<•%
Dihimpun Oleh:
IR,H.PAH¥ONO
NIP : 100003518
• ..>•>
DrSX' iAR I s l
Hal
Daftar Isi x
Daftar Tabel. V
Daftar Gambar vi
2.1.5 Viskositas 9
2.2.1 Kurva'ASTM 11
Wifiti "J //
'wm^tmmasmMM^maumg^xtJaiim^Bum
N«_
11
^#«^^^*3sw^W¥^tW*^#^^
4.2.2 Sirkulasi Ihtemediar.' Sirkular:' 49
50
4.3. Kolcm Pre-Flash :
4.4. Operasi Kolcm Distilasi Atmosfir- dan Distilasi
52
. vakum : ',• '• :•.'"
52
4.4.1 KolcmDistilasi Atmosfi r : .
54
4.4.2 Kolcm Distilasi Vakum :
56
,5.- KOLCM DISTILASI ATMOSFIR ,
56
.5.1. Perhitungan yield
5.2. Beberapa tipe Proses Distilasi 56
60
5.3.2. Perhitungan Kolcm
60
5.3.2.1 Zone Ekspansi , •
63
5.3.2.2 Zone Bottom. ..... ,,,.'...::'- ..;'•' • - - r'
63
5.3.2.3 Zone Gas Oil r '
5.3.2.4 Zone Kerosene-Bens in Berat 66
66
' 5.3.2.5 Top Kolcm
;5,3.2.6;'Be^-'^naenk)r.:dati.i^i«ir Pemanas 70
70;
5.4. Distribusi Aliran"dan.Reflux Sirkular "\
70
5.5. Diameter Kolcm
T.
xv
DAFTAR TABEL
V.-
Product 27
Towers 61
I .
C
v
_~tf
SJK^,1. t^Wi-&:'£4&«w*S?t *•*•* '*f 3§-V" .&*i?A'k>"%iziv£*$^~i^%<'-. ^»~j-«'?"«?--'> w"-:"^r->^f3?,Vwp^JSJ
DAFTAR GAMBAR
Ncmor Hal
%
2.1. Korelasi antara Tekanan Uap Riil dan RVP
2.2 Korelasi;antara Viskositas Fusal, Engler dan
Redwood 121
2.3 Kurva asto^^'--- 13
*•
vx
4.9 Sirkulasi dengan gaya berat 51
•p.
5.1 Beberapa Tipe Proses distilasi 57
59
:f 5.2 Distribusi Aliran
62
5.3 Zone Ekspansi •
62
5.4 Zone Bottom
64
5.5 Zone Gas Oil
5.6 Kebutuhan Steam Pada Kolpm Stripping 65
68
,5.8 Zone Bensin Herat
69
5.9 Top Kolcm
5.10 Perliitungan Diameter Kolcm 74
78
6.2 Skema Sistem Vakum.
6.3 Lube Asphalt Operation 81
84
6.5 Fuels Type Vacuum Tower
85
6.6 Fuel-Pitch Operation, Estimasi Produk
6.7 Reflux Sirkular, Lube-operation" 89
vxx
1. PENDAHULUAN
•f
Minyak Bumi dan fraksinya adalah senyawa kimia yang terdiri dari atom
Karbon .'(C). dan atcm Hidrogen"(H) ;oleh karerianya disebut.juga dengan^na
na "Hidrokarbch" .Ditxnj.au dari kcmponen-kcmponen yang terkandung dalam
minyak bumi,analisa kcmposisi dapat dikatakan tidak mungkin untuk dila-
kukan.Tetapi apabila ditinjau dari tipe strukturnya. (struktur molekul)
maka dalam minyak bumi hanya' terdapat beberapa tipe saja(gambar 1).
(1) Struktur Alifatik
- ikatan jenuh C H_ .„
J n 2n+2
Disamoing senyawa H dan C(R) ,masih terdapat beberapa tipe senyawa lain
yang mengandung unsur-unsur N ,0, dan S.
(1) Struktur R-SH
(2) Struktur R-S-R ,R-S-S-R .... '\* \
••-.',,". (3) Struktur Siklis RS
(4) Struktur Kombinasi RS0
(5) Senyawa Nitrogeneous
K
t_(°r ) :
'uop
Spec Gravity-' 60/60
STRUKTUR ALIFATIK =
H H H H H
i I I I I
H H H H
I ! I I
-IKATAN TIDAK JENUH CnH2n C=C atau C= C-C-H
i I i
H H H H H
&
u
STRUKTUR SIKLIS :
H£ CH,
H?C CH.
c
H2
H
C
/ \
H C CH
H C CH
* \ /
C
H
^KVJ^S^^^^uKssss^;^^
ft;*^^Vh^^^^f^^i^'iic^i^y^'"'^x^^'^•'• "i#-*.i;~jvViS»SS '^i-ifffct
3/
K
T (°R•.)',
uop •V Spec gravity 60/60
Produk-Produk Minyak Bumi yang dihasilkan oleh suatu kilang minyak dapat
dxbedakan dalam 3 katagori ;
- Produk jadi , yaitu-produk yang siap dijual kepasaran untuk
dikonsumsi: (bensxh ,minyak tahah,)
- Produk setengah, yaitu produk yang merupakan bahah dasar dari
jadi suatu bentuk produk jadi lain yang memerlukan
bahan penambah (additive'.) agar dapat dijual
kepasaran betas(lube base ) ;
- :Produk...antara yaitu produk yang merupakan bahan dasar untuk
proses selanjutnya (etana,Naphtha dllsb).
100 200 300 400 500 600 .700 800 900 1000 1100
'%:'. _j ;!_ . . . i i t _! i i ! I ; L.—••I.- . if i i iii i . -V'i< •' ;i • [i t
°API
a
"«jJZ*2"."J&?^ Z"rin'•%*:7?£~™iyif?-'*zl£%£-'?, ^^if--;^^>!??SW^*^5^>^^i.v;^ ^•SS^S-KS**1--!""-'*" *S''-«^*"
• • •^^•^^^^SS^^^^^W^^^^^^^^^'^^^'K-'^^^t'- •TgSS*:*?
3. ANALISA MINYAK BUMI
V~*S.£;*F^^i^'""v^'«^^
dikenal juga pengertian "Specific Gravity" yang diukur pada suhu
60°F dengan. siiribol Sp.gr: 60/60. Bidang penrdnyakan "American „
*.."•' •"'•';'••/'•
Petroleum Institute", menggunakan derajat API (°API) yang didefi-
'-££'•
nisikan sebagai fungsi Sp.gr 60/60 sebagai berikut: \
141,5'
°API = - 131,5
Sp.gr 60/60
,20
(2) d'
4
= dj- + k(t-20)
Formula (2) umumnya digunakan dalam perdagangan di negara-negara
di mana suhu udara rrempunyai fluktuasi yang besar. Faktor k diten-
tukah menurut Tabel di bawah ini: ,•'••••'
Suhu
PS IA kg/cm2
•C °F
0,7 •*-• 0,05
180
0.8 -
•#• 80-"*
0.9 •-
170 IP.:
- *
t-160
70 r o.i
1,5 -..
'•4- 150
2,0
•If
60 -+- WO
r-0.15
Slope ;.*'.
-020
130
3,0 -i
:-0,25
50 -
r 120
4,0 -:
-0,30
110
fr.0.1- 035
•
40 1-040
i- loo 6,0 f '
-^0.45
90.
7.0^0,50
30- 8.0-
--0,60
9,0-
4-0,70
\0
20
1 70
^ J-0,80
12,--'
60 13 -
14 -- -1,0
RVP Pada 100 °F IS
10 r 50 IS,-:
-I.1 '..'.'"
17 - -1,2 '•
IS
-1,3
40 IS -
20 - i-V,4 •
-
-1,5
;-30 'f Siope Kurva ASTM
-•'
Ms'1; 'CI'l.
-: 20 10
-2,0
-10-
30-
;-10 -';:'-'. '
2.1.3 Warna
Flash Point merupakan indikator suhu yang dapat dicapai oleh suatu
fraksi minvak sebelum terjadi letupan dengan kehadiran suatu nyala
api kecil. Suhu yang bertalian dengan Flash Point ini adalah Fire
Point yang terletak beberapa derajad di atas FP. Pengukuran.ini di-
tujukan pada produk-produk "non volatil"; yang ,dapat disamakan
dengan pengukuran RVP pada produk "volatil"'. ,,
Di samping indikator terhadap tiiigkat:pemanasan yang. aman,, suhu.
tersebut (FP) dapat digunakan dalam :pengaturan kondisi operasi dari
kolcm stripping pada suatu unit distilasi, Apabila FP terlalu ren-
dah, maka debit "Steam" pada "Bottom" harjs dinaikkan.
2.1.5 Viskositas.
m
in
- I
m
m 00
o o rH
•a o
CM
en
o
o
O
O
O
o
o
o
O
O O o o o -* O o O O O o o o o o o o
rH
in o CN vr •«* VD r- en m CN r-- CO O CN in o VO m o
rH H CN CN CN en «3' in in CTl VO o VO
r
rH
CN o O o O o o o CN O
o O H r-H rH O CN H rH rH rH vo in VO CTl v3< o o o o o O
o
a CM r-H H rH r-H rH rH r-l rH O
f
V - -Al
I
Diiiensidaripada ./t^adalah Poise, dan Vadalah Stoke. Viskositas
adalah satu faktor yang sangat penting dalam menyatakan karakteris
tik pemompaan dari suatu fluida. Di bidang perminyakan dikenai be
berapa derajad viskositas:
Kelemahan dari kurva ASTM ini adalah bahwa suhu; yang diamati pada
puncak kolcm tidak menunjukkah suhu dari aliran suatu uap,komponen
murni, walaupun begitu kurva ini dapat irenggambarkan distxibusi
:kcmposisi dari produk [dan dengan .irerperbandihglcan:: beberapa :ki±ya
ASTM akan dapat ditarik kesimpulan mengeriai distrxbusi, kcmponen-
12
• detik
20 30 40 60 80100 200 400 830 BOO 2000
1000
TOO
80 =9=
^^S!feB^^| ±r"
4-1
8000
T-'i-|"-''C'
f 60 3 OJOU
••/-T
o
=Sg^H ,+j_iJ]4^4000 :o
•I 40 _!_U
lKpVfj<6* ;i:i{jj^4| E
c ! II 'I I. c>
c
3 20
2000 w'
•J3'
o . •'• i#^^^§tefe=^ri: O^feSfen^
to
39t :">•
rt44<V> iOOt: 1000
n 10' -**£= =rf?wT
g 8 800
-r-t-rr--i — '—-ri-t * m=^m
t-444
l.-U
:i|-;!;.j|i]::
•rl j^-r—f—f ^- • » '. '•• f 1
iiiS 20p:-._
HT3* •rrTtofcti tint;
!H;
•"i'.^R3^' •4t-j-t--
s&f- !'-il'r'
~i-^^-i-ri <
IttH'
3U .1 ' 3Z£lI
l/l/VI
» a
li'ilH"ll
4-44-
I ' j_iiOJ 100
000 - 2000 4000 10.000 20,Cm -••:••'.
detik
vfl|*
p- final
pMnttial —4
t * 26%
fiQ°
' 22°/o J
r cg
187o
Jo rrzr
27 _ — — — u «l bl irtB*
7icT
- Kurva TBP Teoritis
0
14°/6J -Kurva riil
9°/oiir.,. % distilat
•10
IV/J
0
:"*»s#53(.4A1i.-T3Jj'K'IC5'^!S57i53i;--ll""->^--' '!•*
16
Kurva ASTM adalah kurva yang paling mudah diperoleh, tetapi hanya .
dapat memberikan spesifikasi produk. KuTvaTBP dapat memberikan
,gambaran yang kcmpiit mengenai produk yang dianalisa tetapi untuk
' memperolehnya diperlukan waktu yang panjang.
Kurva flash (FC) adalah kurva yang paling suixt diperoleh; operasi-
nya memerlukan_ waktu yang panj ang dan membutuhkan jumlah produk
yang besar-. Kelemahan lain adalah adanya perbedaan nyata dari hasil
yang diperoleh dengan peralatan; yang berbeda. .
Antara ketiga kurva distilasi tersebut (FC, AS1M dan TBP) terdapat
korelasi-korelasi yang memungkinlcan membentuk suatu kurva- dari kur
va yang lain.
16
kraking.
- •*M5S!5Si(MCvrift uSblSv."
!5?££^<AJST |->>|-^>;TJSpii^1li;?T.^j3^f;J|WS!Ji
19
(1) Menentukan garis basis dari kurva ASTM (atau TBP) yang
dibentuk berdasarkan titik 10% dan 70%- untuk menghitung
:• slope dari garis tersebut dan titik 50% :"
(2) Membuat garis basis dari kurva FC dengan rrenentukan suhu
pada titik 10%, 50% dan, 70%
(1) Absis dari titik potong antara kurva TBP/ASTM dengan kurva
' FC terletak pada lokasi yang relatif sama walaupun pada
tekanan "berbeda.
(2) Apabila tekanan operasi berada cukup jauh dari titik kri-
tis, kurva FC pada beberapa tekanan yang berbeda alcan para
lei dengan kurva FC pada 1 atm.
;-;44^^®v^?S^S^
21
(1) Dari titik 40% pada garis pembanding FC, diperoleh suhu
T40°C dan suhu ini dianggap sebagai titik didih suatu se-
.. nyawa EC murni sehingga dapat dibentuk garis tekanan,uap- '
nya pada 1 atm (log P'•= f (T)) garis tersebut diteruskan
ke atas titik kritis Tc di mana dapat ditentukan titik fo-
kus F yang berada + 83°C di atas titik kritis Tc.
(2) Dari titik fokus F, ditarik garis lurus memencar yang me- .
motong absis dan kurva PC (1 atm) pada: titik-X4==. 0,10, 20,
....... 80% vaporisasi.
(3) Pada .or inat P'atm, ditarik garis horizontal dan akan me-
motong garis-garis memancar tadi pada titik X'4= 0,10,20,
........... 80% vaporisasi.
Bentuk dari kurva PC (P'atm) yang diperoleh dari metoda ini lebih
mendatar dibandingkan dengan hasil dari metoda Pirrdmov (Exercise
2.5)v;'-'-
Apabila diketahui kurva TBP dari 2 fraksi CI dan C2 maka akan dapat
dibuat kurva^ TBP .dari campuran.Cl dan C2 tersebut pada kcmposisi ,
/^jp,' tertentu.' . '.••/'
iv Dari campuran antara A liter CI dan B liter C2 pada suhu t-° (ter-
tentu), akan diperoleh fraksi A (a. )C1 % vol dan B: (b.)C2 % vol
sehingga total fraksi yang'diperoleh pada t-°G: adalah:
Kebalikan dari metoda ini adalah dapatnya dipisahkan kurva TBP dari
satu campuran fraksi atas kurva TBP' fraksi-fraksi yang membentuknya.
V = VY 1 = IX di mana
X
Y =
1 + (vt - 1)X
•=4 = merupakan fungsi dari slope; seperti pada Gambar Exs 2.6
(Exercise 2.6).
24
(1). Untuk suatu sistim tertentu, ;jumlah tray yang dibutuhkan . '•
akan meningkat dengan; jelas jika kemurnian produk yang ,di-
minta makin tinggi sedangkan reflux yang dibutuhkan akan :
•^eni^
tingkat kemurnian produk yang relatif. tinggi.
re Cf }
t*-C> w£*^*
_ i :W/±<&^- -^•'.'^(jctu^
' 1 , isU-
—c v
. . / - - ...
'F-
(jhhv:.^:C^XAfc*))v"
o
I -- V V
•-:,kj:; h% 'V
24
(2). G A P
*js§SS§;
26
titik 95% Fraksi ringan dan titik.5% Fraksi berat (Gambar 3.1)
dan Tabel 3.1 ).
L = Fraksi Ringan
w'^c^Ccf} MP. u -
(3). OVERLAP ;
PF - Titik akhir
'SSsBSBi'iSSSS
27
Tabel 3.1
Separation (5-95)GAP,°F
. — — ^>
OJ.
' '•,[. :, DSTILAS T.B.P'- '•'•'•-. 4..
Whole Crude
TBP Crude
TBP Overlap =
(*100L* *oh)
/
«.Tjr.V"S*v*^;i?^Vvi^~*-^--^;'-!-:"'^=.^>Ci.r^i.i^?^
30'
<
UJ
r-
If)
UJ
o
i/v
CL
P
CC
<
<
tu
Q.
ocncop-vo in 'S •
^.ffi^^vD vn ~j f"1 CN< oogoo o o
ocroor-vo vn ~j
gc^.
>rm^^^^m^^&wm^^^^!^P^^^^^^^ww^j^^^^^w^^^^^^^^^^^^^^W^^^^^^^^!^^^
31
2
<
UJ
xr
cn
UJ
Q
CM
4
J§...
^^^^^^M^i^^ffii^R^^^^^P
32
(Exercise 3.1)
Pada gambar 3.5 terlxhat bahwa pemisahan dengan teknik TBP membe
rikan suatu GAP IP-FP 0 sedangkan pemisahan dengan metoda VPS mem
berikan suatu."OVERLAP" yang cukup besar. .
Penggunaan teknik lainnya akan memberikan hasil diantara; kedua tek-:
nik diatas, dengan pengertian selektivitas yang diperoleh berdasarkan
besaran "OVER LAP" dan"GAP".
Fraksi Pistilat. F
Reflux
Total
Fraksi Bottom : G
Fraksi Distilat H
Flash
A
Fraksi Bottom J
34
label 3.2
Kurva Distilasi
Gb.
Teknik T B P F C VPS ASTM
VPS
A.B.C.D.E 3.8
D.E 3.5
Tabel 3.3
FG 3.11
HJ HJ HJ HJ 3.13
HJ 3.14;
simiatBMmsii^miiiim&msi^mmsUi aagigaafeiasaaiga saaasastMM»ik>t«tuiaia^
r&
40 7.
A T.B.P «-B.D
100 V. PS
•-C-E
60 7.
(407.)
mmsmmmmw*imm>m!. s»iw«ffgaMwsi^^
(jfr^i^tfaiiM»aais«!affi^Ea{irv^'irTimiiwtw^
is^is^ieM&is^iM^s^&Siki
J 40 7. DISTILAT
103
407. DISTILAT
mrnggmmmrmmmm
**e^a^,m*M™*slr«in1*,r***i~HK**»ea***™1^^ m*^,***M»*!*M**^*»«±^^imm*m*iC^ •aMttMMBiMiaMaaiiMMiajiijuiHj
/-Ml
160 r
UQ^L
oo
! (60 7o)
/
/
-40 -distilat. 100
0
40"/. distilat
t f
U)
<J3
^tc^
40°/.
Distilate dikeluarkan dalam fasa uap pada suhu T^ dan Reflux di-
• •'•• '-'.Dew
Sirkulasikan dalam fasa cair. Suhu T,, (Top Kolcm) adalah T^ dari
;. S .."•••,_..,.; ,.....:..•.,, .'•.,:,•„. •';.;.-Dew
campuran Distilate + Riflux,:oleh karenanva
—.
suhu
.
ini,—•—,——f~\
,(T_)'dipenqa-
— * *->
ruhi oleh Reflux Ratio. Suhu T„ akan naik. apabila .Reflux ratio:ber-
tambah besar sedangkan suhu dalam Kolan Iteflux T, adalah T^ 4-
;..,.• ——:—: —:——-1 Bulxe
dari Reflux dan juga4PDew dari Distillate tidak dipengaruhi oleh
•Reflux Ratio.
41
R.ASH
VWVvV
leg
baP
log P ^
DBTILLAT
(?( !
i
V/ > J-
n
L=i5: T
s_^>
PSjov
rv. I H-
REFLUX
Ps
I Pi
I
I
4.1.2.3 Pistilat terdiri dari Fasa Uap dan Fasa Cair (gambar 4.4)
Reflux identik dengan Pistilat Cair (DT) dan berada dalam kese-
Xi
timbangan dengan Pistilat Uap (L^). Oleh karenanya suhu Kolcm Ref
lux (T-jj) tidak dipengaruhi "Reflux' Ratio" dan dalam kesetimbangan,
kcmposisi dari Py dan PL selalu tetap. Suhu TOP Kolom (Tj dipenga
ruhi oleh Reflux Ratio, bertambah tinggi apabila .Reflux bertambah*
besar.. . .
Uap yang disirkulasl identik dengan Pistilat Uap (D^) dan berada
dalam kesetimbangan dengan Distilat Cair '-(D-)'.- Suhu T, pada,'Kolom
Reflux tidak dipengaruhi oleh jumlah sirkulasi (recycling ratio)
tetapi sebaliknya Suhu TopKolom (Ts) dipengaruhi oleh sirkulasi
tersebut, dan akan turun apabila sirkulasinaik.
Dv+D[*Ref!uk.
S Dv
vO
loaP
Sirkulasi Rv
/ R
ri
^ ^ Pi.
Ps ts
<
/
/
' V L
Variasi
•s&zvz'xzzF&zzznr Ts^rrs--Gsr5aw:;.1:*
45
R
''' Qo
ec
HjTgJ-h^)
*• gas (g)
«~bensine(E)
P'
/ A / / '// /
-g.
lb
s
-*-t
log
/ /'
//// // /
r?
pc j-
^"E^PS-V^E?^:
48
/ -j*~Q
IB'
-e-E.
/-
T*o
•a Ro Rcir
t «
*s
%
I
\ Ro
kqP
/ /7 / f '
Suhu t" pada too, identik dengan suhu -t' (gambar) karena merupakan T^
-c-•••.••.••'•-• -' . .^ . • c • .•. .;.- Dew
dari campuranl^bensin + Gas) Dan selanjutnya diketahui bahwa rZ = t' - t.
Suhu Top Mil t" adalah T__ dari campuran gas + bensine + R' 4
•••..- s Dew • *. • o
Karena R irempxmyai kcmposisi yang sama dengan R' , maka reflux ini
WtJ) -h (tc)
Reflux ini sangat penting, karena dapat mengurangi pressure drop pada
kondensor dan sering digunakan pada kolom vakum.
Dengan adanya perbedaan karakteristik aliran (uap dan cair) antara Top
kolom dengan Bottom yang disebabkan adanya gradient suhu,: tekanan dan
kcmposisi maka perlu dilakukan perbaikan nnngenai distribusi aliran d^
sepanjang kolom tersebut. ' Faktor kunci dari distrxbusi ini adalah
gradient,suhu. Apabila eliminasi panas hanya dilakukan dxsatu tempat saja
(tq? kondensor) maka akan terdapat gradient suhu kcntinu yang menyebab-
kan terjadinya gradient debit y.-mg tajam. Oleh karenanya eliminasi panas
harus diatur dxbeberapa tempat dlsepanjang kolom. Seperti halnya reflux
extern sirkular maka eliminasi panas tersebut 'dapat dxlakukan dengan cara
Reflux intermediar sirkular yang diletakkan pada 'beberapa tempat diantara
side stream. Penggunaan Reflux internediar ini mempunyai keuntungan dan
kelemahan tertentu. \/ 4 :
Keuntungan dari sistem ini adalah :
•(1) Jumlah panas <dapat dikeluarkan/ pada; level yang tinggi dan dapat
digunakan sebagai media pemanas dan dengan: pemanasan awal feed
akan mengurangi bebandari dapur pemanas.; "
•.., j; '^EtW^Sfe;Kfe|#t''-'":
50
Apabila minyak bumi yang akan diolah mengandung dalam jumlah yang besar
,senyav/a-senyawa korosif, air atau gas, biasanya dilakukan "flashing"
pada kolom "flash" yang bekerja pada tekanen Vang relatif tinged :(3 -
•2 •'•'•'• • ••'•"' •'••'' • • •'•'• • :
5 Kg/Cm ) senium memasuki kolcm distilasi atmosfxr(D.A).
Pada Top Kolom Falsh ini akan dikeluarkan fraksi minyak bensin ringan
dan gas, air dan senyawa-senyawa korosif. Pada Bottom dikeluarkan
"Topped crude" yang dipamanaskan" sanpai suhu +• 340°C sebelum memasuki
kolom D.A.
(a) (b)
GB.4.9 GB.4,10
Minyak Bumi dalam 2 line paralel dari tanki penimbun dipcmpa meialui
Heat Exchanger (E) pada side stream dan residu dari kolom D.A dan
P.V (E1 - E5 dan Eg - E13) sehingga mencapai suhu + ^OCCdan.mema-
suki Dapur Pemanas .'(F.jh Suhu keluar F^ £ 270°C dan keiiudiah.dima--:
sukkan ke dalam kolom pre distilasi T,/yang bekerja pada P = 4 kg/ '
:Cm2.: .'
Kolom T^ menghasilkan pada Top, semua fraksi rihgan,yang dapat di^
distilasi hingga suhu 1.00°C. Pada bagian bawah."keluar "Topped Crude"
merupakan feed pada Kolom Distilasi T„ yang bekerja pada +• 1,2 kg/
2 —'•'•••,-••-•
Cm .... Untuk mencukupi kebutuhan panas pada kedua kolom D.A tersebut;
dilakukan reboiling pada kolom T± melalui F? dan pemahasan Topped
crude pada F3, hingga suhu + 345 °C, : 4: ' '
Pada operasi tertentu, dari ^ ini dapat dihasilkan suatu fraksi..
pelarut (solvent) yang diambil dari Side Stream atas melalui kolcm
Stripping S^ Kolom 'T^inengguhakansatu reflux sirkulasi pada Top
dan satu Reflux" intermediate (pada s:.)
;'53:
-,[p—.
o
-TJ|'r*S9-Q9l OVA
ID
\m nais3tj
-ft* ISO
TvjA
-^ .4^.
rit e
/?>. ijj /ftu.
I
to
j,, i . &"
c4j r- -Tji.r-i^Tx'eri 7lviiiiSD <
I-
co •—;— '- Litr-®H>a-4 eiv niisia.
-^f-p-LjTBI ZlVTifiSiQ
~ZL.
-HH-3 'JVA'O'D
a
•^If-^ZSB^'flaisaa-'
0cJ3M' H-
I.
'Q
*f
co
o
3 iio.svo,.
?*.
2E
i m
o
UJ j'^4~.
o .<
CXI U3i _T_ —j
V u
CTl t—
co
vr (3: £:b UJ
D
'Hi'mv
iiii i, s
^
j^ U
o ->
xi
b
rvj R _j
i' rA
I ! en. o
••;c
Lo
<
'-Hcszel VHidVN CC
UJ
a.
o
•j£Zlt| ujsuag
«4~7751*bK
54
Kolom D.A ketiga T., adalah kolcm stabilisator untuk fraksi rxngan
4 2
yang keluar dari T.,. Kolom ini bekerja pada tekanan +.10,5 kg/Cm .
Feed dari kolcm T_ berasal dari kolom Reflux B., (Distilate T,) dan
setelah melalui pemanasan pada E14_16 memasuki T3 pada. suhu +110°C.
Pada Kolom Reflux B3(T3) dikeluarkan fraksi C3 - C4 dalam fasa cair
dan gas bakar C? - pada tekanan absulut 10/5 kg/Cm setelah di
lakukan kondensasi :di C,.
Pada Bottom, setelah reboiling akan dikeluarkan Bensin ringan stabi-
. 2 '• '••'"'•''
lisasi (Stabilized Gasoline) pada tekanan; 0,75,kg/Cm .
Kolom/ T-, menerima Topped Crude pada suhu + 345°C, Injeksi uap air
pada Bottom T,-, akan mengontrol spesifikasi dari gas oil yang di
hasilkan dan juga kandungan gas oil dalam Residu Atmosfirik (R.A).
Pada Top Kolom, fraksi Naphtha dikeluarkan setelah melalui pendingin-
an pada C2 dan Reflux pada B_.
Fraksi Kerosine dan Gas Oil dikeluarkan dariside Stream setelah
melalui kolom stripping S„ dan S . Kolom T2 mempunyai 2Reflux
intermediate dan Satu Reflux sirkulair pada Top. Pada Bottom dikeluar
kan Residu yang sebagian besar dikirim ke kolom D.V. Sebagian kecxl
dari residu dijadikan Heavy Fuel Oil.,
KOlom "D.V menerima R.A pada suhu.+_ 400°C setelah melalui: Dapur Pe
manas F.. Kolom ini bekerja pada tekanan,,+ 30 mm Hg dan menerima
injeksi uap air pada Bottom dalam jumlah besar yang berfungsi un
tuk merrpeTlancar vaporisasi.
Reflux sirkulair pada Top memungkinJcan adanya "gradient" suhu da
lam kolom sehingga dapat dikeluarkan produk "gas oil vakum".
Produk lainnya adalah distilat vakum•yang dapat dipisahkan menjadi
Distilat Vakum 1 - 4. Kolom S4_? adalah. kolom stripping pada dua ,
Side Stream Distilat Vakum-.dan dua Reflux. Sirkulair.
Pada Bottom: di produksi Residu Vakum (R.V) yang selanjutnya dapat
dikirim ke Asphalt Plant. "•••<.-
•SK
55
(1) Tipe U, hanya menggunakan "Top Tray Reflux" pada "over head
condensor" yang berfungsi untuk mengeixminirsejumlah•'•. panas
dari keseluruhan sistem.
Qc •V5'
£. X ^5 £T- A £
D1-1 D2-1 03-1 Di-1
C/lUJ
<z
DI D2 D3 Di £J LUC
Qc V5
<£ x <£ <£ *5
D! Qpai D2-1 D3-1 0.PA2 Di-1
_».o
DI D2 D3 D4
Lucr
D1
D3.T
D2
D4-r
D3
3-1^
D4 ~i2
U.-NJ
ujft
Lo >«'Ld2 'Ld4 Lc
{^^\:tr0^-':h^i'[-L0-
Qcv "Tpi- Qc2 1 D2 QC3 f D3 Qca TDA D5
Fig. : Type R ( Pumpback Reflux )
^^^^^^^^^^^^^^s^^M^^^^^^ffli
60
(Exercise 5.1)
>..'-••
5.3.2 Perhitungan Kolom
Kcndisi pertama dari feed yang harus' ditentukan adalah fraksi uap VI ;•'
(% vap) pada. waktu masuk. ke kolom. Jumlah •total| fraksi uap: dalam zone
ekspansi minimum harus sama dengan total distilat.
Fraksi uap dalam zone ekspansi terdiri dari : •
-fraksi.uap inisial VI
• •-. - fraksi uap revaporisasi' (y^)'. yang ''^B&'-&pg&'&!^{&^^ .
steam pada bottom (Vf = 2 - 5%/feed)
Fungsi dari pada V£ adalah untuk ntenp-rbaiki selektifitas pemisahan . -
pada- zone ini. Pemisahan yang tidak selektif akan mamp^garuhi warna^
dari gas oil karena masih terdapat biitir^-butir senyawa berat didalsth-
nya. ,Untuk irmgMndarkan hal tersebut, dapat ditambahkan,beberapa ,'••'/:
plate dalam:zone ini.
p=^= i—sentase v
Pada "nnnya diusahakan f'
=ss:=r~"-=rssr?—-
p _D ^Pci (L^ dan pada pis^ ,,. Pressure drop"
0,2 ^0 psig
5 - 7 psi
%
62
/?
:#
Ot-ift.f: •/4j.
'Hz&
Vf Zone Ekspansi :,
Feed
(VI4BRI) BRI
Rze
I'l
» ta.K>
B-R
!(H20),
(H20)f Bottom
Residu
Atmosf irik
Zone Ekspansi S = VI +. V- - R
ZE
BR = BRI+ -R—- V.
Bottom
-'-•' i-'4 :• -
63
p = p + p
B HC ^0
PHC = ' ~~ • x PB N =, Jumlah mole
:/N(V +N^o :\.*b PZE
PHC. diperoleh berdasarkan estimasi suhu Bottom yang ditentukan dari
pergeseran kurva FC (BRI) menjadi kurva FC (BRI - Vf) pada zone akspansi.
Suhu; Bottom (Tg) ini yang nantinya dicheck kerabali berdasarkan neraea
panas pada -zone Bottom. Sebagai perkiraan pertama dapat diambil T^ ~
TZE ~ (1° " 15°G) .'.(E»srcise''5:«3.)-"
Zone ini terdiri.dari 2 area. Area kolom dan area stripper, Pada tahap
pertama dxhitung neraea massa dari area stripper yang irembutuhkan jumlah
steam yang: dibutuhkan dan % revaporisasi.
• S3 + H20 =!-y3 + GO
ZONE 6 A S 01 L
(HjO)3
'3 1-3
''5:S3fR3 Kolom Stripping
r
•*W±r R3
-j-
(H2°h
Kolcm Stripping.
S3 +- (H20)3 = V3 + G0 '+l%2?)
2~'3
Kolom Utama
'^ -.^ledfiriS3
10
HEAVY
DISTILLATES
KEROSENE
NAPHTHA
RESIDUA
5 10 15 . 20
®^mwvmmmmmwmmmmmmmmmmMMmmmmmMmmmm
. 66
..,-'..• (3) Menghiturig Ref berdasarkan neraeapanas pada area top diatas
4 plate.:pertama.
