Anda di halaman 1dari 7

Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515

Jurnal Penelitian Teknik Industri


Vol.1 No.1 Januari – Juni 2021; hal. 1-7
p-ISSN : 2774-3586; e-ISSN : 2774-3594
journal homepage: https://ejournal.sttmutu.ac.id/index.php/industri

Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB


Green 81515 di PT. ABC
Ewin Suciana1, Mawardi2, M. Hudzaifah3
Universitas Muhammadiyah Banten1, Program Studi Teknik Fisika-STTM Muhammadiyah
Tangerang2, Yayasan Al-Himah Citra Raya, Tangerang – Indonesia3
e-mail: sucianaewin@gmail.com1, mawardi.sttm@gmail.com2, hudzaifahinata98@gmail.com3

Abstrak
Perusahaan saat ini berorientasi untuk menghadapi persaingan global, dengan cara
mencari nilai tambah dari semua kegiatannya, serta melakukan efisiensi di semua sektor.
Selain itu juga dilakukan dengan cara menjaga kualitas produk agar tetap bermutu. Dalam
proses kontrol kualitas yang dilakukan, operator QC di PT. ABC sering terlambat dalam
memberikan status kelolosan produk, terutama produk yang memakai aplikasi blown film
karena dengan asumsi tebal film antara standard dan sampel berbeda sehingga dilakukan
pembuatan aplikasi ulang. Hal ini menyebabkan banyak pemborosan baik waktu maupun
material, sehingga diperlukan penelitian untuk menentukan toleransi ketebalan film agar tidak
terjadi pengulangan aplikasi. Penelitian ini merupakan analisa korelasi untuk mencari
hubungan dua variabel, sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sheet film. Pembuatan sheet film dilakukan dengan menggunakan mesin blown film, dengan
pemakaian masterbatch 3 phr (per hundred resin) in LLDPE (Linear low Density
Polyethilene). Sheet film dibuat dengan beberapa ketebalan, mulai dari 70 μm sampai 160
μm. Selanjutnya untuk setiap sheet film tersebut diukur dengan menggunakan
Spectrophotometer untuk mendapatkan parameter CIE L* a* b* dan ∆E*. Kemudian data
yang sudah ada di analisa dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian
memperlihatkan korelasi yang sangat kuat antara ketebalan film dengan perbedaan warna atau
∆E*, yaitu sebesar 0,992. Untuk itu agar tidak terjadi pengulangan pembuatan sampel
aplikasi oleh operator QC, maka perbedaan ketebalan antara film standar dan sampel tidak
lebih dari 18 μm.

Kata Kunci: Blown Film, Spectrophotometer, CIE L* a* b*

Abstract
The company is currently oriented to face global competition, by looking for added
value from all its activities, as well as making efficiencies in all sectors. In addition, it is also
done by maintaining the quality of the product so that it remains quality. In the quality
control process carried out, the QC operator at PT. ABC is often late in providing product
pass status, especially products that use blown film application because with the assumption
that the thickness of the film between the standard and the sample is different, so re-
application is made. This causes a lot of wastage of both time and material, so research is
needed to determine the tolerance of the film thickness to avoid repeated applications. This
research is a correlation analysis to find the relationship between two variables, while the
instrument used in this research is sheet film. The sheet film is made using a blown film
machine, using a masterbatch of 3 phr (per hundred resin) in LLDPE (Linear Low Density
Polyethylene). Sheet films are made in several thicknesses, ranging from 70 m to 160 m.
Furthermore, for each sheet film is measured using a Spectrophotometer to obtain the CIE
Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 1
Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515
parameters L* a* b* and E*. Then the existing data is analyzed using product moment
correlation. The results showed a very strong correlation between film thickness and color
difference or E*, which was 0.992. For this reason, in order to avoid repetition of application
sample making by the QC operator, the thickness difference between the standard film and
the sample is not more than 18 m.

Keywords: Blown Film, Spectrophotometer, CIE L* a* b*

Pendahuluan
Perkembangan dunia industri sudah berkembang dengan sangat pesat, terlebih
industri yang ada saat ini adalah industri yang berorientasi untuk menghadapi persaingan
global. Untuk menghadapinya setiap perusahaan harus mempunyai nilai tambah dibanding
yang lainnya. Baik itu dari perusahaan jasa maupun manufakur harus berlomba-lomba untuk
meningkatkan kualitas dari barang yang dihasilkan dan melakukan efisiensi untuk
menentukan dimana posisi mereka didalam kompetisi dunia saat ini.
Dengan dihasilkannya produk yang berkualitas baik, maka hal ini akan mempengaruhi
kepuasan pelanggan dalam pembelian sebuah produk. Para pelanggan akhirnya yang akan
menentukan apakah produk itu akan dicari terus menerus atau akan beralih ke produk lain
karena kualitas kita kurang baik dibanding yang lain. Dengan penjualan yang terus menerus
dan terus meningkat, maka dengan sendirinya perusahaan akan mendapatkan
profitabilitas.Profitabilitas merupakan salah satu faktor utama dalam keberlangsungan sebuah
bisnis perusahaan. Jadi kualitas adalah salah satu penentu dalam pertumbuhan profitabilitas
perusahaan.
Suatu produk dapat dikatakan berkualitas baik ketika produk tersebut tidak memiliki
cacat, tetapi dalam sebuah produksi suatu produk terutama dalam jumlah besar adalah hal
yang tidak mungkin bila tidak memiliki cacat/reject. Yang bisa kita lakukan adalah
meminimalisir cacat tersebut. Untuk meminimalisirnya dengan cara melakukan kontrol
kualitas terhadap barang yang dihasilkan. Tetapi terkadang dalam melakukan kontrol kualitas
terdapat beberapa faktor yang menghambat dalam meloloskan suatu produk. Sehingga
diperlukan beberapa kali pengetesan untuk memastikan kelolosannya, sehingga ini menjadi
sangat tidak efektif.
Hal ini juga disadari sepenuhnya oleh PT. ABC sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang industri manufaktur di Indonesia. Produk yang dihasilkan oleh PT. ABC
adalah campuran pewarna plastik (masterbatch), polymer compound dan biopoyimer. PT.
ABC berharap agar produk mereka selalu menjadi pilihan para konsumen, sehingga selalu
berusaha untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar
keberterimaan dan memiliki kualitas yang baik. Untuk itu selain menjaga proses produksi,
pengendalian kualitas juga dilakukan agar tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan bisa
tercapai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan film terhadap
warna, dalam hal ini di ukur menggunakan Spectrophotometer sehingga di dapat
deviasinya, juga untuk menghindari pengulangan pembuatan aplikasi dan mendapatkan
parameter optimal untuk pembuatan aplikasi film.

Metode
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah melalui analisa korelasi, yaitu dengan cara mengevaluasi hubungan antara dua
variabel dengan cara menghitung koefisien korelasi (coefficient correlation). Ukuran ini
menyatakan derajat atau kekuatan hubungan linier. Biasanya diidentifikasi sebagai r,
koefisien korelasi adalah suatu bilangan antara +1 dan -1yang dilaksanakan di PT. ”ABC”,

Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 2


Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sheet/lembaran film dengan ketebalan
antara 70 – 160 μm. Bahan polimer yang digunakan untuk membuat film ini adalah jenis
LLDPE yang dicampur masterbatch dengan pemakaian 3 phr (per hundred resin) atau
seperseratus resin. Pembuatan bahan penelitian ini mengunakan mesin Blown Film merk
Labtech.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer didapat dari pengukuran langsung terhadap sampel yang diteliti.
Sedangkan data sekunder didapat dari data perusahaan dan berbagai sumber referensi lainnya.
Bentuk data penelitian yang akan digunakan untuk menganalisa data yaitu data kuantitatif.
Diagram alir metode penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar-1 Diagram Alir Metode Penelitian

Hasil dan Pembahasan


Pembuatan Sampel Film
Hal paling pertama dilakukan adalah pembuatan film dengan takaran 3 phr (per hundred
resin), dengan ketebalan yang bervariasi. Dalam pembuatan sampel film ini tidak merubah
rpm extruder mesin Blown film agar didapatkan parameter yang sama.
Pengukuran CIE L*, a*, b* dan ∆E
Setelah semua sampel film dengan berbagai ketebalan tersedia, selanjutnya kita
melakukan pengukuran dengan menggunakan Spectrophotometer. Hal ini untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh ketebalan film terhadap perubahan warna. Ada tiga parameter yang
digunakan untuk menghitung ∆E*, yaitu parameter L*, a* dan b*. Acuan tebal film yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 70 μm.
1. Hasil pengukuran parameter L*
CIE L* mewakili kecerahan warna, 0 untuk hitam, dan 100 untuk putih

Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 3


Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515
Tabel 1. Hasil pengukuran parameter L*
Ketebalan Hasil pengukuran parameter L*
Rata-rata ( μm ) 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
70 55,64 55,9 55,67 55,52 55,91 55,83 55,75
80 55,77 55,7 55,91 55,7 55,7 55,58 55,73
90 55,82 55,86 55,8 55,82 55,85 55,93 55,85
100 56,12 56,21 56,06 56,12 56,06 56,01 56,10
110 56,06 56,01 56,2 56,25 56,02 56,21 56,13
120 56,24 56,16 56,28 56,25 56,12 56,18 56,21
130 56,14 56,1 56,29 56,33 56,23 56,27 56,23
140 56,19 56,37 56,26 56,13 56,19 56,3 56,24
150 56,15 56,14 56,1 56,16 56,06 56,16 56,13
160 56,25 56,16 56,42 56,27 56,14 56,28 56,25

Dari Tabel diatas hasil pengukuran parameter L* diatas, bisa kita simpulkan bahwa semakin
tebal film, semakin tinggi juga nilai lightness nya. Ini berarti semakin cerah film tersebut.
2. Hasil pengukuran parameter a*
CIE a* mewakili jenis warna merah dan hijau, dimana negatif a* mewakili warna hijau, dan
positif a* mewakili warna merah.
Tabel 2. Hasil pengukuran parameter a*

Dari Tabel diatas hasil pengukuran parameter a* diatas, bisa kita simpulkan bahwa semakin
tebal film, semakin hijau film tersebut.
3. Hasil pengukuran parameter b*
CIE b* mewakili jenis warna kuning dan biru, dimana negatif b* mewakili warna biru,
dan positif b* mewakili warna kuning
Tabel 3. Hasil pengukuran parameter b*

Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 4


Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515

Dari Tabel diatas hasil pengukuran parameter b* diatas, bisa kita simpulkan bahwa semakin
tebal film, warna film tersebut semakin mengarah ke warna biru. Bisa kita katakana warna
hijau yang kebiru-biruan
4. Hasil perhitungan ∆E*
Berdasarkan nilai CIE L a* b*, perbedaan warna dapat dihitung dan dinyatakan dalam sebuah
nilai ∆E*. Sehingga dari hasil perhitungan ∆E ini dapat dibuat sebuah kesepakatan mengenai
toleransi perbedaan warna yang dapat diterima.
Tabel 4. Hasil perhitungan ∆E*
Ketebalan Hasil pengukuran parameter ∆E
Rata-rata (μm) 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
70 0,08 0,30 0,20 0,54 0,90 0,20 0,37
80 1,91 0,68 1,42 1,28 1,39 1,36 1,34
90 1,62 1,92 0,82 1,55 1,26 1,20 1,40
100 2,77 2,20 1,41 1,48 3,09 1,81 2,13
110 2,78 2,91 2,04 1,91 3,26 2,68 2,60
120 3,36 3,97 2,83 2,87 3,79 3,07 3,32
130 3,3 3,95 2,95 2,93 3,98 3,00 3,35
140 4,69 4,08 4,13 4,83 4,61 4,12 4,41
150 4,39 4,53 4,84 4,23 4,86 4,43 4,55
160 5,14 5,46 5,04 5,29 5,41 4,99 5,22

Analisa Korelasi dan Regresi


1. Persamaan Korelasi
Tabel 5 Nilai Korelasi Antara Ketebalan Film
No Tebal Film (X) Nilai ∆E* (Y) X – X ( X ) Y – Y ( Y ) X2 Y2 XY
1 70 0,37 -45 -2,50 2025 6,24 112,38
2 80 1,34 -35 -1,53 1225 2,33 53,46
3 90 1,40 -25 -1,47 625 2,17 36,81
4 100 2,13 -15 -0,74 225 0,55 11,11
5 110 2,60 -5 -0,27 25 0,07 1,35
6 120 3,32 5 0,45 25 0,20 2,24
7 130 3,35 15 0,48 225 0,23 7,27
8 140 4,41 25 1,54 625 2,38 38,57
9 150 4,55 35 1,68 1225 2,82 58,78
10 160 5,22 45 2,35 2025 5,54 105,95
115 2,87 0 0 8250 22,54 427,90
Dari Tabel 5 diatas kita bisa menghitung nilai korelasi antara ketebalan film terhadapat
∆E*

Jadi ada korelasi positif sebesar 0,992 antara tebal film dan ∆E*. Hal ini semakin besar nilai
ketebalan film, semakin besar juga nilai ∆E*. Selanjutnya kita hitung nilai uji t dengan
menggunakan rumus no 2

Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 5


Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515

Kita mendapatkan nilai t hitung sebesar 22,269. Harga t hitung tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan harga t tabel. Dengan kesalahan 5% uji dua pihak, dengan jumlah
sample 10 maka dk = 8. Maka didapat t tabel sebesar 2,306. Ternyata t hitung 22,269 lebih
besar dari t tabel, sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan positif dan nilai
koefisien korelasi antara ketebalan film dan nilai ∆E* sebesar 0,992.
2. Persamaan Regresi

a=
a=

b=
b=

Jadi rumus regresi untuk persamaan diatas adalah

(Dengan: Y = nilai ∆E*, dimana X = ketebalan film (μm)


Berikut grafik pengaruh ketebalan film terhadap ∆E*.

Gambar 2 Ketebalan Film


3. Toleransi Ketebalan Film
Ketebalan yang diperbolehkan dalam pembuatan aplikasi film bisa dihitung dengan
mengunakan persamaan regresi yang telah kita dapat sebelumnya. Dengan menentukan dulu
standar ∆E*. Dalam teori ∆E* lebih kecil dari 1,0 mata manusia sulit untuk
membedakan perbedaan warna yang ada. Berdasarkan data pengamatan terhadap beberapa
produk lolos yang terdahulu, didapat ∆E* terbesar yaitu sebesar 1,5. Nilai ini bisa kita
jadikan acuan untuk menentukan toleransi ketebalan film dengan menggunakan
persamaan 4.

∆E* = -3,10 + 0,052X


1,5 = -3,10 + 0,052X
Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 6
Ewin Suciana, dkk | Pengaruh Ketebalan Film Terhadap Perbedaan Warna Pada Produk MB Green 81515

X =

X = 88,46

Jadi toleransi yang masih diperbolehkan dalam pembutan aplikasi agar ∆E* antara standar
dan sample tidak lebih dari 1,5 adalah sebesar 18 μm. 18 μm ini didapat karena kita
menggunakan tebal standar 70 μm.

Kesimpulan
Ketebalan aplikasi film mempunyai korelasi positif terhadap perbedaan warna MB
Green 8115 sebesar 0,992, maka korelasi ini memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat.
Agar pembuatan aplikasi tidak diulang, maka perbedaan ketebalan film adalah tidak lebih dari
18 μm. Bukaan blower yang optimal agar film stabil yaitu sebesar 1cm untuk rpm 115.

Daftar Pustaka
[1]. Asmu Wahyu (2013). Materi Training Blown Film. Blown Film Machine Part 1
[2]. Bondan T. Sofyan, 2010. Pengantar Material Teknik. Jakarta. Salemba Teknika
[3]. https://atmajaya99.wordpress.com/2010/01/28/injection-molding/
[4]. http://husnulrahmaddin.blogspot.in
[5]. http://injectionmoldingpart.blogspot.com/
[6]. http://materi-forever.blogspot.com/2014/07/industri-petrokimia-industri-
pemrosesan.html
[7]. http://pengantar-warna.blogspot.in/2011/03/colorimetry-part-iii-color-different.html
[8]. http://chemistryismyworld.blogspot.com/2010/12/proses-industri-kimia-industri-
plastik.html
[9]. Paul Waller. 2012. Apractical Guide to Blown Film Troubleshooting. Canada. Plastic
Touchpoint Group, inc.
[10]. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian . Bandung. Alfabeta.
[11]. Silja Holopainen, Colorimetry – Presentasi Bahan Kuliah Pengukuran Warna, 2006 x-
rite incorporated. (2000) color Physic Theory

Jurnal Teknik Industri, Vol.1 No.1 (2021) 7

Anda mungkin juga menyukai