PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Ex
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CBR pendidikan
kewarganegaraan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tela berkontribusi sehingga CBR ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susuanan kalimat maupun tata bahsanya. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca agar dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata penulis berharap semoga CBR tentang pendidikan kewarganegaraan ini
dapat memberikan sedikit ilmu terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan
A. Bab I ……………………………………………………………………………………………….2
B. Bab II ………………………………………………………………………………………………3
C. Bab III …………………………………………………………………………………………….4
D. Bab IV ……………………………………………………………………………………………..4
E. Bab V ……………………………………………………………………………………………..5
F. Bab VI…………………………………………………………………………………………….6
G. Bab VII …………………………………………………………………………………………..7
H. Bab VII ………………………………………………………………………………………….8
I. Bab IX …………………………………………………………………………………………..9
iii
I. Bab IX ………………………………………………………………………………………..17
2. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku ………………………………………………………18
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..19
B. Rekomendasi ……………………………………………………………………………..19
iv
BAB I PENDAHULUAN
C. MANFAAT
a. Untuk menambah wawasan tentang pendidikan kewarganegaraan
b. Mengetahui materi tentang pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi
D. IDENTITAS BUKU
a. Buku utama
1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan TInggi
2. Edisi :-
3. Pengarang : Apiek Gandamana
4. Penerbit : Harapan Cerdas
5. Tahun Terbit : 2019
6. ISBN : 978-602-5799-42-6
1
2.1 Ringkasa Buku Utama
2
ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-
kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Dalam konteks pendidikan
kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri
atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Identitas nasional sebagai identitas bersama
suatu bangsa dapat dibentuk oleh beberapa faktor yang meliputi: primordial, sakral,
tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan.
Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan sekunder karena
sebelumnya sudah terdapat identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.
Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran
rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun
1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Secara sosiologis,
identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan
persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju
Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri atau pembangun
jati diri bangsa Indonesia yang meliputi bendera negara Sang Merah Putih, bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda
Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
F. BAB VI : Demokrasi
Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti
rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi,
demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan
rakyat. Secara terminologi, banyak pandangan tentang demokrasi. Tidak ada
5
pandangan tunggal tentang apa itu demokrasi. Demokrasi dapat dipandang sebagai
salah satu bentuk pemerintahan, sebagai sistem politik, dan sebagai pola kehidupan
bernegara dengan prinsip-prinsip yang menyertainya. Berdasar ideologinya,
demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berdasar Pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada rakyat
yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi Indonesia
adalah demokrasi konstitusional, selain karena dirumuskan nilai dan normanya
dalam UUD 1945, konstitusi Indonesia juga bersifat membatasi kekuasaan
pemerintahan dan menjamin hakhak dasar warga Negara. Praktik demokrasi
Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan kehidupan kenegaraan
Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila secara ideal telah terrumuskan,
sedang dalam tataran empirik mengalami pasang surut. Sebagai pilihan akan pola
kehidupan bernegara, sistem demokrasi dianggap penting dan bisa diterima banyak
negara sebagai jalan mencapai tujuan hidup bernegara yakni kesejahteraaan dan
keadilan.
9
dipelajari dan dialami ioleh masing – masing orang. Apalagi Negara kita
sedng menuju menjadi Negara yang demokratis, maka secara tidak
langsung warga negaranya harus lebih aktif dan partisitif,
13
hukum dengan sebaik-baiknya. Penegakan hukum bertujuan untuk
meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat
sehingga masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan hakhaknya
terlindungi. Dalam menegakkan hukum terdapat tiga unsur yang harus
selalu diperhatikan yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan.
Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakup
sektor materi hukum, sektor sarana dan prasarana hukum, serta sektor
aparatur penegak hukum.
Menurut buku ini juga dijelaskan bahwa substansi konstitusi adalah isi
dari suatu konstitui Negara mengenai jaminan dan hak Negara dan warga
Negara serta memilih mana yang penting dan mana yang harus
dicantumakan dalam dalam konstitusi agar hasilnya dapat diterima baik
oleh yang melaksanakan maupun pihak yang akan dilindungi. Tujuan
demokrasi akan memposisikan pemerintah daerah sebagai landasan
utama dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan Negara
serta mempercepat terwujudnya masyarakat madani.
Dari ringkasan buku ini dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan
hokum sebagaimana mestinya, maka perlu dibentuk beberapa lembaga
aparat penegak hokum antara lain : kepolisian yang berfungsi sebagai
lembaga penidik, kejaksaan yang fungsi utamanya sebgai lembaga
penuntut, kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/ pengadila
dan lembaga penasehat atau memberi bantuan hokum.
7. Pembahasan bab VIII Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik
Indonesia
Menurut buku “pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi,
Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai
penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan
(Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan
14
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. . Wawasan
nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Esensi dari wawasan nusantara
adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan bangsa, mencakup
di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan kewarganegaraan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik
kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam
perikehidupan bangsa. Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada
masanya nanti bibit ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan
pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses
pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara,
masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung
kokohnya pendirian suatu Negara. Negara yang akan melangkah maju membutuhkan
daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih
berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk
menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa
turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya
pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image
pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta
mempertahankan Negara kita. Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana
16
tepat untuk memberikan gambaran secara langsung tentang hal-hal yang
bersangkutan tentang kewarganegaraan pada mahasiswa.
B. REKOMENDASI
Rekomendasi dari kedua buku yang telah direview menurut penulis adalah
buku utama lebih cocok dijadikan buku penuntun dan dijadikan pembanding karena
sifat buku yang mencakup semua isi, dan kelengkapan buku dan juga menarik untuk
direview.
Daftar Pustaka
17
Mandiong. Baso, dkk (2018) pendidikan kewarganegaraan (civic Education),
Bandung: Celebes Media Perkasa
Nurwardani. Paristiyanti, dkk (2016) pendidikan kewarganegaraan Untuk perguruan
Tinggi, Jakarta: KEMENRISTEKDIKTI
18