Anda di halaman 1dari 99

/

PROSES PENGOLiya^N MINYAK BlJMI


J

<•%

Dihimpun Oleh:

IR,H.PAH¥ONO
NIP : 100003518

WIDm ISWARA PPT MIGAS - AKAMJGAS


CEPU
j. rfWif" jg^&jSjSS* £tan£ 'fiat-*#•** •&>* «••-.""

• ..>•>

DrSX' iAR I s l

Hal

Daftar Isi x

Daftar Tabel. V

Daftar Gambar vi

1.1 Karoos isi Minyak Burrd 1

1.2 Faktor Karakterisuik, KUGP. 3

1.3 Tata Nama Produk-Produk Utama 3

2. MffiLlSA. MENEMK BUM! 6

2.1 Pengiikuran dan Percobaan Kbrmaiisasi 6

2.1.1 Herat Jenis 6

2.1.2 Reid Vapor Pressure 7

2.1.'3 Warna ' ;- 9

2.1.4 Flash Point 9

2.1.5 Viskositas 9

,;.- ' 2.2 Kurva Distilasi Minyak Eumi •11

2.2.1 Kurva'ASTM 11

.* 2.2.2 Kurva TEP 14

2.2.3 Kurva Vaporisasi (FV) 14

2.2.4 Perbandingan Kurva-Kurva Distilasi 17

2.3.Tran3fornjasi Kurva-Kurva Distilasi 19

2.3.1 Transformsi Kurva. TBP/ASTM ke Kurva FC 19

2.3.1.1 Metoda Maxwell 19

'" • 2.3.2.2-Metoda Edmister. 19

2.3.2 Transformasi Kurva-FC dengan Tekanan 20

2.3.2.1 Jfetoda Pirroriov 20

2,3.2.2. Metoda Maxwell • 20


2.3.3 Sifat Additive dari Kurva TBP 21
2.3.4 Kurva TEP/ASTM Dari Dua Fasa berkesetim-
bangan 22

& 2.3.4.1 Kurva TBP 22

•••* 2.3.4.2 Kurva ASTM 23

3. KRITERIA EEMISAHRN DARI FRAKSIONASI MINYAK BUMI 24

3.1. Degree of Separation - Degree of Difficulty


of Separation 24

3.2. Gap and Overlap 25

3.3. Selektivitas Proses Distilasi 32

3.3.1 Proses Distilasi Dis-kontinue 32,


3.3.2 Proses Distilasi Kontinue 33

4. PROSES DISTILASI MINYAK BUMI 40

4.1. Aplikasi Praktis Kesetimbangan Uap-Cair 40


4.1.1 Kolcm Flashing 40
4.1.2 Top Kolan dan Kolcm Reflux 40
4.1.2.1 Distilat terdiri dari Fasa Cair 40

4.1.2.2 Distilat terdiri dari Fasa Uap 43


4.1.2.3 Distilat terdiri dari Fasa Uap
. dan Fasa Cair 43
• 4.1.3 Kolcm dengan Sirkulasi Fasa Uap 43

% 4.2. Sirkulasi Produk dalam Kolcm Distilasi Minyak


Bumi ' -43
4.2.1 Top Kolcm 43
4.2.1.1 Reflux Extern Dingin 45
4.2.1.2 Reflux Extern Panas 45

4.2.1.3 Reflux Extern Sirkular 45

Wifiti "J //
'wm^tmmasmMM^maumg^xtJaiim^Bum
N«_
11

^#«^^^*3sw^W¥^tW*^#^^
4.2.2 Sirkulasi Ihtemediar.' Sirkular:' 49

50
4.3. Kolcm Pre-Flash :
4.4. Operasi Kolcm Distilasi Atmosfir- dan Distilasi
52
. vakum : ',• '• :•.'"
52
4.4.1 KolcmDistilasi Atmosfi r : .
54
4.4.2 Kolcm Distilasi Vakum :

56
,5.- KOLCM DISTILASI ATMOSFIR ,
56
.5.1. Perhitungan yield
5.2. Beberapa tipe Proses Distilasi 56

.,5.3. Perhitungan Neraea Massa, dan Neraea Panas . ' ,58 V^


5.3.1 Persiapan Data-Data PerhitunganKolcm 60

60
5.3.2. Perhitungan Kolcm
60
5.3.2.1 Zone Ekspansi , •
63
5.3.2.2 Zone Bottom. ..... ,,,.'...::'- ..;'•' • - - r'
63
5.3.2.3 Zone Gas Oil r '
5.3.2.4 Zone Kerosene-Bens in Berat 66

66
' 5.3.2.5 Top Kolcm
;5,3.2.6;'Be^-'^naenk)r.:dati.i^i«ir Pemanas 70

•5.3.2,7 Neraea. Global Unit •Distilasi. Atoosfir -70

70;
5.4. Distribusi Aliran"dan.Reflux Sirkular "\
70
5.5. Diameter Kolcm

6. KOLGM DISTILASI VAKUM


^7.5 •'.-••'•. •
, 75 '
6.1. Sistem Vakum :•"- .
77
6.2 Konsiderasi Ekoncmi dalam Operasi Kolcm Valium
11
6.3 -Perencanaan Kolcm
6.3.1. Persiapan Data-Data 79

6.3.2. Lube-Asphalt Operation 80

6.3.3. Fuel-Pitch Operation 83

6.3.4. Perhitungan Neraea Massa dan Neraea


Panas .
87

.6.3.4.1 Zone Ekspansi - 87

. 6.3.4.2 Zone Bottom 87

6.3.4.3 Lube-Type Towers 88

6.3.4.3.1; Kolcm Stripping 88

6.3.4.3.2 Top Kolan 88

6.3.4.3.3 Profil Suhu 90

6.3.4.3.4 Over Flash 90

6.3.4.4 Fuels Type Towers 90

6.3.4.4.1 Profil suhu 91

'.. /"••" 6.3.4.4.2 Over Flash 92

T.

xv
DAFTAR TABEL

V.-

No. Tabel Hal

2.1 Korelasi Warna Saybolt dan Union ' 10

3.1 Separation Criteria for Atmosphere Tower

Product 27

3.2 Perbandirgan Kurva Distilasi Diskontinue 34


3.3 Perbandingan Kurva Distilasi Kontinue 34

5.1 Tray Requirements in Atmospheric Crude

Towers 61

5.2 Neraea Global Unit Distilasi Atmospheric 72

5.3 Tegangan Permukaan Fraksi Minyak Bumi 73

6.1 Pressure Drop Values, Vakum Tower 86

I .

C
v

_~tf
SJK^,1. t^Wi-&:'£4&«w*S?t *•*•* '*f 3§-V" .&*i?A'k>"%iziv£*$^~i^%<'-. ^»~j-«'?"«?--'> w"-:"^r->^f3?,Vwp^JSJ
DAFTAR GAMBAR

Ncmor Hal

1.1 Kcmposisi Minyak Bumi-Struktur Molekul 2

•1'. 2 Kurva Iso-properties-Faktor Karakterisasi 4

%
2.1. Korelasi antara Tekanan Uap Riil dan RVP
2.2 Korelasi;antara Viskositas Fusal, Engler dan
Redwood 121
2.3 Kurva asto^^'--- 13

2.4 Kurva TBP • 15

2.5 Kurva Vaporisasi . 16

2.6. Perbandingan Kurva-Kurva Distilasi ia

•3,1 Pengertian Gap 28

3.2 Pengertian Overlap 29

3.3 Hubungan;antara Overlap/Gap dan Faktor F 30

3.4 -3.12 Perbandingan Kurva-kurva Distilasi 35 -.39

4.1 Kolcm Flashing ••..'41.'".'''


4.2 Distilat terdiri dari Fasa Cair 42

4.3. Distilat terdiri dariFasa Uap •;:42 .';•''.


4.4 Distilat terdiri dari Fasa Uap dan Fasa Cair 44:
4.5 Kolcm dengan Sirkulasi Fasa Uap •':.' 44
4.6 Reflux Extern Dingin 46

4.7 Reflux Extern.Panas 47 ;

4.8 Reflux Extern Sirkular 48

*•

vx
4.9 Sirkulasi dengan gaya berat 51

4.10 Sirkulasi dengan pompa 51

4.11 Operasi Koiom Distilasi Atmosfir dan Distilasi


53
Vakum

•p.
5.1 Beberapa Tipe Proses distilasi 57

59
:f 5.2 Distribusi Aliran
62
5.3 Zone Ekspansi •
62
5.4 Zone Bottom
64
5.5 Zone Gas Oil
5.6 Kebutuhan Steam Pada Kolpm Stripping 65

5.7 Zone Kerosene 67

68
,5.8 Zone Bensin Herat
69
5.9 Top Kolcm
5.10 Perliitungan Diameter Kolcm 74

6.1 Skema Unit Distilasi Vakum 76

78
6.2 Skema Sistem Vakum.
6.3 Lube Asphalt Operation 81

6.4 Karakteristik-Produk Asphalt 82

84
6.5 Fuels Type Vacuum Tower
85
6.6 Fuel-Pitch Operation, Estimasi Produk
6.7 Reflux Sirkular, Lube-operation" 89

vxx
1. PENDAHULUAN

1.1 Kcmposisi Minyak Bumi '.."'.

•f
Minyak Bumi dan fraksinya adalah senyawa kimia yang terdiri dari atom
Karbon .'(C). dan atcm Hidrogen"(H) ;oleh karerianya disebut.juga dengan^na
na "Hidrokarbch" .Ditxnj.au dari kcmponen-kcmponen yang terkandung dalam
minyak bumi,analisa kcmposisi dapat dikatakan tidak mungkin untuk dila-
kukan.Tetapi apabila ditinjau dari tipe strukturnya. (struktur molekul)
maka dalam minyak bumi hanya' terdapat beberapa tipe saja(gambar 1).
(1) Struktur Alifatik
- ikatan jenuh C H_ .„
J n 2n+2

- ikatan tidak jenuh CB.


•' • . ':n. 2n .•.
(2) Struktur Siklis ....,•.:,.-,.-,..>
- ikatan jenuh C !•
:'••.'• n 2n v... ••
- ikatan tidak jenuh C H„_ ,CH. ...
n 2n n n-a
(3)Struktur kombinasi (1) dan(2)

Disamoing senyawa H dan C(R) ,masih terdapat beberapa tipe senyawa lain
yang mengandung unsur-unsur N ,0, dan S.
(1) Struktur R-SH
(2) Struktur R-S-R ,R-S-S-R .... '\* \
••-.',,". (3) Struktur Siklis RS
(4) Struktur Kombinasi RS0
(5) Senyawa Nitrogeneous

1.2 Faktor Karakterisasi ( K. ^ )


, uop

Faktor Karakterisasi ( K ) .dikembangkah oleh Nelson,Watson"dan'Murphy:.


uop
dari perusahaan'UOP (Universal Oil Products. ) funtuk memberikan suatu karakteris
karakteristik dari minyak bumi. Dasar pemikxran dalam mengembangkan Fak-or Kuop
•tor: tsb adalah:, adanya hubungan antara "Spec Gravity", pada.60/60 atau
derajad API. dari senyawa HC dengan suhu yang selanjutnya dikembangkan
menjadi formula matematik sbb;
• •.,-» 3/

K
t_(°r ) :
'uop
Spec Gravity-' 60/60
STRUKTUR ALIFATIK =

H H H H H
i I I I I

-IKATAN JENUH Cn H2rw2 H-C-C-C- C-C-H


i i i
H H H H H

H H H H
I ! I I
-IKATAN TIDAK JENUH CnH2n C=C atau C= C-C-H
i I i
H H H H H

&
u
STRUKTUR SIKLIS :
H£ CH,

IKATAN JENUH CnH2n

H?C CH.

c
H2

H
C
/ \
H C CH

—IKATAN TIDAK JENUH

H C CH
* \ /
C
H

CTDI IL'TI ID 1/riK iDIKFA CI


V

^KVJ^S^^^^uKssss^;^^
ft;*^^Vh^^^^f^^i^'iic^i^y^'"'^x^^'^•'• "i#-*.i;~jvViS»SS '^i-ifffct
3/
K
T (°R•.)',
uop •V Spec gravity 60/60

T . ..'= titik didih dari senyawa Hidrokarbon tsb


Untuk. fraksi minyak bumi,dimana terdapat interval titik didih,dxkembang-
kan suatu metoda baru untuk merdapatkan harga _T dengan melibatkan karak
teristik fisika laxnnya(B.D , B.M,,viskositas.dllsb) sehxngga dapat:dibu-
"Cfr:.r.
,at kurva iso properties sepertipada gambar 1.2 .
J.B.Maxwell mengusulkan satu metoda untuk menentukah suhu tersebut dengan
menggunakan kurva distilasi ASTM (EXS 1.1 )
Faktor K tsb dapat digunakan sebagai irriiJ^tor dari "nature" suatu
• uop ••, ••'••• •-.•,••
fraksi minyak bumi sbb:
(1) K = 13 ,nature parafin normal/iso parafin
(2) K' = 12 ,nature campuran siklis dan rantei (seimbamg)
(3) .- K = 11 ,nature naphthen dan sedikit arcmatik:•
"•",..(4);. K = 10 ,nature arcmatik

1.3-Tata Nama Produk-Produk Minyak Bumi

Produk-Produk Minyak Bumi yang dihasilkan oleh suatu kilang minyak dapat
dxbedakan dalam 3 katagori ;
- Produk jadi , yaitu-produk yang siap dijual kepasaran untuk
dikonsumsi: (bensxh ,minyak tahah,)
- Produk setengah, yaitu produk yang merupakan bahah dasar dari
jadi suatu bentuk produk jadi lain yang memerlukan
bahan penambah (additive'.) agar dapat dijual
kepasaran betas(lube base ) ;
- :Produk...antara yaitu produk yang merupakan bahan dasar untuk
proses selanjutnya (etana,Naphtha dllsb).

KLasifikasi dari, produk-produk tsb dapat juga dilakukan: berdasarkaribe-


saran Herat Molekul dari senyawa-senyawa Hidrokarbon yang terkandung
di dalamnya.

(1) Gas ; hidrogen, C, dan C2


(2) LPG C3:dane4
suhupF

100 200 300 400 500 600 .700 800 900 1000 1100
'%:'. _j ;!_ . . . i i t _! i i ! I ; L.—••I.- . if i i iii i . -V'i< •' ;i • [i t
°API

GambaL1.2 : KURVA ISO PROPERTIES DARI FAKTOR 'K"


(3) Bahan bakar irotor dan Pesavat terbang
(4) Pelarut dan Bensin spesial
(5) Bahan bakar pesavat jet
(6) Minyak tanah
(7) Solar
(8) Fuel oil Domestik
(9) Minyak lumas ringan (Spindles oils)
(10) Minyak lumas berat (Bright stock)
(11) Minyak sxlinder (cylinder oils)
(12) Parafine dan lilin
(13) HFO (Heavy Fuel oil)
(14) Produk Asphalt
(14) Produk Coke

a
"«jJZ*2"."J&?^ Z"rin'•%*:7?£~™iyif?-'*zl£%£-'?, ^^if--;^^>!??SW^*^5^>^^i.v;^ ^•SS^S-KS**1--!""-'*" *S''-«^*"
• • •^^•^^^^SS^^^^^W^^^^^^^^^'^^^'K-'^^^t'- •TgSS*:*?
3. ANALISA MINYAK BUMI

2.1 Pengukuran dan Percobaan Normalisasi

Di dalam operasi setiap kilang minyak, beberapa test terhadap pro-


duk-produk dilakukan yang ditujukan untuk:

(1) Mengetahui dengan segera apakah kondisi operasi berjalan


baik

(2) Kontrol terhadap kwalitas produk yang dihasilkan.

Test dilakukan di laboratorium kontrol atau langsung di lapangan


dengan peralatan dan metoda yang sudah dinormalisir sehingga hasil
test dapat dibandingkan dan dapat bersifat reproduktif. Tata kerja
dari metoda yang digunakan umumnya sangat praktis dan tidak membu-
tuhkan ketrampilan atau spesialisasi yang tajam dalam pelaksanaan-
nya. Walaupun begitu hasil test tersebut dapat memberikan karakte
ristik tertentu dari suatu produk dengan ketelitian yang cukup
baik..

Dengan perkembangan bidang elektronika saat ini telah dapat dicip-


takan alat-alat untuk melakukan test tersebut dengan ketelitian
dan kecepatan yang sangat tinggi. Pada beberapa kilang modern di
gunakan robot pengontrol yang sanggup bekerja secara otamatis
untuk mengawasi operasi kilang dan mengontrol kwalitas produk yang
dihasilkan. Pada uraian selanjutnya akan diberikan beberapa test
dan pengukuran yang penting.

2.1.1 Berat Jenis (BD)

Pengukuran BD dilakukan menurut aturan ASTM (NF.T 60-101) untuk-


produk yang umum dan NFT 66-007 untuk produk asphalt. Di sanping
20
pengertian BD dengan sirnbul d^ ,
20 _ berat dari suatu volume produk pada 20°C
d4 ~ berat air dari volume yang sama pada 4°C

V~*S.£;*F^^i^'""v^'«^^
dikenal juga pengertian "Specific Gravity" yang diukur pada suhu
60°F dengan. siiribol Sp.gr: 60/60. Bidang penrdnyakan "American „
*.."•' •"'•';'••/'•
Petroleum Institute", menggunakan derajat API (°API) yang didefi-

'-££'•
nisikan sebagai fungsi Sp.gr 60/60 sebagai berikut: \

141,5'
°API = - 131,5
Sp.gr 60/60

Beberapa pengertian:lain yang berhubungan. dengan BD ini adalah:


140
(1) °Baume - -130
BD

,20
(2) d'
4
= dj- + k(t-20)
Formula (2) umumnya digunakan dalam perdagangan di negara-negara
di mana suhu udara rrempunyai fluktuasi yang besar. Faktor k diten-
tukah menurut Tabel di bawah ini: ,•'••••'

d^° 0,60-0,70 0,70-0,76 0,76-0,80 0,80-0,85 0,85-0,88 0,88-0,90


k 0,0009 0,00085 0,0008 0,00075 0,00065 0,00062

2.1.2 Reid Vapor Pressure

Pengukuran RVP. dari suatu fraksi minyak (ringan) dilakukan berda-


sarkan ASTM D 323 (NF.M 07-007) untuk, bensin dan D 12.67 untuk LPG*
Seperti telah; disebutkan di atas, pengukuran RVP juga tidak begitu
sempurnasehingga diperlukan suatu koreksi. untuk mendapatkan tekan
an uap riil. Koreksi tersebut dapat dilakukan. dengan korelasi yang.
diberikan pada Gambar 2.1.

Besaran tekanan uap, merupakan indikator dari jumlah fraksi ri


ngan yang terkandung dalam suatu fraksi minyak dan ikut menentukan
keselamatan dalam transportasi,-, kehilangan dalam tanki: penimbun dan
Tekanan uap reel

Suhu
PS IA kg/cm2
•C °F
0,7 •*-• 0,05
180
0.8 -
•#• 80-"*
0.9 •-
170 IP.:

- *
t-160
70 r o.i
1,5 -..

'•4- 150
2,0
•If
60 -+- WO
r-0.15

Slope ;.*'.
-020
130
3,0 -i

:-0,25
50 -
r 120
4,0 -:
-0,30

110
fr.0.1- 035

40 1-040
i- loo 6,0 f '
-^0.45

90.
7.0^0,50
30- 8.0-
--0,60
9,0-
4-0,70
\0

20
1 70
^ J-0,80
12,--'
60 13 -
14 -- -1,0
RVP Pada 100 °F IS
10 r 50 IS,-:
-I.1 '..'.'"
17 - -1,2 '•
IS
-1,3
40 IS -
20 - i-V,4 •
-

-1,5
;-30 'f Siope Kurva ASTM
-•'

Ms'1; 'CI'l.
-: 20 10
-2,0
-10-
30-
;-10 -';:'-'. '

6arnbar2.,: Kordasi antara RW dan TO^v^. ^ —.


sifat-sifat volatilnya (Exercise 2.1). , '

2.1.3 Warna

Pengukuran warna dilakukan menurut aturan:


- ASTM D 156 , warna Saybplt untuk fraksi ringan - gasoil:
- ASTM D 155 r-warna Saybolt untuk minyak pelumas .
. -ASTM D 1500, warna ASTM untuk gasoil.

Di samping itu, juga dikenal ukuran,warna Union yang dxukur dengan


kalorimeter Union. Huhungan antara ukuran warna satusama lain di-
berikan pada: Tabel (2.1. ).

Pada produk ringan,. warna merupakan indikator pada kwalitas pemi-


sahan dan pada\"gemuk" merupakan-indikator kwalitas pemurnian.

2.1.4 Flash Point

Flash Point merupakan indikator suhu yang dapat dicapai oleh suatu
fraksi minvak sebelum terjadi letupan dengan kehadiran suatu nyala
api kecil. Suhu yang bertalian dengan Flash Point ini adalah Fire
Point yang terletak beberapa derajad di atas FP. Pengukuran.ini di-
tujukan pada produk-produk "non volatil"; yang ,dapat disamakan
dengan pengukuran RVP pada produk "volatil"'. ,,
Di samping indikator terhadap tiiigkat:pemanasan yang. aman,, suhu.
tersebut (FP) dapat digunakan dalam :pengaturan kondisi operasi dari
kolcm stripping pada suatu unit distilasi, Apabila FP terlalu ren-
dah, maka debit "Steam" pada "Bottom" harjs dinaikkan.

2.1.5 Viskositas.

Viskositas adalah suatu besaran fisika yang, iremberikan ukuran tahan-


an: dari suatu aliran fluida terhadap gesekan: yang, terjadi dengan
simboly^/ . Di sanping,-itu. dilcenai juga viskositas kinematik (V )
yang didefinisikan'sebagai berikut:
L^afl:fifig'ig™i*l«™an»wrcim
o
5 CO
CQ r-l

m
in
- I

m
m 00
o o rH
•a o
CM
en
o
o
O
O
O
o
o
o
O
O O o o o -* O o O O O o o o o o o o
rH
in o CN vr •«* VD r- en m CN r-- CO O CN in o VO m o
rH H CN CN CN en «3' in in CTl VO o VO
r
rH
CN o O o O o o o CN O
o O H r-H rH O CN H rH rH rH vo in VO CTl v3< o o o o o O
o
a CM r-H H rH r-H rH rH r-l rH O
f

rH O CN «& 'vO CTi


rH
rH m
en
o o
VO
VQ
i.O
i-t
in m O O o O in in
rH in CN O in o in in CN o CN
r-
*•
i 1
CN O CN o (Ti o-> CO in CN rH
CN H rH rH
r—i
o
rH
a
in in in in
p; eh rii rH cn cn ro en xtf Lf> AO
O • •
d^2
O in rH VO •n< CN co vo en CN ^ rH VO
m CN CN rH r-{ rH rH rH
B + + + • T + + + + + I I
m m
O O o in in m in O o m o o cn m cn
O o o CN CN CN in o CN m o VO |-» rH
•S o
CN
o
CN
cn
rH
vo o-> CO vo vo in -^< en cn . cn
in
c » rH rHrHCNCNCNCNCNCNCNCNCNCNCN
o
!^&^^M^fMKM*HEIi^^il^fe^^^«i^^^^^^Ma w^^^^^^^vw^^^
11

V - -Al

I
Diiiensidaripada ./t^adalah Poise, dan Vadalah Stoke. Viskositas
adalah satu faktor yang sangat penting dalam menyatakan karakteris
tik pemompaan dari suatu fluida. Di bidang perminyakan dikenai be
berapa derajad viskositas:

(1) Saybolt. Standard Fural


12) Engler Degree
(3) Redwood Standard. ', v .

Hubungan: dari derajad viskositas tersebut,diberikan pada Gambar 2.2

2.2 Kurva Distilasi Minvak Bumi

2.2.1 Kurva ASTM (Gambar 2.3 ).

Prosedure distilasi ASTM dilakukan berdasarkan aturan D86, untuk


produk ringan (s/d.kerosene), dan D216-D158: untuk produic berat (gas-
oil - fuel oil)'..'•

Dengan rrelakukan neraea volume dari fraksi distilasi (di) dan


residu (r) maka akan diperoleh hubungan di + r + 1 = 100%,
•• di, mana, •
1 = fraksi ringan yang tidak terembunkan.

Dari hasil pengamatan tersebut dibentuk kurva antara,prosentasi


distilasi (di) dan suhu Ti.. Prosentase 1 diletakkan pada awal se-
hingga absis di akan bergeser sebesar: 1%. Kurva tersebut disebut
Kurva. Distilasi ASTM. ''* ; ,

Kelemahan dari kurva ASTM ini adalah bahwa suhu; yang diamati pada
puncak kolcm tidak menunjukkah suhu dari aliran suatu uap,komponen
murni, walaupun begitu kurva ini dapat irenggambarkan distxibusi
:kcmposisi dari produk [dan dengan .irerperbandihglcan:: beberapa :ki±ya
ASTM akan dapat ditarik kesimpulan mengeriai distrxbusi, kcmponen-
12

• detik
20 30 40 60 80100 200 400 830 BOO 2000
1000

TOO
80 =9=
^^S!feB^^| ±r"
4-1
8000
T-'i-|"-''C'
f 60 3 OJOU
••/-T
o
=Sg^H ,+j_iJ]4^4000 :o
•I 40 _!_U
lKpVfj<6* ;i:i{jj^4| E
c ! II 'I I. c>
c

3 20
2000 w'
•J3'
o . •'• i#^^^§tefe=^ri: O^feSfen^
to
39t :">•
rt44<V> iOOt: 1000
n 10' -**£= =rf?wT
g 8 800
-r-t-rr--i — '—-ri-t * m=^m
t-444

9 6 1^-|| ••;•;',-< -iXg


ni ,,[. . in.—_./-#—,
^£sm
tf1 rf^lJC*^
4—ftf
S00
>
r 'ill 'ii.: /•/ ' • t44#s#4 J-Ui
th-tr 400
4 I'll .J i-
SKI + ,tt

l.-U
:i|-;!;.j|i]::
•rl j^-r—f—f ^- • » '. '•• f 1
iiiS 20p:-._
HT3* •rrTtofcti tint;
!H;
•"i'.^R3^' •4t-j-t--
s&f- !'-il'r'
~i-^^-i-ri <
IttH'
3U .1 ' 3Z£lI
l/l/VI
» a
li'ilH"ll
4-44-
I ' j_iiOJ 100
000 - 2000 4000 10.000 20,Cm -••:••'.
detik

Oarrixir 2.2 ;• KQRELA51 ANTARA VISKOSTAS VFURAL,REDWOOD'


13

vfl|*

p- final

pMnttial —4

Gambar 2.3 : Kurva Distilasi A.S IM.


.14

komponen yang terdapat dalam contoh.

2.2.2 Kurva.TBP (Gambar 2.4) \J


Prosedure distilasi TBP dilakukan dengan alat TBS "True Boiling
•?'
Still" yang mempunyai jumlah plate yang besaT (20-100 plate) di-
mana Operasi distilasi dilakukan dengan reflux tinggi (20-100).

Operasi dari "TBS" tersebut akan memberikan hasil yang mendekati


keadaan teoritis. Titik awal dari kurva TBP mempunyai korelasi
dengan titik didih senyawa yang paling ringan (volatil) dan titik
akhir; dengan titik didih senyawa paling berat. Pada distilasi mi
nyak bumi, kurva TBP akan berbentuk garis lengkung mendatar pada
permulaannya dan selanjutnya meningkat secara cepat sampai batas
tertentu akan mendatar kembali (MCg) dan kemudian secara koritinue
berbentuk garis lengkung menanjak (lihat Gambar 2.4 ).

Setiap titik dari kurva TBP meneerminkan secara teoritis satu se


nyawa EC murni dan dapat diketahui jika distilasi dihentil'can pada
suhu t°C, maka akan diperoleh dalam distilat semua senyawa dengan
titik didih t°C.

Kurva-TBP reel umumnya berbeda sedikit dengan kurva teoritis yang


disebabkan oleh: .'

-.'"'(1) Kolcm distilasi yang digunakan tidak 'terdiri dari jumlah


plate yang tak terhingga ataupun bekerja'dengan reflux
yang terbatas.

(2) Adanya senyawa-senyawa dalam minyak bumi/fraksinya yang.


dapat membentuk senyawa azeotropis.

,2.2.3 Kurva Vaporisasi, FV: (Gambar 2 .5)

Kurva FV diperoleh dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan


mendidihkah dalam suatu labu tanpa kolcm sejumlah minyak bumi/frak-
si di mana uap yang keluar dari sistim didinginkan danditampung.
15

t * 26%

fiQ°
' 22°/o J
r cg

187o
Jo rrzr
27 _ — — — u «l bl irtB*

7icT
- Kurva TBP Teoritis

0
14°/6J -Kurva riil

9°/oiir.,. % distilat
•10
IV/J
0

Gambar 2.4 -KURVA DISTILASI TBP

:"*»s#53(.4A1i.-T3Jj'K'IC5'^!S57i53i;--ll""->^--' '!•*
16

Gambar 2.5 : KURVA DISTILASI VPS dan FC


17

Suhu(top) pertama dari uap tersebut diamati dan merupakan fungsi


dari persentase distilat yang ditampung. Titik'awal dari kurva va-
porisasi ini adalah suhu embun dari campuran dan titik akhir men-
cerminkan titik didih (tn) dari senyawa n yang paling berat-

•2.2.-4 Perbandincran Kurva-kurva Distilasi y/-


Pada. Gambar (2.6 ) diperlihatkan beberapa tipe kurva distilasi ,
yaitu FV, ASTM dan TBP. Kurva fV mempunyarkarakteristik yang unik
karena suhu fasa cair sama dengan suhu fasa uap. Kurva ASTM terdiri
dari kurva fasa cair dan fasa.uap yang kedudukannya hampir paralel
dan berdekatan., Pada kurva TBP, terdapat perbedaan yang cukup besar
antara kurva fasa cair .dan kurva fasa uap ( t°"> 150°C).

Apabila ditinjau'slope dari masing-masing kurva, maka slope rata-


rata akan memberxkan gambaran atas selektivitas pemisahan:. Pada
kurva TBP selektivitas mencapai maxxmun dan pada FVselektivitas
terendah. Kurva-kurva distilasi yang diperoleh dengan cara/metoda
lain akan selalu terletak diantara kurva FV dan TBP tersebut.

Kurva ASTM adalah kurva yang paling mudah diperoleh, tetapi hanya .
dapat memberikan spesifikasi produk. KuTvaTBP dapat memberikan
,gambaran yang kcmpiit mengenai produk yang dianalisa tetapi untuk
' memperolehnya diperlukan waktu yang panjang.

Kurva flash (FC) adalah kurva yang paling suixt diperoleh; operasi-
nya memerlukan_ waktu yang panj ang dan membutuhkan jumlah produk
yang besar-. Kelemahan lain adalah adanya perbedaan nyata dari hasil
yang diperoleh dengan peralatan; yang berbeda. .

Antara ketiga kurva distilasi tersebut (FC, AS1M dan TBP) terdapat
korelasi-korelasi yang memungkinlcan membentuk suatu kurva- dari kur
va yang lain.
16

kraking.

Gambar 2.6 'PERBANDINGAN KURVA-KURVA DSTILAS

- •*M5S!5Si(MCvrift uSblSv."
!5?££^<AJST |->>|-^>;TJSpii^1li;?T.^j3^f;J|WS!Ji
19

2.3 Transformasi Kurva-kurva Distilasi

2.3.1 Transformasi "Kurva TBP/ASTM ke Kurva FC

2.3.1.1 Metoda Maxwell

Maxwell memberikan "satu metoda transformasi dari kurva ASTM/TBP, ke


kurva FC. Metoda ini merupakan sxntesa dari metoda-metoda Edmister
Si Pollock, Packie dan Pircmov & Beiswenger. 4 4

Transformasi tersebut terdiri dari beberapa tahap yaitu:

(1) Menentukan garis basis dari kurva ASTM (atau TBP) yang
dibentuk berdasarkan titik 10% dan 70%- untuk menghitung
:• slope dari garis tersebut dan titik 50% :"
(2) Membuat garis basis dari kurva FC dengan rrenentukan suhu
pada titik 10%, 50% dan, 70%

(3) Berdasarkan kedua garis basis tersebut, ditentukan- FC.


•'•••••' t'FC t' FC
dengan menggunakan korelasx antara • 4-irppp atau
t' AS1T4

dengan % vaporisasi (Exercise 2.2),

2.3.1.2 Metoda Edmister

W.C.. Edmister dan K.K. Okamoto mampelajari secara mendetail,korela-


si^-korelasi antara kurva; ASTM/TBP - FC dengan menganalisa kurva.
tersebut atas beberapa bagian 0-10%,'-,.10-30%'; dan 30-5,0%, dan seterus-
nya dan menghasilkan kurva yang lebih tepat.

Korelasi-korelasi tersebut diberikan dalam bentuk kurva-kurva se-


perti terlihat pada Gambar sebagai berikut: ;/,

•' (1) Korelasi PC - ASTM , Gambar (1) Exs 2.3


(2) Korelasi FC - TBP , Gambar (2) Exs 2.3 4
•': (3) Korelasi ASTM -TBP , Gambar (3) Exs 2.3
(Exercise 2.3). .•'/•,•
20

2.3.2 Transformasi Kurva FC dengan Tekanan ,. -

Kurva TBP/ASTM yang diperoleh dari evaluasi laboratorium adalah


kurva pada tekanan 1" atm. Onumnya kolcm distilasi di kilang bekerja
pada tekanan lebih tinggi atau rendah. untxik mehgetahui kurva dis
tilasi pada tekanan tersebut dapat digunakan 2 metoda yaitu metoda
Pirrcmov dan metodiTMaxwell.

2.3.2.1 Metoda Pirrcmov

Pirromov dan Beiswenger membuat beberapa statement sebagai berikut:

(1) Absis dari titik potong antara kurva TBP/ASTM dengan kurva
' FC terletak pada lokasi yang relatif sama walaupun pada
tekanan "berbeda.

(2) Apabila tekanan operasi berada cukup jauh dari titik kri-
tis, kurva FC pada beberapa tekanan yang berbeda alcan para
lei dengan kurva FC pada 1 atm.

Tahap^tahap penyelesaian dari metoda ini adalah sebagai berikut:

.(1) Menentukan titik potong kurva TBP/ASTM: dengan kurva FC,


misalnya pada (X%, Tx°C)

(2) Menentukan suhu T^.°C pada tekanan P' dengan menggunakan


chart log:P= f (T) . Dalam hal ini suhu.T °C dianggap ada--
c lah titik didih dari suatu senyawa EC murni. :

i (3) Melalui titik (X%,,T'°C) dibuat.kurva FC' yang sejajar


dengan kurva FC.semula (Exercise. 2.4).

2.3.2.2 Metoda •Maitwell

Maxwell mengusulkan suatu metoda yang memberikan hasil lebih cocok


dengan kenyataan. Tahap-tahap penyelesaiannya adalah sebagai; beri
kut: ••'. •'.''• •_ ;•. . . "'- -'.':.'

;-;44^^®v^?S^S^
21

(1) Dari titik 40% pada garis pembanding FC, diperoleh suhu
T40°C dan suhu ini dianggap sebagai titik didih suatu se-
.. nyawa EC murni sehingga dapat dibentuk garis tekanan,uap- '
nya pada 1 atm (log P'•= f (T)) garis tersebut diteruskan
ke atas titik kritis Tc di mana dapat ditentukan titik fo-
kus F yang berada + 83°C di atas titik kritis Tc.

(2) Dari titik fokus F, ditarik garis lurus memencar yang me- .
motong absis dan kurva PC (1 atm) pada: titik-X4==. 0,10, 20,
....... 80% vaporisasi.

(3) Pada .or inat P'atm, ditarik garis horizontal dan akan me-
motong garis-garis memancar tadi pada titik X'4= 0,10,20,
........... 80% vaporisasi.

(4) ^urva'FC pada P'atm akan diperoleh dengan menghubungkan:


titik X' pada koordinat baru, T' - f (% vaporisasi).

Bentuk dari kurva PC (P'atm) yang diperoleh dari metoda ini lebih
mendatar dibandingkan dengan hasil dari metoda Pirrdmov (Exercise
2.5)v;'-'-

2.3.3 Sifat Additive dari Kurva TBP

Apabila diketahui kurva TBP dari 2 fraksi CI dan C2 maka akan dapat
dibuat kurva^ TBP .dari campuran.Cl dan C2 tersebut pada kcmposisi ,
/^jp,' tertentu.' . '.••/'
iv Dari campuran antara A liter CI dan B liter C2 pada suhu t-° (ter-
tentu), akan diperoleh fraksi A (a. )C1 % vol dan B: (b.)C2 % vol
sehingga total fraksi yang'diperoleh pada t-°G: adalah:

a ( ai )C1 + B (^ )C2 % volume

atau dengan perkataan lain, persentase distilate pada suhu t.c


adalah sebagai berikut:. :..:.:..
.22

(Aa^ +•' Bb± )


100 x
A + B •

Dengan persamaan tersebut, dapat ditentukan seluruh titik-titik


kurva TBP dari campuran di mana titik awal adalah sama dengan titik
awal terendah dan titik akhir sama dengan titik akhir tertinggi da
ri salah satu fraksi dalam campuran.' ;-.'...-.

Kebalikan dari metoda ini adalah dapatnya dipisahkan kurva TBP dari
satu campuran fraksi atas kurva TBP' fraksi-fraksi yang membentuknya.

2.3.4 Kurva TBP/ASTM dari Dua Fasa Berkesexmbangan

2.3.4.1;. Kurva-TBP '


S.N. Cbryadchikov memberikan suatu cara estimasi kurva TBP fasa
cair dan fasa uap dari suatu dampufan konpleks yang berada dalam
kesexmbangan. Korelasi yang diberikan dalam estimasi tersebut dida-
sarkan kepada sifat aditif dari kurva TBP. ,

Apabila suatu 'campuran kcmpleks A dipisahkan dengan. vaporisasi men-


jadi fasa uap V dan fasa cair L (berkeseimbangan) maka pada tiap
suhu t. dari kurva TBP merupakan perjumlahan dari: (Xi)L + (Xi)V.
Dalam aplik'asinya Obryadchikov menggunakan faktor proporsiOnal •
antara v dengan V dan 1-dengan L sebagai berikut:

V = VY 1 = IX di mana

X
Y =
1 + (vt - 1)X

•=4 = merupakan fungsi dari slope; seperti pada Gambar Exs 2.6
(Exercise 2.6).
24

3^JKRITERIA PEMISAHAN PARI FRAKSIQNASI MINYAK BUMI


-3'1 Degree of Separation - Degree of Difficulty of Separation
Kedua term ini digunakan oleh Watkins untuk menyatakan kriteria pe
misahan dari suatu proses distilasi (fraksionasi)v; Definisi dari
term tersebut adalah sebagai berikut:

(1). Degree of Separation (PS)

Adalah kriteria yang dapat menyatakan kwalitas.'produk, (kemurnian ''


produk), Makin tinggi PS maka makin.besar pula jumlah fraksi berat
dalam "Bottom" atau dengan perkataan lain, kemurnian produk makin .
tinggi.

(2) Degree of Difficulty of Separation (DPS)


Papat dinyatakan sebagai.kesukaranrelatif'relatif• yang terkandung^^:\
di dalam pemisahan suatu campuran tanpa memperhatikan .kemurnian; pro
duk yang dapat dicapai: oleh spesifikasi proses:yang digunakan.;
Secara sederhana,. term ini dapat 'ed^3^\s^x^^benbai^^-te^^
dengan^tem "Relative VolatiUty^-M dalam eairpuran.-
Ketua term di atas PS dan DPS dapat dijelaskan dalam: keterangan di-;:.
bawah ini:

(1). Untuk suatu sistim tertentu, ;jumlah tray yang dibutuhkan . '•
akan meningkat dengan; jelas jika kemurnian produk yang ,di-
minta makin tinggi sedangkan reflux yang dibutuhkan akan :
•^eni^
tingkat kemurnian produk yang relatif. tinggi.

(2). Untuk suatu pemisahan tertentu, jumlah tray dan reflux


yang dibutuhkan-.akan meningkat apabila relative volatility
•.- berku^ang atau dapat dxkatakan pemisahan akan, bertambah
'••'•..sulit. •'•.••
23

2.3.4.2 Kurva ASTM

W.C. Edmister memberikan suatu cara untuk menentukan kurva ASTM


dari dua fasa yang berada dalam keseimbangan dan satu cara untuk
menentukan B.P. dari kedua fasa tersebut sebagai fungsi dari % va
porisasi. Kedua cara tersebut menggunakan korelasi statistik yang
diberikan pada Gambar di Exs -2.7
,(Exercise 2.7).

re Cf }
t*-C> w£*^*

_ i :W/±<&^- -^•'.'^(jctu^

' 1 , isU-
—c v

. . / - - ...

'F-

(jhhv:.^:C^XAfc*))v"
o

I -- V V

•-:,kj:; h% 'V
24

•f^/KRITERIA PEMISAHAN PARI FRAKSIONASI MINYAK BUMI


•3*1 Degree of Separation - Pegree of Pifflaxity of Separation
Kedua term ini digunakan oleh Watkins untuk menyatakan kriteria pe- '
misahan dari suatu proses distilasi (fraksionasi). Pefinisi dari
term tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Pegree of Separation (PS)

Adalah kriteria yang dapat (kemurnian


produk). Makin tinggi PS maka makin besar pula jumlah fraksi berat .
dalam "Bottom" atau dengan perkataan lain, kemurnian produk. makin
-tinggi.

(2) :Pegree of•Difficulty' of Separation (DPS)

Dapat dinyatakan sebagai kesukaran relatif' relatif -. yang terkandung


di dalam pemisahan suatu campuran tanpa memrerhatikan .kemurnian pro
duk yang dapat dicapax oleh spesifikasi prosesyang digunakan.
Secara sederhana,. term ini dapat dianggap sebagai berbanding:terbalik
dengan term "RelativeVolatility" antara 2 kemponen dalam campuran. .
Ketua tem di atas PS dan DDP dapat dijelaskan dalam keterangan di-
bawah ini: „'-.'•."..

(1).Untuk suatu sistim tertentu, jumlah tray yang dibutuhkan


akan meningkat dengan jeias .jika kemurnian produk yang di-
minta makin tinggi sedangkan reflux yang dibutuhkan akan,
... irenxngkat dalam jumlah yang kecii>ap^iia;--taeiak'-diEk^ax.'
tingkat kemurnian produk yang relatif tinggi.

(2). Untuk suatu pemisahan tertentu, jumlah tray dan reflux:


-^l^f^j; ^^JffiSS^*^11 ,me^gkat-apabila relative:volatility:
berkurang atau dapat dikatakan:pemisahan akan bertambah
sulit...
25

Misalnya; pemisahan. campuran propan - n butan akan lebih


sulit dari pada pemisahan campuran propan - n pentane tetapi
akan lebih mudah dari pemisahan propan - propilen.

(3).Pisamping itu dapat juga dinyatakanbahwa:


, .Reflux menurunkan requirement, dari: proses.
.••'•.... Jumlah tray adalah berbanding langsung dengan DS dan
', ,; ;..•'• l>ps. , •./ . ..,,,••. ij. • ^j-.;..
•. Pada jumlah tray tertentu, reflux yang dibutuhkan
'•:.'. berbanding iansung dengan PPS dan sedikit dipenga-
ruhi oleh PS.

3.2 .Gap and Overkap fy

Fraksionasi dalam industri minyak bumi mempunyai kriteria tersendiri,


karena dalam aplikasinya, fraksionasi tersebut tidak menghasilkan
:produk yang dapat dixdentifikasi kemurniannya tetapi akan menghasil
kan produk dengan spesifikasi standard yang tidak mempunyai hubungan
jelas dengan kcmponen/senyawa HC yang terdapat di dalam produk ^ter
sebut. Spesifikasi standard tersebut dianalisa dengan metoda empiris
atau dengan data-data dasar empiris. Oleh karenanya kriteria pemisah
an yang dipakai di Industri ini juga bersifat empiris.
Beberapa kriteria yang biasa dipakai adalah:.
(1). ASTM Boiling Range

Menggambarkan secara umum'kcmposisi daripada fraksi dan4.


.; biasanya merupakan spesifikasi* :kunc'i' (Key Spesifications)
untuk; produk-produk Pistilate dari Itolcm.Distilasi^tmos-
;fir dan Kolcm Distilasi Vakum.

(2). G A P

Merupakan indikator atas DS antara 2 fraksi. Perhitungan:


:GAP dilakukan berdasarkan: perbedaan kurva. ASTM antara

*js§SS§;
26

titik 95% Fraksi ringan dan titik.5% Fraksi berat (Gambar 3.1)
dan Tabel 3.1 ).

GAP (5 - 95) = (t5)H (t95}L


H = Fraksi Berat

L = Fraksi Ringan

w'^c^Ccf} MP. u -
(3). OVERLAP ;

Merupakan indikator atas DPS antara 2 fraksi. Perhitungan :


OVERLAP ini dilakukan berdasarkan kurva ASTM dari kedua

fraksi yang dipisahkan dimana:akan terdapat daerah OVERLAP


yang: dihitung dari perbedaan (PF) _ dan. (PI) „ (Gambar 3.2 )

OVERLAP = (£F). (PI)


H

PF - Titik akhir

- ....'•.-PI - Titik awal

Dalam menentukan nilai GAP dan OVERLAP, Packie's memberikan suatu


metoda yang sekaligus dapat memberikan gambaran atas kwalitas pe-,
misahan dan jumlah plate yang diperlukan. Packie's membentuk.suatu
faktor F = nx R (dimana h = jumlah plate)
( :' R -reflux ratio) v4.
Yang merupakan fungsi dari OVERLAP atau GAP .(gambar 3.3 ). ;

'SSsBSBi'iSSSS
27

Tabel 3.1

Separation Criteria for Atmospheric Tower Product

Separation (5-95)GAP,°F

Light Naphtha to Heavy Naphtha . +-20 to + 30


Heavy Naphtha to Light Distillate •.+' 25 to + 50
Light Distillate to Heavy Disti- 4
llate 0 to •+ 10
Heavy Distillate to Atmospheric
Gasoil 0 to + 10
28

..... ~~> ;c •.-,-—

. — — ^>

Fraksi RINGAN Fraksi BERAT

OJ.
' '•,[. :, DSTILAS T.B.P'- '•'•'•-. 4..

"' Gcmbar 3.1. PENGERTIAN; GAP


2S

Whole Crude
TBP Crude

TBP Overlap =
(*100L* *oh)

Volume Percent Vaporized

Figure 3.2 '. Temperature relationships around the cut point


between fractions

/
«.Tjr.V"S*v*^;i?^Vvi^~*-^--^;'-!-:"'^=.^>Ci.r^i.i^?^
30'

<

UJ
r-

If)

UJ
o
i/v

CL
P

CC
<

<

tu
Q.

ocncop-vo in 'S •
^.ffi^^vD vn ~j f"1 CN< oogoo o o
ocroor-vo vn ~j
gc^.

>rm^^^^m^^&wm^^^^!^P^^^^^^^ww^j^^^^^w^^^^^^^^^^^^^^W^^^^^^^^!^^^
31

2
<
UJ
xr
cn

UJ
Q

CM

4
J§...

OOOOO O O O o OOVpr-io ui ~j en r-J


Ooicor-ip in -4 en cvi

^^^^^^M^i^^ffii^R^^^^^P
32

(Exercise 3.1)

3.3 Selektivitas Proses Pistilasi

Kriteria pemisahan "GAP" dan'OvER LAP" merupakan indikator ter-.


hadap selektrifitas pemisahan dan kwalitas produk yang diperoleh.
Pari kurva-kurva distilasi yang ada; ASTM, TBP, FC. dapat dilaku-
:kan.-suatu perbandingan mengenai selektivitas daripada teknik yang
digunakan untuk mendapatkan kurva distilasi, tersebut.

3-3.1 Proses Pistilasi Piskontinu

Ens teknik yang digunakan dalam distilasi diskdntinu adalah:

(1) Pistilasi TBP


(2) Pistilasi VPS.

Kedua teknik tersebut memisahkan suatu campuran (A) menjadi 2


fraksi, fraksi ringan dan fraksi berat yang kemudian dari tiap
fraksi tersebut ditentukan kurva distilasinya untuk diperbanding-
kan (Tabel 3.2 ,). '.'.•'•••'.'•".':•

-*• Fraksi Ringan B(40.'%'),


-(TBP)-

— Fraksi Berat C(60 %)

Fraksi Ringan P(40 %)


A -VPS-

-* Fraksi Berat E(60 •.:%')..


33

Pada gambar 3.5 terlxhat bahwa pemisahan dengan teknik TBP membe
rikan suatu GAP IP-FP 0 sedangkan pemisahan dengan metoda VPS mem
berikan suatu."OVERLAP" yang cukup besar. .
Penggunaan teknik lainnya akan memberikan hasil diantara; kedua tek-:
nik diatas, dengan pengertian selektivitas yang diperoleh berdasarkan
besaran "OVER LAP" dan"GAP".

3.3.2 Proses Pistilasi Kontinue

Palam proses kontinue ini, juga digunakan 2 teknik ••::


(1). Teknik Reflux Total :
(2). Teknik Flashing •'.

Pari proses distilasi tersebut diperoleh fraksi Distilate dan fraksi


Bottom yang kemudian ditentukan kurva-kurva Distilasinya untuk dxper
.bandingkan (tabel 3.3 ). _'

Fraksi Pistilat. F
Reflux

Total
Fraksi Bottom : G

Fraksi Distilat H
Flash
A

Fraksi Bottom J
34

label 3.2

Kurva Distilasi
Gb.
Teknik T B P F C VPS ASTM

A. B.C A.B.C 3.4


TBP
A B.C 3.5

A.B.C B.C B.C 3.6

A.B.C.D;,E A. P.E 3.7

VPS
A.B.C.D.E 3.8

P.E A.D.E P.E 3.9-

D.E 3.5

Tabel 3.3

Teknik Kurva Distilasi


Gb

TBP FC VPS ASTM

Reflux Total A.F.G F'.G 3.10

FG 3.11

Flash A.H.J H.J 3.12

HJ HJ HJ HJ 3.13

HJ 3.14;
simiatBMmsii^miiiim&msi^mmsUi aagigaafeiasaaiga saaasastMM»ik>t«tuiaia^

r&

40 7.
A T.B.P «-B.D

100 V. PS
•-C-E
60 7.

(407.)

GB.3.4 ' DISTILASI DISKONTINU TBP


PERBANDINGAN KURVA TBP-FC
GB.3.5 DISTILASI DISKONTINU TBP-VPS
PERBANDINGAN KURVA TBP-ASTM.

mmsmmmmw*imm>m!. s»iw«ffgaMwsi^^
(jfr^i^tfaiiM»aais«!affi^Ea{irv^'irTimiiwtw^
is^is^ieM&is^iM^s^&Siki

J 40 7. DISTILAT
103
407. DISTILAT

GB.3.6-. Distilasi Diskontinu TBp GB.37 DISTILASI DISKONTINU VPS


Perbandingan Kurva TBP-VPb rt PERBANDINGAN KURVA FC-VPS

mrnggmmmrmmmm
**e^a^,m*M™*slr«in1*,r***i~HK**»ea***™1^^ m*^,***M»*!*M**^*»«±^^imm*m*iC^ •aMttMMBiMiaMaaiiMMiajiijuiHj

GB.3.8 DISTILASI DISKONTINU VPS


GB.3,9 DISTILASI DISKONTINU VPS
PERBANDINGAN KURVA TBP
PERBANDINGAN KURVA FC-VPS-ASTM.

liliiil^awKSSjJifi^ mmmmmmmzmmtmmim wfmmmgmwiBsim


^•^JiaajiiaiCisatBSiasagaiaM. mff!W«ffiH<IIMff»ffflWfl«r»»t- MW^KMflli^^sWMMffltf^lM^n^^
.3jTfffMMiiaWwt»aB«ll>M^ «Mrt^»'fflyfi%h#-^te'i'iia^^

/-Ml

ta "'Total " | FLASH


A -

160 r

UQ^L

oo

! (60 7o)
/
/
-40 -distilat. 100
0
40"/. distilat

GB.3.11 : Distilasi Kontinu RefluK Total


GB.3.10 'DISTILASI KONTINU REFLUX TOTAL Perbandingan Kurva-ASTM
PERBANDINGAN KURVA TBP-FC

-S-mmmmmam 9H«*H5JHU*^«UH«^I1&«S# mtsmmmm/mtmmm&mjmm gWIWg«i»Mu^


Sii.irtMtMaig&aa^.iias^^ .J^mjj
5*jSS>a^MMsj^Mt^Mim^i^^diaimi^St^f^mti^^M
m^^^^^^e^^^ssH^issm^s^i

t f

U)
<J3

^tc^

40°/.

0 407c distilat 100

GB. 3.12 DISTILASI DISKONTINU FLASH,


PERBANDINGAN KURVA TBP- FC GB.3.13 .- Distilasi Kontinu Flash
Perbandingan Kurva TBP-FC-VPS-ASTM.
40

4. PROSES PISTILASI MINYAK BUMI

4.1 Aplikasi. Praktis Kesetimbangan Uap"- Cair

4.1.1 Kolom Flashing (gambar' 4.1)

Feed F pada kondisi T^ P^ dipisahkan dalam kolom Flashing imenjadi


2 .fasa :•'•''

(1). Fasa uap pada suhu T^ (T^)


Dew. D
(2) Fasa cair pada suiiu T^-,', (T)'
•'-•''. BUlle B
Kurva FCdari kedua fasa ini akan bertemu disatu titik 'T, yang me-,
rupakan•• FP dari fasa uap dan IP dari fasa cair .' (gambar). Pada gam
bar yang sama diperlihatkan juga diagram log P = f (T). 4

4.1.2- Top,Kolan dan Kolcm Reflux

4.1.2.1 Pistilat terdiri dari Fasa Cair (gambar 4.2 )

Palam operasi seperti ini, Reflux mempunyai komposisi yang sama de


ngan Pistilat, oleh karenanya suhu rada Top kolom (T„) adalah T
S. Dew .
'dari distilate pada tekanan P dan tidak tergantung kepada •jumlah'
Reflux. Sedangkan suhu dalam Kolom Reflux sama atau lebih. kecil
dari.T^-^ Distilate (Tg = T) pada tekanan Px,
Perbedaan tekanan antara lop Kolom dan Kolom Reflux (PQ •- P•);. adalah
"Pressure Drop" pada line dan dalam kondensor C).

4.1.2.2 Distilat terdiri dari Fasa Uap (gambar 4.3J

Distilate dikeluarkan dalam fasa uap pada suhu T^ dan Reflux di-
• •'•• '-'.Dew
Sirkulasikan dalam fasa cair. Suhu T,, (Top Kolcm) adalah T^ dari
;. S .."•••,_..,.; ,.....:..•.,, .'•.,:,•„. •';.;.-Dew
campuran Distilate + Riflux,:oleh karenanva
—.
suhu
.
ini,—•—,——f~\
,(T_)'dipenqa-
— * *->

ruhi oleh Reflux Ratio. Suhu T„ akan naik. apabila .Reflux ratio:ber-
tambah besar sedangkan suhu dalam Kolan Iteflux T, adalah T^ 4-
;..,.• ——:—: —:——-1 Bulxe
dari Reflux dan juga4PDew dari Distillate tidak dipengaruhi oleh
•Reflux Ratio.
41

R.ASH
VWVvV

leg

Gambar. A. 1 : Kolom Flashing dan Diagram log P = t• ( T)


42

baP

Gambar 4.2 = Distilat Fasa Cair.

log P ^

DBTILLAT

(?( !
i

V/ > J-
n

L=i5: T

s_^>
PSjov
rv. I H-
REFLUX
Ps

I Pi
I
I

Gambar 43 : Distilat Fasa Uap.


43

Keadaan seperti ini identik dengan keadaan di Reboiler dimana'Re-


sidu yang keluar mempunyai kcmposisi tertentu oleh karenanya. Suhu
..Reboiler adalah ?mlle dari Residu dan tidak tergantung kepada
"Rebelling Ratio". Seperti halnya suhu Top Kolcm, Suhu Bottcm di
pengaruhi "Reboiling Ratio" ; bertambah tinggi arabila ratio ber
tambah kecil.

4.1.2.3 Pistilat terdiri dari Fasa Uap dan Fasa Cair (gambar 4.4)
Reflux identik dengan Pistilat Cair (DT) dan berada dalam kese-
Xi

timbangan dengan Pistilat Uap (L^). Oleh karenanya suhu Kolcm Ref
lux (T-jj) tidak dipengaruhi "Reflux' Ratio" dan dalam kesetimbangan,
kcmposisi dari Py dan PL selalu tetap. Suhu TOP Kolom (Tj dipenga
ruhi oleh Reflux Ratio, bertambah tinggi apabila .Reflux bertambah*
besar.. . .

