Anda di halaman 1dari 8

1.

Tipe-tipe Model Farmakoepidemiologi


Beberapa tipe umum dari modeling pada epidemiologi untuk pengendalian suatu
penyakit adalah sebagai berikut:
a. Model densitas dan model prevalensi
Model densitas digunakan pada infeksi makroparasit dimana jumlah agen
infeksius dapat diperkirakan baik pada induk semang maupun pada
lingkungannya. Mikroparasitik infeksi juga dapat dimodelkan dengan
menggunakan model densitas ketika jumlah mikroparasit bisa dihitung, tapi
mikroparasit sering dipelajari dengan menggunakan model prevalensi.
Perhitungan jumlah absolut mikroparasit sangat tidak praktis ketika replikasinya
yang sangat cepat sehingga tidak bisa dibuat model dengan menggunakan model
densitas. Infeksi mikroparasit dipelajari dengan menggunakan model prevalensi
yang berdasarkan ada tidaknya infeksi pada induk semang pada masa yang akan
datang (cohort), sebagai contoh, muda dan dewasa, peka dan tidak peka. Model
densitas secara potensial lebih sempurna dari kedua teknik tersebut karena
berusaha untuk menghitung jumlah agen infeksius dengan keadaan dimana host
merupakan tantangan.
b. Model deterministik dan model stokastik
Model deterministik atau disebut juga model menanistik menjelaskan mekanisme
proses dalam sistem, walaupun masih banyak bagian yang bersifat empiris. Model
deterministik menggunakan nilai-nilai parameter tertentu. Misalnya diketahui
dengan jelas jumlah awal hewan peka dan jumlah hewan sakit. Model
deterministik bersifat lebih teliti karena proses antara masukan hingga
menghasilkan keluaran model digambarkan dengan model secara terperinci. Pada
umumnya model ini tidak mudah untuk diaplikasikan karena memerlukan
pengamatan lapangan yang rinci sehingga tidak mudah dilakukan secara
berkesinambungan dibanyak lokasi.
Berbeda dengan model deterministik, data input dari model stikastik merupakan
suatu sebaran/frekuensi, dengan input yang sama dengan model deterministik,
pada model stokastik dihasilkan beberapa output dengan tingkat pelung yang
berbeda. Pendugaan resiko penyakit pada model stokastik digambarkan
dengansuatu sebaran probabilitas. Model stokastik sering memungkinkan
probabilitas distribusi dan interval kepercayaan untuk dapat dikaitkan dengan
output.
c. Model empiris dan model explanasi
Model empiris menggunakan indikator yang diperoleh dari analisis hubungan
antara morbiditas dan variabel yang terkait. Variabel tersebut berhubungan dengan
cuaca atau iklim. Model empiris tidak harus bentuk matematis kerena tidak
menganalisis kedinamisan siklus hidup agen penyakit.
Model explanasi, contohnya adalah morbiditas cacing, penyebaran virus PMK
melalui udara, dan kasus oenyakit ostertagiasis berdasarkan model matematika
yang diformulasikan dari kedinamisan parasit dan populasi induk semang. Data
yang dibutuhkan pada model explanasi lebih banyak dan detail.
1) Studi Observasional
a) Studi potong lintang (Cross sectional)
Rancangan cross sectionaladalah suatu rancangan epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan faktor penyebab yang mempengaruhi
penyakit tersebut dengan mengamati status faktor yang mempengaruhi
penyakit tersebut secara serentak pada individu atau kelompok pada satu
waktu.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel
yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.

Langkah – langkah penelitian cross sectional :

i. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko


dan faktor efek.
ii. Menetapkan subjek penelitian.
iii. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor
resiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu
(pengumpulan data).
iv. Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar
kelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran)

Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan
Berat Badan Bayi Lahir (BBL) denagn menggunakan rancanagn atau pendekatan cross
sectional.
Ciri khas rancangan cross sectional :
i. Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada suatu saat
tertentu.
ii. Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor baik
pemajanan (exposure) maupun penyakit yang dinilai pada waktu yang
sama.
iii. Hanya menggambarkan hubungan aosiasi bukan sebab akibat.
iv. Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak melakukan
tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.

Kelebihan rancangan cross sectional :


i. Mudah dilaksanakan.
ii. Sederhana.
iii. Ekonomis dalam hal waktu.
iv. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
v. Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak,
baik variabel resiko maupun efek.
Kekurangan rancangan cross sectional :
i. Diperlukan subjek penelitian yang besar.
ii. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
iii. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
iv. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling lemah bila
dibandingan dengan dua rancangan epidemiologi yang lain

b) Kasus kontrol (case control)


Rancangan Kasus Kontroladalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang
diteliti dengan membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status penyebab penyakitnya.
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospektif.

Tahap-tahap penelitian case control :


i. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek).
ii. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel).
iii. Identifikasi kasus.
iv. Pemilihan subjek sebagai kontrol.
v. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk
melihat faktor resiko.
vi. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara
variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel
kontrol.

Contoh : Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi


(kekurangan gizi) pada balita dengan prilaku pemberian makanan oleh ibu.

Ciri rancangan kasus kontrol :


i. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak
(kontrol) suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi
pemajanan dari kedua kelompok tersebut dibandingkan.
ii. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel
bebas (penyebab).
iii. Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
iv. Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek
(subjek (kasus) yang terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya
dicari secara retrospektif.
v. Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan
karakteristik yang sama dengan kasus.
vi. Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan
diteliti

Kelebihan rancangan penelitian case control :


i. Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang
masa latennya panjang.
ii. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
iii. Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit.
iv. Subjek penelitian sedikit.
v. Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat.
vi. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil
penelitian lebih tajam dibanding dengan hasil rancangan cross
sectional

Kekurangan rancangan penelitian case control :


i. Sulit menentukan kontrol yang tepat.
ii. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh.
iii. Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding.
iv. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen.
v. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak
dapat dikendalikan

c) Kohort
Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan
membandingkan kelompok terpajan dan kelompok yang tidak terpajan berdasar status
penyakitnya.
Penelitian kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan longitudinal
kedepan atau prospektif.
Dua jenis kohort :
i. Closed kohort, yaitu kohort dengan keanggotaan tertutup dimana
tidak ada penambahan anggota baru sejak studi atau follow up
sejak studi dimulai.
ii. Open cohort. Yaitu kohort dengan keanggotaan terbuka dimana
dalam perjalanan waktu pengamatan dapat menambahkan anggota
baru.
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :
i. tentukan satu kelompok orang yang terpajan.
ii. Tentukan kelompok lainnya yang tidak terpajan.
iii. Amati kedua kelompok, apakah mereka menjadi sakit atau tidak.

Ciri khas dari rancangan kohort :


i. Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang berbaris
maju ke depan.
ii. Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentu dan
kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk menentukan
munculnya penyakit pada tiap kelompok.
iii. Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko
dan efek.
iv. Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti secara
prospektif.
v. Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui
variabel terikat (akibat).
vi. Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif

Kelebihan Rancangan kohort :


i. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan
penyakit atau efek yang diteliti.
ii. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor
resiko dengan efek secara temporal.
iii. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus.
iv. Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
v. Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
vi. Dapat menetapkan hubungan temporal.
vii. Mendapat incidence rate.
viii. Biasnya lebih kecil

Kekurangan rancangan kohort :


i. Memerlukan waktu yang lama.
ii. Sarana dan biaya yang mahal.
iii. Rumit.
iv. Kurang efisien untuk kasus yang jarang.
v. Terancam Drop Out dan akan mengganggu analisis.
vi. Menimbulkan masalah etika.
vii. Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab.
2) Studi Eksperimental
Rancangan studi eksperimenadalah jenis penelitian yang dikembangkan untuk
mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi sebab-akibat. Menurut Bhisma
Murti rancangan studi ini digunakan ketika peneliti atau oranglain dengan sengaja
memperlakukan berbagai tingkat variabel independen kepada subjek penelitian
dengan tujuan mengetahui pengaruh variabel independen tersebut terhadap
variabel dependen.
Berdasarkan penelitian tersebut studi eksperimen (studi perlakuan atau
intervensi dari situasi penelitian ) terbagi dalam dua macam yaitu rancangan
eksperimen murni dan quasi eksperimen.
a) Rancangan eksperimen murni
Eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan
memanipulasi sujek penelitian dengan kontrol secara ketat.
Penelitian eksperimen mempunyai ciri :
i. Ada perlakuan, yaitu memperlakukan variabel yang diteliti
(memanipulasi suatu variabel).
ii. Ada randominasi, yaitu penunjukan subjek penelitian secara acak
untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.
iii. Semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu mengontrol
hampir semua pengaruh faktor penelitian terhadap variabel hasil yang
diteliti.
b) Quasi Eksperimen (eksperimen semu)
Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam
mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan
tertentu dan atau penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk
mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.
Ciri dari quasi eksperimen :
i. Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek penelitian secara
tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat
faktor penelitian. Hal ini disebabkan karena ketika pengalokasian
faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak
etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi.
ii. Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan
pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak
mungkin, tidak etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi
sehinggasulit mengontrol variabel secara ketat.

Kriteria memilih desain studi :

i. Masalah penelitian dan hipotesis


ii. Waktu yang tersedia untuk penelitian.
iii. Sumber daya yang tersedia untuk penelitian.
iv. Penyakit umum atau langka.
v. Jenis variabel hasil yang diteliti.
vi. Kualitas data yang akan diperoleh dari barbagai sumber.

Anda mungkin juga menyukai