Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

“PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI RANDANGAN KIRI


KABUPATEN PHUWATO (LANJUTAN)
LOKASI : PATILANGGIO KAB. POHUWATO PROVINSI GORONTALO
TAHUN : 2018

A. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Keseimbangan air di alam semakin hari semakin bergeser. Hal ini disebabkan karena sumber air tawar
yang tersedia di alam jumlahnya terbatas. Padahal kebutuhan air cenderung meningkat sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Untuk menjaga keseimbangan air maka perlu
kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya air. Salah satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi.
Mengingat Indonesia adalah Negara agraris dengan tanaman dan makanan utama penduduknya adalah beras,
maka peran irigasi sebagai penghasil utama beras menduduki posisi penting. Irigasi memerlukan investasi yang
besar untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoperasian dan pemeliharaan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengelolaan yang baik, benar, dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat seoptimal
mungkin. Jumlah air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam, juga tergantung
pada macam tanaman serta masa pertumbuhannya. Untuk itu diperlukan sistem pengaturan yang baik agar
kebutuhan air bagi tanaman sapat terpenuhi dan efisien dalam pemanfaatan air. Mengingat air yang tersedia di
alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran untuk
membawa air dari sumbernya ke lokasi yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar kecilnya air yang
diambil maupun yang diperlukan.
Dari uraian diatas hal menjadi topik adalah perlunya pengaturan air untuk tanaman agar dapat maksimal dan
efifien dalam pemanfaatannya, dan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membangun irigasi.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Supaya dalam pelaksanaan suatu pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan tepat waktu serta mutu
pencapaian kuantitas pekerjaan yang mengacu pada kontrak kerja dan spesifikasi tetap terjamin, maka di buatkan
Metode pelaksanaan pekerjaan dengan mengacu pada gambar kerja.

III. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN


1. Pokja ULP : Pokja ULP Pengadaan Barang dan Jasa Satuan Kerja
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan
Pekerjaan : Pembangunan Jaringan Irigasi Kabupaten

Lokasi
Waktu Pelaksanaan : 240 Hari Kalender
2. Tahun Anggaran : 2018

B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada pekerjaan persiapan ini akan dilakukan pekerjaan sebagai berikut :
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : Mobilisasi Personil , Mobilisasi Material .
Mobilisasi Tenaga kerja dan Mobilisasi Peralatan .
Mobilisasi Personil dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pelaksanaan dalam menyusun rencana kerja terlebih dahulu mengenai lapangan dan melakukan
identifikasi pelaksanaan pekerjaan dimulai.
Mobilisasi alat yang akan digunakan dilapakan dipersiapkan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dimulai.
Mobilisasi bahan diangkut ketempat penyimpanan, sehingga ketika bahan akan diperlukan tinggal
ambil ditempat penyimpanan.
b. Pengukuran Kembali dan Gambar Pelaksanaan (Soft Drawing)
Sebelum pelaksanaan fisik, maka perlu dilaksanakan pengukuran ulang bersama antara
kontraktor, Direksi Lapangan, Kosultan Pengawas serta panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak,
dengan menggunakan alat ukur (Theodolite , waterpass serta meter ukur) . Setelah selesai
pengukuran, maka dibuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing) yang acuannya dari hasil
pengukuran yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan
sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya
di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan mengajukan 3
(tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang
Direksi diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan
setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar

C. PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER


Saluran sekunder adalah membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petak-
petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan sadap terakhir.
Item-item pekerjaan saluran sekunder antara lain
1. Pembersihan dan striping / Kosrekan
Pembersihan dilakukan dengan membersihkan dari semua tumbuhan seperti pengupasan
lapisan paling atas tanah eksisting atau humus, melakukan kosrek setebal 0.20 cm dengan
menggunakan alat bulldozer serta membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.
2. Galian Tanah Biasa
Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat Excavator Pekerjaan galian tersebut dilakukan
sesuai dengan kedalaman galian yang telah sesuai dengan elevasi dasar galian rencana sesuai
instruksi Direksi/Pengawas lapangan. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal
mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian. Seluruh galian harus di
jaga agar bebas dari air kotor dan kontraktor akan menyediakan seluruh material yang di perlukan,.
Tanah hasil galian dirapihkan atau ditempatkan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Lapangan.
3. Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali Dipadatkan
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah tanah dari hasil galian tanah. Bahan tanah yang di
gunakan adalah tanah yang telah di pilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair. hasil galian tanah
dihamparkan kembali kemudian dipadatkan menggunakan vibrator Roller, Penimbunan/
pemadatan dilakukan lapis demi lapis
dilaksanakan lapis demi lapis, lapis pertama ditimbun tanah setebal 25 – 30 cm lalu dipadatkan,
kemudian ditimbun tanah setebal seperti lapis pertama dan dipadatkan lagi. Pekerjaan ini berulang
sampai mendapatkan elevasi yang ditentukan dengan menggunakan alat stemper

4. Timbunan Tanah Dipadatkan dari Borrow Area 1 ~ 3 Km


Untuk daerah timbunan yang tanah timbunan nya tidak terpenuhi dari tanah hasil galian, maka akan
didatangkan dari tempat lain 1~3 Km. Daerah yang ditimbun adalah tempat – tempat yang
elevasinya belum memenuhi sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi. Tanah Timbun
yang digunakan dipilih yang memiliki kualitas yang baik untuk timbunan. Penimbunan
dilaksanakan lapis demi lapis, lapis pertama ditimbun tanah setebal 25 – 30 cm lalu dipadatkan,
kemudian ditimbun tanah setebal seperti lapis pertama dan dipadatkan lagi. Pekerjaan ini berulang
sampai mendapatkan elevasi yang ditentukan dengan menggunakan alat stemper
5. Timbunan Tanah Dipadatkan dari Borrow Area 14 ~ 36 Km
Untuk daerah timbunan yang tanah timbunan nya tidak terpenuhi dari tanah hasil galian, maka
akan didatangkan dari tempat lain 14~36 Km. Daerah yang ditimbun adalah tempat – tempat yang
elevasinya belum memenuhi sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi. Tanah Timbun
yang digunakan dipilih yang memiliki kualitas yang baik untuk timbunan. Penimbunan
dilaksanakan lapis demi lapis, lapis pertama ditimbun tanah setebal 25 – 30 cm lalu dipadatkan,
kemudian ditimbun tanah setebal seperti lapis pertama dan dipadatkan lagi. Pekerjaan ini berulang
sampai mendapatkan elevasi yang ditentukan dengan menggunakan alat stemper
6. Pekerasan Jalan Inspeksi t = 20 cm
Jalan inspeksi direncana, dibangun dan dipelihara oleh dinas pengairan. Jalan ini terutama
digunakan untuk memeriksa, mengeksploitasi dan memelihara jaringan irigasi dan pembuang,
yakni saluran dan bangunan-bangunan pelengkap. Commented [GD1]: Belumlengkap
7. Lining Beton K-175
Pekerjaan Lining pada saluran dilakukan sesuai dengan penjelasan pada gambar. Pada pondasi
lining serta sela antara lantai dengan dinding tegak Lining dikerjakan dengan cor ditempat dengan
ketebalan 10 cm dari beton K-175. Untuk pekerjaan lantai dan dinding talud dikerjakan dengan
beton pre-cast ketebalan 8 cm ukuran 30 cm x 50 cm dipasang zigzag pada jarak 4 tegel diberi
weephole / pipa drainase yang diberi ijuk diujung dalam dengan ketinggian 2/3 h saluran dari lantai
Sambungan harus di isi bitumen atau meet joint dari campuran kedap air 1 pc : 2 ps
8. Pasangan Batu Kali (1:4)
Pekerjaan Pasangan menggunakan batu belah dan spesi (adukan) dengan perbandingan campuran
1 PC : 4 Pasir, pelaksanaannya dikerjakan dengan molen. Batu yang digunakan mempunyai berat
6 kg sampai 25 kg dibasahi terlebih dahulu, pemberian adukam antara batu yang terpasang antara
10 mm – 50 mm disela-selanya.
9. Pembesian (Joint)
Pemasangan tulangan besi ditempatkan dengan tepat pada tempat dan kedudukan yang ada pada
shop drawing .Untuk pembesian Besi tulangan yang dipakai sesuai dengan yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis. Besi tulangan yang cacat atau bengkok tidak boleh digunakan. Besi di potong
dengan menggunakan barcutter sesuai ukuran dan fungsi Setelah dipotong behel dirakit /
dibengkokan sampai membentuk sesuai gambar kerja dan spesifikasi Pengaitan ini menggunakan
kawat beton (bendrat). Jarak dan tumpuan disesuaikan dengan gambar kerja. Pemasangan
pembesian dilakukan dengan cermat dan tepat sesuai dengan gambar kerja. Setelah bekisting dan
pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan dengan pengecoran.
10. Bekisting Non Expose
Bekisting dibuat menggunakan kayu Kelas III yang ditopang, dipaku dengan bentuk sesuai dengan
gambar dan rencana. Bekisting tidak boleh bocor dan cukup mencegah perpindahan tempat atau
kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekisting dibuat halus dan rata, dan tidak boleh melendut.
Sambungan-sambungan pada bekisting diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal dan
vertical. Sebelum dilakukan pengecoran beton, pada beberapa bagian dari bekisting bagian dalam
di bersihkan dari semua material lain. Bekisting dapat dibuka setelah beton cukup umur.
11. Lapisan Bitumen
Bitumen adalah pelapis bitumen non fiber berbasis air, bersifat elastis dan bermutu tinggiι
Memberikan perlindungan pada permukaan beton, plasteran, logam/besi maupun kayu sebagai
pelapis anti bocor, mencegah rembesan air serta anti karatι Setelah mengering Bitumen akan
menjadi lapisan bitumen berwarna hitam yang akan melindungi permukaan. Lapisan bitumen
diaplikasikan dengan air ± 20% untuk permukaan tembok, beton, asbes, plester

D. PEKERJAAN BANGUNAN BAGI / PELENGKAP


Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer, sekunder dan tersier yang
berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang bersangkutan.
Item-item Pekerjaan Bangunan bagi / Pelengkap antara lain :
1. Galian Tanah Biasa [ A ]
Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat Excavator Pekerjaan galian tersebut dilakukan
sesuai dengan kedalaman galian yang telah sesuai dengan elevasi dasar galian rencana sesuai
instruksi Direksi/Pengawas lapangan. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal
mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian. Seluruh galian harus di
jaga agar bebas dari air kotor dan kontraktor akan menyediakan seluruh material yang di perlukan,
perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, penggalian saluran air dan pembangunan saluran
sementara,tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk
menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa. Pekerjaan galian harus
memperhatikan terhadap keselamatan pekerja, keselamatan bangunan yang berdekatan atau yang
dapat membahayakan atau merugikan pihak lain. Tanah hasil galian dirapihkan atau ditempatkan
sesuai dengan petunjuk dari Direksi Lapangan.
2. Timbunan atau Urugan Tanah kembali dipadatkan
Untuk daerah timbunan yang tanah timbunan nya tidak terpenuhi dari tanah hasil galian, maka
akan didatangkan dari tempat lain 1~3 Km. Daerah yang ditimbun adalah tempat – tempat yang
elevasinya belum memenuhi sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi. Tanah Timbun
yang digunakan dipilih yang memiliki kualitas yang baik untuk timbunan. Penimbunan
dilaksanakan lapis demi lapis, lapis pertama ditimbun tanah setebal 25 – 30 cm lalu dipadatkan,
kemudian ditimbun tanah setebal seperti lapis pertama dan dipadatkan lagi. Pekerjaan ini
berulang sampai mendapatkan elevasi yang ditentukan dengan menggunakan alat stemper
3. Pasangan Batu Kali (1:4)
Pekerjaan Pasangan menggunakan batu belah dan spesi (adukan) dengan perbandingan campuran
1 PC : 4 Pasir, pelaksanaannya dikerjakan dengan molen. Batu yang digunakan mempunyai berat
6 kg sampai 25 kg dibasahi terlebih dahulu, pemberian adukam antara batu yang terpasang antara
10 mm – 50 mm disela-selanya.
4. Plesteran (1:3)
Sebelum melakukan pekerjaan plesteran area yang akan dikerjakan dibersihkan dari noda debu,
minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Kemudian pekerja
menyiapkan material yang akan dipergunakan pada pekerjaan ini. Material semen, pasir dan air
dicampur menggunakan molen dengan perbandingan 1 :3. Permukaan yang akan diplester
terlebih dahulu disiram air agar campuran spesi bisa merekat dengan baik. Dibuat kepalaan pada
beberapa bagian dan permukaan diplester kemudian diratakan dengan sipatan. Plesteran
dilakukan secara rapih dan rata atau tidak bergelombang. Untuk menghindari retak – retak rambut
pada permukaan plesteran yang sudah selesai maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut – turut semua spesi yang jatuh atau tidak menempel di
bersihkan dan dibuang.
5. Siaran (1:2)
Material yang dipakai pada pekerjaan siaran adalah, pasir, semen, air. Pasir dibersihkan dari
semua kotoran, air yang dipakai adalah air tawar tidak kotor bahkan tidak mengandung minyak.
Pencampuran siaran dengan komposisi 1 semen : 2 Pasir, diaduk menggunakan molen agar
mendapatkan hasil yang homogen. Spesi yang sudah dicampur dibawa ke tempat pasang siaran,
siaran dibentuk sesuai lekukan dan dirapihkan sehingga terlihat indah. Spesi yang jatuh tidak
dipakai kembali
6. Beton K 225
Dalam pekerjaan beton disiapkan material Semen, Pasir, Kerikil/batu pecah dengan Proposi
takaran campuran sesuai dengan spesifikasi teknis K-225 yaitu kerikil atau batu pecah 37 mm ,
Rasio Air 0.55 dan Rasio Semen 300 (kg/m3 dari campuran). Campuran beton diaduk
menggunakan molen. Setelah itu tuangkan campuran beton dituangkan pada bekisting kemudian
di padatkan dengan alat vibrator. Pemadatan harus padat dan merata sehingga kepadatan beton
dapat memenuhi syarat sesuai spesifikasi teknik. Dan sesudah semua telah dicor ditunggu masa
perkerasannya sampai benar-benar keras dan padat. Selama pengecoran di ambil sampel untuk di
uji dan test slump
7. Beton K 175
Dalam pekerjaan beton disiapkan material Semen, Pasir, Kerikil/batu pecah dengan Proposi
takaran campuran K-175. Campuran beton diaduk menggunakan molen. Setelah itu tuangkan
campuran beton dituangkan pada bekisting kemudian di padatkan dengan alat vibrator.
Pemadatan harus padat dan merata sehingga kepadatan beton dapat memenuhi syarat sesuai
spesifikasi teknik. Dan sesudah semua telah dicor ditunggu masa perkerasannya sampai benar-
benar keras dan padat. Selama pengecoran di ambil sampel untuk di uji dan test slump
8. Bekisting Non-Exposed
Bekisting non exposed adalah cetakan beton bagian luar. Cara pekerjaannya adalah yang pertama
mengecek lokasi pekerjaan berdasarkan gambar shop drawing kemudian bersihkan bekisting dari
adanya kotoran karena jika dinding bekisting kotor maka dapat menimbulkan hasil cor yang tidak
rapi, kemudian pasang sesuai gambar kerja. Kemudian cek perkuatan bekisting apakah sudah
benar-benar kuat.
9. Bekisting Exposed
Bekisting exposed adalah cetakan beton bagian dalam. Cara pekerjaannya adalah yang pertama
mengecek lokasi pekerjaan berdasarkan gambar shop drawing kemudian bersihkan bekisting dari
adanya kotoran karena jika dinding bekisting kotor maka dapat menimbulkan hasil cor yang tidak
rapi, kemudian pasang sesuai gambar kerja. Kemudian cek perkuatan bekisting apakah sudah
benar-benar kuat.
10. Perancah
Peracnah atau scaffolding terdiri dari beberapa bagian yaitu
1. Scacolding / Frame perancah
2. Base jack
3. U Head jack
4. Cross Scafolding
5. Balok Kayu 8/12 atau semisal
6. Tembereng Balok
7. Support Tembereng ( siku / besi / semisal )
8. Kowel tembereng
Untuk pekerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Memasang Base Jack sesuai dengan Posisinya
2. Memasang Scafolding / Main Frame dan Cross Brace
3. Memasang Head Jack
4. Memasang Balok Kayu
5. Memasang Temberang Bawah
6. Memasang Tembereng Samping

11. Pembesian
Pemasangan tulangan besi ditempatkan dengan tepat pada tempat dan kedudukan yang ada pada
shop drawing .Untuk pembesian Besi tulangan yang dipakai sesuai dengan yang disyaratkan
dalam spesifikasi teknis. Besi tulangan yang cacat atau bengkok tidak boleh digunakan. Besi di
potong dengan menggunakan barcutter sesuai ukuran dan fungsi yaitu untuk tulangan utama dan
tulangan geser (behel). Setelah dipotong behel dirakit / dibengkokan sampai membentuk segi
empat / sesuai gambar kerja dan spesifikasi, setelah dibengkokan, behel dikaitkan dengan
tulangan utama. Pengaitan ini menggunakan kawat beton (bendrat). Jarak dan tumpuan
disesuaikan dengan gambar kerja. Pemasangan pembesian dilakukan dengan cermat dan tepat
sesuai dengan gambar kerja. Setelah bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan
dengan pengecoran.

E. PEKERJAAN PINTU BANGUNAN BAGI


Yang dimaksud dengan pengadaan pintu adalah pengadaan pintu baru termasuk pemasangannya
dan pengecatan baru dimana sebelum pengacatan pokok harus dicat dasar (meni) terlebih dahulu
adapun cat yang diapakai adalah cat besi, untuk merek dan warna cat sesuai dengan petunjuk
direksi lapangan.
Pintu harus dibuat dengan kontrsuksi las sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus
dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus di lem kuat pada permukaan plat
sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1
mm. Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi, sedemikian
hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut. Pintu harus diserahkan komplit
dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang, tangkai ulir gear dan alaterial lain
yang dibutuhkan. Semua bagian dari pada pintu harus cocok dengan gambar kontrak/standar.
Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut berjangkar
dari semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar dengan spesi 1 PC :
3 Psr.

Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga pintu bebas
dari puntiran, bengkok dan deformasi lain. Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-
bagian pintu yang harus diberi pelumasan, agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya.

Adapun Pintu Sorong yang dibuat adalah :


Pintu Sorong, b = 0.80 m, h = 0.85 m
Pintu Sorong, b = 0.90 m, h = 0.75 m
Pintu Sorong, b = 1,50 m, h = 0.70 m
Pintu Sorong, b = 1.30 m, h = 1.00 m
Pintu Sorong, b = 1.40 m, h = 0.90 m
Pintu Sorong, b = 0.65 m, h = 0.90 m
Pintu Sorong, b = 0.80 m, h = 0.95 m
Pintu Sorong, b = 1.10 m, h = 1.45 m
Pintu Sorong, b = 0.90 m, h = 1.00 m
Pintu Sorong, b = 0.80 m, h = 0.90 m
Pintu Sorong, b = 0.80 m, h = 0.90 m
Pintu Sorong, b = 0.70 m, h = 0.70 m
Pintu Sorong, b = 0.70 m, h = 1.50 m

Anda mungkin juga menyukai