A. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Keseimbangan air di alam semakin hari semakin bergeser. Hal ini disebabkan karena sumber air tawar
yang tersedia di alam jumlahnya terbatas. Padahal kebutuhan air cenderung meningkat sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Untuk menjaga keseimbangan air maka perlu
kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya air. Salah satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi.
Mengingat Indonesia adalah Negara agraris dengan tanaman dan makanan utama penduduknya adalah beras,
maka peran irigasi sebagai penghasil utama beras menduduki posisi penting. Irigasi memerlukan investasi yang
besar untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoperasian dan pemeliharaan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengelolaan yang baik, benar, dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat seoptimal
mungkin. Jumlah air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam, juga tergantung
pada macam tanaman serta masa pertumbuhannya. Untuk itu diperlukan sistem pengaturan yang baik agar
kebutuhan air bagi tanaman sapat terpenuhi dan efisien dalam pemanfaatan air. Mengingat air yang tersedia di
alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran untuk
membawa air dari sumbernya ke lokasi yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar kecilnya air yang
diambil maupun yang diperlukan.
Dari uraian diatas hal menjadi topik adalah perlunya pengaturan air untuk tanaman agar dapat maksimal dan
efifien dalam pemanfaatannya, dan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membangun irigasi.
Lokasi
Waktu Pelaksanaan : 240 Hari Kalender
2. Tahun Anggaran : 2018
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada pekerjaan persiapan ini akan dilakukan pekerjaan sebagai berikut :
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : Mobilisasi Personil , Mobilisasi Material .
Mobilisasi Tenaga kerja dan Mobilisasi Peralatan .
Mobilisasi Personil dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pelaksanaan dalam menyusun rencana kerja terlebih dahulu mengenai lapangan dan melakukan
identifikasi pelaksanaan pekerjaan dimulai.
Mobilisasi alat yang akan digunakan dilapakan dipersiapkan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dimulai.
Mobilisasi bahan diangkut ketempat penyimpanan, sehingga ketika bahan akan diperlukan tinggal
ambil ditempat penyimpanan.
b. Pengukuran Kembali dan Gambar Pelaksanaan (Soft Drawing)
Sebelum pelaksanaan fisik, maka perlu dilaksanakan pengukuran ulang bersama antara
kontraktor, Direksi Lapangan, Kosultan Pengawas serta panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak,
dengan menggunakan alat ukur (Theodolite , waterpass serta meter ukur) . Setelah selesai
pengukuran, maka dibuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing) yang acuannya dari hasil
pengukuran yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan
sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya
di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan mengajukan 3
(tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang
Direksi diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan
setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar
11. Pembesian
Pemasangan tulangan besi ditempatkan dengan tepat pada tempat dan kedudukan yang ada pada
shop drawing .Untuk pembesian Besi tulangan yang dipakai sesuai dengan yang disyaratkan
dalam spesifikasi teknis. Besi tulangan yang cacat atau bengkok tidak boleh digunakan. Besi di
potong dengan menggunakan barcutter sesuai ukuran dan fungsi yaitu untuk tulangan utama dan
tulangan geser (behel). Setelah dipotong behel dirakit / dibengkokan sampai membentuk segi
empat / sesuai gambar kerja dan spesifikasi, setelah dibengkokan, behel dikaitkan dengan
tulangan utama. Pengaitan ini menggunakan kawat beton (bendrat). Jarak dan tumpuan
disesuaikan dengan gambar kerja. Pemasangan pembesian dilakukan dengan cermat dan tepat
sesuai dengan gambar kerja. Setelah bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan
dengan pengecoran.
Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga pintu bebas
dari puntiran, bengkok dan deformasi lain. Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-
bagian pintu yang harus diberi pelumasan, agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya.