Anda di halaman 1dari 3

TERAPI ARV PADA PENDERITA KOINFEKSI TB - HIV

DEWASA

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSU DAERAH
1 dari 3
TARUTUNG /MDGs/III/2016

STANDAR Tanggal Terbit :


PROSEDUR Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung

PENGERTIAN dr. Henny


Memberikan petunjuk pembererian Ganda
terapi ARVNainggolan
pada penderita
NIP. 197109152003121001
koinfeksi tuberkulosis (TB) dan Human Immunodefifiency Virus
(HIV), sehingga menurunkan angka mortalitas
TENAGA Dokter yang merawat penderita, PPDS/ Staff penyakit dalam
PELAKSANA
URAIAN ILMIAH 1. Infeksi TB merupakan penyebab kematian terbanyak penderita
HIV di seluruh dunia
2. Akibat penurunan kekebalan (imunosupresi) yang terjadi pada
penderita HIV, kecenderungan infeksi baru kuman M.
Tuberculosis untuk berkembang menjadi TB aktif semakin besar
3. Adanya infeksi seperti TB pada penderita yang terinfekis HIV
menyebabkan HIV berreplikasi lebih cepat, sehingga
menyebabkan yang lebih progesif
4. ARV dapat menurunkan insidens TB terkait HIV hingga lebih
dari 80 % pada aderah endemik unutk kedua penyakit tersebut
5. Pemberian terapi ARV dapat memperpanjang kelangsungan hidup
(survival) penderita ko-infeksi TB-HIV
PROSEDUR 1. Temukan penderita koinfeksi TB-HIV

 Temukan TB aktif pada semua penderita HIV

o Anamnesis adanya gejala TRias TB (batuk lama,


penurunan berat badan, keringat malam)
o Ekspolorasi TB ekstra pulmonal (misalnya : pembesaran
kelenjar getah bening, TB miliar, efusi pleura, TB gnital,
TB spondylitis)
o Pemeriksaan foto thorax

o Pemeriksaan BTA sputum (S-P-S)

o Kultur sputum dan tes kepekaan antituberkulosis untuk


M. tuberculosis
TERAPI ARV PADA PENDERITA KOINFEKSI TB - HIV
DEWASA

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSU DAERAH
2 dari 3
TARUTUNG /MDGs/III/2016

STANDAR Tanggal Terbit :


PROSEDUR Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung

dr. Henny Ganda Nainggolan


 Temukan HIV pada penderita TB dengan factor risiko
NIP. 197109152003121001
o Penderira TB dengan riwayat penggunaan narkoba suntik
(intravenous drug users = IDU)
o Penderita TB dengan riwayat seks bebas

o Pnderita TB ekstra pulmonal usia muda

o Penderita TB dengan kuman penyebab multi drug


resistant (MDR-TB)
2. Pemeriksaan laboratorium awal sebelum pengobatan
(baseline)

 Pemeriksaan hematologi dasar (darah lengkap)

 Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT)

 Pemeriksaan hitung CD4

3. Obati TB sesuai panduan DOTS


Pada umumnya obat anti tuberculosis (OAT) yang digunakan
adalah kategori ! yaitu :

 Fase intensif (2 bulan pertama, obat diminum setiap hati)

o Rifampicin 10 mg/kg BB/hari

o Isoniasid 5 mg/kg BB/hari

o Phyrazinamid 25 mg/kg BB/hari

o Ethambutanol 20 mg/kg BB/hari

 Fase Lanjutan (4 bulan berikutnya, obat diminum setiap


hari atau 3 kali per minggu)
o Rifampicin 10 mg/kg BB/hari/Isonisasi 10 mg/kg BB/3 x
seminggu
o Isoniasid 5 mg/kg BB/hari

Bila masuk kategori II, ditambahkan :


TERAPI ARV PADA PENDERITA KOINFEKSI TB - HIV
DEWASA

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSU DAERAH
3 dari 3
TARUTUNG /MDGs/III/2016

STANDAR Tanggal Terbit :


PROSEDUR Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung

Streptomicin 15 mg/kgBB/haridr.selama
Hennydua
Ganda Nainggolan
bulan fase intensif
NIP. 197109152003121001
4. Pengobatan antiretroviral (ARV)
1. Pengobatan untuk TB harus dimulai terlebih dahulu sebelum
memulai pengobatan ARV. Pertimbangkan nilai CD4 sebelum
memulai ARV
2. BIla CD4 < 200 sel/mm2, maka ARV dimulai setelah 2 bulan
fase intensif
3. Bila CD4 < 50 sel/mm2, maka ARV dimulai segera aetelah
penderita dapat mentolerir obat – obat antituberkulosis (OAT)
4. ARV lini pertama untuk penderita yang mendapatkan
pengobatan OAT dan ARV adalah Zidovudin (ZDV) /
Lamivudin (3TC) atau d4T/3TC ditambah dengan salah satu
obat golongan Non_Nucleocide Reverse Transcriptase
Inhibitor (NNRTI/Abacavir (ABC)
5. JIka dipakai rejimen yang mengandung NNRTI, maka
Efavirenz (EFZ) lebih dianjurkan karena toksisitas heparnya
lebih rendah dibandingkan Nevirapine (NVP)
6. Semua Protease Inhibitor tidak boleh digunakan selama
pengobatan OAT yang mengandung Rifampicin, kecuali
Saquinavir (SQV/r)
5. Evaluasi
1. Evaluasi efek samping ARV dan OAT sesuai dengan
kombinasi obat yang dipilih
2. Evaluasi apakah terjadi Immune Reconstitution Inflammatory
Syndrome (IRIS)
3. Evaluasi hitung CD4 tiap 3 bulan
4. Evaluasi viral load tiap 6 – 12 bulan
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai