PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari siklus kehidupan manusia, sebuah
fitrah dari makhluk yang dianugrahi akal dan pikiran. Proses pendidikan berjalan sejak dalam
kandungan sampai keliang lahat (meninggal dunia). Pendidikan bisa didapat dimana saja dan
kapan saja. Proses pendidikan yang paling efektif adalah melalui pendidikan formal. Dimana
sekolah/pesantren merupakan perwujudan nyata pendidikan yang dilakukan secara
berjenjang atas dasar sistem dan kebijakan tertentu.
Pendidikan Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang menarik bukan hanya karena
memiliki kekhasan tersendiri dibanding jenis pendidikan yang lain, semisal pendidikan
umum, namun juga karena kaya akan konsep- konsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan
dengan pendidikan modern. Dalam hazanah pemikiran pendidikan Islam, kita temukan tokoh-
tokoh besar dengan ide- idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan kontribusi
yang besar bagi dinamika pendidikan Islam, khususnya pesantren dan madrasah di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kita ungkapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :
2. Apa pengertian madrasah modern, peranan madrasah modern dan sistem pendidikan
madrasah modern ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pesantren
1. Pengertian Pesantren
Istilah “pesantren” berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an berarti
tempat tinggal para santri. Prof John berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bhasa
Tamil, yang berarti guru mengaji. Sedang C.C. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut
berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku- buku suci
Agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari
kata shastra yang berarti buku- buku suci, buku- buku agama atau buku- buku tentang
pengetahuan.
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, setelah rumah tangga
(keluarga). Walaupun perhatian para ahli peneliti baru dilakukan terhadap pesantren yang
dimulai akhir-akhir ini, sudah banyak jumlah buku,majalah atau makalah yang berkembang,
namun masih banyak rahasia-rahasia dalam pesantern yang belum terungkap. Dimana bagian
yang belum terungkap itu adalah bagian yang memang sulit untuk diungkapkan.
Pesantren muerupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam dimana di dalamnya terjadi
interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dnegan
mengambil tempat dimajid atau dihalaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan
membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu (kitab kuning).
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah
satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat
muslim. Secara informal lembaga pesantren di Indonesia telah berfungsi sebagai keluarga
yang membentuk watak dan kebribadian santri. Pesantren juga telah melaksanakan
pendidikan keterampilan melalui kursus- kursus untuk membekali dan membaantu
kemandirian para santri dalalm kehidupan masa depannya sebagai muslim yang juga dai dan
pembina masyarakat. Secra keseluruhan, pesantren selalu dijadikan contoh dan panutan oleh
masyarakat dalam segala hala yang dilakukan atau dianjurkan untuk dilaksanakan oleh
masyarakat, sehingga keberadaan pesantren di Indonesia itu telah berperan menjadi potensi
yang sangat besar dalam pengembangan masyarakat, terutama masyarakt muslim lapisan
menengah kebawah .Sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren memiliki lima elemen
pokok, yaitu pondok tempat menginap santri, masjid, santri, pengajaran kitab- kitab klasik
dan kyai.
2
a) Filsafat pendidikan teosentris, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa semua
kejadian, proses dan kembali pada kebenaran Tuhan.
c) Kearifan hidup
d) Kesederhanaan
g) Kebebasan terpimpin
h) Kemandirian
j) Tanpa ijazah
k) Ilmu pengetahuan diperoleh disamping dengan ketajaman akal juga sangat tergantung
kepada kesucian hati dan berkah kyai
Berkaitan dengan peran tradisionalnya pesantren kerap diidentifikasi dengan peran dalam
masyarakat Indonesia, yaitu
a) Metode sorongan, yaitu bentuk belajar- mengajar dimana kyai hanya menghadapi
seorang santri atau sekelompok kecil santri yang masih dalam tingkat dasar.
b) Metode wetonan dan bandongan, ialah metode mengajar dengan sistem ceramah. Di
daerah luar jawa metode ini disebut halaqah, yaitu murid mengelilingi guru yang membahas
kitab
c) Metode musyawarah, yaitu sistem belajar dalam bentuk seminar untuk membahas
setiap masalah yang berhubungan dengan pelajaran santri di tingkat tinggi
Seiring dengan perubahan ruang dan waktu sistem pendidikan pesantren mengalami
pergeseran- pergeseran baik dari kelembagaan pesantren, metodologi sampai pola hidup di
3
pesantren mengalami perubahan. Namun demikian lembaga pendidikan ini sampai saat ini
masih tetap bertahan karena mampu menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan yang
terjadi. Upaya- upaya pembaharuan pesantren telah banyak dilakukan dari waktu ke waktu
untuk menunjukkan eksistensi dan pengembangannya dalam menghadapi problematikanya.
B. Madrasah Modern
Istilah “ Madrasah” berasal dari bahasa Arab (Ar= tempat belajar; dari akar kata darasa =
belajar. Nama atau sebutan bagi sekolah agama Islam, tempat proses belajar- mengajar
ajaran Islam secara formal yang mempunyai kelas (dengan sarana antara lain, meja, bangku,
dan papan tulis ) dan kurikulum dalam bentuk klasikal. Padanan kata madrasah dalam bahasa
Indonesia adalah sekolah- sekolah agama.[5]
Secara harfiah madrasah diartikan sebagai tempat belajar bagi para pelajar atau tempat untuk
memberikan pengajaran. Sama juga dengan secara teknis yakni dalam proses belajar
mengajarnya secara formal, madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Namun diIndonesia
madrasah tidak lantas dipahami sebgai sekolah. Melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik
lagi, yakni sekolah agama, tempat dimana anak-anak didik memperoleh pembelajaran hal-
ihwal atau seluk beluk agama dan keagamaan (yaitu Agama Islam).
Secara historis, madrasah adalah bentuk perkembangan dari model pendidikan Islam
tradisional yaitu pesantren Pesantren yang berkembang sejak abad ke 17 bisa disebut sebagai
masa mulai berdirinya cikal bakal dari lembaga pendidikan madrasah. Meskipun banyak juga
pesantren yang tetap mempertahankan keasliannya (salaf) tanpa berubah menjadi madrasah.
Secara umum, madrasah memiliki kaitan yang erat dengan pesantren, karena sesungguhnya
madrasah itu merupakan sistem baru pengajaran agama yang diadopsi dari sistem barat. Pada
masa lampau pesantren merupakan satu- satunya lembaga pendidikan agama formal. Pada
awal abad 20, ketika Muslim Indonesia mulai tersentuh gerakan pembaharuan, dimulailah
madrasah- madrasah menurut tingkatan sesuai dengan sekolah- sekolah umum.
Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai beberapa latar belakang,
yaitu
c) Adanya sikap mental pada sementara golongan Islam, khususnya santri yang terpukau
kepada kemajuan barat
4
d) Upaya menjembatani sistem pendidikan modern tradisional yang dilakukan oleh
pesantren dan sistem pendidikan modern dari hasil akulturasi
Di Indonesia, perkembangan pendidikan dan pengajaran Islam dalam bentuk madrasah juga
merupakan pengembangan dari sistem tradisional yang diadakan di surau, langgar, masjid
dan pesantren. Perkembangan selanjutnya yang mengubah sistem halaqah ke sistem klasikal
dipengaruhi oleh sistem sekolah- sekolah pemerintah kolonial Belanda, Hal ini bertujuan
untuk menandingi sekolah- sekolah Belanda yang diskriminatif dan netral agama yang dinilai
tidak sesuai dengan cita-cita Islam. Pengaruh itu juga datang dari orang- orang Indonesia
yang belajar di negeri- negeri Islam atau dari para guru dan ulama negeri- negeri tersebut
yang datang ke Indonesia.
Sebagai lembaga pendidikan Islam madrasah mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
a) Lembaga pendidikan yang mempunyai tata cara yang sama dengan sekolah
Modernisasi (pembaharuan) madrasah sudah dilakukan oleh para pemikir muslim Indonesia
di awal abad 20. Beberapa tokoh pendidik muslim saat itu menyadari bahwa sistem
pendidikan pesantren dianggap tidak cukup mewadahi bagi pengembangan sosial masyarakat
muslim menyusul modernisasi yang diperkenalkan Belanda. Dengan sistem ini,
pendidikan Islam memasuki tahap baru yakni dengan diperkenalkannya mata pelajaran
umum dan sistem didaktik metodik ala barat. Dalam model madrasah, berbeda dengan
pesantren dan surau, para siswa tidak saja dibekali mata pelajaran yang berhubungan dengan
masalah- masalah keagamaan, tapi juga mata pelajaran umum seperti bahasa inggris, Belanda
dan ilmu- ilmu lain yang saat ini hanya diberikan di sekolah- sekolah pemerintah Belanda.
5
mengantarkan bangsa ini kea rah kemajuan terutama aspek mental spiritual yang tidak dapat
dihargai dengan nilai materi apapun.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah
satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat
muslim. Secara informal lembaga pesantren di Indonesia telah berfungsi sebagai keluarga
yang membentuk watak dan kebribadian santri. Sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren
memiliki lima elemen pokok , yaitu pondok tempat menginap santri, masjid, santri,
pengajaran kitab- kitab klasik, dan kyai.
Madrasah adalah bentuk perkembangan dari model pendidikan Islam tradisional yaitu
pesantren. Kehadiran madrasah merupakan salah satu upaya pembaharuan pendidikan Islam
di Indonesia. Sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa madrasah merupakan lembaga
pendidikan modern di tengah pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Indonesia.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami untuk
mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh
para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
Bapak Dosen yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya
7
DAFTAR PUSTAKA
Abudullah, Taufik, 2003, Sejarah Umat Islam Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Umat
Basori, Ruchman,2006, The Founding Father: Pesantren Modern Indonesia, Jakarta: Ineis
Ruchman Basori, The Founding Father: Pesantren Modern Indonesia, Jakarta: Inceis, 2008,
hal. 33
http://sumamusi.blogspot.co.id/2014/11/pesantren-dan-madrasah-modern-dalam_17.html
Ibid
Ruchman Basori, The Founding Father: Pesantren Modern Indonesia, Jakarta: Inceis, 2008,
hal. 34
Taufik Abudullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Umat, 2003,
hal.316
Ruchman Basori, The Founding Father: Pesantren Modern Indonesia, Jakarta: Inceis, 2008,
hal. 45
Ibid hlm. 47