4.1.3 Kolcm dengan Sirkulasi Fasa Uap (gambar 4.5 )


• • (-

Uap yang disirkulasl identik dengan Pistilat Uap (D^) dan berada
dalam kesetimbangan dengan Distilat Cair '-(D-)'.- Suhu T, pada,'Kolom
Reflux tidak dipengaruhi oleh jumlah sirkulasi (recycling ratio)
tetapi sebaliknya Suhu TopKolom (Ts) dipengaruhi oleh sirkulasi
tersebut, dan akan turun apabila sirkulasinaik.

4.2 Sirkulasi Produk dalam Kolom Distilasi Minvak Bumi


» •••••*

4,2.1 Top Kolom

Sirkulasi Produk (Reflux) pada TOP Kolan, dapat dibedakan, atas


.3 tips : '•'• •

(1). Reflux Extern Dinqin (R )


"••.-•• ec
(2). Reflux Extern Panas (R ')
..•:•• sh
(3). Reflux Extern SirkuJar (R )
es
44

Dv+D[*Ref!uk.
S Dv

Gambar4.4 • DISTILAT FASA UAP DAN FASA CAIR

vO

loaP

Sirkulasi Rv

/ R
ri

^ ^ Pi.
Ps ts
<
/
/

' V L
Variasi

Gambar 4.5 : KOLOM DENGAN SIRKULASI FASA UAP

•s&zvz'xzzF&zzznr Ts^rrs--Gsr5aw:;.1:*
45

4.2.1.1 Reflux Extern Dingin (gambar 4-6)

Reflux yang dikembalikan ke dalam kolan mempunyai kcmposisi identik


dengan Bensxn yang. dikirim ke tanki penimbun. Suhu Kolan Reflux t
tidak dipengaruhi oleh Reflux ratio tetapi suhu Top Kolom t dipe
ngaruhi oleh Reflux dan merupakan T„ dari campuran Bensxn + Ref
lux +. Gas. '

Pari neraea panas akan diperoleh hubungan sebagai^berikut :

R
''' Qo
ec
HjTgJ-h^)

Q0 adalah panas yang harus dxkeluarkan oleh,kondensor C.

Plate I dari sxstan ini akan berfungsi sebagai HE mengingat T

.4.2.1.-2 Reflux Extern Panas (R,)-; (gambar 4.7 ) :

Kondensasi fasa,uap dari TOP Kolom berlangsung dalam 2 tahap; dan,


Reflux dilakukan dari kolom pertama pada suhu t^ . Pada kondisi
seperti ini, t4 adalah T_. dari campuran Bensxn + Gas (tanpa
reflux) sehingga t* hanya sedikit lebihrendah dari t .
Pari neraea panas diperoleh hubungan sebagai berikut :
Ql
Reh = (Rec Ref)
H(t')- h(V)

.R • lebih penting dari R , karena melxbatkan dua kondensor dan


dua kolom Reflux disamping itu memerlukan diameter yang lebih be
sar dari line TOP- Kolan. Keuntungan dari pada R adalah. berfung-
sinya plate I sebagai plate pemisahah- dibandingkan dengan fungsi
plate I,pada Ref sebagai media pertukaran panas.

4.2.1.3 Reflux Extern Sirkular (R ) (gambar 4.S


er • ^

Reflux Extern sirkular ditarik dikeluarkan pada suhu t dalami fasa


• •'"•• o
cair dari: plate, yang terletak .diba^ah "Top plate" didiriginkan.dan :
selanjutnya disirkulasikan kedalam kolcm diatas top plate pada.suhu
46

*• gas (g)

«~bensine(E)
P'

/ A / / '// /

Gambar 4.6 :.REFLUK EK5TERI0R DINGIN

^s,f.fl?p'?vi??3*!^irir> ^ r^^r-rT's^:^^' T7r~:ST^A"?r7 ^ ^ S ^ W ^ ^


47

-g.

lb
s

-*-t

log

/ /'
//// // /

r?
pc j-

Gambar 4.7 > REFLUK EKSTERIOR PANAS

^"E^PS-V^E?^:
48

/ -j*~Q

IB'

-e-E.

/-
T*o
•a Ro Rcir

t «
*s
%
I
\ Ro

kqP

/ /7 / f '

Gambar 4.8 =REFLUK EKSTERIOR SIRKULAR

*?^/rE=rara? ^rr:?!.- "^i-TE^irsVK-vw jraFw-JS^t^jS^/i-Tl


49

Suhu t" pada too, identik dengan suhu -t' (gambar) karena merupakan T^
-c-•••.••.••'•-• -' . .^ . • c • .•. .;.- Dew
dari campuranl^bensin + Gas) Dan selanjutnya diketahui bahwa rZ = t' - t.
Suhu Top Mil t" adalah T__ dari campuran gas + bensine + R' 4
•••..- s Dew • *. • o
Karena R irempxmyai kcmposisi yang sama dengan R' , maka reflux ini

tidak/dari top pada suhu t".

Neraea panas dari sistim ini; memberikan hubungan •


Q"
R o
ec

WtJ) -h (tc)

Reflux ini sangat penting, karena dapat mengurangi pressure drop pada
kondensor dan sering digunakan pada kolom vakum.

4.2.2 Sirkulasi intermediar sirkular .

Dengan adanya perbedaan karakteristik aliran (uap dan cair) antara Top
kolom dengan Bottom yang disebabkan adanya gradient suhu,: tekanan dan
kcmposisi maka perlu dilakukan perbaikan nnngenai distribusi aliran d^
sepanjang kolom tersebut. ' Faktor kunci dari distrxbusi ini adalah
gradient,suhu. Apabila eliminasi panas hanya dilakukan dxsatu tempat saja
(tq? kondensor) maka akan terdapat gradient suhu kcntinu yang menyebab-
kan terjadinya gradient debit y.-mg tajam. Oleh karenanya eliminasi panas
harus diatur dxbeberapa tempat dlsepanjang kolom. Seperti halnya reflux
extern sirkular maka eliminasi panas tersebut 'dapat dxlakukan dengan cara
Reflux intermediar sirkular yang diletakkan pada 'beberapa tempat diantara
side stream. Penggunaan Reflux internediar ini mempunyai keuntungan dan
kelemahan tertentu. \/ 4 :
Keuntungan dari sistem ini adalah :

•(1) Jumlah panas <dapat dikeluarkan/ pada; level yang tinggi dan dapat
digunakan sebagai media pemanas dan dengan: pemanasan awal feed
akan mengurangi bebandari dapur pemanas.; "

:(2) Eliminasi panas tersebut dapat.mengurc-.ngi. debit uap: dan debit


•...'";' cair sehingga kapasitas kolom dapat dihaiJ^'ah-'-atau. •dalam''peren-;
canaan suatu kolom untuk kcpasii^ .tertshtu a^
diameter kolan yang ..lebih kecil. •'" .-.'•.,-:...'4^:;,-. . ": "4

•.., j; '^EtW^Sfe;Kfe|#t''-'":
50

Kelemahan dari, sistim ini - adalah :

(1) Kwalitas pemis-ahan;'(fraksinasi)^ akan .turm'pada •zone dimana,


dipasang reflux tersebut. ":'•'.'.

(2) Plate dimana reflux tersebut dikenfcalikan ke dalam kolcm ,akan


berfungsi sebagai tertpat perpindahan panas dan bukannya sebagai
plate frakS'inasi.

Realisasi dari reflux ini dapat menggunakan 2 teknik :"

(1) Sirkulasi dengan gaya berat (gambar 4.9)

(2) Sirkulasi dengan pcmpa (gambar 4.10)

Teknik (2) lebih sering dipakai karena memungkinkan pengaturan debit


yang tepat dan "'juga dapat dicapai debit yang lebih besar dari: teknik (1):
Reflux sirkular hanya direncanakan untuk .eliminasi sebagian dari panas
yang terkansung dalam zone yang termaksud karena apabila keseluruhan
panas pada zone tersebut dieliminir maka pada,; plate dibawah reflux ter
sebut msnjadi kering _(reflux nol) sehingga tidak "ter.j"aidi."' pemisahan/ -
fraksionasi.,.

4.3 Kolcm Pre Flash

Apabila minyak bumi yang akan diolah mengandung dalam jumlah yang besar
,senyav/a-senyawa korosif, air atau gas, biasanya dilakukan "flashing"
pada kolom "flash" yang bekerja pada tekanen Vang relatif tinged :(3 -
•2 •'•'•'• • ••'•"' •'••'' • • •'•'• • :
5 Kg/Cm ) senium memasuki kolcm distilasi atmosfxr(D.A).
Pada Top Kolom Falsh ini akan dikeluarkan fraksi minyak bensin ringan
dan gas, air dan senyawa-senyawa korosif. Pada Bottom dikeluarkan
"Topped crude" yang dipamanaskan" sanpai suhu +• 340°C sebelum memasuki
kolom D.A.

Penggunaan kolom ini dxtujukan untuk :

(1) Pengolahan minyak bumi yang mengandung senyawa korosif roem-


butuhkan design kolom dengan material ahti korosif, sehingga
:>j.

(a) (b)

REFLUK SIRKULAR INTERMEDIAR


(a) Sistim gaya berat
(b) Sistim mekanis

GB.4.9 GB.4,10

-•&sm$F^li *r-'43$& i-i'^»^-"-^™^:*flT\"^x^


52

hanya kolom flash yang perlu di design seperti tersebut.


(2) Meringankan beban Dapur Pemanas, yang dapat disebabkan oleh
rendahnya "Koefisien perpindahan panas" kcmponen ringan
.dalam fasa uap.
,(3) Eliminasi air membuat operasi kolom D.A lebih. stabil.

Tetapi disamping itu, penggunaan kolom; flash menyebabkan suhu pada .


"Zone Ekspansi" kolom D^A akan lebihtinggi karena kecilnya fraksi
;ringan dalam feed. •. • ,
Dengan sistim seperti ini, kolom D.A.. akan' manproduksi;langsungpada""'
Top kolom produk Bensxn Berat.

4.4 Operasi Kolom Pistilasi Atmosfir dan Distilasi-Vakum'

Pada gambar(4.11) .diberikan satu skema unit Distilasi Atmosfir; (D.A)


dan Pistilasi Vakum dari. suatu tipe Kilang Minyak yang. terdiri dari
.3 kolan D„A dan 1 kolcm P.V. • :

4.4.1 Kolom Distilasi Atmosfir

Minyak Bumi dalam 2 line paralel dari tanki penimbun dipcmpa meialui
Heat Exchanger (E) pada side stream dan residu dari kolom D.A dan
P.V (E1 - E5 dan Eg - E13) sehingga mencapai suhu + ^OCCdan.mema-
suki Dapur Pemanas .'(F.jh Suhu keluar F^ £ 270°C dan keiiudiah.dima--:
sukkan ke dalam kolom pre distilasi T,/yang bekerja pada P = 4 kg/ '
:Cm2.: .'
Kolom T^ menghasilkan pada Top, semua fraksi rihgan,yang dapat di^
distilasi hingga suhu 1.00°C. Pada bagian bawah."keluar "Topped Crude"
merupakan feed pada Kolom Distilasi T„ yang bekerja pada +• 1,2 kg/
2 —'•'•••,-••-•
Cm .... Untuk mencukupi kebutuhan panas pada kedua kolom D.A tersebut;
dilakukan reboiling pada kolom T± melalui F? dan pemahasan Topped
crude pada F3, hingga suhu + 345 °C, : 4: ' '
Pada operasi tertentu, dari ^ ini dapat dihasilkan suatu fraksi..
pelarut (solvent) yang diambil dari Side Stream atas melalui kolcm
Stripping S^ Kolom 'T^inengguhakansatu reflux sirkulasi pada Top
dan satu Reflux" intermediate (pada s:.)
;'53:

-,[p—.

o
-TJ|'r*S9-Q9l OVA
ID
\m nais3tj

-ft* ISO

TvjA
-^ .4^.
rit e
/?>. ijj /ftu.
I
to
j,, i . &"
c4j r- -Tji.r-i^Tx'eri 7lviiiiSD <
I-
co •—;— '- Litr-®H>a-4 eiv niisia.
-^f-p-LjTBI ZlVTifiSiQ
~ZL.
-HH-3 'JVA'O'D
a
•^If-^ZSB^'flaisaa-'
0cJ3M' H-
I.

'Q
*f
co
o
3 iio.svo,.
?*.
2E

i m

o
UJ j'^4~.
o .<
CXI U3i _T_ —j

V u
CTl t—

co
vr (3: £:b UJ
D
'Hi'mv
iiii i, s
^
j^ U
o ->
xi
b
rvj R _j
i' rA
I ! en. o
••;c

Lo
<
'-Hcszel VHidVN CC
UJ
a.
o

•j£Zlt| ujsuag

«4~7751*bK
54

Kolom D.A ketiga T., adalah kolcm stabilisator untuk fraksi rxngan
4 2
yang keluar dari T.,. Kolom ini bekerja pada tekanan +.10,5 kg/Cm .
Feed dari kolcm T_ berasal dari kolom Reflux B., (Distilate T,) dan
setelah melalui pemanasan pada E14_16 memasuki T3 pada. suhu +110°C.
Pada Kolom Reflux B3(T3) dikeluarkan fraksi C3 - C4 dalam fasa cair
dan gas bakar C? - pada tekanan absulut 10/5 kg/Cm setelah di
lakukan kondensasi :di C,.
Pada Bottom, setelah reboiling akan dikeluarkan Bensin ringan stabi-
. 2 '• '••'"'•''
lisasi (Stabilized Gasoline) pada tekanan; 0,75,kg/Cm .

Kolom/ T-, menerima Topped Crude pada suhu + 345°C, Injeksi uap air
pada Bottom T,-, akan mengontrol spesifikasi dari gas oil yang di
hasilkan dan juga kandungan gas oil dalam Residu Atmosfirik (R.A).
Pada Top Kolom, fraksi Naphtha dikeluarkan setelah melalui pendingin-
an pada C2 dan Reflux pada B_.
Fraksi Kerosine dan Gas Oil dikeluarkan dariside Stream setelah
melalui kolom stripping S„ dan S . Kolom T2 mempunyai 2Reflux
intermediate dan Satu Reflux sirkulair pada Top. Pada Bottom dikeluar
kan Residu yang sebagian besar dikirim ke kolom D.V. Sebagian kecxl
dari residu dijadikan Heavy Fuel Oil.,

4.4.2 Kolom Distilasi Vakum

KOlom "D.V menerima R.A pada suhu.+_ 400°C setelah melalui: Dapur Pe
manas F.. Kolom ini bekerja pada tekanan,,+ 30 mm Hg dan menerima
injeksi uap air pada Bottom dalam jumlah besar yang berfungsi un
tuk merrpeTlancar vaporisasi.
Reflux sirkulair pada Top memungkinJcan adanya "gradient" suhu da
lam kolom sehingga dapat dikeluarkan produk "gas oil vakum".
Produk lainnya adalah distilat vakum•yang dapat dipisahkan menjadi
Distilat Vakum 1 - 4. Kolom S4_? adalah. kolom stripping pada dua ,
Side Stream Distilat Vakum-.dan dua Reflux. Sirkulair.
Pada Bottom: di produksi Residu Vakum (R.V) yang selanjutnya dapat
dikirim ke Asphalt Plant. "•••<.-
•SK

55

Pari skema tersebut dapat dilihat kcmplexitas dari rekuperasi panas


yang dapat menanaskan feed sampai suhu + 200°C. Adanya kolcm pre
Pistilasi T-^ menjadlkan unit tersebut sangat flexible untuk mengo-'
lahbermacam-macam tipe minyak mentah.
56

'..'•'•- 4 5. KOLOM DISTILASI ATMOSFIR.

5.1 Perhitungan Yield

Metoda umum untuk menentukan "Product Yield" dari distilasi minyak,bumi


adalah dengan .mengeyaluasi' kurva TBP dalam: presentase volume dan selan
jutnya dikonversikan menjadi product yield.
;Dalam perhitungan akan "diperlukan data-<3ata tambahan kntara lain .'.•:

- Berat jenis dari tiap-tiap fraksi/produk


- Berat Molekul

- Spesifikasi dari masing-masing produk (kurva ASTM)


- Analisa fraksi ringan .; *
Operasi distilasi di Kilang minyak pada umumnya merupakan "coupled"
antara,distilasi atmosfir dan distilasi vakum. ,Dan berdasarkan konsi
derasi ekonomi, kedua operasi tersebut ditujukan untuk mendapatkan se-
maximal mungkxn fraksi distilat atmosfir yang akan dapat manekan beban
kolom vakum. Tetapi kadang-kadang, operasi seperti. diatas •tidak..' tepat
karena dalam kasus tertentu akan menyebabkan beban kolom vakum terlalu
rendah sehingga perlu dilakukan perjjjjbangan operasi dari kedua kolom;
distilasi tersebut. 4 4

5.2 Beberapa tipe Proses Distilasi

Pada gambar ( .5.1), diperlxhatkan 3 type proses distilasi minyak bumi.

(1) Tipe U, hanya menggunakan "Top Tray Reflux" pada "over head
condensor" yang berfungsi untuk mengeixminirsejumlah•'•. panas
dari keseluruhan sistem.

(2) Tipe A, "Pump Around Reflux" menggunakan Reflux 'External^Sir


kular pada suhu rendah di salah satu/beberapa zone tertentu
yang berfungsi untuk, rrEngeliminir sejUiiilah panas .dari sistem
secara.parsial. ' '.- '.....

(3) Tipe R, "Pump Back Reflux" menggunakan beberapa Reflux riil


pada suhu rendah untuk mengelxminir sejumlah panas."'''
57

Qc •V5'
£. X ^5 £T- A £
D1-1 D2-1 03-1 Di-1
C/lUJ
<z
DI D2 D3 Di £J LUC

co-y Lb)' LD2 lD3 LD4 Lc


W D V D2 .* D3 DA D5
f'j9- . Type U (Top Tray Ref lux )

Qc V5
<£ x <£ <£ *5
D! Qpai D2-1 D3-1 0.PA2 Di-1

_».o
DI D2 D3 D4
Lucr

Ldi L02 LD3


u K?
±2_y L P4 . Lc

W DI •"•? D2 . |.D3 IDA D5


Fig. Type A (Pumparound Reflux)
Qc -V5
^5 >c
in:
••2
Dl.l D2-1

D1
D3.T

D2
D4-r

D3
3-1^
D4 ~i2
U.-NJ
ujft

Lo >«'Ld2 'Ld4 Lc
{^^\:tr0^-':h^i'[-L0-
Qcv "Tpi- Qc2 1 D2 QC3 f D3 Qca TDA D5
Fig. : Type R ( Pumpback Reflux )

FigureSl: Processing schemes for atmospheric distiliat ion of crude oil.


58

Ketiga tipe tersebut dapat dianggap memberikan,- "yield volume" yang


sama, perbedaan hanya terdapat dalam efisiensi. energi dan selektivi- .
tas pemisahan. • '•/
Tipe U, secara praktis sulit direalisir karena akan nelxbatkan'kenaikan
debit (uap .&• cair) dari plate ke plate makin tinggi makin besar sehing-
ga--harus digunakan kolcm dengan diameter besar dan juga kestabilan
• operasi kurang baik. Eliminasi panas yang terdapat hanya pada: "over -..
head" condencpr sangat sulit direalisir karena potensial panas' terdapat
pada level yang rendah. Kelemahan dari tipe U tersebut dapat diatasi
dengan sistem "Pump Around:Reflux",'.tipe. A. .•"•'/
Dengan cara: ini (tipe A) diperoleh dua keuntungan yaitu

'••; (1) Stabilisasi aliran uap dan cair


(2) Efisiensi ,energi (heat removal pada HE!
Hanya dalam'penggunaan "Pump Around Paflux" di butuhkan 3 plate untuk
perpindahan panas dalam zone tersebut.;
Tipe R merupakan proses yang paling ekonartis, dimana digunakan reflux
riel pada.suhu rendah. Sebagai media pendingin dari reflux ini,biasa-.
nya digunakan reflux riel pada suhu rendah. Sebagai. media pendingin
dari reflux:ini, biasanya digunakan "fresh feed" (minyak bumi) sehingga
meningkatkan efisiensi energi (seperti tipe A). Keuntungan. lain dari
tipe ini adalah, semua plate berfungsi -sebagai plate pemisahan (fraksi-
nasi) karena tidak diperlukan plate'-untuk. perpindahan panas dan aliran
uap dan cair sepanjang kolcm lebih homogen. (gambar 5.2 );

5.3. Perhitungan Neraea Massa dan Neraea Panas

Perhitungan: Neraea Massa dan Neraea Panas merupakan dasar perencanaan


dari suatu proses., Data-data dari perhitungan,,tersebut yang akan
digunakan dalam mendisain diameter/tinggi kolom atau reaktor, kapasitas;
pendingin/pemanas, kekuatan pempa dan -lain sebagaxnya.
Disamping untuk perencanaan, data-data neraea massa dan:panas akan ai-can
dibutuhkan untuk mengevaluasi "performance" dari suatu unit proses yang
sedang bercperasi.
Dalam proses, distilasi minyak bumi, dimana kcnpleksitas; campiiran. HC
yang diolah begitu tinggi maka sering kali perhitungan neraea massa
dan panas dilakukan ;dengan metoda "trial & erxor" berdasarkan data-data .
•.emoiris* ' '.•.-.
Figure 5.2: Vapor and liquid traffic for Types U, R and A atmospheric tower
''•-:'>|8r

^^^^^^^^^^^^^^s^^M^^^^^^ffli
60

(Exercise 5.1)

5.3.1 Persiapan Data-Data Perhitunaan Kolcm,

Data-data yang .diperlukan dalam perhitungan kolan distilasiniinyak bmd


; adalah .: 4 - ..: -N
(1) menentukan kurva evaluasi (TBP, BD, BM) "- ''"
(2) menentukan kurva FC pada tekanan l;atm. ; 4 4,,': -
(3) menentukan kurva FC pada tekanan zone ekspansi -
;(4) membuat,rneraca massa dari seluruh. ^ne terdasar-kan persentase
'produk-yang-diperoleh. dari TBP 4

>..'-••
5.3.2 Perhitungan Kolom

5.3.2.1 Zone Ekspansi (Gambar 5.3 )

Kcndisi pertama dari feed yang harus' ditentukan adalah fraksi uap VI ;•'
(% vap) pada. waktu masuk. ke kolom. Jumlah •total| fraksi uap: dalam zone
ekspansi minimum harus sama dengan total distilat.
Fraksi uap dalam zone ekspansi terdiri dari : •
-fraksi.uap inisial VI
• •-. - fraksi uap revaporisasi' (y^)'. yang ''^B&'-&pg&'&!^{&^^ .
steam pada bottom (Vf = 2 - 5%/feed)
Fungsi dari pada V£ adalah untuk ntenp-rbaiki selektifitas pemisahan . -
pada- zone ini. Pemisahan yang tidak selektif akan mamp^garuhi warna^
dari gas oil karena masih terdapat biitir^-butir senyawa berat didalsth-
nya. ,Untuk irmgMndarkan hal tersebut, dapat ditambahkan,beberapa ,'••'/:
plate dalam:zone ini.

Neraea Massa , pada' zone ini dapat ditulis•sebagai berikut :


' .^
•.'.: BR=BRI + ^E - Vf •
Untuk mengevaluasi neraea diatas, diperlukan estimasi atas- sirkulasi
aliran dan penentuan:kurva TBP dari^
61

p=^= i—sentase v
Pada "nnnya diusahakan f'
=ss:=r~"-=rssr?—-
p _D ^Pci (L^ dan pada pis^ ,,. Pressure drop"
0,2 ^0 psig
5 - 7 psi

n ~ juniah plate diatas ,t • ,


Pi~ Pressure drcp'pa^,.^ '^
' u'2 psi

%
62

2ONE E KSPA;r>M®;m 8 OTTOM

/?

-«jCC. - *iC' • ^utt • -• i -^

:#
Ot-ift.f: •/4j.
'Hz&

Vf Zone Ekspansi :,
Feed
(VI4BRI) BRI
Rze

I'l
» ta.K>
B-R

!(H20),

(H20)f Bottom

Residu
Atmosf irik

Zone Ekspansi S = VI +. V- - R
ZE

BR = BRI+ -R—- V.

Bottom

BRI :+. Rgg+.tEgO^ V (H20)f + BR

-'-•' i-'4 :• -

*«?t?*«iii.•,e.«:,•l:••'v*•''s•: ••'"",•-• '*&*•


Gambar ; Diagram Miran .31 ^ef%ca'nPanas'"

Pada Zone Ekspansi dan. Bottom


V

63

Dangan msngestimate B.D. dari VI >BRI, Vf dari R maka dapat disusun


.neraea massa dari zone ini. Berat jenis VI dan BRF diestimasi dari
gambar L. Sedangkan B.U. -fcL, "7 B.D. Gas oil dan B.D. V_ •.'. B.D.
At x
gas oil, (Exercise 5.2.)

5.3.2.2 Zone Bottom (Gambar 5.4)

Dangan ditetapkannya persentase V^,maka\jiinxlah steam yang harus di .


injeksikan dapat dxhitung.. Dapat dikatakan bahwa revaporisasi V, ter
jadi karena adanya kesetimbangan baru dengan perubahan tekanan parsil
HC dan suhu pada zone tersebut.,'

p = p + p
B HC ^0
PHC = ' ~~ • x PB N =, Jumlah mole
:/N(V +N^o :\.*b PZE
PHC. diperoleh berdasarkan estimasi suhu Bottom yang ditentukan dari
pergeseran kurva FC (BRI) menjadi kurva FC (BRI - Vf) pada zone akspansi.
Suhu; Bottom (Tg) ini yang nantinya dicheck kerabali berdasarkan neraea
panas pada -zone Bottom. Sebagai perkiraan pertama dapat diambil T^ ~
TZE ~ (1° " 15°G) .'.(E»srcise''5:«3.)-"

5.3.2.3 Zone Gas Oil (Gambar 5.5)

Zone ini terdiri.dari 2 area. Area kolom dan area stripper, Pada tahap
pertama dxhitung neraea massa dari area stripper yang irembutuhkan jumlah
steam yang: dibutuhkan dan % revaporisasi.

Neraea Massa Stripper :.-.''.'-'.;

• S3 + H20 =!-y3 + GO

Nelson memberikan. hubungan praktis antara jumlah steam yang dibutuhkan


dengan % revaporisasi dalam stripper seperti pada gambar (5.6)
Fraksi revaporisasi dari .'Stripper; iwLvdianggap adalah fraksi kerosine.
Dari asumsi yang diambil pada kolom sripper, dapat dxhitung suhu GO
yang keluar (Tm) .
64

ZONE 6 A S 01 L

(HjO)3
'3 1-3
''5:S3fR3 Kolom Stripping
r
•*W±r R3
-j-

(H2°h

_#_ Gas oil ( GO)


L,_._._.jT
GO
Feed V2E'CH20)f f
t4 ZE

Kolcm Stripping.

S3 +- (H20)3 = V3 + G0 '+l%2?)
2~'3

Kolom Utama

VZE + (H203f +V =S3 '•+ R3'.-W- +CH20)f


VZE = VI+Vf

'^ -.^ledfiriS3

Gambar ; Diagram Aliran dan Neraea Massa


Pada Zone Gasoil
65

10

HEAVY
DISTILLATES

KEROSENE

NAPHTHA

RESIDUA

5 10 15 . 20

LB. STRIPPING STEAM / BBL.60°F PRODUCT

Figure =5£/ STEAM STRIPPNG OF PETROLEUM FRACTIONS IN FOUR ACTUAL TRAYS

®^mwvmmmmmwmmmmmmmmmmMMmmmmmMmmmm
. 66

Untuk selanjutnya dxlakukan estimasi suhu T_ yang nantinya dicheck kem-


bali dengan neraea massa dan neraea panas dari area kolom. Suhu T
adalah T^^ dari S3 pada tekanan parsixl gas oil pada zone ini.

4- PZG=PZE- ^±^& V :. "./•'


N
P •'•• = GO
GO
N.
'GO + %
NC - fraksi yang tidak. mengembun dalam zone (total distilate dari side
stream kedua diatas zone tersebut)

TBuble dari S3 ^t^tukan berdasarkan kurva FC gas oil. pada tekanan


parsiil P^ (IP dari kurva FC)- (Exercise 5.4)

5.3.2.4 Zone' 'Kerosene - Bensxn Berat (Gambar 5.7 dan 5.8)

Metoda perhitungan sama dengan 5.3.2.4 (Exercise 5.5. dan 5.6)

5.3.2.5 Top Kolom (Gambar 5.9)

Perhitungan Top Kolom: dxlakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :


(1) Estimasi suhu Top Kolom (Tg) dan menetapkan suhu Kolom Reflux
• •T )
;• B ''
(2) Menghitung P^, dengan neraea massa dan panas area:dibav/ah plate
pertama...,

..,-'..• (3) Menghiturig Ref berdasarkan neraeapanas pada area top diatas
4 plate.:pertama.

(4)Menentukan kurva FC dari Bensxn Ringan pada tekanan parsixl


PBR P31^3- ^°P Kolom
N,
BR
PBR ^4- N
•R Gas
x P,
Top

?Top= po + Ap0+ Apc+A V-(Lihat 5-3*2-1 y


67

ZONE KEROSENE

Kolom Stripping

(H20)2

Kblon Strippxrg•
. S2+ (H20)2 = V2;-f Kero +\(w g)
Kolcm Utama
S3 + R3 •+ P^ :+ (H20)f+3 = S2 + F^ 4^+ (K2cnf^

.•.,="•. •'. •••:'.': :^,'/.V+^:.. -:/.;'


T2 =TBalle^±S2 X

Gambar ; Diagram Aliran dan Neraea Massa


Pada Zone Kerosene

*:V
68

ZONE BEN SINE BERAT

Kolom Stripping

Bensin
Berat

T2 L -..i-.-.

*•••' Kero

Kolom Stripping

Sl + ( H2° h" \ + ( «20 ), + B.fie^K;


Kolom., Utama

#2; t*2 +(H2°^f+3 +\ +(H2°)2)=.#1 +%} h^%0)f+3+2)


•'Li;= Si +Ri . ' '
^l^^lle^15!

Gambar : Diagram Aliran dan Neraea •Massa^


Pada Zone Bensin Berat.

X<?
6S

TOP KOLOM DAN KOLOM REFLUX

2S0.Ref
Gaz

Kolom Reflux

i
ISfRr* r
,_. 4._7L>l_! Bensi Rinc-an
I RT»(H26)f,3.2*rl

^H2°Jf.3.2>" r,*

Kolom Utama

Area dibawah plate ke 1

Sl +V (H20)f+3+2-^ +Rc^+ Vl =So +Rc +(H20)-^+.+l+£rPl


Ts = TDew dari Bensine Ringan
T^ = Suhu kolom Reflux (ditentukan )
Ref= Reflux Extern Dingin
Rc = Reflux Intern Panas

Gambar ; Diagram Aliran dan Neraea Massa


Pada Top Kolom dan Kolcm Reflux

•S^!£gd;^J%fr;:45»£?^^
70

(51 Mencheck IP dari kurva FC dengan T , , '..'"' •


Tg adalah T^ dari fraksi Bensin Ringan (Exercise 5.7)
5*3'2*6 Beban Kondensor dan Dapur Pemanas ^j,

Bebankcndensordu^tmgberdasax^ 4:,

VDebit air dxhitung berdasarkan persamaan


Qc ' .'• • '•
. Debit = -. L ___"•
- •''-Op'~'W. '
^^/^.^m^^n^i^ dengan,persamaan sebagai berikut:
I^'+^BRI = HF+ {Qf;xE£)
Ef-= efisiensi _70%
(Exercise 5,8)

5.3.2.7 -Neraea global unit distilasi. atmosfir /(Table.5.2) .4


.5.4 pistrxbusi Aliran dan Reflux Sirkular

Darx perhitungan neraea massa pada tiap-tiap zonelakan terlxhat bahwa^


dxstrxbusx aliran tidak.nerata sepanjang kolom.:}. Penggunaan reflux sir-::
kular akan dapat nBnperbaiki distrxbusi aliran tersebut. Deigan menge-
Ixmxnir panas sejumlah goal, maka akan terjadi perubahan debit uaP dan
efxsxensx plate dalam zone reflux tersebut .(Bab A.2) {Exercise 5.9)
5.5 Diameter Kolom '

Perhitungan diameter kolom umumnya berdasarkan: persamaan sebaoai. heri*n+- •


: ^"^^W (1)
W= Debit massa.dari fasa uap Kg/J/M2 .
.; °y = B.D. fasa uap
•' DL = B.D. fasa cair'
.:...- G=koefxsieh yang tergantung kepada jarak; antara plate dan .
tegangan permukaan fasa cair (Tabei 5.3)
71-

-telam ^^it^gan tersebut harus diperhitungkan juga debit optimum dari :'.
fasa uap dan fasa cair' agar tidak terjadi "entraneirent» dalam fasa uap/
fasa cair dan diperoleh kontak yang baik'a^
'"••.(!)_ Debit,, uap tinggi

Dalam kondisi ini^kontak antara kedua fasa akan baikrte


ada kemungkinan terbentuknya busa diatas lapisan.fasa cair dan
terbentuknya kabut diantara plate-plate. Disanping itu;ada ke-
mungkinan terdapat butir-butir uap dalam fasa cair.
(2); Debit uap rendah

Kontak antara. kedua fasa tidak baik, aliran uap yang menerobos::
lapisan fasa cair dalam butir-butir besar-sehingga luas permu- -
kaan untuk kontak kedua fasa tersebut kecil karenanya kesetim \y

bangan pada plate-.-sulit dicapai. '•' '.:.

Apabila Wy adalah debit uap ii^amum pada suatu zone dengan beban, terberat,
dimana _ '
":d
W
*V . (2)
D
C DV(DL-DV) .'. (3)

D =

D - diameter kolom

Perhitungan Ddalam persamaan (4) telah di^rmudah dengan. hanya: nengcfuna.


•kan nomograph seperti pada Gambar ( 5.10):.Metoda lain yang didasarkan
^epada;persamaan analog diusulkan oleh Nelson (Gambar 5.11) dan: Edmister
V (Gambar,5.12}
72

Tabel 5 •2

Masuk Keluar

(t/h) (cal/kg) (th/h) (t/h) (cal/kg).

"'~VI + BRI 100,80 22 345 Brut reduit ; 52,85 186

Steam 2,975 695 2 067 Gasoil, 16,07 .4 143':,

Kerosene 5,80 123 :. ;


BR 14,88 86

• BR" 10,40 •.-'-•: 15.'


Gaz 0,80 104 .

Eau 2,975 30

-TotcJ.-'-' 103,775 24 412 Total 103,775


aH

73

".'"/'TaMfe-i:-5'.3"-/-••";;•;..'

Tegangan ;PerHiukaan' Fraksi ;Minyak:Burai

v. *|trJ
:Fraksi Tegangan Peria^aanidyjie/Cm-:
If

Bensin: Bingan, Stabilisasi ,4,"-:;'''494 "•


Bensin (Topping) • ' -;::19;::;'......;
Distilate {Krakxng) ,''V;'.14-.:,:-
Sas-Gil ;Vakum . -'/'.:244.'::4V''4'':";'
n - Octane • 4 '

.'-,.»«t%,..

-JH:^:.::',,,:',.: .:S;fM. ,

*#^M?J#f* •' •"••


S8fte~$i ' "
'aft>-s*S*- •!•:
,ips%i«.'
j^a^$:fe*:,lfK
•^Blpsl;;'-*-
-..Jl;3ci:;\
«e*t*f:-'-.
Sffp*S:l:'-'.' :

SsPi;*:
\
75

6. KOLCM DISTIIASI VAKUM

Proses distilasi vakum dari residu atmosfirik ditujukan untuk;


(1) Pemisahan Distilat Vakum (Lube base stock) dan Gas Oil
Vakum (Feed pada proses kraking).

(2) Redistilasi produk-produk Lube setelah proses ekstraksi.


(3) Redistilasi~prcduk-produk spesxal (solvent).
Secara umum dapat dikatakan bahwa distilasi vakum (DV) ditujukan un
tuk fraksionasi/pemisahan carrpuran senyawa-senyawa berat yang mempu
nyai titik didih di atas kondisi kraking termis.
Skema dari unit Distilasi vakum ini diberxkan pada gambar ( 6.1 ).
Sistem vakum diperoleh dengan cara injeksi steam ke dalam steam in
jector dan pada top kolom digunakan satu reflux sirkulasi yang be-
kerja sebagai kondenser (pada 5 plate pertama dari top).
Reflux ini juga berfungsi sebagai penghalang dari steam dan mencegah
lolosnya fraksi ringan.pada top kolom, sehingga semua fraksi terse
but akan diperoleh pada distilat vakum no.l (Light Vacc. Distillate .<
No.l).

Waiaupun dalam operasi kolom distilasi atmosfir dilakukan stripping


yang baik, residu atmosfirik yang menjadi feed pada kolom distilasi
vakum selalu mengandung sedikit fraksi gas oil ringan yang tidak da
pat dikondensasikan oleh reflux sirkular pada top kolom vakum se
hingga harus diperhitungkan agar dapat diembunkan sebelun memasuki
i f•
sistem injector. Ifciumnya dipakai sisten kondensor dan pxlverisasi
cairai'i dxngin di mana dilakukan penyiraman aliran uap di dalam satu
kondensor barometrik dengan fraksi gas oil tersebut.

* 6.1 Sistem Vakum

Untuk mendapatkan siston vakum di unit DV, injeksi steam lebih di-
sukai dari pada pcmpa vakum mekanik.

"s-i
r&TJ^&v&srs&^T^sypr^ r^E^^? ^ ^ ^ £ ^ 3 3 ^ 3 ^ U"1S '^££ggr3).i&t,s-esrw* r\>''~.
76 .

To Jets

_ No. 1 Light
Vac. Dist.

,. No. 2 Light
Vac. Dist.

No. 1 Heavy
Vac. Dist.

No. 2 Heavy
*•
i
Vac. Dist.

*. Overflash
Feed Liquid

Vac. Bottom
( Pitch or Asphalt )
Figure6.1 : Lube type vacuum .tower with pumpback reflux heat removal

uK.*fe ^^^^WrW^^y^^^r^^-Y^^w 'X-~ £"-?!."j^if .«<...^jn^V s3S7j^?t3's'-,Ki1..wS •?1i, y-^-dSsn iv.-.-t-i&-\S'SSSSSiSfc,-»^633^«*«?a»(sVS43ft*> *i"t«*S' ^"i wHsi^-.i^SirF^ K
77

Injeksi steam ini terdiri dari satu venturi yang merubah kecepatan
menjadi tekanan.
Peralatan ini cukup kuat dan tidak memerlukan perawatan yang banyak
hanya kadang-kadang pengontrolan operasinya cukup sulit.
Sana dengan penggunaan ponpa mekanik (centrifugal), untuk memperoleh
kondisi vakum yang baik dan relative stabil, digunakan beberapa "stage"
injektor. Evolusi tekanan yang diperoleh adalah sbb.:
P
P.
"2 _ P. P. '_
£3 _ "4 '• n

Pl. P2 P3 ' ^
Beban kerja dari injektor ini tergantung dari pada jumlah uap/gas
yang diponpa oleh karenanya kondenser barometrik harus bekerja maximal
untuk kondensasi fraksi ringan yang terbawa oleh aliran gas (H»0, HC
dan C2-).
Pada gambar (6.2 )/ diperlihatkan skema dari suatu 'sistem vakum yang
terdiri dari 2 steam injector dan beberapa kondensor.
Dengan air pendingin 20°C maka diharapkan suhu uap mencapai 35°C ke
luar dari kondensor, sehingga sebagian besar fraksi HC yang terbawa
akan mengembun pada kondensor I,operasi selanjutnya mencapai 23-24 °C
pada BC I.

•6.2 Konsiderasi Ekonomi dalam Operasi Kolom Vakum

» f Dalam merencanakan suatu Kolom Vakum, kondisi pertama yang harus di-
perhatikan adalah tekanan operasi dari Kolom dari mana diharapkan
suhu pada zone ekspansi mencapai maximum (allovable).

Pengaruh dari pada tekanan operasi dan suhu tersebut adalah sbb.:

(1) Apabila tekanan parsil HC dalam zone ekspansi makin ren


dah, vaporisasi akan meningkat dengan pengertian total
distilat bertambah.

.. ..--»'"
MHT^WJiKi^^
78

^^ VZZi ZS; LJLJ


*t<arpop/ Condenser CB,
.A.-..-.• •.-•••
CB* CB3

LJ im

4-1 atm

r P

35?

=235
1 -?Pi

Gambar 6.2 v SKEMA SISTEM .VAKUM,

'^^^^>^^'7^W^^^*^i^i^gt?^S^Si^^>^^^i • -«^*T^^s?^^^5gvS^pj. ^»s^^^^;^-:s5.3i^^^sSi^ 3^Sa"'"^T«5^3-"*~i^.s^"X *^r.*"SST3THSasrKB(.sr. 3ff .»-•


79

(2) Apabila tekanan total dari sistem makin rendah, maka un


tuk persentase vaporisasi tertentu, jumlah steam yang
dibutuhkan berkurang.

(3) Apabila tekanan sistem meningkat maka junlah steam yang


diperlukan akan bertambah sehingga diameter kolom yang
diperlukan bertambah besar.

(4) Apabila tekanan sistem berkurang maka beban injektor


akan bertambah, sehingga steam yang diperlukan pada unit
vakum akan bertambah.

Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa optimisasi


tekanan operasi melxbatkan minxmisasi kebutuhan steam total. Dan
harus diperhatikan bahwa kebutuhan steam pada,zone ekspansi bukanlah
untuk revaporisasi dari feed tetapi adalah untuk menurunkan tekanan
parsil HC. Pada zone bottom kebutuhan steam tersebut adalah untuk
revapcrisasi/stripping residu. _ -

6.3 Perencanaan Kolom

•6.3.1 Persxaoan data-data

Tipe dari data yang diperlukan dalam perencanaan kolom vakum tidak
banyak berbeda dengan perencanaan kolom Distilasi atmosfir. Eanya
dalam mendapatkan data-data experimental mengenai kesetimbangan uap-
cair dalam tekanan vakum sangat sulit, karena belum begitu dikembang-
» kan sehingga data-data untuk zone ekspansi harus diturunkan dari da
ta-data yang ada.

Data-data mengenai sifat-sifat fisika dari feed kolom vakum ini


(Residu Atmospherik) biasanya diberikan dalam analisa lengkap "crude
oil" yang diperoleh dari analisa iaboratDrium begitu juga estimasi.
produk vakum yang dapat dip>eroleh.
Dari data-data tersebut dilakukan tahap-tahap evaluasi selanjutnya
sebagai berikut :

\__ _
80

(1) Menentukan kurva vaporisasi dari residu atmosfirik (BR)


pada tekanan 1 atm (metoda Packie's).

(2) Transformasi kurva vaporisasi pada tekanan 1 atm ke kurva


vaporisasi pada beberapa' tekanan vakum (s/d 5 mm Eg) dan
membuat diagram fasa pada daerah vakum tersebut (metoda
Edmister).

(3) Menentukan EM rata-rata dan Faktor Kuop dari ER (metoda


MaxwelD^/^/AJA/ .

6.3.2 Lube-Asphalt Operation

Dari. kurva TBP lengkap dari minyak mentah, dapat diestimasi neraea
massa global dari suatu kolom vakum yang berfungsi untuk menproduksi
lube base stock dan asphalt (gambar 5.3 ).
Spesifikasi yang diminta misalnya adalah sebagai berikut :
(1) Asphalt dengan spec 80 pen/77°F (nuilu^c- ytoJh. 77 6F)
(2) A heavy lube' cut (HL) dengan viskositas (mid volune)
700 SSU/100°F dan yield 6 % vol on cnxle.

(3) A hight lube lube cut (LL) dengan viskositas (raid-volume)


100 SSU/100°F dan yield 4 % vol on crude.

(4) Spec untuk produk distilat lainnya juga ditentukan.


Perhitungan Neraea Massa dari unit vakum ini dapat dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut :

(1) yield dari total distilat ditentukan berdasarkan kurva


_ yang menggambarkan sifat-sifat asphalt yang terkandung
(Penetration at 77°F & 32°F versus asphalt yield, gam
bar 6.4). Misal: 80 Pen/77°F memberikan titik 23,9 % ^ c^ce
asphalt yield. ieA.^^ C-'-u.a-t.cuJ- a^JIhn^, i/&q_ .BtsfiJleJ^ b~, t-trc&u^
(2) Dari gambar, dapat ditentukan "mid-volume" Heavy Lube =
71 % vol dan Sight lube = 57 % vol dan dari data di atas
dapat ditentukan interval HL = 71 + 3 % vol dan LL = 57,0
+ 2 % vol.

S^i^^^i^^tsr^r^Bc-S^^^S":*^*^^^?^^.; .--^-^•:-..v~v>". 3*-«.v**-!3^t>.*,..** *£5£s.^7&*«-.-.»T5^s*^^


81

- °F
1400

1200
VAC. 76.1
TOWER
DISTS.
74
1000
6S 7jL
ATMOS 52.5./. HL L 80 PEN
TOWER ,3 ^ ASPHALT
DISTS
. i- MVGO
800 o

a.
FAC
E u-*- TOWER
600 FEEP
a.
CD

400

200

0.
20 40 .60 80 100
VOLUME PERCENT OVER

Figure6.3: Whole crude TBP temperature-yield curve, lube-asphalt operation.

"^SKEK^TXV fi;-T335nrgr.?;--J^.-*ftl r^-Trss^j-Ji;.>;^5^^«^.!Kw,'r~»--" •


.. C-x

PENETRATION

>'
a?
>
:*:
—t
m

co

GO
to

8
c

•>-.'
UV
"TJ
X
>
83

(3) Dari kurva TBP lengkap (gambar 6.3) terlihat bahwa di


antara produk-produk Asphalt dan Lube, akan dapat diha
silkan 3 produk lainnya yaitu :

- A Light Vakum Gas oil (LVGO) dalam interval


52,5 - 55,0 % vol.

- A Medium V.G.O. dalam interval 59,0 - 68,0 % vol.


- A Heavy V.G.O. dalam interval 74,0 - 76,0 % vol.

Spesifikasi produk :

(4) Spesifikasi fraksionasi dari fraksi lube ditentukan de


ngan anggapan bahwa "TBP Cut Point" adalah "mid-point"
dari total TBP overlap antara 2 produk yang membatasi
(lihat gambar 3*.2).

(5) Dari distilasi TBP dari produk,•dibuat kurva distilasi


ASM dan FC pada 1 atm (FC diextrapolasi mencapai 20 %
di bavah estimasi).

(6) Diagram aliran dapat ditentukan dari perhitungan total


minyak bumi yang diolah dan estimasi dari Eerat Molekul
tiap fraksi.

6.3.3 Fuels-Pitch Operation



4-

Tahap-tahap yang harus dxlakukan untuk perhitungan Neraea Massa sama


seperti tab. 6.3.2. Dalam operasi ini direncanakan produksi secara
maximal produk distilat dan minimal residu vakum.
Estimasi dari produk yang dapat diperoleh diberikan pada gambar 6.6,
dimana diset dua kondisi

(1) Suhu antara "TBP Cut Point" dan residu vakum {+ 1100°F)
(2) Persentase Vol LVGO terhadap total distilat (+ 30 % vol)

V.

k,>'i,."fe^^. r-<v.,.*,,*MiT^^;.£ih,;i,;-i!-W;;? ,gs,-*^^. yj%?£&£*% K^S^T^vX^v.-W"?^ -."77T..q:.^i;;.J..^gn^g7S!y.,.^VT^T.^^'.avrjT^.^.T^^v^E' ~'."("^TT.^~ ?j,u^*-',.:^^£-H-'?^^:^r,,38?^^>^^^


. 4.:,:

84

•V-

TO JETS
--,/** •

-LIGHT VAC. DIST.

HEAVY: VAC. DIST.

OVERFLASH LIQUID

FEED

STEAM

fc VAC. BOTTOMS
(ASPHALT-PITCH)

.Figure 6.5 : FUELS TYPE VACUUM TOWER.


\.-t(y

ft':*-.
••^•pS-'U-;-
">'<• V:'t$ p '•

' TBP TEMPERATURE °F


o ''.§'.. S r p 8 ; 8:;^:>..:8:/ § 8 cs J 8•-,"&•
o

m
T-

-T.

•59-
o co
Ui

m
2.
>.
.10-
4tj
O

C~
•7v
86

^hap-tabap penyelesaian Neraea Mass^ **,


^SSa ***** operasi ini adalah :
(1) Tentukan total disHi-*+-« k -j
• yang
vam ditentukan
di<- *. , (81,2
^^ be^sarkan suhu "TBP Cut ft>int»
%vol)
(2) Tentukan persentase "over flash" «, ' *.
2 %vol). 4%, pada gambar diambil
(3) ^
Dari perhitnngari
«* (1) dan oi
(1) oan (2) ^tentukan
, , yield daxi LVG0 ^
Spesifikasi produk : ^Ka. V ^' *W 6^c^^u^/ &_£, aA&_
(4) Spesifikasi produk dinyataJcan dalTr ^ ^
(5) Diagram aliran ditentukan dari data-da*-
*» esti^si harga »^sing-J^^^^ ^
Tabel 6.1

Pressure Drop Values


As ^commended for Design Purposes
Section
Drop values,

Chimney trays
Fuel tower
6 to 8 irm Hg
JLube Tower
1 to 2 um Eg
.Fractionating Trays
2 to 5 nm Hg
Grid sections
•n
1 to 2 mm Hg
Demisters
1 mm Kg

-.*r.sil«.£B:£r.s-M ,^-^s}.
87

6.3.4 Perhitungan Neraea Panas dan Neraea Massa

Perhitungan Neraea Panas dapat dxlakukan seperti pada tahap-tahap per


hitungan Kblom Distilasi Atmosfir. Beberapa kordisi yang harus dite-
tapkan sebelumnya dalam perhitungan tersebut adalah :

(1) Suhu maximum pada zone ekspansi (775 - 800°F)


(2) Persentase "Over Flash"
(3) Persentase "Air Leakage"
(4) Tekanan pada Top Kolom

6.3.4.1 -
Zone Ekspansi
- - -

Tekanan pada zone Ekpspansi dxhitung dari titik basis tekanap Top
Kolom dan Pressure Drop yang terjadi (Tabel 5.1 ). .Jumlah plate an
tara dua side stream adalah 3-5 plate.

6.3.4.2 Bottom

Dengan diketahuxnya suhu pada Zone Ekspansi ( T„„ ) dan persentase


vaporisasi (% Vap) maka akan dapat dxhitung tekanan parsiel Hidro
karbon dalam zone Ekspansi.
Perbedaan antara tekanan total P__ dengan (pu„)_-adalah tekanan
parsil uap air dan udara yang diinjeksikan dari Bottom.
Jumlah steam yang diperlukan dengan mengabaikan stripping adalah :
S = [ (D/yHC) - Dj - A mole/jam
D = total produk distilat
• ii.

YKC ~ *PBC* Zf/PZE


A = Jumlah mole "Air Leakage"

Suhu dari Bottom tersebut untuk estimasi pertama dapat diambil +30°F
di bawah suhu zone ekspansi (T^^).
ZE

i.,»i.rtii?^E*s"i^»*:*«Sji^s?;.:w'-^i.^ Sf":s^^;£::*fi^:?.';;r7^.,f££Krf^s^K^E^£W^
88

6.3.4.3 Lube Type Towers

Lube operation dari suatu kolom vakum membutuhkan kolom stripping


-i dan reflux sirkular seperti terlihat pada gambar (6.7 ). Perencanaan
dan perhitungan neraea massa dan neraea panas dari kolom dilakukan
dengan tahap-tahap yang identik dengan perhitungan kolom distilasi
atmosfir dxirana harus ditentukan terlebxh dahulu spesifikasi dari
.-'*
/* produk yang akan diproduksi.

6.3.4.3.1 Kolom Stripping

Perhitungan jumlah steam yang dibutuhkan dapat dxhitung berdasarkan


• * kondisi yang ditetapkan yaitu :

(1) Jumlah steam per ton' produk


(2) Fraksi yang diuapkan adalah fraksi dari side stream pada 1
' zone lebih atas

(3) Spesifikasi produk- ditentukan berdadarkan kurva FC.

<4) Suhu pada koiom adalah T , dari produk.

Dari data-data di atas dan dengan diketahuinya kwalitas dari steam,


dapat dilakukan perhitungan neraea massa dan neraea panas. Untuk
estimasi dapat diambil t = 10 - 13°C dalam kolom stripping.

6.3.4.3.2 Top Kolom

» Suhu top kolom diestimate 30 - 40°C di atas suhu reflux minimum yang
* dapat dicapai. Kondisi reflux tersebut dibatasi oleh viskositas dan
.+• ksnampuan penaingxn.
umumnya suhu reflux tersebut dapat mencapai 70 - 100°C sehingga suhu
top dapat diestimate antara 100 - 140°C.
\ Dari topkolcm ini harus diperhitungkan jumlah hidrokarbon yang terba-
B wa dalam aliran uap di top.

V.,,

~&-$^$^^^J*Vva&&^~&^"^'.V-~&.&f^^>'^^^
'89

•*• To Jets

A""*—AAA—k-y.

Upper
x
Pumparound
_^ No. 1 Light
.».».
""" Vacv Dist

Middle
Pumparound £
.# Steam

V ^ No. 2 Light
Vac. Dist

Lower rX Steam
Pumparound X~J '^
No. 1 Heavy
Vac. Dist
2^

Stem
** a A 'A' .n. A, ^~

-(Py—\ No. 2 Heavy


"^ - Vac. Dist
Reduced Overfiash
Crude From Liquid
•v Furnace

Steam

*
\ . mVac. Bottoms
(Pitch or Asphalt )

Figure 6.7 : Lube type vacuum, tower with pumparound reflux heat removal

'"^"S^^SSSesfewsi^rw*^^ •\\^*l*i>£&.aiK'rv.-Z5X%*- •Zj^Zt,jA#.&u&i&n


^x

90

6.3.4.3.3 Profil Suhu

Profil suhu dapat diperoleh dari perhitungan suhu pada tiap-tiap zone
produk seperti perhitungan dalam kolom atmosfir. Tetapi dalam prak-
teknya perhitungan suhu dari kolom vakum lebih sulit karena data-data
kesetimbangan uapr-cair dan data-data tekanan uap yang diperlukan ti
dak banyak tersedia. Di sanping itu, pada kondisi vakum kesetimbangan
uap-eair sangat peka terhadap tekanan. Sering dilakukan estimasi;
30 - 50 %.dari tekanan total adalah tekanan parsil hidrokarbon dan su
hu reflux sirkular 50 - 80°C lebih rendah dari suhu zone yang berhu-
bungan.

6.3.4.3.4 Over Flash

Perhitungan over flash dilakukan berdadarkan persentase penguapan dari


reflux dingin yahg turun dari plate atau zone lebih atas. Perhitungan
tersebut akan dikontrol oleh suhu dari zone tersebut yang diperoleh
dari kurva FC pada tekanan parsil hidrokarbon dalam zone tersebut.

6.3.4.4 Fuels-Type Towers

Perhitungan Neraea Panas dan Neraea Massa dari Kolom ini lebih seder
hana dibandingkan dengan Lube Tower. Hal tersebut disebabkan tidak
ketatnya spesifikasi produk sehingga tidak diperlukan adanya kolom
stripping.
Tahap-tahap perhitungan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Menentukan Neraea Massa global, termasuk steam & udara
yang diinjeksikan dan hidrokarbon-yang mengalami kraking.
(2) Menentukan profil tekanan kolom
(3) Menentukan kondisi pada zone ekspansi dan melakukan per
hitungan kebutuhan panas.

£.-?ZR£%Xm3Tv~'Z.-<57%&3Xtt*\-jAr-r^li*aZZ.$s)&t,iXr~i& 3WH»iMJK.S»aiWrayir>l«faTiT>5ff«l^^
—^^^•wnn iipiinir

91

6.3.4.4.1 Profil Suhu

Perhitungan profil suhu dari" tipe kolom ini lebih mudah dan tidak
msmerlukan metoda "trial and error". Seraia panas yang dieliminar-
terjadi pada reflux sirkular.
Suhu uap pada plate dapat diestimasi dari kurva FC residu atmosfirik
pada teJcanan parsil HC dan persentase vaporisasi. Suhu eaxran pada
plate diestimasi sebagai T^te^ dari tiap-tiap fraksi pada tekanan
parsil HC dalam zone tertentu.

6.-3.4.4.2 Over Flash

Perhitungan over flash dari kolom ini sama dengan perhitungan pada
•.aube-tower (bab 6.3.4.3.4).

&'-

Anda mungkin juga menyukai