Anda di halaman 1dari 7

Tugas Akhir Modul 3

MAKALAH

PENGORGANISASIAN
PENGETAHUAN/INFORMASI DALAM INGATAN
MANUSIA

Di Sususn Oleh :
Dahvia Arisma Widiastini
19032418710317

PPG TAHUN 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata ingatan, rasanya bukanlah kata yang asing atau baru saja kita
dengar. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktivitas yang kita lakukan tidak
terlepas dari proses mengingat. Apalagi dalam pembelajaran, rasanya takkan ada
pembelajaran tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses
pembelajaran sehingga apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus
dapat mengingat dengan baik. Pada dasarnya setiap manusia mempunyai
informasi yang disimpan dalam memori ingatannya.
Semua informasi yang kita dapatkan terekam di dalam ingatan. Akan
tetapi, tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau
hilang karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu
memperoleh suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses
informasi tersebut. Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian pada
informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman. Berpikir
juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam ingatan.
Dan dalam ingatan tentang informasi akan mempengaruhi gaya belajar manusia
serta hasil yang diperoleh.
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaima individu
mempersepsi, mengorganisasi dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dan lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari
bidang kajian ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk
memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang
(Anderson,1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi
adalah pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi
tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah
merupakan salah satu proses yangdiselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub
ranah lain dari psikologi kognitiftetap tidak jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian,
penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
2. Apa hubungan antara ingatan dan kegiatan belajar?
3. Bagaimana penerpan teori pengolahan informasi dalam belajar?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2. Mengetahui hubungan antara ingatan dan kegiatan belajar.
3. Mengetahui penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia


Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih
mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli memandang
ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang
telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut
pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu
kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan
untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan
menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering). Informasi yang kita
peroleh terekam di dalam ingatan melalui proses berpikir. Ingatan manusia dibagi
menjadi dua, yaitu; memori jangka pendek dimana memori yang memiliki kapasitas
terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya, dan
memori jangka panjang. Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan
berlangsung mulai dari hitungan menit hingga selamanya (Rehalat, 2014).
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat
dengan kemampuan kognisi seseorang. Dengan kata lain, pemrosesan informasi
dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang.
Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi
memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanise dimana pengetahuan
dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan
masalah. Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama
adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1. Sensory Memory (SM), merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima
dari luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan
dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.

3
2. Working Memory (WM), diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan)
dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM), memiliki kapasitas yang kecil sekali, namun sangat
besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana
kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4. Long Term Memory (LTM), memori diasumsikan berisi semua pengetahuan
yang telah dimiliki individu, mempunyai kapasitas tidak terbatas, sekali informasi
disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory,
sensory memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran,
penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk
sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective attention)
informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term
memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan
antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih belum
jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka
maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan
rehearsal and encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka
panjag (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal
nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk
suara, atapun mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap
melalui pancaindra disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon
untuk sesaat berarti kita menyimpannya di short term memory. Ketika kita
mengulang secara verbal secara terus menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang
kembali (recalling) nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang (long
term memory).
B. Hubungan Antara Ingatan dan Kegiatan belajar.
Para ahli sepakat bahwa terdapat hubungan yang erat antara memori dan
belajar (Syah dalam Khadijah, N (2009). Seperti telah dikemukakan bahwa memori
sesungguhnya adalah fungsi mental yang bekerja menangkap informasi dari
stimulus, menyimpannya, dan mengungkapkannya kembali bila diperlukan. Prestasi
dalam belajar juga dipengaruhi oleh ingatan yang kuat berkaitan erat dengan kondisi
jasmani, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan ingatan.

4
Ingatan juga dipengaruhi oleh faktor usia. Peristiwa penting dalam ingatan ialah
aktivitas psikis mencamkan (memasukkan-meletakkan) atau yang disebut dengan
memorisasi. Memorisasi dapat memungkinkan seseorang untuk mengingat apa yang
telah dipelajari, namun tidak berarti bahwa semua “memory traces” ini akan tetap
tinggal dengan baik, karena pada suatu saat “memory traces” akan dapat hilang.
Ingatan itu bersifat individual artinya tiap-tiap anak mempunya tipe-tipe
ingatan sendiri. Maka seorang guru harus memperhatikan hal-hal berikut :
a) Guru jangan terlalu cepat, atau jangan pula terlalu lambat menerangkan
bahan pelajaran,
b) Usahakan agar tidak terlalu banyak bahan yang diberikan dalam satu jam
pelajaran, Usahakan agar bahan pelajaran itu harus diulang setiap ada
kesempatan dan guru harus mengusahakan agar anak-anak mengulang
pelajarannya.
c) Untuk dapat menimbulkan kesan-kesan dengan cepat dan patuh, anak
harus diberi metode yang baik di dalam menghafal di luar kepala (learning
by heart).
d) Untuk mempertinggi prestasi belajar murid-murid dan para mahasiswa perlu
dibangunkan emosi dan kemauannya agar aktifitas belajar/ studi lebih
menyenangkan dan menggairahkan.
Cara penyelidikan ingatan yang dapat digunakan dalam proses belajar:
a) Metode mempelajari (the learning method), merupakan metode untuk
menyelidiki sejauhmana waktu yang diperlukan atau usaha yang dijalankan
oleh subyek untuk dpat menguasai materi dengan baik.
b) Metode mempelajari kembali (the relearning method), Merupakan metode
yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari kembali yang pernah
dipelajari sampai pada suatu criteria tertentu seperti pada mempelajari
materi tersebut pertama kali. Makin sering dipelajari materi tersebut, waktu
yang dibutuhkan akan semakin pendek.
c) Metode rekonstruksi, merupakan metode dimana subyek disuruh
mengkonstruksikan kembali suatu materi yang diberikan padanya.. Dalam
mengkonstruksi itu dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-
kesalahan yang diperbuat sampai pada criteria tertentu.
d) Metode mengenal kembali, metode ini digunakan untuk mengambil bentuk
dengan cara pengenalan kembali. Subyek disusun mempelajari sesuatu
materi, kemudian diberikan materi untuk mengetahui sejauhmana yang

5
dapat diingayt dengan bentuk pilihan benar salah, atau dengan pilihan
ganda (multiple choice).
e) Metode mengingat kembali, metode ini ialah subyek disuruh mengingat
kembali apa yang telah dipelajarinya. Misalnya dengan menyuruhnya
mengerjakan ujian dalam bentuk essay maupun isian.
Hubungan antara ingatan sangat erat kaitannya dengan proses belajar. Ketika
kita sebagai pelajar maka untuk memperoleh presyasi yang baik diperlukan ingatan
yang baik tentang materi yang diberikan. Guru juga harus memahami dan bahkan
menerapkan metode atau cara agar ingatan seorang siswa dapat terus terangasng.
C. Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar meliputi tiga tahap,
yaitu :
a) Perhatian ke StimulusPengolahan system informasi dalam memori manusia di awali
ketika isyaratfisik diterima pencatat sensor melalui indera (Visual, audio, maupun
kenestetik).Isyarat fisik ini, disimpan sebentar untuk diolah dalam system
memori.
b) Mengkode Stimulus Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau
akan lebih lanjut atautidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka
diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses inilah yang disebut dengan pengkodean yaitu
mengubah stimulus sehingga dapat disimpan sehingga pada waktu lain dapat
dimunculkan kembali dengan mudah.
c) Penyimpanan dan Retrival Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna
disimpan dalam memori jangka panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan.
Untukproses ini, sangat bergantung pada bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana
hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang.

6
BAB III
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama
adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi
memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan
dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory.
Sensory memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran,
penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya
yang mentah.
Hubungan antara ingatan sangat erat kaitannya dengan proses belajar. Ketika
kita sebagai pelajar maka untuk memperoleh presyasi yang baik diperlukan ingatan
yang baik tentang materi yang diberikan. Guru juga harus memahami dan bahkan
menerapkan metode atau cara agar ingatan seorang siswa dapat terus terangasng.
Teori pengolahan informasi ini juga dapat diterapkan dalam proses belajar.
Diaman Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar meliputi tiga tahap, yaitu :
perhatian ke stimulus, mengkode stimulus, penyimpanan dan retrival.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H.
Freeman.
Ausubel, D.P. 1968. Education Psychology: A Cognitive View. New York: Holt,
Renehart and Winston.
Dedi Wahyudi. “Seputar Ingatan (Memory)”. Online.
http://podoluhur.blogspot.com/2009/02/seputar-ingatan-memory.html. Diakses 20
Desember 2011.
Karwono, Heni Mularsih, 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar.
Jakarta : Cerdas Jaya

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks
https://www.academia.edu

http://adamtirtaputra.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai