternal adalah akibat inflamasi lesi periapikal.lamina dura menghilang
disekitar apeks
DAFTAR PUSTAKA