Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA MAHASISWA : RIDWAN


NIM : 2182151010
DOSEN PENGAMPU : Jujur S.pd M.Hum
MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI –


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2019

Ex

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CBR pendidikan
kewarganegaraan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tela berkontribusi sehingga CBR ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susuanan kalimat maupun tata bahsanya. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca agar dapat memperbaiki tugas ini.

Akhir kata penulis berharap semoga CBR tentang pendidikan kewarganegaraan ini
dapat memberikan sedikit ilmu terhadap pembaca.

Medan, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………… iii

Bab I Pendahuluan

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR …………………………………………………………..1


B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………..1
C. Manfaat …………………………………………………………………………………………..1
D. Identitas Buku………………………………………………………………………………….1

Bab II Ringakasan Isi Buku

A. Bab I ……………………………………………………………………………………………….2
B. Bab II ………………………………………………………………………………………………3
C. Bab III …………………………………………………………………………………………….4
D. Bab IV ……………………………………………………………………………………………..4
E. Bab V ……………………………………………………………………………………………..5
F. Bab VI…………………………………………………………………………………………….6
G. Bab VII …………………………………………………………………………………………..7
H. Bab VII ………………………………………………………………………………………….8
I. Bab IX …………………………………………………………………………………………..9

Bab III Pembahasan

1. Pembahasan Isi Buku


A. Bab I …………………………………………………………………………………………. 10
B. Bab II ………………………………………………………………………………………...11
C. Bab III ………………………………………………………………………………………..12
D. Bab IV ………………………………………………………………………………………..13
E. Bab V …………………………………………………………………………………………14
F. Bab VI ………………………………………………………………………………………..14
G. Bab VII ………………………………………………………………………………………15
H. Bab VIII………………………………………………………………………………………16

iii
I. Bab IX ………………………………………………………………………………………..17
2. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku ………………………………………………………18

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..19
B. Rekomendasi ……………………………………………………………………………..19

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………21

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Untuk memepermudah pembaca dalam pemilihan buk sebagai referensi. Dapat
membantu pembaca untuk megetahui kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut.
Misalnya dari segi analisis penggunaan bahasa untuk lebih mudah dipahami dan
dimengerti tentang pendidikan kewarganegaraan.
B. TUJUAN PENULISAN

Mengkritisi/membandingkan tiap materi mata kuliah penddikan


kewarganegaraan dari dua buku yang berbeda. Menambah wawasan tentang
kewarganegaraan untuk tingkat peguruan tinngi, Menguatkan pemahaman
mahasiswa tentang ilmu kewarganegaraan Untuk memenuhi tugas KKni matakuliah
pendidikan kewarganegaraan.

C. MANFAAT
a. Untuk menambah wawasan tentang pendidikan kewarganegaraan
b. Mengetahui materi tentang pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi
D. IDENTITAS BUKU
a. Buku utama
1. Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan TInggi
2. Edisi :-
3. Pengarang : Apiek Gandamana
4. Penerbit : Harapan Cerdas
5. Tahun Terbit : 2019
6. ISBN : 978-602-5799-42-6

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

1
2.1 Ringkasa Buku Utama

A. BAB I : Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Secara Etimologis pendidikan kewarganegaraan berasala dari kata “pendidikan” dan
“kewarganegaraan”. Pendidikan berate usaha sada dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya. Sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga Negara. Secara Yuridis, pendidikan Kewarganegaran
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kkebangsaan dan cinta tanah air. Secara Terminologis, pendidikan kewarganegaraan
adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, diperluas dengan
sumber – sumber pengetahuan lainnya. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan
kewarganegaraan karena setuap generasi adalah orang baru yang harus mendapat
pengetahuan sikap/nilai yang emeiliki karakter yang baik dan cerdas untuk hidup
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi
konstitusional. Secara hitoris, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia awalnya
diselenggarakan ole organisasi pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa
kebangsaan dan vita – cita Indonesia merdeka. Secara sosiologis, PKn Indonesia
dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin di masyarakat yang
mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Secara politis, PKn
Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan
Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya. Pendidikan Kewarganegaraan
senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan
pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara. PKn Indonesia
untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia, eksistensi
konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa.

