Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN ACTIVITY

OF DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN POST STROKE DI REHABILITASI


MEDIK RSUD TUGUREJO SEMARANG

, Dwi Nur Aini1, Arifianto2 Yenni Auliazardhi3

, 1Dosen Program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang, 2Dosen Program Studi Ners
STIKES Widya Husada Semarang
Email : yenni_aulia42@yahoo.co.id

ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan kematian nomor dua di dunia.
Menurut WHO, setiap tahun 15 juta orang di dunia mengalami stroke. Masalah yang sering
dialami oleh penderita stroke adalah kelemahan otot dan ketidak mampuan untuk bergerak
yang dapat menimbulkan masalah dalam melakukan aktifitas sehari-hari atau activity of daily
living (ADL) pasca stroke. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor-faktor
yang berhubungan dengan kemandirian activity of daily living (ADL) pasien post stroke.
Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 dengan jumlah
pasien post stroke 30 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data
menggunakan Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan terdapat hubungan
pengetahuan dengan kemandirian activity of daily living (p value 0,008), ada hubungan
dukungan keluarga dengan kemandirian activity of daily living (p value 0,035), ada hubungan
motivasi dengan kemandirian activity of daily living (p value 0,000). Disarankan pasien untuk
sering berobat atau terapi rutin untuk membantu mempercepat penyembuhan.

Kata Kunci : pengetahuan, dukungan keluarga, motivasi dan kemandirian activity of daily
living.

ABSTRACT

Stroke is the leading cause of disability and number two in the world. According to WHO,
every year 15 million people in the world have a stroke. Problems often experienced by
people with stroke is muscle weakness and inability to move that can cause problems in
performing daily activities or activities of everyday life (ADL) post stroke. The purpose of
this study to determine the relationship of factors related to the independence of daily
activities of life (ADL) post-stroke patients. Methods this study used a descriptive analytic
design with cross sectional approach. This study was conducted in August 2017 with the
number of post stroke patients 30 respondents. Thedata collection teqhnique wmployed is a
questionnaire and the analysis technique employed is Rank Spearman. Based on the result of
the research, there is a relationship of knowledge with the independence of activity of daily
living (p value 0,008), there is relationship of family support with independence activity of
daily living (p value 0,035), there is motivation relation with independence activity of daily
living (p value 0,000). Suggested patients to frequent treatment or routine therapy to help
speed healing.

Keywords : knowledge, family support, motivation and independence activity of daily living

PENDAHULUAN
1
Stroke adalah gangguan suplai living (ADL) pasca stroke (Pinzon dan
darah ke otak yang dapat timbul secara Asanti, 2010).
mendadak atau secara cepat yang dapat Activity of daily living adalah
menyebabkan terjadinya gangguan fungsi kemampuan seseorang untuk melakukan
saraf (Harun & Nurhidayat, 2009). aktivitas sehari – hari secara mandiri
Penyebab paling umum dari stroke yaitu (Maryam, 2008). Pada penderita stroke
thrombosis serebral karena adanya akan mengalami kesulitan atau mengalami
kerusakan pada bagian garis endothelial ketergantungan dalam melakukan aktivitas
dari pembuluh darah dan ateroskeloris sehari-hari (Hariandja, 2013). Menurut
yang menyebabkan zat lemah tertumpuk Syairi (2013) upaya yang dilakukan pasien
dan membentuk plak dinding pembuluh pasca stroke selain program rehabilitasi
darah. atau pengobatan stroke yaitu dengan
Saat ini stroke tidak hanya latihan ADL (Activity of Daily Living )
menyerang lansia, tetapi menyerang agar mengurangi pasien dalam
generasi muda yang masih produktif. ketergantungannya terhadap orang lain.
Penyebab stroke menyerang generasi Kemandirian dapat dilihat dengan
muda karena gaya hidup yang tidak sehat, menggunakan penilaian Index Katz, karena
dengan seringnya mengkonsumsi makanan instrument yang cukup sederhana dan
tinggi lemak dan kolesterol. Akan tetapi mudah dilaksanakan. Aktivitas kegiatan
resiko terjadinya stroke akan bertambah 2 sehari-hari yang dinilai adalah mandi,
sampai 3 kali lipat setiap tahun setelah usia berpaikan, toileting, perpindah,
50 tahun. (Rumahorbo,Monica,dkk, 2014). mengontrol eliminasi dan makan.
Stroke merupakan penyebab Pengakatergorian terhadap kemandirian
kecacatan nomor satu dan kematian nomor terbagi menjadi Index Katz A (mandiri
dua di dunia. Menurut WHO, setiap tahun untuk 6 aktivitas), Index Katz B (mandiri
15 juta orang di dunia mengalami stroke. untuk 5 aktivitas), Index Katz C (mandiri,
Diperkirakan tahun 2020 penyakit stroke kecuali bathing dan satu fungsi lain), Index
dan jantung akan menjadi penyebab Katz D (mandiri, kecuali bathing, dressing
utama kematian di dunia (Projodisastro, dan 1 fungsi lain), Index Katz E (mandiri,
2009). Sekitar 800-1000 kasus stroke di kecuali bathing, dressing, toileting dan
Indonesia terjadi setiap tahunnya. Menurut satu fungsi lain), Index Katz F (mandiri,
diagnosis tenaga kesehatan tahun 2013 kecuali bathing, dressing, toileting,
prevalensi kasus stroke di Indonesia transferring dan satu fungsi lain), Index
sebesar 7,0 per mill terdiagnosis stroke dan Katz G (tergantung pada orang lain untuk
12,1 per mill terdiagnosis memiliki gejala 6 aktivitas) (Martono, 2009).
stroke. Prevalensi kasus stroke yang Melakukan aktivitas kegiatan
memiliki jumlah terbanyak yaitu di sehari-hari pasien pasca stroke sering
Provinsi Jawa Barat sebanyak 238.001 merasakan rendah diri dan tidak berguna,
orang (7,4‰) terdiagnosis stroke dan karena mereka beranggapan tidak dapat
533.895 orang (16,6‰) mengalami gejala melakukan aktivitas secara mandiri
stroke. (Davison & Neali, 2004 dalam Sembiring
Masalah yang sering dialami oleh 2010). Ada beberapa penghambat dalam
penderita stroke adalah penurunan melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari
sensorik. Penurunan sessorik yaitu diantaranya kurangnya pengetahuan,
kelemahan otot dan ketidak mampuan dukungan keluarga dan motivasi.
untuk bergerak yang diakibatkan karena Pengetahuan yang cukup dapat
kerusakan susunan saraf pada otak dan meningkatkan kapasitas fungsional pasien
kekakuan pada otot dan sendi yang dapat pasca stroke secara perlahan-lahan.
menimbulkan masalah dalam melakukan Sehingga dapat meminimalkan bantuan
aktifitas sehari-hari atau activity of daily keluarga terhadap pasien pasca stroke

2
dirumah. Menurut penelitian Irdawati Living (ADL) pada pasien post stroke,
(2009) terdapat hubungan yang signifikan menganalisis hubungan dukungan keluarga
antara pengetahuan dengan perilaku dalam dengan kemandirian Activity of Daily
perawatan pasien pasca stroke. Dalam hal Living (ADL) pada pasien post stroke dan
ini pasien post stroke membutuhkan menganalisis hubungan motivasi dengan
pengetahuan dan pemahaman dalam kemandirian Activity of Daily Living
melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. (ADL) pada pasien post stroke.
Jika tidak dipahami akan menyebabkan
lamanya proses penyembuhan. METODE
Kesembuhan pasien post stroke
akan sangat terbantu jika keluarga Penelitianini menggunakan desain
memberikan dorongan, memperlihatkan penelitian Deskriptif Analitik dengan
kepercayaan pada perbaikan pasien dan pendekatan crosssectional, yaitu
memungkinkan pasien melakukan pengukuran variable dilakukan pada satu
sebanyak hal yang dapat dilakukan dan saatdimana setiap subjek hanya
hidup secara mandiri (M, Joyce Black dan diobservasi satu kali saja (Notoadmojo,
Hokanson, Jane H, 2014). Berdasarkan 2009).
penelitian yang dilakukan oleh Rinajumita Penelitian Cross Sectional adalah
(2011) dan Karunia (2016), yang jenis penelitian yang menekankan pada
menyebutkan terdapat hubungan yang waktu pengukuran atau observasi data
bermakna antara dukungan keluarga independen dan dependen hanya satu kali,
dengan kemandirian aktivitas kehidupan pada satu saat. Pada penelitian ini akan
sehari-hari. diperoleh prevaransi atau efek suatu
Dukungan keluarga tidak hanya fenomena (variabel dependen)
diberikan dalam aspek fisik. Untuk aspek dihubungkan dengan penyebab penyebab
emosional, adanya dukungan dari orang (variabel independent) (Nursalam, 2008).
sekitar karena dianggap sangat berperan Untuk pengumpulan data peneliti
dalam proses pemulihan kondisi pasien menggunakan kusioner untuk mengukur
(Feigin, 2004). Jika pasien selalu pengetahuan, dukungan keluarga, motivasi
dimotivasi untuk melakukan kegiatan dan lembar observasi untuk kemandirian
sehari-hari akan mempercepat aktivitas kegiatan sehari-hari pasien post
penyembuhan pasca stroke, sehingga stroke di rehabilitasi medik RSUD
pasien dapat secara mandiri melakukan Tugurejo Semarang. Pengelompokan data
aktivitasnya. penelitian Paskalini, Vini kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat
(2017) yaitu ada hubungan dengan yang dimiliki, dengan menggunakan skala
perawatan diri. Penelitian ini juga ordinal kemudian analisa secara statistik
diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang dengan menggunakan Uji Rank Spearman.
dilakukan oleh Shigaki, dkk (2010), bahwa Tempat penelitian dilaksanakan di
individu yang memiliki motivasi yang rehabilitasi medik RSUD Tugurejo
tinggi akan memiliki frekuensi perawatan Semarang.Waktu pelaksanaan penelitian
diri yang baik. pada bulan Agustus 2017. Populasi
Oleh karena itu, peneliti tertarik penelitian sebanyak 56 orang perbulan. .
untuk meneliti faktor-faktor yang Populasi ini di dasarkan pada jumlah
berhubungan dengan kemandirian Activity pasien post stroke yang berkunjung di
of Daily Living (ADL) pada pasien post rehabilitasi medik pada tahun 2017.
stroke. Peneliti inian ini bertujuan untuk Sampel penelitian 30 responden.
menganalisis hubungan pengetahuan
dengan kemandirian Activity of Daily

3
HASIL
1. Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel 3 diatas
Berdasarkan Jenis Kelamin didapatkan hasil yang tinggal bersama
Pasien Post Stroke di Ruang keluarga terlihat semua tinggal bersama
Rehabilitasi Medik RSUD keluarga yaitu sebanyak 30 responden atau
Tugurejo Semarang (100%).

Jenis Persentase Tabel 4 Distribusi Frekuensis Responden


Frekuensi
Kelamin (%) Berdasarkan Pekerjaan Pasien
Laki - laki 12 40.0 Post Stroke di Ruang
Perempuan 18 60.0 Rehabilitasi Medik RSUD
Jumlah 30 100.0 Tugurejo
Persentase
Pekerjaan Frekuensi
Berdasarkan tabel 1 diatas (%)
didapatkan hasil jenis kelamin responden IRT 8 26.7
mayoritas adalah perempuan yaitu PNS 3 10.0
sebanyak 18 responden atau (60%). Karyawan
5 16.7
Swasta
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Wiraswasta 7 23.3
Berdasarkan Usia Pasien Post
Buruh 7 23.3
Stroke di Ruang Rehabilitasi
Medik RSUD Tugurejo Semarang Jumlah 30 100.0

