ibu melahirkan, bayi dan balita, KB serta pelayanan kesehatan lainnya. Klinik
seiring berjalannya waktu dari yayasan menjadi sebuah usaha mandiri yang
dimiliki oleh seorang Bidan yang cukup berpengalaman dalam bidang kesehatan
khususnya dibidang Kebidanan yaitu ibu Hj. Hartini. Dj. SST, SKM, lahir di
Neusu Jaya Banda Aceh pada tanggal 22 Desember 1960 dan sekarang tinggal di
Jl. Mesjid POLDA No. 2-3 Jeulingke Banda Aceh. Sekaligus tempat usaha
mandiri (Klinik Bersalin Hartini), dengan latar belakang sekolah yang ibu
Hartini miliki pendidikan yang beliau lalui SPK, D3 dan D4 Kebidanan, SKM
dan terakhir D4 Medikal Bedah cukup menjadi modal utama dalam membuka
sebagai Kepala Ruang Bersalin di RSUZA Banda Aceh dan beliau juga menjabat
bekja disebuah BPS yang kemudian dengan skill yang ibu miliki membuat
pasien nyaman dan percaya untuk memakai jasa beliau khususnya dalam
sebagai Bidan yang sering dipanggil-panggil kerumah disaat ada pasien yang
1
mau melahirkan, dengan semangat yang kuat pantang menyerah meskipun
ditengah malam hari dengan jarak tempuh yang terkadang memerlukan waktu
yang lama, tapi ibu tetap bersedia untuk menolong persalinan, tanpa mengenal
lelah. Dan pada tahun 1996 usaha Mandiri ini yang berawal dari sebuah mimpi
yang besar bias terwujud yaitu Yayasan Klinik Bersalin Hartini. Usaha ini terus
semakin peduli dan sadar akan pentingnya kesehatan dan tingkat pemanfaatan
jarak yang agak jauh dari tempat tinggal mereka. Jarak ini terkadang membuat
mereka benar-benar sakit yang tidak bisa mereka tahan lagi atau setelah sakit
pelayanan kesehatan mereka sudah dalam keadaan sakit yang sudah dalam
yang lebih mudah dijangkau oleh warga sehingga warga dapat lebih mudah
2
kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Tingkat kesehatan warga akan
meningkat dan seiring dengan itu kesejahteraannya juga akan meningkat pula.
Dalam usaha Mandiri / Klinik bersalin Hartini, ibu Hartini dibantu oleh 4
orang Bidan dan Dokter-dokter Spesialis yang siap dipanggil jika ada indikasi.
Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu mulai dari pemeriksaan ibu
dipinjam dari BANK untuk pembangunan Klinik yang dicicil tiap bulannya
tidak terasa sudah bias dilunasi. Pelayanan kesehatan yang optimal menjadi
dasar pelayanan kami di Klinik Bersalin Hartini dengan selogan anda, pasien
yang datang untuk berobat pun datang dari berbagai daerah selain papan reklame
juga sarana pelayanan milik swasta atau masyarakat sendiri. Sistem kesehatan
dengan cara mengefektifkan semua sumber daya manusia yang tersedia, juga
diperlukan adanya hubungan secara berjenjang dari tingkat yang tertinggi hingga
3
tingkat yang leih rendah dalam kaitan kualitas pelayanan masyarakat. Disadari
masih cukup banyak kendala yang harus diatasi untuk menjamin berhasilnya
juga ada masa - masa yang sulit seperti jumlah pasien yang berkurang dan tidak
namun untuk menjaga mutu pelayanan Klinik Bersalin Hartini, pelayanan yang
masyarakat karena mutu kualitasnya yang baik di kawasan banda Aceh dan
imunisasi bayi, pemijatan bayi dan home care. Klinik Bersalin Hartini
Berdasarkan aspek legalitas, Klinik Bersalin Hartini memiliki syarat
berdirinya klinik bersalin yaitu seorang bidan harus memiliki SIB (Surat Izin
4
Bidan) dan mengurus keanggotaan/registrasi pada IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
serta memiliki SIPB (Surat Izin Praktek Bidan). Setelah hal tersebut akan
disebut dengan Bidan Delima. Lalu akan adanya AMD selama minimal 3 tahun.
Setelah hal itu semua maka dapat mengajukan pada Dinas Kesehatan Kota lalu
Rumah Bersalin. Namun, semua itu harus mempunyai izin dari warga setempat
BAB II
AKTIVITAS KEWIRAUSAHAAN
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang
dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang
akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat
kemampuan sendiri.
as the person who destroys the existing economic order by introducing new products
materials”.
5
Jadi menurut Joseph Schumpter Entrepreneur atau wirausaha adalah orang
yang mendrobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Dalam defenisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat
peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang
memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua
kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
mencari peluang. Seorang innovator dan wirausaha yang terkenal dan sukses
membangun sebuah bisnis besar, umumnya mereka bukan penanggung resiko, tetapi
mereka mencoba mendefenisikan resiko yang harus mereka hadapi dan mereka
membatasinya dan mereka secara sistematis dapat menganalisis berbagai peluang serta
bisnis besar. Dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe
mekanis social dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu dan yang menerima resiko
atau kegagalan.
produk barang dan jasa. barang dan jasa yang dihasilkannya boleh saja bukan
6
merupakan barang baru tetapi mesti memiliki nilai yang baru dan berguna dengan
Oleh sebab itu defenisi yang paling baik dari kewirausahaan ialah :
the necessary time and effort, assuming the occumpanying financial, psychic, and
social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction
and independence.
dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber
acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775)
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi kewirausahaan
ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen
7
owner – operator. Berbagai bentuk “kebebasan” banyak muncul dari defenisi tersebut.
Salah satu bentuk kebebasan adalah corporate entrepreneur atau intrapreneur yang
perusahaan sebagaimana halnya pemilik. Oleh sebab itu, Raymond Kao melihat
adanya suatu rentang spectrum dari aspek kebebasan ini. Rentang kebebasan itu
bergerak dari pengusaha perseorangan yang bebas murni kepada seorang manajer
.1 Berani menanggung resiko alias jangan takut gaga., Karena belum apa – apa sudah
.2 Disamping itu wirausaha harus juga pula mempunyai ciri – ciri keunggulan seperti
kreatif, inovatif (berani coba – coba), ulet dan tahan uji (tidak cengeng dan tidak
lekas putus asa), pekerja keras (ia bekerja dikala orang lain tertidur pulas, ia berfikir
.3 Tidak kalah pentingnya adalah kesehatan badan yang baik akan menunjang
semangat berwirausaha.
.4 Tidak ada alasan modal, sebab terbukti usahawan sejati akan terus menunjukkan
.5 Percaya, yakin akan berhasil, sukses. Jika kita percaya akan sukses, bukan mustahil
sukses itu akan datang. Cuma banyak orang yang mudah menyerah ketika
tantangan itu datang menghadang, padahal rencana dan strategi telah disusun. Maka
8
.6 Bertawakkal kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Dialah Maha pemberi rejeki
kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Dia tidak akan zholim kepada hamba –
karakteristik antara lain percaya diri, berorentasi pada tugas dan hasil, pengambil
resiko yang wajar kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi serta
usaha yang nyata. Mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri, tidak memiliki
gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya memandang
sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk menjadi
KKU berasal dari jurusan D IV kebidanan Ubudiyah Indonesia baik itu kelas A dan B
yang berjumlah 120 mahasiswi yang dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap
terdapat pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Banda Aceh dan
9
KKU memiliki tujuan dan manfaat yang besar bagi mahasiswa, adapun
UKM.
bertanggungjawab.
10
3. Sebagai pedoman dan acuan dalam perkembangan UKM tersebut dalam
menjalankan usahanya.
BAB III
11
untuk berproduksi dengan baik tidak ada artinya jika tidak didukung oleh
suatu sistem keseluruhan dari suatu kegiatan usaha yang ditujukan untuk
menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam
dikemukakan oleh Kotler (1997) bahwa pemasaran sebagai suatu proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
12
produk yang bernilai di dalam pasar. Proses pemasaran merupakan kelanjutan dari
proses produksi yang bertujuan agar apa yang telah diinvestasikan dalam kegiatan
diinginkan oleh konsumen. Atau dengan kata lain mengetahui apa yang
diinginkan oleh konsumen yang berkenaan dengan produk, kinerja serta kualitas
adalah tahap pertama yang sangat penting dari kegiatan pemasaran. Secara teoritis
yang tepat, dalam jumlah yang tepat, serta harga yang selaras, termasuk di
dalamnya faktor – faktor lain seperti bentuk, ukuran, kemasan dan sebagainya.
Meyakinkan orang untuk membeli suatu produk (barang dan/atau jasa) yang
13
Penetapan batas-batas elementer berupa perincian-perincian yang harus
Merupakan usaha untuk mencari dan mengurus modal dan kredit yang
luar perusahaan.
a. Mengubah orang yang tidak suka terhadap suatu produk menjadi suka
(conversional marketing).
(stimulational marketing).
(developmental
marketing).
14
e. Menyelaraskan pola permintaan agar sesuai dengan pola penawaran
(synchromarketing).
(maintnence marketing).
g. Mengurangi tingkat penjualan yang sudah ada terhadap suatu produk tertentu
(demarketing).
marketing).
a. Sasaran harus diurutkan secara hierarkis, dari yang paling penting hingga ke
sasaran yang kurang penting untuk dicapai. Sebagai contoh, sasaran utama
harga jual.
15
d. Sasaran harus konsisten, sebagai contoh tidak mungkin memaksimalkan penjualan
dan laba secara serentak, tentunya laba hanya dapat ditingkatkan apabila telah
dengan studi penelitan pada usaha klinik bersalin Hartini, diketahui bahwa
pasien yang datang ke klinik bersalin Hartini tidak sepi dari pasien setiap
ataupun imunisasi.
meliputi bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan produk sesuai yang ditetapkan pada langkah awal tadi. Dan
seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya hanya dapat
16
dibuat perencanaannya ketika jenis produk yang akan dihasilkan beserta
b. Memenangkan persaingan
keuangan nanti akan berupa suatu pernyataan. Pada usaha klinik bersalin Hartini
usaha, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, peralatan yang
dalam mencapai sukses. Namun perlu diingat bahwa keuntungan yang diperoleh
sebagai kinerja hasil keuangan merupakan konsekuensi atau dampak dari kinerja
proses dan kinerja hasil aspek-aspek lain yang meliputi aspek pemasaran,
17
Olehnya itu untuk mengetahui apakah perusahaan yang dirancang akan
dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari
1. Membuat seluruh rekap penerimaan usaha, baik yang berasal dari kegiatan
tersebut.
3. Menguji aliran kas masuk yang dihasilkan oleh usaha tersebut, apakah layak
tersebut.
usaha tersebut dibiayai. Selain itu pemberi pinjaman juga akan mengetahui
(angsuran pokok dan bunganya) atau pemenuhan kesepakatan bagi hasil bagi
18
3. Pemerintah: mengetahui kemampuan usaha tersebut dalam memberikan
4. Pelaksana usaha: sebagai panduan dalam menjalankan usaha agar dapat sesuai
dijalankan atau tidak antara lain: Payback Period (PP), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). Payback
Period (PP) digunakan untuk menentukan berapa lama modal yang ditanamkan
dalam suatu usaha kembali. Alternatif PP yang paling baik adalah yang paling
cepat dalam pengembalian modal tersebut. Terdapat dua asumsi yang digunakan
untuk menghitung PP, yaitu jika suatu usaha memiliki aliran kas yang sama dan
dari aspek keuangan akan berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis
dianggap layak atau tidak layak. Jika rencana bisnis dinyatakan layak, maka
studi akan dilanjutkan ke aspek yang lain. Jika rencana bisnis dinyatakan tidak
layak, dapat dilakukan kajian ulang yang lebih realistis dan positif sehingga
kajian menjadi layak. Apabila memang sulit untuk menjadi layak, sebaiknya
tujuan yang jelas, namun bila tidak diorganisasikan dan diatur dengan baik,
19
maka sumberdaya dan tujuan yang telah ditetapkan tersebut menjadi sesuatu hal
yang sia-sia. Olehnya itu, di sinilah letak pentingnya aspek pengorganisasian dan
Kebijakan Produk
hanya bertahan satu hari karena tidak menggunakan bahan pengawet dan
Kebijakan Harga
sesuai dengan fasilitas, sarana dan prasarana serta pelayanan yang profesional
2.300.000
20
- Persalinan sectio caesarea (SC)...........................................Rp 1.200.000
- Imunisasi..............................................................................Rp 50.000
- KB (Suntik).…….................................................................Rp 5.000
- KB (IUD/AKDR)…………………………………………Rp
150.000
- KB (Implant)………………………………………………Rp
175.000
- KB (Pil)…………………………………………………...Rp 8000
Kebijakan Tempat
Kebijakan Promosi
secara khusus maupun secara umum seperti melalui papan nama usaha yang
dipajang di depan lorong dan di tempat usaha tersebut dan promosi melalui
21
Setiap pengusaha selalu berusaha menciptakan peluang pasar yang
baru dan yang lebih baik termasuk usaha ini yang juga sangat mengharapkan
Peluang pemasaran yang dapat diketahui dari beberap faktor yang mencakup
1. Peluang
didukung dengan sarana dan prasarana yang baik yang berbeda dari klnik
Peluang usaha bisa muncul dari mana-mana. Baik muncul dari diri
sendiri melalui intuisi maupun melalui hasi pencarian ide yang dilakukan
secara sengaja, maupun muncul sebagai respon terhadap faktor di luar diri.
Bagi usaha yang memiliki saingan usaha seperti klinik bersalin harus jeli dan
berhati – hati dalam peluang pasar dalam pelayanan kesehatan. Namun bagi
perusahaan yang tidak memiliki saingan maka akan mempenyai peluang yang
Ancaman
kota Banda Aceh menjadi ancaman tersendiri bagi pengusaha klinik bersalin
22
mewaspadain keinginan pasar untuk itu, pengusaha klinik bersalin ikut
aspek produksi dan kontiunitas dari kegiatan usaha, karena hal ini bierat
penyediaan bahan baku dan akses pelayanan kesehatan untuk pasien tidak
terlalu bermasalah karena klinik bersalin Hartini sudah banyak dikenal oleh
masyarakat dan pasien yang pernah ke klinik bersalin Hartini. Khusus untuk
pemesanan bahan – bahan kesehatan seperti obat –obatan, kapas, tisu, kasa,
Pada usaha Klinik Bersalin Hartini bahan baku yang digunakan dalam
maupun imunisasi adalah: obat – obatan, kasa, tisu, kapas, handscoen, kaporit
Adapun bahan baku bulanan yang digunakan oleh usaha Klinik Bersalin
Hartini adalah :
Tabel 3.1. Bahan baku bulanan yang digunakan oleh Klinik Bersalin Hartini
No Keterangan Jumlah
1. Obat – Obatan (Analgesik, Antialergi, Rp 2.000.000
23
Antikonvulsi, Antidot, Antineoplastik, Sf,
Jumlah Rp 5.900.000
1. Biaya Investasi
dikeluarkan oleh usaha tersebut untuk membeli barang - barang modal atau
24
produk. Modal awal usaha ini berasal dari modal sendiri dan pinjaman bank
No Keterangan Jumlah
1. Bangunan klinik Rp 350.000.000
25
19. Lemari obat 2 @5.500.000 Rp 11.000.000
dapat berubah – ubah setiap tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah biaya produksi
pertahun tidak sama dan umur tekhnis dari alat - alat yang digunakan.
dapat dibagi dalam dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya variabel, untuk lebih
26
Biaya tetap
orang dengan jumlah gaji yaitu Rp 1.000.000 per orang setiap bulan. Biaya tetap
tahun dan tidak mempunyai nilai residu. Jadi jumlah penyusutan peralatan adalah:
Rp 6.225.000: 5 = Rp 1.245.000.
Biaya penyusutan:
27
Box bayi 1 @ Rp 1.600.000 Rp 1.600.000
umur manfaat 25 tahun dan tidak mempunyai nilai residu. Jadi jumlah penyusutan
Rp 35.500.000 : 25 = Rp 1.420.000
Aktiva tetap bangunan diestimasi mempunyai umur manfaat 25 tahun dan tidak
Rp 14.000.000,-
Biaya Variabel
28
Usaha Klinik Bersalin Hartini juga mengeluarkan biaya servis fasilitas klinik yang
Jumlah........................................................Rp 2.800.000
Rp 15.000.000
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan biaya operasi adalah biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasi ini biaya modal kerja selama setahun.
Berdasarkan hasil penelitian, maka yang termasuk biaya operasi pada usaha klinik
29
Tabel 3.3. Biaya Operasional Klinik Bersalin Hartini
Tahun
No Uraian
2013
A BIAYA TETAP
1. Gaji karyawan 4 orang Rp 48.000.000
2. Tagihan Bank Rp 60.000.000
3. Biaya penyusutan Rp 16.665.000
Jumlah Rp 124.665.000
B BIAYA VARIABEL
1. Biaya bahan baku Rp 70.800.000
2. Biaya servis fasilitas klinik Rp 2.800.000
3. Biaya BBM Rp 3.600.000
4. Biaya listrik dan telpon + WiFi, dan air Rp 15.000.000
Jumlah Rp 92.200.000
Jumlah (A+B) Rp 216.865.000
Dari pendapatan dan biaya diatas dapat disusun perkiraan tahunann neraca,
laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal klinik bersalin Hartini sebagai berikut
Aktiva tetap
-Peralatan kesehatan Rp 6.400.000
30
-Akumulasi penyusutan Rp (16.665.000)
Total aktiva Tetap Rp 378.995.000
Total aktiva Rp 599.795.000
Pendapatan...................................................................................Rp 562.800.000
Biaya Operasional
- Biaya bahan Baku....................................Rp 70.800.000
- Beban gaji................................................Rp 48.000.000
- Beban penyusutan....................................Rp 16.665.000
- Beban Servis...........................................Rp 2.800.000
- Beban Bahan Bakar Minyak (BBM).......Rp 3.600.000
- Beban air, listrik dan telpon.....................Rp 15.000.000
Total Biaya operasional ...............................................................Rp 156.865.000
31
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara
PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur
investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang disebut dengan NPV.Untuk
menghitung NPV, terlebih dulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih
dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flows perusahaan selama
Rumus yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut :
NPV
NPV 190.880.436+194.619.029+141.600.347+99.698.651+76.281.171-600.000.000
= 103.079.634
32
Jadi, berdasarkan perhitungan Net Present Value (NPV) diatas, maka usaha klinik
bersalin Hartini layak untuk dijalankan karena nilai bersih sekarangnya lebih besar
dari Nol.
Metode Payback period (PP) merupakan tehnik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat
dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih
merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan
jika investasi 100% menggunakan modal sendiri. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Investasi
PP x12.bulan
Kas.bersih / tahun
Investasi = 600.935.000
Kelebihan = 78.798.285
325.022.179
PP 0,80 = 8 Tahun 0 Bulan
403.820.464
Jadi, berdasarkan perhitungan Payback period (PP) diatas, maka usaha klinik
33
Profitability Index (PI) atau benefit and Cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio
aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran
PI
PV .kas.bersih x100%
PV .Investasi
1.150.540.413
PI x100% 1,91
600.000.000
Jadi, berdasarkan perhitungan Profatibility Index (PI) diatas, maka usaha klinik
bersalin Hartini layak untuk dijalankan karena Profatibility Index (PI) lebih besar
1. Manajemen
2. Organisasi
organisasi yang diterapkan pada usaha ini walaupun masih sangat sederhana.
Namun usaha klinik bersalin Hartini dapat dikatakan baik dan sesuai dengan
kegiatan usaha.
34
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
mendrobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru. Dalam defenisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang
setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses
kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
ekonomi banyak ditentukan oleh mampu atau berhasil tidaknya suatu negara
2. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, pola sikap, perilaku dan pandangan
yang nyata. Mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri, tidak memiliki
gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya
memandang sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk
35
3. Yang menjadi menjadi objek dalam penelitian ini adalah Klinik Bersalin Hartini.
IV.2 SARAN
klinik bersalin Hartini Banda Aceh, maka penulis mencoba memberikan beberapa
saran untuk klinik bersalin Hartini. Adapun saran yang disampaikan penulis adalah
sebagai berikut:
usahanya. Hal ini akan menambah wawasan dan keterampilan para pengusaha
2. Pengusaha klinik bersalin Hartini memiliki motivasi yang cukup baik dalam
kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil pelayanan yang belum maksimal.
Maka perlunya meningkatkan kualitas dan variasi dalam produk agar produk
tersebut mempunyai nilai lebih untuk dipasarkan. Dalam penulisan laporan ini,
secara berkelanjutan.
36
3. Berdasarkan hasil penelitian mengenai keberhasilan usaha pada bisnis klinik
cukup baik namun hal tersebut perlu ditingkatkan lagi dalam menghadapi
klinik bersalin harus memiliki peralatan medis dan sarana dan prasarana yang
klnik bersalin, sehingga dapat menjadi media promosi antara orang ke orang
lain.
4. Perlu upaya yang lebih baik lagi dari para pengusaha klinik bersalin Hartini
itu motivasi pun sangat di butuhkan dalam memotivasi diri sendiri dan para
37
38