2.2.5 Dosis
Dosis terapi HBO yang digunakan pada Lakesla Drs Med R. Rijadi Sastropanoelar, Phys.
Surabaya yaitu berdasarkan table Kindwall modifikasi Guritno. Pelaksanaan terapi HBO diawali
dengan dilakukannya kompresi sampai kedalaman 50 feet of seawater (fsw), kecepatan kompresi
disesuaikan dengan kondisi penderita. Setibanya di 50 fsw segera dipasang masker, penderita
bernafas dengan O2 murni selama 30 menit, dilanjutkan dengan udara selama 5 menit, lalu O2
murni 30 menit, udara 5 menit dan terahir O2 30 menit. Kemudian dilakukan dekompresi dari 50
fsw ke permukaan dengan kecepatan 1 feet/ menit, selama dekompresi penderita bernafas dengan
O2 murni. Keluarkan penderita dari RUBT dan terapi HBO selesei. Total waktu yang dibutuhkan
untuk terapi ini adalah 128 menit (Widodo, Hisnindarsyah & Harnanik, 2016).
2.2.6 Terapi Oksigen Hiperbarik Terhadap Stroke
Stroke iskemik terjadi pada daerah distal dari lokasi oklusi arteri. Inti dari daerah
iskemik mengacu pada daerah yang aliran darahnya terancam sehingga akan terjadi cedera
seluler yang ireversibel dan jaringan yang iskemik tidak dapat diselamatkan. Di daerah
tersebut, kematian sel biasanya terjadi dalam beberapa menit. Diseputaran daerah 'inti' terdapat
area yang berkurang aliran darahnya namun masih mendapat aliran darah dari pembuluh darah
kolateral, daerah tersebut merupakan jaringan yang berisiko terjadi infark tapi masih dapat
diselamatkan. Jaringan ini disebut sebagai 'penumbra iskemik' dan merupakan target terapi
neuroprotektif (Singhal AB, 2007).
Pada manusia, dari hasil pemeriksaan dengan Positron emissin tomography (PET)
dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan bahwa daerah penumbra iskemik ada
selama beberapa jam atau lebih setelah onset gejala. Dengan berlalunya waktu, terjadi
pengurangan volume daerah penumbra iskemik dan mulai munculnya inti infark. Diyakini
bahwa hiperoksia dapat meningkatkan pO2 jaringan penumbra iskemik sehingga mengurangi
volume daerah infark dan defisit neurologis yang ditimbulkannya. Selain itu, penerapan HBO
pada stroke diyakini dapat meningkatkan hasil pemulihan pasca stroke (Singhal AB, 2007).
Hiperoksia merupakan pilihan terapi yang menarik untuk stroke akut karena memiliki
beberapa sifat ideal dari neuroprotektif. Tidak seperti kebanyakan neuroprotektif, HBO mudah
berdifusi melintasi sawar darah otak untuk mencapai jaringan target, mudah dilakukan,
ditoleransi dengan baik, dapat diberikan dalam konsentrasi 100% tanpa efek samping yang
signifikan, dan secara teoritis dapat dikombinasikan dengan terapi stroke akut lainnya seperti
tPA (Singhal AB, 2007).
Selanjutnya, diketahui bahwa HBO bekerja di beberapa jalur kematian sel dan memiliki
manfaat efek hemodinamik. Terapi HBO telah banyak diteliti karena merupakan metode yang
paling efektif untuk meningkatkan oksigenasi jaringan otak. Metode lain yang digunakan untuk
meningkatkan pengiriman oksigen (saat ini sedang dikembangkan) adalah
penggunaan perfluorocarbons. Baru-baru ini juga telah dilakukan peneltian tentang efek terapi
NBO atau pemberian oksigen melalui sungkup. Untuk menentukan terapi oksigen manakah
yang lebih baik dibandingkan dengan terapi oksigen lainnya masih perlu dilakukan penelitian.
Namun saat ini telah diketahui bahwa waktu pemberian terapi sangat menentukan hasil terapi,
dan sampai saat ini terapi HBO mungkin yang paling ampuh (Singhal AB, 2007).
Vasokonstriksi dan pen urunan aliran darah serebri tidak menimbulkan efek klinis yang
terlihat pada dewasa muda ketika tekanan besar 1,5-2,5 ATA yang digunakan. Tekanan yang
melebihi 3 ATA untuk periode lama dapat menyebabkan oxygen convulsion sebagai hasil dari
toksisitas oksigen. Efek dari HBO lebih terlihat pada kondisi otak hipoksia atau iskemik. HBO
menurunkan edema serebri dan memperbaiki fungsi dari neuron yang menjadi inaktif oleh
karena iskemia/hipoksia. Perbaikan dari fungsi otak ini terlihat dari perbaikan aktivitas elektrik
dari otak (Jain,2017).
Daftar Pusataka
Jain, K.K (2017). Textbook of hyperbaric medicine. American college of hyperbaric 95th revise0
Germany. Springer International Publishing. http://doi.org/10.1007/978-3-319-4140-2
Latham, E (2016). Hyperbaric oxygen Therapy. Retrived December 10, 2018, from
https://emedicine.medscape.com/article/1464149-overview
Singhal AB. A review of oxygen therapy in ischemic stroke. USA: Department of Neurology,
Massachusetts General Hospital; 2007.
Widodo, D., Hisnindarsyah & Harnanik, T. (2016). Buku ajar Ilmu Kesehatan Penyelaman dan
Hiperbarik. Surabaya: Lakesla.