ZONE KEROSENE
Kolom Stripping
(H20)2
Kblon Strippxrg•
. S2+ (H20)2 = V2;-f Kero +\(w g)
Kolcm Utama
S3 + R3 •+ P^ :+ (H20)f+3 = S2 + F^ 4^+ (K2cnf^
*:V
68
Kolom Stripping
Bensin
Berat
T2 L -..i-.-.
*•••' Kero
Kolom Stripping
X<?
6S
2S0.Ref
Gaz
Kolom Reflux
i
ISfRr* r
,_. 4._7L>l_! Bensi Rinc-an
I RT»(H26)f,3.2*rl
^H2°Jf.3.2>" r,*
Kolom Utama
•S^!£gd;^J%fr;:45»£?^^
70
Bebankcndensordu^tmgberdasax^ 4:,
-telam ^^it^gan tersebut harus diperhitungkan juga debit optimum dari :'.
fasa uap dan fasa cair' agar tidak terjadi "entraneirent» dalam fasa uap/
fasa cair dan diperoleh kontak yang baik'a^
'"••.(!)_ Debit,, uap tinggi
Kontak antara. kedua fasa tidak baik, aliran uap yang menerobos::
lapisan fasa cair dalam butir-butir besar-sehingga luas permu- -
kaan untuk kontak kedua fasa tersebut kecil karenanya kesetim \y
Apabila Wy adalah debit uap ii^amum pada suatu zone dengan beban, terberat,
dimana _ '
":d
W
*V . (2)
D
C DV(DL-DV) .'. (3)
D =
D - diameter kolom
Tabel 5 •2
Masuk Keluar
Eau 2,975 30
73
".'"/'TaMfe-i:-5'.3"-/-••";;•;..'
v. *|trJ
:Fraksi Tegangan Peria^aanidyjie/Cm-:
If
.'-,.»«t%,..
-JH:^:.::',,,:',.: .:S;fM. ,
SsPi;*:
\
75
Untuk mendapatkan siston vakum di unit DV, injeksi steam lebih di-
sukai dari pada pcmpa vakum mekanik.
"s-i
r&TJ^&v&srs&^T^sypr^ r^E^^? ^ ^ ^ £ ^ 3 3 ^ 3 ^ U"1S '^££ggr3).i&t,s-esrw* r\>''~.
76 .
To Jets
_ No. 1 Light
Vac. Dist.
,. No. 2 Light
Vac. Dist.
No. 1 Heavy
Vac. Dist.
No. 2 Heavy
*•
i
Vac. Dist.
*. Overflash
Feed Liquid
Vac. Bottom
( Pitch or Asphalt )
Figure6.1 : Lube type vacuum .tower with pumpback reflux heat removal
uK.*fe ^^^^WrW^^y^^^r^^-Y^^w 'X-~ £"-?!."j^if .«<...^jn^V s3S7j^?t3's'-,Ki1..wS •?1i, y-^-dSsn iv.-.-t-i&-\S'SSSSSiSfc,-»^633^«*«?a»(sVS43ft*> *i"t«*S' ^"i wHsi^-.i^SirF^ K
77
Injeksi steam ini terdiri dari satu venturi yang merubah kecepatan
menjadi tekanan.
Peralatan ini cukup kuat dan tidak memerlukan perawatan yang banyak
hanya kadang-kadang pengontrolan operasinya cukup sulit.
Sana dengan penggunaan ponpa mekanik (centrifugal), untuk memperoleh
kondisi vakum yang baik dan relative stabil, digunakan beberapa "stage"
injektor. Evolusi tekanan yang diperoleh adalah sbb.:
P
P.
"2 _ P. P. '_
£3 _ "4 '• n
Pl. P2 P3 ' ^
Beban kerja dari injektor ini tergantung dari pada jumlah uap/gas
yang diponpa oleh karenanya kondenser barometrik harus bekerja maximal
untuk kondensasi fraksi ringan yang terbawa oleh aliran gas (H»0, HC
dan C2-).
Pada gambar (6.2 )/ diperlihatkan skema dari suatu 'sistem vakum yang
terdiri dari 2 steam injector dan beberapa kondensor.
Dengan air pendingin 20°C maka diharapkan suhu uap mencapai 35°C ke
luar dari kondensor, sehingga sebagian besar fraksi HC yang terbawa
akan mengembun pada kondensor I,operasi selanjutnya mencapai 23-24 °C
pada BC I.
» f Dalam merencanakan suatu Kolom Vakum, kondisi pertama yang harus di-
perhatikan adalah tekanan operasi dari Kolom dari mana diharapkan
suhu pada zone ekspansi mencapai maximum (allovable).
Pengaruh dari pada tekanan operasi dan suhu tersebut adalah sbb.:
.. ..--»'"
MHT^WJiKi^^
78
LJ im
4-1 atm
r P
35?
=235
1 -?Pi
Tipe dari data yang diperlukan dalam perencanaan kolom vakum tidak
banyak berbeda dengan perencanaan kolom Distilasi atmosfir. Eanya
dalam mendapatkan data-data experimental mengenai kesetimbangan uap-
cair dalam tekanan vakum sangat sulit, karena belum begitu dikembang-
» kan sehingga data-data untuk zone ekspansi harus diturunkan dari da
ta-data yang ada.
\__ _
80
Dari. kurva TBP lengkap dari minyak mentah, dapat diestimasi neraea
massa global dari suatu kolom vakum yang berfungsi untuk menproduksi
lube base stock dan asphalt (gambar 5.3 ).
Spesifikasi yang diminta misalnya adalah sebagai berikut :
(1) Asphalt dengan spec 80 pen/77°F (nuilu^c- ytoJh. 77 6F)
(2) A heavy lube' cut (HL) dengan viskositas (mid volune)
700 SSU/100°F dan yield 6 % vol on cnxle.
- °F
1400
1200
VAC. 76.1
TOWER
DISTS.
74
1000
6S 7jL
ATMOS 52.5./. HL L 80 PEN
TOWER ,3 ^ ASPHALT
DISTS
. i- MVGO
800 o
a.
FAC
E u-*- TOWER
600 FEEP
a.
CD
400
200
0.
20 40 .60 80 100
VOLUME PERCENT OVER
PENETRATION
>'
a?
>
:*:
—t
m
co
GO
to
8
c
•>-.'
UV
"TJ
X
>
83
Spesifikasi produk :
(1) Suhu antara "TBP Cut Point" dan residu vakum {+ 1100°F)
(2) Persentase Vol LVGO terhadap total distilat (+ 30 % vol)
V.
84
•V-
TO JETS
--,/** •
OVERFLASH LIQUID
FEED
STEAM
fc VAC. BOTTOMS
(ASPHALT-PITCH)
ft':*-.
••^•pS-'U-;-
">'<• V:'t$ p '•
m
T-
-T.
•59-
o co
Ui
m
2.
>.
.10-
4tj
O
C~
•7v
86
Chimney trays
Fuel tower
6 to 8 irm Hg
JLube Tower
1 to 2 um Eg
.Fractionating Trays
2 to 5 nm Hg
Grid sections
•n
1 to 2 mm Hg
Demisters
1 mm Kg
-.*r.sil«.£B:£r.s-M ,^-^s}.
87
6.3.4.1 -
Zone Ekspansi
- - -
Tekanan pada zone Ekpspansi dxhitung dari titik basis tekanap Top
Kolom dan Pressure Drop yang terjadi (Tabel 5.1 ). .Jumlah plate an
tara dua side stream adalah 3-5 plate.
6.3.4.2 Bottom
Suhu dari Bottom tersebut untuk estimasi pertama dapat diambil +30°F
di bawah suhu zone ekspansi (T^^).
ZE
i.,»i.rtii?^E*s"i^»*:*«Sji^s?;.:w'-^i.^ Sf":s^^;£::*fi^:?.';;r7^.,f££Krf^s^K^E^£W^
88
» Suhu top kolom diestimate 30 - 40°C di atas suhu reflux minimum yang
* dapat dicapai. Kondisi reflux tersebut dibatasi oleh viskositas dan
.+• ksnampuan penaingxn.
umumnya suhu reflux tersebut dapat mencapai 70 - 100°C sehingga suhu
top dapat diestimate antara 100 - 140°C.
\ Dari topkolcm ini harus diperhitungkan jumlah hidrokarbon yang terba-
B wa dalam aliran uap di top.
V.,,
~&-$^$^^^J*Vva&&^~&^"^'.V-~&.&f^^>'^^^
'89
•*• To Jets
A""*—AAA—k-y.
Upper
x
Pumparound
_^ No. 1 Light
.».».
""" Vacv Dist
Middle
Pumparound £
.# Steam
V ^ No. 2 Light
Vac. Dist
Lower rX Steam
Pumparound X~J '^
No. 1 Heavy
Vac. Dist
2^
Stem
** a A 'A' .n. A, ^~
Steam
*
\ . mVac. Bottoms
(Pitch or Asphalt )
Figure 6.7 : Lube type vacuum, tower with pumparound reflux heat removal
90
Profil suhu dapat diperoleh dari perhitungan suhu pada tiap-tiap zone
produk seperti perhitungan dalam kolom atmosfir. Tetapi dalam prak-
teknya perhitungan suhu dari kolom vakum lebih sulit karena data-data
kesetimbangan uapr-cair dan data-data tekanan uap yang diperlukan ti
dak banyak tersedia. Di sanping itu, pada kondisi vakum kesetimbangan
uap-eair sangat peka terhadap tekanan. Sering dilakukan estimasi;
30 - 50 %.dari tekanan total adalah tekanan parsil hidrokarbon dan su
hu reflux sirkular 50 - 80°C lebih rendah dari suhu zone yang berhu-
bungan.
Perhitungan Neraea Panas dan Neraea Massa dari Kolom ini lebih seder
hana dibandingkan dengan Lube Tower. Hal tersebut disebabkan tidak
ketatnya spesifikasi produk sehingga tidak diperlukan adanya kolom
stripping.
Tahap-tahap perhitungan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Menentukan Neraea Massa global, termasuk steam & udara
yang diinjeksikan dan hidrokarbon-yang mengalami kraking.
(2) Menentukan profil tekanan kolom
(3) Menentukan kondisi pada zone ekspansi dan melakukan per
hitungan kebutuhan panas.
£.-?ZR£%Xm3Tv~'Z.-<57%&3Xtt*\-jAr-r^li*aZZ.$s)&t,iXr~i& 3WH»iMJK.S»aiWrayir>l«faTiT>5ff«l^^
—^^^•wnn iipiinir
91
Perhitungan profil suhu dari" tipe kolom ini lebih mudah dan tidak
msmerlukan metoda "trial and error". Seraia panas yang dieliminar-
terjadi pada reflux sirkular.
Suhu uap pada plate dapat diestimasi dari kurva FC residu atmosfirik
pada teJcanan parsil HC dan persentase vaporisasi. Suhu eaxran pada
plate diestimasi sebagai T^te^ dari tiap-tiap fraksi pada tekanan
parsil HC dalam zone tertentu.
Perhitungan over flash dari kolom ini sama dengan perhitungan pada
•.aube-tower (bab 6.3.4.3.4).
&'-