7 Pengujian Hipotesis
Hipotesis mempumyai sifat dikotomis yaitu menerima H0 dan menolah H1
atau sebaliknya menolah H0 dan menerima H1. Bukti dari suatu dari suatu amatan
yang tidak sama dengan hipotesis yang dinyatakan tentu saja membawa kita pada
penolakan hipotesis tersebut, sedangkan yang mendukung akan memiliki
konsekuensi menerima hipotesis.
Namun perlu ditegaskan disini bahwa ditolaknya hipotesis berarti hipotesisi
itu salah, sedangkan diterimanya suatu hipotesis adalah merupakan akibat logis dari
“kurangnya cukup bukti” untuk menolaknya dan tidak akan berimplikasi bahwa
hipotesis itu benar.
1. Hipotesis Statistik
Langkah – langkah penulisan hipotesis yang biasa dilakukan adalah
merumuskan hipotesis yang akan ditulis disertai keterangan seperlunya. Perumusan
dibuat sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Ada tiga ,macam parameter :
a. Hipotesis mengandung pengertian minimum
b. Hipotesis mengandung pengertian maksimum
c. Hipotesis mengandung pengertian sama
Uji hipotesis yang alternatifnya bersifat dua pihak disebut uji dua arah (two
tail test). Hal ini karena wilayah kritiknya terpisah menjadi dua bagian yang
ditempatkan di masing-masing ekor sebelah kiri dan sebelah kanan distribusi
statistiknya.
a. Bila hipotesis nol (Ho) benar dan berdasarkan penelitian yang dilakukan kita
menerimanya maka kesimpulan yang diambil sudah tepat.
b. Bila hipotesis nol (Ho) benar tetapi berdasarkan hasil penelitian kita menolak
berarti kita telah menerima hipotesis alternatif (H1). Keputusan yang diambil
ini merupakan suatu kesalahan. Kesalahan dalam statistik dikenal sebagai
kesalahan jenis I (type error I) atau gelat α.dengan kata lain kesalahan yang
terjadi pada saat membuat kesimpulan yaitu sesuatu yang harus diterima tetapi
hasil amatan dibuat kesimpulan menolak.
c. Bila hipotesis nol (Ho) salah dan berdasarkan penelitian yang dilakukan kita
menolaknya, maka kesimpulan yang diambil sudah tepat.
d. Bila hipotesis nol (Ho) salah tetapi berdasarkan hasil penelitian yang kita
lakukan menerimanya berarti kita telah menolak hipotesis alternatif (H1).
Keputusan yang diambil ini merupakan suatu kesalahanjenis II (type error II)
atau galat β, yang merupakan kesalahan yang terjadi pada saat membuat
kesimpulan yaitu sesuatu yang seharusnya ditolak tetapi hasil amatan
mengatakan untuk menerimanya.
Hipotesis nol mungkin benar mungkin pula tidak benar, sementara hasil uji
mungkin menerima mungkin pula menolaknya. Apabila hipotesis nol benar dan
hasil uji menunjukkan tidak tertolaknya hipotesistersebut, atau apabila hipotesis nol
tidak benar dan hasil uji menunjukkan tertolaknuya hipotesis tersebut, maka
keputusan ujinya tidak salah.
Apabila hipotesis nol benar tetapi hasil uji menolaknya, maka dikatakan
telah terjadi salah jenis I. Apabila hipotesis nol tidak benar tetapi hasil uji tidak
menolakny, maka dikatakan telah terjadi salah jenis II.
Kothari, C., R. 1990. Research Methodology: Method and techniques. New Delhi:
New Age International Limited.
Murray dan larry. 2004. Schaum's Outlines Statistik edisi ketiga. Bandung: PT
Gelora Aksara Pratama.
Mattew and Carole. 2010. social research. London: Sage Publication.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonnesia.
Saefuddin, Asep. 2009. Statistika Dasar. Bogor: PT Grasindo.
Wibiasono, yusuf. 2015. Metode statistik. Yogyakarta: Univ.Gajah Mada.
Weakliem, David L. 2016. Hypothesis Testing and Model Selection in the Social
Scieces. New York: The Guilford Press.