B. BAB II : Identitas Nasional


Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”.
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang secara harfiah berarti jati diri, ciri-

2
ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-
kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Dalam konteks pendidikan
kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri
atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Identitas nasional sebagai identitas bersama
suatu bangsa dapat dibentuk oleh beberapa faktor yang meliputi: primordial, sakral,
tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan.
Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan sekunder karena
sebelumnya sudah terdapat identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.
Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran
rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun
1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Secara sosiologis,
identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan
persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju
Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri atau pembangun
jati diri bangsa Indonesia yang meliputi bendera negara Sang Merah Putih, bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda
Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

C. BAB III : Integrasi Nasional


Integrasi nasional berasal dari kata integrasi dan nasional. Integrasi berarti memberi
tempat dalam suatu keseluruhan. Integrasi nasional merupakan proses
mempersatukan bagian – bagian unsur atau elemen yang terpisah dari masyarakat
menjadi kesatuan yang lebih bulat, sehingga menjadi satu bangsa. Jenis jenis integrasi
3
mencakup 1. Integrasi bangsa, 2. Integrasi wilayah, 3. Integrasi nilai, 4. Integrasi elit-
massa, 5. Integrasi tingkah laku. Dimensi integrasi mencakup integrasi vertical dan
horizontal, sedangkan aspek integrasi meliputi aspek politik, ekonomi dan social
budaya. Integrasi berkebalikan dengan didintegrasi. Jika integrasi menyiratkan
adanya keterpaduan, kesatuan dan kesepakatan atau kosensus, disintegrasi
emnyirtkan adanya keterpecahan, pertentangan dan konflik. Integrasi bangsa
diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas bersama, menguatkan
identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa

D. BAB IV : Negara dan Konstitusi


Dalam arti sempit konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen
yang berisi aturan – aturan dasar untuk menyelenggarakan Negara, sedangkan dalam
arti luas konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak teryulis, yang
menentukan bagaimana lembaga Negara dibentuk dan dijalankan. Konstitusi
diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara, membagi
kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM bagi warga negara. Konstitusi
mempunyai materi muatan tentang organisasi negara, HAM, prosedur mengubah
UUD, kadang-kadang berisi larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD, cita-
cita rakyat dan asas-asas ideologi negara. Pada awal era reformasi, adanya tuntutan
perubahan UUD NRI 1945 didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum
cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan
penghormatan terhadap HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat
pasal-pasal yang menimbulkan penafsiran beragam (multitafsir) dan membuka
peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, dan
praktik KKN. Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi
kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Oleh karena itu, MPR melakukan perubahan
secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan. Keempat kali perubahan
tersebut harus dipahami sebagai satu rangkaian dan satu kesatuan. UUD NRI 1945
menempati urutan tertinggi dalam jenjang norma hukum di Indonesia. Berdasar
ketentuan ini, secara normatif, undang-undang isinya tidak boleh bertentangan
dengan UUD. Jika suatu undangundang isinya dianggap bertentangan dengan UUD
4
maka dapat melahirkan masalah konstitusionalitas undang-undang tersebut. Warga
negara dapat mengajukan pengujian konstitusionalitas suatu undangundang kepada
Mahkamah Konstitusi

E. BAB V : Hak Asazi Manusia


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban
untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh
pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban warga negara
merupakan wujud dari hubungan warga negara dengan negara. Hak dan kewajiban
bersifat timbal balik, bahwa warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan
dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam UUD NRI 1945, namun
secara filosofis tetap mengindikasikan adanya pandangan bangsa Indonesia bahwa
hak asasi tidak dapat berjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi. Dalam konteks ini
Indonesia menganut paham harmoni antara kewajiban dan hak ataupun sebaliknya
harmoni antara hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban warga negara dan negara
mengalami dinamika terbukti dari adanya perubahan-perubahan dalam rumusan
pasal-pasal UUD NRI 1945 melalui proses amandemen dan juga perubahan
undangundang yang menyertainya. Jaminan akan hak dan kewajiban warga Negara
dengan segala dinamikanya diupayakan berdampak pada terpenuhinya
keseimbangan yang harmonis antara hak dan kewajiban Negara dan warga Negara.

F. BAB VI : Demokrasi
Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti
rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi,
demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan
rakyat. Secara terminologi, banyak pandangan tentang demokrasi. Tidak ada
5
pandangan tunggal tentang apa itu demokrasi. Demokrasi dapat dipandang sebagai
salah satu bentuk pemerintahan, sebagai sistem politik, dan sebagai pola kehidupan
bernegara dengan prinsip-prinsip yang menyertainya. Berdasar ideologinya,
demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berdasar Pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada rakyat
yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi Indonesia
adalah demokrasi konstitusional, selain karena dirumuskan nilai dan normanya
dalam UUD 1945, konstitusi Indonesia juga bersifat membatasi kekuasaan
pemerintahan dan menjamin hakhak dasar warga Negara. Praktik demokrasi
Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan kehidupan kenegaraan
Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila secara ideal telah terrumuskan,
sedang dalam tataran empirik mengalami pasang surut. Sebagai pilihan akan pola
kehidupan bernegara, sistem demokrasi dianggap penting dan bisa diterima banyak
negara sebagai jalan mencapai tujuan hidup bernegara yakni kesejahteraaan dan
keadilan.

G. BAB VII : Negara Hukum


Negara merupakan organisasi kelompok masyarakat tertinggi karena mempunyai
wewenang untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat bahkan memaksa secara
sah untuk kepentingan umum yang lebih tinggi demi tegaknya hukum. Negara pun
dipandang sebagai subyek hukum yang mempunyai kedaulatan (sovereignity) yang
tidak dapat dilampaui oleh negara mana pun. Ada empat fungsi negara yang dianut
oleh negara-negara di dunia ialah: melaksanakan penertiban dan keamanan;
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya; pertahanan; dan
menegakkan keadilan. Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang terjadi di
masyarakat secara adil, maka para aparatur hukum harus menegakkan hukum
dengan sebaik-baiknya. Penegakan hukum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban
6
dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh
pengayoman dan hakhaknya terlindungi. Dalam menegakkan hukum terdapat tiga
unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, dan
keadilan. Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakup sektor materi
hukum, sektor sarana dan prasarana hukum, serta sektor aparatur penegak hukum.
Aparatur hukum yang mempunyai tugas untuk menegakkan dan melaksanakan
hukum antara lain lembaga kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Fungsi utama
Lembaga kepolisian adalah sebagai lembaga penyidik; sedangkan kejaksaan
berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; serta lembaga kehakiman sebagai
lembaga pengadilan/pemutus perkara. Peradilan umum merupakan peradilan bagi
rakyat pada umumnya; sedangkan peradilan militer, peradilan Agama, dan peradilan
Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus karena mengadili perkaraperkara
tertentu dan mengadili golongan rakyat tertentu. Keempat lingkungan peradilan
tersebut masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili perkara
tertentu serta meliputi badan peradilan secara bertingkat, yaitu pengadilan tingkat
pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi. Penegakan hukum di Indonesia masih
menghadapi masalah dan tantangan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat.
Penegakan hukum sangat penting diupayakan secara terus menerus untuk
meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga
masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak – hak dan kewajibannya.

H. BAB VIII : wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia


Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya
Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk
Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian
yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian, bagian
dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak
milik Negara Indonesia. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut
7
sebagai penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan (Archipelago
state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan memberikan potensi keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian juga mengundang potensi
negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan wilayah. Wawasan nusantara
sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan sebagai konsepsi politik
kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan
tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Esensi dari
wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan bangsa,
mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan
dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia

I. BAB IX : Ketahaan Nasional


Pengertian ketahanan nasional dapat dibedakan menjadi tiga yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi atau doktrin, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan
ketahanan nasional sebagai metode atau strategi. Ketahanan nasional sebagai
konsepsi adalah konsep khas bangsa Indonesia sebagai pedoman pengaturan
penyelenggaraan bernegara dengan berlandaskan pada ajaran asta gatra. Ketahanan
nasional sebagai kondisi adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan daya tahan. Ketahanan nasional sebagai metode atau strategi adalah
cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan ancaman kebangsaan
melalui pendekatan asta gatra yang sifatnya integral komprehensif. Ketahanan
nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi, politik dan budaya
serta konsep ketahanan berlapis dimulai dari ketahanan nasional diri, keluarga,
wilayah, regional, dan nasional. Inti dari ketahanan nasional Indonesia adalah
kemampuan yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk
ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan kompleks, baik dalam
8
bentuk ancaman militer maupun nirmiliter. Kegiatan pembelaan negara pada
dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan
nasional. Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bela negara mencakup bela negara secara
fisik atau militer dan bela negara secara nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun
luar negeri. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata"
menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara nonfisik adalah segala upaya
untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadar dan taat membayar
pajak), serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman dan lain sebagainya.

BAB III PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU


1. Pembahasan bab I tentang hakikat pendidikan kewarganegaraan
Menurut buku “Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggu
(buku utama)” hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar
dan terencana untuk mencerddaskan kehidupan bangsa bagi warga
Negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela Negara, demi kelangsungan
kehidupan dan kejayyaan bangsa dan Negara. Sehingga dengan
mencerdasakn kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara,
menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa sera moral bangsa,
mka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan
Indonesis. Pendidikan kewarganegaraan lah yang mengajarkan bagaimana
seseorang menjadi warga Negara yang lebih bertanggun jawab, karena
kewarganegaraan itu tidak dapat diwariskan begitu saja melainkan harus

9
dipelajari dan dialami ioleh masing – masing orang. Apalagi Negara kita
sedng menuju menjadi Negara yang demokratis, maka secara tidak
langsung warga negaranya harus lebih aktif dan partisitif,

Berdaarkan buku diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat pendidikan


kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdasaskan kehidupan bangsa bagi warga Negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasasn pelaksanaan
hak dan kewajiban dalam bela Negara demi kelangsungan kehidupan dan
kejayaan bangsa dan Negara yang tetap berlandasakan pancasila dan UUd
1945.
2. Pembahasan bab II tentang Identitas Nasional
Menurut buku “pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih
dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan atau
keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa lain. Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu
bangsa dapat dibentuk oleh beberapa faktor yang meliputi: primordial,
sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan
kelembagaan. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-
identitas yang sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan
disepakati dan sekunder karena sebelumnya sudah terdapat identitas
kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia. Identitas nasional ialah
suatu ciri yang dimiliki sebuah bangsa, secra fisiologis yang membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Jadi, setiap bangsa diduia ini
akan mempunyai identitas sendiri – sendiri sesuai dengan keunikan, ciri –
ciri bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Dan didalam buku Pendidikan Kewarganegaraan ‘(civic
Education).identitas nasional ialah suatu ciri yang dimiliki sebuah bangsa
didunia yang memiliki identitaas sendiri – sendiri sesuai dengan keunikan,
ciri – ciri, sifat, serta karakter dari bangsa tersebut. Hakikat identitas
10
nasional kita sebagai bangsa didalam kehidupan berbangsa dan bernegara
ialah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan
kita dalam arti yang luas, misalnya aturan perundang undangan atau moral
yang secra normative diterapkan didalam bermasyarakat atau
berinteraksi, baik itu dlam tataran nasional ataupun internasional.
Dari rangkuman buku diatas, dapat disimpulkan dengan nilai – nilai
budaya yang tercermin didalam identitas nasional merupakan suat jati diri
yang khas dimiiki oleh suatu bangsa yang tidak dimiliki bangsa lain.
Identitas nasional merupakan suatu kumpulan nilai budaya yang tumbuh
serta berkembang didalam macam – macam aspek kehidupan dari
berbagai keragaman yang terhimpun dalam sau kesatuan. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara pancasila merupakan aktualisasi
yang tercermunkan dalam penataan kehidupan mencakup dalam
kehidupan yang luas.
3. Pembahasan bab III tentang Integrasi Nasional
Menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan tinggi,
Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian – bagian
unsur atau elemen yang terpisah dari masyarakat menjadi kesatuan yang
lebih bulat, sehingga menjadi satu bangsa.
Dan Menurut buku Ini, integrasi nasional adalah kolaborasi seluruh
keseluruhan ddan tiap – tia bagian tersebut diberi tempat sehingga akan
dapat membentuk kesauan yang harmonis dalam kesatuan NKRI yang
bersemboyan Bhineka Tunggal Ika. Integrasi nasional mengindikasi
adanya suatu kekuatan yang menggerakkan tiap – tiap individu untuk
dapat hidup besama sebagi kesatuan atau kelompok. Dengan kekuatan
integrasi nasional akan tercermin dalam rasa cinta, banggsa, hormat serta
loyalitas kepada Negara.
Kesimpulan yang dpat diambil dari buku tersebut adalah usaha dan
proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu Negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Integrasi nasional
merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai mmacam
11
erbedaan yang ada di Indonesia. Integrasi sendiri dapat dikataan sebagai
salah satu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang baik bagi
bangsa Indonesia. Upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedan –
perbedaan yang ada tetap harus dikui dan dihargai sehingga Indonesia
menjadi Negara yang dapat mencapai tujuannya. Pentingnya integrasi
nasional bagi Indonesia merupakan cara yang dapat menyatukan berbagai
macam perbedaan yang ada di Indonesia.
4. Pembahasan bab IV tentang Negara dan Konstitusi
Menurut buku “pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan Tinggi,
konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen yang
berisi aturan – aturan dasar untuk menyelenggarakan Negara. konstitusi
merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang
menentukan bagaimana lembaga Negara dibentuk dan dijalankan.
Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau
penguasa negara, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM
bagi warga negara. Konstitusi mempunyai materi muatan tentang
organisasi Negara. Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hokum yang
berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan.
Aturan atau hokum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal – hal
yang amat mendasasr dari suatu Negara, maka konstitusi dikatakan pula
sebagai hokum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan
suatu Negara.
Menurut buku ini juga dijelaskan bahwa konstitusi adalah seperangkat
aturan atau hokum yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah
diatur dan dijalankan. Konstitusi adalah hokum tertinggi suatu Negara
sebab tanpa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
menempati posisi yang sangat vital dalam kehidupan ketatanegaraansuatu
Negara. Dengan kata lain, konstitusi membuat suatu peraturan pokok
mengenai sendi – sendi pertama untuk menegakkan Negara.
Dari penjeasan ringkasan buku tersebut dapat disimpulkan yaitu suatu
konstitusi dikatakan memiliki norma apabila konstitusi tersebut resmi
12
ditermia oleh suatu bangsa dan bagi mereka konsttusi itu tidak hanya
berlaku dalam arti hokum legal, tetapi juga nyata berlaku dalam masyarkat
dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
5. Pembahasasn bab V Hak azasi manusia

Menurut buku “pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi,


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh
pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa olehnya. Hak dan kewajiban merupkan suatu yang tidak dapat
dipisahkan, namun terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban
sebagai seorang warga Negara harus tau hak dan kewajibannya.

6. Pembahasan bab VI tentang Demokrasi


Menurut buku “pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi (buku utama)”
Demokrasi dapat dipandang sebagai salah satu bentuk pemerintahan, sebagai sistem politik,
dan sebagai pola kehidupan bernegara dengan prinsip-prinsip yang menyertainya. Berdasar
ideologinya, demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berdasar Pancasila. Demokrasi
Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada rakyat yang
dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
Pembahasan bab VII tentang Negara Hukum
menurut buku “pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi.
Negara pun dipandang sebagai subyek hukum yang mempunyai
kedaulatan (sovereignity) yang tidak dapat dilampaui oleh negara mana
pun. Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara di dunia
ialah: melaksanakan penertiban dan keamanan; mengusahakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya; pertahanan; dan menegakkan
keadilan. Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang terjadi di
masyarakat secara adil, maka para aparatur hukum harus menegakkan

13
hukum dengan sebaik-baiknya. Penegakan hukum bertujuan untuk
meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat
sehingga masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan hakhaknya
terlindungi. Dalam menegakkan hukum terdapat tiga unsur yang harus
selalu diperhatikan yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan.
Dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945, pembangunan bidang hukum mencakup
sektor materi hukum, sektor sarana dan prasarana hukum, serta sektor
aparatur penegak hukum.
Menurut buku ini juga dijelaskan bahwa substansi konstitusi adalah isi
dari suatu konstitui Negara mengenai jaminan dan hak Negara dan warga
Negara serta memilih mana yang penting dan mana yang harus
dicantumakan dalam dalam konstitusi agar hasilnya dapat diterima baik
oleh yang melaksanakan maupun pihak yang akan dilindungi. Tujuan
demokrasi akan memposisikan pemerintah daerah sebagai landasan
utama dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan Negara
serta mempercepat terwujudnya masyarakat madani.
Dari ringkasan buku ini dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan
hokum sebagaimana mestinya, maka perlu dibentuk beberapa lembaga
aparat penegak hokum antara lain : kepolisian yang berfungsi sebagai
lembaga penidik, kejaksaan yang fungsi utamanya sebgai lembaga
penuntut, kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/ pengadila
dan lembaga penasehat atau memberi bantuan hokum.
7. Pembahasan bab VIII Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik
Indonesia
Menurut buku “pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi,
Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai
penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan
(Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan
14
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. . Wawasan
nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Esensi dari wawasan nusantara
adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan bangsa, mencakup
di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.

8. Pembahasan bab IX tentang ketahanan nasional


Ketahanan nasional sebagai konsepsi adalah konsep khas bangsa
Indonesia sebagai pedoman pengaturan penyelenggaraan bernegara
dengan berlandaskan pada ajaran asta gatra. Ketahanan nasional sebagai
kondisi adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
daya tahan. Ketahanan nasional sebagai metode atau strategi adalah cara
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan ancaman kebangsaan
melalui pendekatan asta gatra yang sifatnya integral komprehensif.
Ketahanan nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi,
politik dan budaya serta konsep ketahanan berlapis dimulai dari
ketahanan nasional diri, keluarga, wilayah, regional, dan nasional. Inti dari
ketahanan nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa
dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini
spektrumnya semakin luas dan kompleks, baik dalam bentuk ancaman
militer maupun nirmiliter.
Menurut buku ini juga,dijelaskan bahwa ketahanan nasional adalah
kondisi sinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kesidupan
nasional yang terintegrasi. Indonesia yag meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapai dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan baik yang dating dari luar maupun dari
15
dlam untuk menjamin identitas dan integritas kelangsungan hidup bangsa
dan Negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


1. Dilihat dari sisi tampilan (layout) buku utama lebih menarik disbanding buku
pembanding karena tampilan lebih berwarna sehingga menarik untuk dibaca
2. Dari aspek materi, buku utama lebih sesuai dengan materi ajar perkuliahan
disbanding denga buku pembanding lebih mencakup luas keseluruhan
3. Tampilan buku utama lebih menarik, karemna banyak disertai contoh gambar
langsung

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan kewarganegaraan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik
kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam
perikehidupan bangsa. Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada
masanya nanti bibit ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan
pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses
pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara,
masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung
kokohnya pendirian suatu Negara. Negara yang akan melangkah maju membutuhkan
daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih
berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk
menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa
turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya
pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image
pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta
mempertahankan Negara kita. Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana

16
tepat untuk memberikan gambaran secara langsung tentang hal-hal yang
bersangkutan tentang kewarganegaraan pada mahasiswa.
B. REKOMENDASI

Rekomendasi dari kedua buku yang telah direview menurut penulis adalah
buku utama lebih cocok dijadikan buku penuntun dan dijadikan pembanding karena
sifat buku yang mencakup semua isi, dan kelengkapan buku dan juga menarik untuk
direview.

Daftar Pustaka

17
Mandiong. Baso, dkk (2018) pendidikan kewarganegaraan (civic Education),
Bandung: Celebes Media Perkasa
Nurwardani. Paristiyanti, dkk (2016) pendidikan kewarganegaraan Untuk perguruan
Tinggi, Jakarta: KEMENRISTEKDIKTI

18

Anda mungkin juga menyukai