Persentase Berdasarkan tabel 4 diatas


Usia Frekuensi didapatkan hasil pekerjaan responden
(%)
35 - 50 tahun 14 46.7 mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 8 responden atau (26,7%).
51 - 65 tahun 15 50.0
> 66 tahun 1 3.3 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden
Jumlah 30 100.0 Berdasarkan Pendidikan Pasien
Post Stroke di Ruang
Berdasarkan tabel 2 diatas Rehabilitasi Medik RSUD
didapatkan hasil usia responden mayoritas Tugurejo
adalah 51 - 65 tahun yaitu sebanyak 15
responden atau (50%). Persentase
Pendidikan Frekuensi
(%)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Tidak
Berdasarkan Tinggal Bersama 5 16.7
Sekolah
Keluarga Pasien Post Stroke di
SD 2 6.7
Ruang Rehabilitasi Medik RSUD
Tugurejo Semarang SMP 12 40.0
SMA 6 20.0
Tinggal Perguruan
Persentase 5 16.7
Bersama Frekuensi Tinggi
(%)
Keluarga
Jumlah 30 100.0
Ya 30 100.0
Tidak 0 0 Berdasarkan tabel 5 diatas
Jumlah 30 100.0 didapatkan hasil pendidikan responden

4
mayoritas adalah SMP yaitu sebanyak 12 Persentase
Motivasi Frekuensi
responden atau (40%). (%)
Tinggi 16 53.3
2. Hasil Analisis Univariat Cukup 8 26.7
Kurang 6 20.0
a. Pengetahuan Jumlah 30 100.0
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kemandirian
Berdasarkan tabel 8 diatas
Pengetahuan Pasien Post Stroke
didapatkan hasil mayoritas motivasi
di Ruang Rehabilitasi Medik
tinggi sebanyak 16 responden atau
RSUD Tugurejo
(53,3%).
Persentase Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kemandirian
Pengetahuan Frekuensi
(%) ADL Pasien Post Stroke di Ruang
Baik 14 46.7 Rehabilitasi Medik RSUD
Cukup 11 36.7 Tugurejo
Kurang 5 16.7
Jumlah 30 100.0
Kemandirian Persentase
Frekuensi
ADL (%)
Berdasarkan tabel 6 diatas Kategori A 11 36.7
didapatkan hasil mayoritas Kategori B 6 20.0
pengetahuan responden baik yaitu Kategori C 4 13.3
sebanyak 14 responden atau (46,7%). Kategori D 4 13.3
Kategori E 4 13.3
Kategori F 1 3.3
b. Dukungan Keluarga
Kategori G 0 0
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kemandirian Jumlah 30 100.0
ADL Dukungan Keluarga Pasien
Post Stroke di Ruang Rehabilitasi Berdasarkan tabel 9 diatas
Medik RSUD Tugurejo didapatkan hasil mayoritas
kemandirian ADL responden adalah
Dukungan Persentase kategori A yaitu sebanyak 12 responden
Frekuensi
Keluarga (%) atau (36,7%).
Baik 21 70.0
Sedang 7 23.3 2. Hasil Analisis Bivariat
Rendah 2 6.7
Jumlah 30 100.0 a. Pengetahuan

Berdasarkan tabel 7 diatas Tabel 10 Hubungan pengetahuan


didapatkan hasil dukungan keluarga dengan kemandirian ADL pasien
mayoritas baik yaitu sebanyak 21 post stroke di Ruang Rehabilitasi
responden atau (70%). Medik RSUD Tugurejo Semarang

c. Dukungan Keluarga Variabel ρ (Rho) ρ Value


Pengetahuan
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kemandirian Kemandirian 0,477 0,008
ADL Motivasi Pasien Post Stroke ADL
di Ruang Rehabilitasi Medik
RSUD Tugurejo Tabel 10 diatas didapatkan
hasil hubungan pengetahuan dengan

5
kemandirian ADL pasien post stroke Tabel 12 diatas didapatkan
didapatkan ρ (Rho) yaitu 0,477 dan ρ hasil hubungan motivasi dengan
value yaitu 0,008. Berdasarkan uji kemandirian ADL pasien post stroke
rank spearman dapat diketahui bahwa didapatkan ρ (Rho) yaitu 0,477 dan ρ
ρ value yaitu 0,008 dengan signifikan value yaitu 0,000. Berdasarkan uji
0,05, sehingga dapat disimpulkan rank spearman dapat diketahui bahwa
bahwa ρ value < 0,05 maka Ho ditolak ρ value yaitu 0,000 dengan signifikan
dan Ha diterima yang berarti ada 0,05, sehingga dapat disimpulkan
hubungan antara pengetahuan dengan bahwa ρ value < 0,05 maka Ho ditolak
kemandirian ADL pasien post stroke. dan Ha diterima yang berarti ada
hubungan antara motivasi dengan
b. Dukungan Keluarga kemandirian ADL pasien post stroke.

Tabel 11 Hubungan dukungan PEMBAHASAN


keluarga dengan kemandirian
ADL pasien post stroke di 1. Pengetahuan
Ruang Rehabilitasi Medik
RSUD Tugurejo Hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti didapatkan
Variabel ρ (Rho) ρ Value yang memiliki pengetahuan baik yaitu
Dukungan sebanyak 14 responden (46,7%), hal
keluarga ini terjadi karena penderita post stroke
0,386 0,035 di rehabilitasi medik RSUD Tugurejo
Kemandirian
ADL Semarang sudah mengetahui tentang
kemandirian ADL dan penderita aktif
Tabel 11 diatas didapatkan hasil mencari informasi tentang
hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian ADL dari tenaga
kemandirian ADL pasien post stroke kesehatan, media cetak dan media
didapatkan ρ (Rho) yaitu 0,386 dan ρ elektronik.
value yaitu 0,035. Berdasarkan uji rank Sedangkan untuk pengetahuan
spearman dapat diketahui bahwa ρ kurang yaitu sebanyak 5 responden
value yaitu 0,035 dengan signifikan (16,7%), hal ini terjadi karena mereka
0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak mengetahui tentang cara
bahwa ρ value < 0,05 maka Ho ditolak menggunakan pakaian dari tangan dan
dan Ha diterima yang berarti ada kaki yang lemah dan melakukan
hubungan antara dukungan keluarga aktivitas kehidupan sehari-hari
dengan kemandirian ADL pasien post sebaiknya tidak perlu dilakukan
stroke. tenaga kesehatan.
Pengetahuan merupakan hasil
c. Motivasi dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap
Tabel 12 Hubungan antara motivasi suatu objek tertentu. Penginderaan ini
dengan kemandirian ADL terjadi melalui pancaindra manusia
pasien post stroke di Ruang yaitu penglihatan, pendengaran,
Rehabilitasi Medik RSUD penciuman, rasa dan raba, sebagian
Tugurejo Semarang besar pengetahuan manusia diperoleh
Variabel ρ (Rho) ρ Value dari mata dan telinga (Notoatmodjo,
Motivasi 2007).
Kemandirian 0,616 0,000
ADL

6
2. Dukungan Keluarga Dukungan keluarga sangat
diperlukan pada pasien post stroke
Hasil penelitian ini karena menentukan pelaksanaan terapi
menunjukkan dari 30 pasien post dimana terapi ini untuk mengurangi
stroke yang mendapatkan dukungan kerusakan fungsional, agar nantinya
keluarga baik sebanyak 21 responden pasien lebih mandiri dalam melakukan
(70%). Keluarga selalu memberikan ADL. Lingkungan keluarga menjadi
dukungan informasi, dukungan penting karena membantu proses
emosional untuk memotivasi bahwa perawatan, meskipun tidak
post stroke bisa melakukan aktivitas sepenuhnya normal.
secara mandiri dan dukungan
pengharapan untuk memberikan 3. Motivasi
support positif setiap aktivitas yang
dilakukan penderita post stroke. Hasil penelitian yang
Dukungan materi yang biasanya dilakukan pada peneliti di dapatkan
keluarga pasien selalu memberikan bahwa mayoritas responden di RSUD
kebutuhan sehari-hari pada anggota Tugurejo Semarang memiliki motivasi
keluarganya. tinggi sebanyak 16 responden
Dukungan keluarga adalah (53,3%). Motivasi adalah keadaan
sikap, tindakan penerimaan keluarga dalam pribadi seseorang yang
terhadap anggota keluaraganya, mendorong keinginan atau kebutuhan
berupa dukungan informasional, individu untuk melakukan kegiaatan-
dukungan penilaian, dukungan kegiatan tertentu guna mencapai suatu
instrumental dan dukungan emosional tujuan (Gufron,2011). Motivasi yang
(Friedman, 2010). tinggi karena mereka selalu kontrol
Penyakit stroke merukapan dan mereka ingin bisa melakukan
penyakit yang ditakuti oleh semua aktivitasnya secara mandiri.
masyarakat, karena penderita akan Terapi ini memerlukan waktu
mengalami disabilitas (kecacatan yang lama atau tidak sebentar,
fisik) yang mengakibatkan kesulitan sehingga pasien akan sangat bosan.
dalam melaksanakan aktivitas sehari- Terkadang pasien ada yang
hari. Keadaan ini menyebabkan pasien menghentikan pengobatan karena
memerlukan bantuan dalam kurangnya motivasi dari diri sendiri.
melakukan aktivitas sehari-hari Hasil yang penelitian yang dilakukan
(Fricke, Janet, 2010). peneliti masih didapatkan motivasi
Responden mendapat kurang sebanyak 6 responden (20%).
dukungan keluarga rendah sebanyak 2 Penyebab motivasi kurang karena
responden (6,7%) dikarenakan mereka malas melakukan aktivitas dan
keterbatasan biaya, waktu dan pujian tidak meyakini bahwa penyakit yang
pada pasien post stroke. Keterbatasan di deritamya akan sembuh. Oleh sebab
biaya karena untuk datang ke RSUD itu motivasi dari dalam sendiri dan
Tugurejo membutuhkan biaya dari keluarga sangat diperlukan agar
transportasi, sedangkan untuk waktu, cepat pulih dan dapat melakukan
keluarga tidak bisa mengantarkan aktivitas secara mandiri (Arum, 2015).
pasien untuk control karena mereka Dengan adanya motivasi, penderita
harus bekerja dan untuk pujian akan lebih giat berlatih dan keinginan
keluarga tidak memberikan pujian saat untuk sembuh akan muncul (Lingga,
mereka melakukan aktivitas secara 2013).
mandiri

7
4. Kemandirian ADL perkiraan yang tepat bagaimana
mengatasi kejadian serta mudah
Post stroke akan membuat mengerti tentang apa yang di anjurkan
tingkat ketergantungan seseorang oleh petugas kesehatan.
terhadap orang lain menjadi semakin Hasil penelitian yang
meningkat. Yang diperlukan pada dilakukan peneliti tidak sejalan
pasien post stroke yaitu pemberian dengan penelitian yang dilakukan oleh
terapi, sehingga mengurangi pasien Syairi, Abu (2013) , mayoritas
dalam ketergantungan terhadap orang pengetahuan kurang tentang self care.
lain dalam melakukan ADL.
Kemandirian ADL yaitu pengukuran
terhadap aktivitas yang dilakukan oleh 6. Hubungan dukungan keluarga
manusia (Agung, 2006). Pengukuran dengan kemandirian Activity of
kemandirian pada pasien post stroke Daily Living pasien post stroke di
dengan menggunakan Indeks Katz. rehabilitasi medik RSUD
Pada indeks katz ini terdiri dari 6 Tugurejo Semarang
aktivitas yaitu mandi, berpakaian,
toileting, berpindah, mengontrol Berdasarkan hasil penelitian
eliminasi dan makan. yang lakukan peneliti di dapatkan
Berdasarkan penelitian yang bahwa ada hubungan antara dukungan
dilakukan peneliti didapatkan keluarga dengan kemandirian activity
kemandirian ADL dengan of daily living pada pasien post stroke
menggunakan indek katz dengan (ρ value 0,035 < 0,05). Dukungan
kategori A atau mandiri sebanyak 11 keluarga berisiko menyebabkan
responden (36,7%). Tingginya kemandirian aktivitas kehidupan
kemandirian diakibatkan karena sehari-hari atau ADL post stroke
responden sering melakukan ADL. (Karunia, 2015). Maka dari itu,
Disamping itu, responden juga rajin pemulihan post stroke ditujukan untuk
dan patuh melaksanakan terapi, baik mengembalikan kemandirian, namun
diumah maupun di rehabilitasi medik. juga memulihkan aspek-aspek sosial.
Rehabilitasi dilaksanakan pada
5. Hubungan pengetahuan dengan saat awal seseorang terkena stroke
kemandirian Activity of Daily sampai jangka panjang. Pada saat
Living pasien post stroke di dirumah, keluargalah yang berperan
rehabilitasi medik RSUD dalam pengembalian kemandirin
Tugurejo Semarang misalnya dengan perawatan secara
praktis dirumah serta latihan guna
Berdasarkan hasil penelitian membiasakan hidup secara mandiri.
yang lakukan peneliti di dapatkan Hasil penelitian yang
bahwa ada hubungan antara dilakukan peneliti yang mendapatkan
pengetahuan dengan kemandirian dukungan keluarga tinggi yaitu
activity of daily living pada pasien keluarga selalu menghargai apa yang
post stroke (ρ value 0,008 < 0,05). responden lakukan, selalu
Pada penderita yang memberikan motivasi agar tetap
mempunyai pengetahuan yang lebih berlatih, selalu memberikan informasi
luas memungkinkan pasien itu dapat yang bermanfaat bagi responden.
mengontrol dirinya dalam mengatasi Hasil penelitian yang dilakukan
masalah yang dihadapi, mempunyai peneliti sejalan dengan penelitian
rasa percaya diri yang tinggi, yang dilakukan oleh Rinajumita
berpengalaman dan mempunyai (2011) dan Karunia (2016), yang

