Anda di halaman 1dari 13

Banyak gesekan pada kecepatan tinggi, misalnya pada mesin, bantalan dan sebagainya.

Bila persoalannya hanya sampai di sini, dengan mudah kita dapat mengambil keputusan.
Karena tujuan kita mencari kehematan, maka kita pilih kecepatan yang memberikan mil/galon
tertinggi, yaitu 45 mph dengan 23 mil/galon.
Walaupun bagaimana, kita tidak akan dapat mengemudikan mobil dengan kecepatan
tetap pada 45 mph, karena dalam keadaan sebenarnya kecepatan dipengaruhi lalu-lintas sesaat,
tikungan, tanjakan, cuaca, dan sebagainya.
Untunglah dari gambar ersebut kita dapat melihat bahwa pergeseran kecepatan di sekitar
45 mph, kehematannya tidak berbeda jauh dari angka maksimum, paling banyak hanya 5% lebih
boros. Selama kita berada pada kecepatan antara 35 dan 50 mph kita tetap dapat mengemudikan
kendaraan itu secara cukup ekonomis.
Kita telah memutuskan untuk mengemudikan kendaraan dengan kecepatan 45 mph,tetapi
dalam banyak hal pengambilan keputusan tidaklah semudah itu, karen kerapkli kita jumpai
pembatas pada persoalan ini. Tujuan pertama adalah mencari kecepatan yang dapat memberikan
kehematan maksimum.
Bila kita berkendaraan di kota, sering kita jumpai rambu-rambu lalu-lintas, di antaranya
yang menunjukkan bahwa kita tidak boleh berkendaraan melebihi angka kecepatan yang telah
ditentukan. Misalnya

Pengambilan Keputusan
Rambu-rambu yang diperbolehkan adalah 25 mph. jelas hal ini akan mengganggu
keputusan yang telah diambiluntuk berkendara pada keputusan 45 mph. dalam keadaan tersebut,
terpaksa kita mengambil kecepatan yang paling memberikan kehematan, yaitu 25 mph. persoalan
ini digambarkan dengan bentuk khusus berwarna putih. Daerah ini merupakan pemecahan
masalah yang memenuhi permbatasan di atas.
Tidak mustahil pula kita jumpai rambu lain misalnya yang menandakan bahwa kita tidak
boleh berkendaraann dengan kecepatan di bawah 50 mph atau diatas 65mph.
Bila digambarkan daerah pemecahannya seperti pada gambar 2-3, dan kita memilih yang

paling memberikan kehematan dari kecepatan yang diperbolehkan, yaitu 50 mph.


Keputusan berpangkaldari tujuan untuk menetapkan kecepatan yang memberikan
kehematan maksimum dengan pembatas tertentu, kadang-kadang tidak bisa dipakai untuk tujuan
yang lain.
Misalnya pada hari sabtu itu, anda telah membuat janji dengan kekasih untuk bertemu
pada malam harinya. Karena tidak ingin melihat muka yang cemberut atau dimarahi kekasih
akibat datang terlambat, maka anda mengemudikan kendaraan dengan kecepatan setinggi
mungkin agar bisa sampai secepatnya
Mengingat rambu lalu lintas pembatas kecepatan , maka ila anda mengambil kecepatan
maksimum pada 65 mph, berarti anda telah mengemudikan kendaraan dengan kehematan bensin
paing rendah, jadi menyalahi tujuan semula: tanpi anda juga tidak bisa mengambilkecepatan 50
mph, karena mungkin akan tetap terlambat tiba.
Bila diringkas, maka persoalannya adalah sebagai berikut :
1. Anda menginginkan kehematan, berarti anda harus mengambil kecepatan 50 mph. tetapi
dengan demikian anda terlambat tiba.
2. Anda tidak ingin terlambat berarti anda harus mengambil kecepaan 65 mph. tetapi
dengan demikian anda telah melakukan pemborosan.
Maka atas hal-hal yang saling bertentangan ini, biasanya diambil jalan tengah. Misalnya
kita mengambil kecepatan di tengah-tengah antara 50 dan 65 mph, katakanlah 58 mph. sehingga
mungkin ini merupaka keputusan paling bijaksana, karena dengan demikian anda tidak
melakukan pemborosan yang berlebihan, dan pada saat yang sama tidak datang terlambat di
rumah kekasih
Bila anda perhatikan kasus di atas maka terlihat bahwa untuk mengambil keputusan atas
suatu masalah, kita berhadapan dengan tujuan, pembatas, dan pemilihan jalan pemecahan
terbaik.
Empat elemen pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan menyangkut 4 elemen, yaitu:
1. Model.
2. Kriteria.
3. Pembatas.
4. Optimasi.
Model, adalah penggambaran dari suatu masalah secara kuantitatip. Dalam contoh diatas,
yang bertujuan menginginkan kehematan setinggi mungkin, maka modelnya adalah Gambar 2-1.
Kriteria, adalah tujuan yang hendak dicapai dari pengambilan keputusan.
Pada contoh diatas, kriterianya adalah untuk mencapai kehematan maksimum dan tida
secepat mungkin. Kadang-kadang dari beberapa kriteria yang ada, terdapat pertentangan satu
sama lain. Dan seperti contoh, pemecahannya adalah mencari kriteria yang merupakan jalan
tengah.
Pembatas, adalah faktor tambahan yang harus diperhatikan dalam memecahkan suatu
masalah. Pada contoh diatas, rambu lalu-lintas yang mengatur besarnya kecepatan yang
diperbolehkkan merupakan pembatasnya.
Pembatas-pembatas lain misalnya jalan yang rusak, cuaca buruk, dan sebagainya.
Pembatas-pembatas menyebabkan kita terikat pada batasan-batasan. Pemecahan masalahharus
diambil yang terbaik dan memebuhi batasan tersebut.
Optimasi, setelah kita menggambarkan masalahnya (model), menetapkan hal yang
diinginkan (kriteria), maka mulailah kita mencari jalan pemecahannya terbaik atau pemecahan
optimum. Pada contoh di atas, pemecahan optimumnya adalahmengambil jalan tengah yang
cukup bijaksan diantara pembatas yang ada.
Secara singkat kita dapat mengatakan bahwa model menggambarkan keadaan
masalahnya, kriteria merupakan tujuan yang diinginkan dan pengambilan keputusan, sedangkan
pembatas menetapkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dikerjakan. Setelah ini semua,
kemudian mencari optimasi yaitu dengan mencari pemecahan terbaik.
2. Beberapa contoh lain
Pengambilan keputusan tanpa cara di atas
Tidak semua persoalan pengambilan keputusan harus diselesaikan dengan cara-cara
seperti di atas. Artinya kita tidak selalu harus menetapkan modelnya, kriteria, mencari pembatas-
pembatasnya, dan sebainya.
Contoh : seseorang duduk di rumah makan dengan memilih makanan yang hendak
dipesannya. Keputusan yang diambil tentunya makanan yang digemari dan harganya tidak lebih
besar dari uang yang dimiliki. Mungkin dengan cari begini dia telah mengambil suatu keputusan
yang baik tanpa membuat model, kriteria, dan sebagainya.
Kalaupun kita hendaki dapat saja dibuat modelnya, yaitu menu dan makanan yang dia
gemari, pembatasnya adalah uang yang dimiliki, sedangkan kriterianya adalah mendapat
kombinasi makanan yang baik. Tetapi kalau ini dilakukan juga, mungkin akan mati kelaparan
terlebih dahulu sebelum dapat memcahkan masalahnya.
Memilih jalan.
Misalnya seseorang supir yang sedang terburu waktu dalam perjalanan ke pusat kota,
menjumpai suatu persimpangan. Dia melihat dua jalan yang menuju ke pusat kota, ke kiri dengan
jarak 14 mil ke kanan berjarak 12 mil.
Bila untuk melalui kedua jalan itu kecepatan yang dapat dipakai sama, maka tidak ada
persoalan yang timbul dan dengan mudah dia memilih jalan kanan.
Tetapi kita tahu bahwa dia tidak berjalan sendirian. Keramaian lau-lintas selalu ada,
biasanya dijalan yang lebih pendek. Sehingga tidak mustahil pusat kota dapat dicapai dengan
lebih cepat bila mengambil jalan kiri.
Tetapi dia tidak tahu pasti akan hal ini. Apalagi jika kita belum tahu keadaan masing-
masing jalan, misalnya kerataan, kepadatan, rambu jlan, atau kemungkinan terjadinya tambrakan
yang mengakibatkankemacetan berat, dan sebagainya. Bagaimana mungkin keputusannya?
Dalam persoalan seperti ini meskipun kriterianya diketahui(tiba di pusat kota secepat-
cepatnya) kita tidak dapat mengambil keputusan yang baik karena modelnya tidak dapat
diketahui dengan jelas.
Memang jika tidak mengetahui modelnya, maka masalah pengambilan keputusan
merupakanhal yang cukup sukar.
Mengontrol pencemaran udara
Menguraikan pencemaran udara adalah salah satu tujuan utama dari pada warga kota di
negara-negara maju saat ini. Orang hanya ingin melihat gampangnya saja, akan berkata: cari saja
apa peyebabnya, kemudian adakan peraturan yang ketat untuk menghilangkannya’. Model ini
terlalu sederhana.
Kita tahu bahwa penyebab pencermaran udalah adara asap kendaraan, pembakaran
sampah, asap industri, dan sebagainya. Begitu mudahnya kita melarang orang berhenti memakai
kendaraan, membiarkan sampah menumpuk dan menghentikan kegiatan industri?. Jawabnya
jelas tidak.
Salah satu pemecahannya adalah memproduksi kendaraan yang sedikit atau sama seklai
tidak mengeluarkan asap. Tetap sudah sanggupkah kemajuan teknologi? Atau memperbanyak
kendaraan umumyang digerakkan oleh tenga listrik dan tak berasap. Untuk ini berapa biaya yang
dikeluarkan?.
Bisa juga dengan memindahkan salah satu daerah perubahan atau industri ke luar kota.
Lalu bagaimana deng tanah pertanian diluar kota? Apakah tidak akan mengganggu pertanian dan
petani-petaninya?. Ternyata masalahnya tidak dapat dipecahkan begitu saja.
Pemecahan pencemaran udari ini diantaranya menyangkut banyak segi. Yang segera terlihat
di dalamnya adalah segi ekonomi, teknis dan segi sosial. Tentunya banyak segi ekonomi, teknis
dan segi sosial. Tentunya banyak segi lain harus diperhatikan. Contoh tersebut menunjukan
bahwa kadang-kadang banyak masalah yang rumit atau komplek, sehingga pemecahannya tidak
mudah.
3. Algoritma
Definisi.
Katakanlah dua orang, A dan B, saling berhadapan untuk menjalankan suatu
permainanpada sebuah meja. Permainan dimula. Setelah11 batang korek api diletakkan diatas
meja. A mengambil 1, 2 atau tiga batang dari meja, lalu giliran B yang harus mengambil 1, 2
atau 3 batang korek api. Demikianlah permainan ini berlangsung.
A dan Bsaling bergantian mengambil batang-batang korek api sejumlah 1, 2 atau 3 dan
atas meja. Orang yang kalah dalam permainan ini adalh yang mengambilbatang korek terakhir.
Misalnya yang terjadi dalam permainan ini adalah sebagai berikut :
A mengambil 3 batang, tersisa di meja 8 batang,
B mengambil 1 batang, tersisa di meja 7 batang,
A mengambil 2 batang, tersisa di meja 5 batang,
B mengambil 1 batang, tersisa di meja 4 batang,
A mengambil 3 batang, tersisa di meja 1 batang,
B mengambil 1 batang, tersisa di meja 0 batang,
Karena batang korek api terakhir diambil oleh B, maka B yang kalah. Timbul pertanyaan
pada diri kita, apakah ada suatu cara atau aturan yang dapat dipakai sehingga dalam permainan
seperti ini kita selalu menang?.
Salah satu cara yang mengikuti aturan berikut:
 Ambilah 1 batang bila yang tersisa di meja berjumlah genap
 Ambillah 2 batang bila yag tersisa di meja berjumlah ganjul
 Jangan sekali-kali mengambil 3 batang korek api
Set aturan seperti ini disebut algoritma
Definisi : Algoritma adalah suatu catatan atau daftar langkah-langkah yang dapat diambil
untuk memecahkan persoalan
Algoritma untuk mencari rata-rata.
Suatu algoritma yang sangat sederhana misalnya untuk mencari rata-rata dan harga-harga
yang diperoleh dari suatu pengukuran. Algoritmanya adalah sebagai berikut:
1. Jumlahharga-harga hasilpengukuran.
2. Hitung banyaknya pengukura.
3. Bagian jawabanpada 1 dengan jawaanpada 2.
Contoh: suatu hasilpengukuran di laboratorium memberikan harga-harga-2,8 dan 21.
Maka kita lakukan algoritma untuk mendapatkan harga rata-ratanya:
1. Jumlahnya adalah -2 + 8 + 21 = 2
2. Banyaknya pengukuran adalah 3
3. Rata-ratanya adalah 27 dibagi 3, sama dengan 8.
Algoritma untuk memilih bilangan.
Akan kita lihat bahwa tidak semua algoritma demikian sederhananya. Kadang-kadang
yang terjadi algoritma dengan ratusan bahkanribuan langkah.
Algoritma sebenarnya adakah suatu aturan langkah demi langkah untuk memecahkan
masalah. Algoritma sering dipakai dalam mengerjakan komputer. Komputer hanya akan
mengerjakan masalahnya apabila ada perintah-perintah yang diberikan secara algoritma.
Contoh : mencari bilangan terbesar dari bilangan berikut:13, 6, 47, 21, 5, 3, 7, 33
Komputer tidak mengetahui bilangan yang paling besar. Tetapi dia bisa memberikan jawaban
bila diperintahkan menjalankan langkah-langkah berikut :
 Hilangkan bilangan yang mengandung satu angka sehingga tersisa 13, 47, 21, dan 33.
 Bandingkan bilangan pertama dengan bilangan kedua, dan hilangkan bilangan yan lebih
kecil. 13 lebih kecil dari 47 sehingga kita hilangkan bilangan 13, dan bersisa 47, 21, dan
33.
 Bandingkan bilangan pertama dengan bilangan kedua dan bilangan yang lebih kecil. Dari
sini sisanya adalah 47 dan 33.
 Bandingkan bilangan pertama dengan bilangan berikutnya dan hilangkan bilangan yang
lebih kecil. Maka bilangan tersisa adaah jawaban persoalan ini yaitu 47.
Dapat kita lihat bahwa untuk memecahkan persoalan dapat dbuat algoritma yang
berbeda-beda. Ada orang membuat algoritma yang memakan waktu penyelesaian lebih lama.
Algoritma untuk persoalan keputusan.
Sering kita jumpai persoalan-persoalan keputusan sebagai berikut:
 Polisi harus mencari jalan terpendek yang harus ditempuh untuk melakukan patrol kota
sedapat mungkin setiap jalan hanya dilalui satu kali.
 Persoalan yang saa dihadapi oleh pengantar koran, susu atau surat untuk mencari jalan
tersingkat dalam menyampaikan barang-barangnya kepada para langganan.
Adakah suatu cara untuk memecahkan persoalan seperti tersebut di atas?
Lihat contoh dibawah ini :
Pada gambar tersebut terlihat ada sebuah sungai, daratan dan jembatan. Setiap jembatan
menghubungkan daratan. Misalnya daratan A ke B, A ke C, B ke C, dan seterusnya.
Bila kita sederhanakan gambar ini maka akan terlihat pada gambar berikut ini.
Setiap titi yang disebut vertex menggambarkan daratan dan kita lihat ada 4 buah vertex
dengan 7 pos.
Dapatkah kita melintasi semua pos itu hanya satu kali lintasan dengan dmulai pada satu
vertex dan berakhir pada vertex lain? Artinya bila kita berangkat dari satu daratan maka kita
harus menyeberangi semua jembatan itu hanya satu kali saja, dan berakhir di daratan lain.
Untuk menyelesaikan masalah seperti ini, ada dua ketentuan yang harus diperhatikan :
1. Bila setiap vertex merupakan titik pertemuan dari garis-garis yang jumlahnya
genap, maka kita dapat melintasi semua garis.
2. Bila terdapat 2 vertex yan merupakan titik pertemuan garis-garis berjumlah ganjil,
maka kita dapat melintasi semua garis dengan memulai dari satu vertex dan
berakhir di vertex lain.

Bila kita lihat persoalan kita diatas, maka :


Pada A bertemu 3 garis, pada B bertemu 3 garis
Pada C bertemu 5 garis, pada D bertemu 3 garis.
Jelaslah bahwa semua vertex merupakan titik pertemuan garis-garis berjumlah ganjil,
sehingga tidak ada kemungkinan untuk melintasi semua garis-garis itu hanya satu kali sjaa
seperti yang dikehendaki semula. Tetapi bila kita tambahkan sebuah garis lain seperti Gambar
2.5.
Setiap titik yang disebut vertex menggambarkan daratan dan kita lihat ada 4 buat vertex
dengan 7 pos.
Dapatkah kita melintasi semua pos itu hanya satu kali lintasan dengan dimulai pada satu
vertex dan berakhir pada vertex lain? Artinya bila kita berangkat dari satu daratan, maka kita
harus menyeberangi semua jembatan itu satu kali saja, dan berakhir di daratan lain.
Untuk menyelesaikan masalah seperti ini ada 2 ketentuan yang harus diperhatikan :
1. Bila setiap vertex merupakan titik pertemuan dan garis-garis yang berjumlah
genap, maka kita dapat melintasi semua garis satu kali saja, mulai dari satu vertex
dan kembali di vertex yang sama.
2. Bila terdapat tepat 2 vertex yang merupakan titik pertemuan garis dengan jumlah
ganjil, maka kita dapat melintasi semua garis dengan memulai dari suatu vertex
dan berakhir di vertex lain.
Bila kita lihat persoalan di atas, maka :
 Pada A bertemu 3 garis
 Pada B bertemu 3 garis
 Pada C bertemu 5 garis
 Pada D bertemu 3 garis
Jelaskan bahwa semua vertex merupakan titik pertemuan garis berjumlah ganjil, sehingga
tidak ada kemungkinan untuk melintasi semua garis tersebut hanya satu kali saja seperti yang
dikehendaki semula. Tetapi bila kita tambahkan sebuah garis lain sebagai berikut :
Kita jumpai dua vertex yang merupakan titik pertemuan gairs-garis berjumlah ganjil,
yaitu B3 dan D3 buah, sedangkan A jadi 4 buah dan C jadi 6.

Maka algoritmanya adalah :


 Lintasi garis B-A-D
 Buatlah gambar baru dengan garis yang telah dilintasi secara terputus-putus. Lihat
Gambar 2-7.
 Dan setiap vertex sepanjang garis yang telat dihilangkan buatlah suatu lintasan tertutup,
misalnya B-C-B.
 Buatlah gambar baru dengan garis B-C-B putus-putus. Lihat Gambar 2-8.
 Lanjutkan pekerjaan ini sampai semua lintasan telah dilalui A-C-D-C-A.
Jawabannya terdiri dari lengkah-langkah berikut :
 Mulai dari B
 Lalui suatu lintasan yang melalui B (dalam contoh kita B-C-B)
 Kemudia melangkah ke vertex berikutnya pada lintasan utama dan kita lanjutkan proses
ini sampai seluruh diagram terlintasi.
Dengan perkataan lain, lengkah-langkahnya adalah lintasan pertama B-C-B, B ke A.
Lintasan kedua A-C-D-C-A, A ke D.
Secara lengkap urutan lintasan adalah :
B-C-B-A-C-D-C-A-D
Maka kita telah melewati semua garis masing-masing satu kali lintasan.
Dalam contoh tersebut di atas, kit ate;ah mengerjakan dua buah algoritma.
 Pertama, untuk mengetahui apakah masalahnya dapat dipecahkan
 Kedua, menetapkan route yang harus dilalui.
Algoritma route patroli polisi
Sekarang kita hendak menetapkan algoritma yang telah kita bicarakan di atas pada
persoalan polisi yang harus melakukan petrol.
Misalnya jalan-jalan yang harus diperhatikan adalah seperti Gambar 2-9.
Bila pos polisi berada di A, bagaimana cara melaksanakan patrol sehingga setiap jalan
hanya dilalui sekali saja. Yang ideal memulai dari A, menjalani semua jalan sekali saja dan
kembali ke A lagi.

Bila kita perhatikan gambar di atas dengan menganggap titik-titiknya sebagai vertex,
maka hal ini tidaklah mungkin karena ada 4 vertex yang merupakan pertemuan garis-garis
berjumlah ganjil, yaitu :
B 3 buah G 5 buah K 5 buah P 3 buah.
Untuk memungkinkan patroli dengan melewati semua jalan mulai dari A dan berakhir di
A, kita harus menambah garis lain yang mengubah bilangan-bilangan ganjil ini menjadi genap.
Misalnya garis tambahan antara P dan B dan dari G ke K.
Maksud dan penambahan garis ini adalah untuk melukiskan bahwa jalan yang
sebenarnya, yaitu P-B dan G-K, dilalui 2 kali. Ternyata jalan inilah yang paling mungkin untuk
dilalui oleh patrol polisi.
Dua hal penting yang dapat kita ambil dari pemecahan persoalan ini adalah :
1. Dalam persoalan yang lebih komplek, terdapat banyak vertex dengan jumlah garis
ganjil yang letaknya, satu sama lain mungkin berjauhan. Dalam hal tersebut ada
beberapa cara untuk memberikan garis-garis tambahan yaitu pada jalan-jalan yang
terpaksa dilalui 2 kali. Tujuannya adalah untuk membuat vertex-vertex ini menjadi
genap.
2. Biasanya kita menginginkan route patroli tidak selalu sama sehingga kendaraan patrol
tak melalui tempat yang sama dalam interval waktu tertentu. Bila kita menghendaki
ini. Maka ini hanya dapat terjadi bila kita mendapatkan beberapa hasil pemecahan.
Bila jawabannya hanya satu, sudah tentu hal ini tidak mungkin.
Algoritma untuk permainan.
Algoritma dapat dipakai juga untuk permainan, yang lebih komplek dari permainan
dengan 11 batang korek api di muka.
Cobalah untuk kali ini kita letakkan 27 batang korek api di atas meja. Aturan
permainannya adalah :
Setiap pemain secara bergantian mengambil 1, 2, 3, atau 4 batang, lalu disimpannya.
Setiap pemain mengetahui jumlah batang yang telah disimpan oleh lawannya.
Pemenangnya adalah yang pada akhir pertandingan memiliki korek api berjumlah genap.
Algoritma untuk setiap pemain A atau B terdiri dari satu set strategi yang harus diikuti
sehingga bias menang. Katakanlah A mendapat giliran pertama, maka A dapat menang jika
mengikuti algoritma berikut :
 Pada giliran pertama A mengambil 2 batang.
 Pada setiap langkah berikutnya, A menjalankan hal-hal berikut :
 Bila B memilii jumlah genap, bagilah jumlah yang tersedia di meja dengan 6 dan
ambillah jumlah sisa pembagian tersebut dikurangi satu.
 Bila B memiliki jumlah ganjil, ambllah satu atau lebih dari sisa itu kecuali jika sisanya 4.
Bila sisanya 4 ambillah 4 (bila di meja tersisa 1 atau 3 batang dan B memiliki jumlah
ganjil, ambillah semuanya).
Contoh algoritma ini memperlihatkan bahwa ada beberapa cara yang dapat ditempuh
untuk memecahkan persoalannya. Dalam hal ini strategi yang harus dijalankan A bergantung
pada jumlah yang dimiliki oleh B ganjil atau genap. Dan dengan strategi ini A akan selalu
menang.
Contoh ini juga memperlihatkan bahwa terdapat beberapa macam bentuk dapat
menggambarkan algoritma.
Pada gambar tersebut, jumlah batang yang tersisa di meja setelah setiap langkah
dinyatakan dengan lingkaran. Gambar ini tidak dibuat lengkap karena akan memuat semua cara
yang dapat dilalui oleh A.
4. Kriteria
Pendahuluan.
4 (empat) pengambil keputusan telah kita bicarakan di depan, yaitu model, kriteria,
pembatas, dan optimasi. Pada bagian sebelum ini telah dibicarakan tentang optimasi, khususnya
bila memungkinkan untuk mendapatkan algoritma secara logis dan prosedur lengkap untuk suatu
pemecahan.
Dalam bagian ini akan dibicarakan kriteria, yaitu apa yang harus kita capai atau harus
kita optimumkan.
Mungkin suatu keputusn yang sangat penting yang diambil oleh pria dalam hidupnya
adalah dalam memilih istri. Bila dibahas secara rasional dan logis, seorang pria mungkin akan
melihat masalah seperti di bawah ini :
1. Model, yaitu perincian dan karakteristik wanita, misalnya kecantikan, kecerdasan,
kapribadian, karakter, selera, sikap terhadap perkawinan, dan sebagainya.
2. Kriteria, merupakan nilai relatip yang diberikan pada karakteristik-karakteristik
diatas.

Anda mungkin juga menyukai