8
menyebutkan terdapat hubungan yang KESIMPULAN DAN SARAN
bermakna antara dukungan keluarga
dengan kemandirian aktivitas KESIMPULAN
kehidupan sehari-hari.
a. Kesimpulan
7. Hubungan motivasi dengan a. Pengetahuan pasien tentang
kemandirian Activity of Daily kemandirian ADL dalam kategori
Living pasien post stroke di baik.
rehabilitasi medik RSUD b. Dukungan keluarga pasien untuk
Tugurejo Semarang melakukan kemandirian dalam
kategori baik.
Berdasarkan hasil penelitian c. Moivasi pasien untuk melakukan
yang lakukan peneliti di dapatkan kemandirian dalam kategori tinggi.
bahwa ada hubungan antara motivasi d. Kemandirian aktivitas yang di
dengan kemandirian activity of daily lakukan pasien post stroke dalam
living pada pasien post stroke (ρ value kategori A (mandi, berpakaian,
0,000 < 0,05). toiteling, berpindah, mengontrol
Motivasi adalah suatu proses eliminasi, makan).
dalam diri manusia yang e. Ada hubungan pengetahuan pasien
menyebabkan bergeraknya menuju post stroke dengan kemandirian
tujuan yang dimiliki atau bergerak ADL di rehabilitasi medik RSUD
menjauh dari situasi yang tidak Tugurejo Semarang.
menyenangkan (Wade dan Travis, f. Ada hubungan dukungan keluarga
2008). Tanpa motivasi dalam diri akan pasien post stroke dengan
mengalami keterbatasan dalam kemandirian ADL di rehabilitasi
melakukan aktivitas. medik RSUD Tugurejo Semarang.
Masalah yang ada pada g. Ada hubungan motivasi pasien post
motivasi ini adalah motivasi yang stroke dengan kemandirian ADL di
rendah yang disebabkan karena rehabilitasi medik RSUD Tugurejo
ketidaktahuan penderita tentang Semarang.
pentingnya aktivitas kehidupan sehari-
hari. Menurut teori sosial kognitif, 2. Saran
motivasi didasarkan pada pengetahuan a. Bagi pasien Post Stroke
yang dimiliki oleh individu. Individu Disarankan pasien untuk
akan termotivasi untuk melakukan sering berobat rutin atau terapi
suatu tindakan jika sesuatu dengan rutin untuk membantu
tujuan, rencana dan hasil yang di mempercepat penyembuhan.
harapkan (Banduru, 2006). b. Bagi anggota keluarga
Hasil penelitian ini di dukung Perlunya keluarga untuk
oleh penelitian Paskalini, Vini (2017) selalu memberikan dukungan
yaitu ada hubungan dengan perawatan emosional (perhatian dan pujian ),
diri. Penelitian ini juga diperkuat oleh dukungan instrumental
penelitian sebelumnya yang dilakukan (memberikan dana untuk
oleh Shigaki, dkk (2010), bahwa pengobatan dan meluangkan waktu
individu yang memiliki motivasi yang untuk menemani pasien kontrol),
tinggi akan memiliki frekuensi c. Bagi penelitian selanjutnya
perawatan diri yang baik. Perlunya penelitian lebih
lanjut tentang faktor-faktor yang
lain mempengaruhi kemandirian

9
aktivitas yang meliputi status Fungsional Pasien Pasca Stroke Di
mental pasien. Wilayah Keraj Puskesmas
Kartasura. Unuversitas
DAFTAR PUSTAKA Muhammadiyah Surakarta
Karunia, E. 2016. Hubungan ANtara
Agung, Iskandar. 2006. Uji Keandalan Dukungan Keluarga Dengan
dan Kesahihan Indeks Activity of Kemandirian Activity of Daily
Daily Living Barthel untuk Living Pasca Stroke. Surabaya :
Mengukur Status Fungsional Universitas Airlangga.
Dasar pada Usia Lanjut di RSCM.
Tesis. Jakarta : Program Studi Ilmu Lingga, L. 2013. All About Stroke: Hidup
Penyakit Dalam Fakultas Sebelum dan Pascastroke. Jakarta :
Kedokteran Universitas Indonesia. Elex Media Komputindo.

Arum, Sheria Puspita. 2015. Stroke Kenali Martono, Hadi & Kris Pranarka. 2009.
Cegah dan Obati. Yogyakarta : Buku Ajar Geriatri (Ilmu
Notebook Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta :
FK UI
Bandura, Albert. 2006. Guide for
Constructing Self-Efficacy Scales. Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal
Information Age Publishing. Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika
Feigin, Valery. 2004. Stroke. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer M, Joyce Black dan Hokanson, Jane H.
2014. Keperawatan Medikal
Friecke, Janet. 2010. Activity of Daily Bedah. Indonesia : CV Pentasada
Living Center for International Media Edukasi
Rehabilitation Research
Information and Exchange Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
(CIRRIE) dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Friedman, M. M, Bowden, O & Jones, M.
2010. Keperawatan Keluarga : Notoatmodjo, S. 2009. Penelitian
Teori dan Praktek. Edisi 5. Jakarta Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
: ECG Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Ghufron, M. N. dan Risnawati, S. R. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu
Teori-teori Psikologi. Jogyakarta: Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
ArRuzz Media. Salemba Medika

Hariandja, Johanna Renny O. 2013. Pinzon Rizaldy dan Laksmi A. 2010. Awas
Identifikasi Kebutuhan Akan Sistem Stroke! Penertian, Gejala,
Rehabilitasi Berbasis Teknologi Tindakan, Perawatan dan
Terjangkau Untuk Penderita Stroke Pencegahan. Yogyakarta : ANDL
Di Indonesia. Lembaga Penelitian
Rinajumita. 2011. Faktor-faktor yang
dan Pengabdian Masyarakat
Mempengaruhi Kemandirian
Universitas Katolik Parahyangan
Lansia di Wilayah Kerja
Irdawati. 2009. Hubungan Antara Puskesmas Lampas Kecamatan
Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Payakumbuh Utara Tahun 2011.
Dengan Perilku Dalam Skripsi. Padang : Universitas
Meningkatkan Kapasitas Andalas.

10
Rumahorbo, Monica, dkk. 2014. 60 Hal
Tentang Perawatan Stroke di
Rumah. Jakarta : Gramedia
Sembiring A. 2010. Koping Stress Pada
Insan Pasca Stroke Yang Mengikuti
Klub Stroke Di RumahSakit
Jakarta. Volume, 8, Nomor. 1,
Juni.Online
Shigaki. 2010. Hubungan Antara Motivasi
dan Efikasi Diri Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Persadia Salatiga. URL
Syairi, Abu. 2013. Tingkat Pengetahuan
Keluarga Pasien tentang Self Care
(Perawatan Diri) Pada Angota
Keluarga yang mengalami Stroke
Di RSU Kabupaten Tangerang
2013. Universia Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta. The
Royal Marsden NSH Foundation
Trust. 2015. The Royal marsden
Manual of Clinical Nursing
Procedures Manual of Clinical
Nursing Procedures : Student
Edition
Wade, Carole % Carol Tavris. 2008.
Psikologi (Jilid 1). Jakarata :
Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai