Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur Perkembangan Hewan dengan judul


“Jaringan Integumen”, disusun oleh :
Nama : Cinta Wulandasari
NIM : 1316042045
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Pendidikan IPA
telah diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.

Makassar, Januari 2015


Koordinator Asisten Asisten

Djumarirmanto, S.Pd Aswal Salewangeng


NIM: 1114040003

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Andi Irma Suryani, S,Pd M,Si


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organ tubuh makhluk hidup umumnya kebanyakan tak terlihat maka
praktikum Struktur Perkembangan Hewan kali ini diadakan sebuah percobaan
untuk mengamati bagian-bagian organ di bagian dalam dan juga diluar tubuh
makhluk hidup. Untuk itu di adakan pengamatan sistem Integumen. Pada
pengamatan sistem Integumen yang telah dilakukan, maka kita menggunakan
beberapa alat yaitu buluh ayam, tapak kucing, tanduk kambing, tapak
kambing, mammal skin, human Brow skin, penyu.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang
mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup". Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang
terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas
permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total beat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan
penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan
mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia
dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga
memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ
internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai
fungsi tubuh vital.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengamati Sistem Integumen, serta mengetahui
struktur, fungsi, ciri-ciri dan bagian-bagiannya.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bentuk,
stuktur dan fungsi dari jaringan dan sistem Integumen yang terdapat pada
makhluk hidup khususnya manusia dan hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem integumen merupakan penutup pada luar tubuh. Meliputi kulit,


tanduk, kuku, rambut, bulu, cakar, sisik, dan lain sebagainya. Kulit merupakan
organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya
matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme
serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan
indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat
perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuning-kuningan,
kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan
yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu. Kulit
mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap
rangsangan panas diperankan oleh dermis, peradaban diperankan oleh papila
dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut
saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik (Abdullah, 2001).
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian
epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki,
dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi,
dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Tidak ada terdapat pembuluh
darah pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara
fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam
epidermis (Arthur, 1999).
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar kulit/ari),
dermis (lapisan dalam/ kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat di bawah kulit).
Epidermis yang merupakan berada dilapisan terluar terdiri atas stratum korneum,
stratum lusidium, stratum granulosum, dan stratum germinativun. Stratum
korneum tersusun dari sel-sel yang tidak berinti dan mengandung pigmen
melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-
sel baru ke luar (Evelyn, 2002 ).
Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh terdiri dari kulit dan
beberapa derivat terspesialisasi tertentu yaitu antara lain kuku, rambut, dan
beberapa jenis kelenjar. Lapisan dermis dibentuk oleh jaringan pengikat kolagen
dan jaringan elastis. Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
Terdiri dari dua bagian yaitu pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke
epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. Pars retikulare yaitu
banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh darah, saraf,
kolagen. Lapisan subkutis yaitu lapisan kulit yang paling dalam. Pembentukan
lemak dan penyimpanan lemak (Fatah, 2012).
Kulit terdiri dari lapisan epidermal dan dermal (korium) dan bertumpu di
atas jaringan penyambung subdermal. Epidermis merupakan suatu epitel berlapis
gepeng, yang pada beberapa bagian tubuh dimodifikasi dengan penambahan
lapisan tebal kutikula dan pada bagian-bagian lain karena perkembangan rambut
dan kuku. Korium adalah lapisan jaringan penyambung padat di mana terdapat
berbagai kelenjar kulit dan folikel rambut. Jaringan subdermal juga berserat, tetapi
ia tersusun lebih longgar daripada korium dan umumnya mengandung sel-sel
lemak. Tidak ada rambut yang tumbuh pada telapak tangan atau telapak kaki.
Mereka tertutup dengan kulit tebal yang terdiri dari dermis dan epidermis atau
korium. Pada kulit dari sebagian besar tubuh, lapisan dasar epidermis meluas ke
dalam korium untuk membentuk folikel-folikel rambut. Ini paling intensif
perkembangannya pada kulit kepala, yang dapat digunakan sebagai contoh kulit
berambut (Gunarso, 1979).
Sistem Integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi,
sehingga strukturnya tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki
fungsi yang bermacam-macam. Sistem Integumen dapat dianggap terdiri dari kulit
yang sebenarnya dan derivat-derivat dari kulit. Kulit yang sebenarnya terdiri dari
lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Derivat Integumen adalah struktur
tertentu dimana secara embriogenik yang berasal dari salah satu atau kedua
lapisan dari kulit yang sebenarnya. Derivatnya seperti bulu, sisik, tanduk, rambut,
kuku, cakar, dan sisik tanduk (Cangkang). Komponen utama sistem integumen
adalah kulit yang menutupi seluruh permukaan tubuh hewan. Kulit terdiri atas
epidermis, (suatu jaringan epitel) dan dermis (suatu jaringan ikat). Epidermis
terdiri atas beberapa lapisan dari luar kedalam yaitu stratum korneum, stratum
lusidium, stratum granulosum, stratum pinosum, dan stratum germinativum
(Gunarso, 1979).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi
terhadap total berat tubuh sebanyak 7%. Keberadaan kulit memegang peranan
penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan
mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri kimia dan
radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan
mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar sehingga seseorang untuk menghindari stimuli
yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai
fungsi tubuh vital. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah lapisan tipis
kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlansung sepanjang hidup
dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm. Pembaruan total kuku jaringan tangan
memerlukan waktu sekitar 170 hari. Sedangkan kaki sekitar 12 – 18 bulan. Pada
kulit, terdapat kelenjar kulit. Kelenjar kulit terdapat didalam dermis. Kelenjar
terdiri dari tiga jenis yaitu, glandula sudorifera (kelenjar keringat), glandula
sebasea (kelenjar minyak), dan kelenjar seruminus (Miauw, 2008).
Komponen utama sistem integumen adalah kulit yang menutupi seluruh
permukaan tubuh hewan. Kulit terdiri atas epidermis, (suatu jaringan epitel) dan
dermis (suatu jaringan ikat). Epidermis terdiri atas beberapa lapisan dari luar
kedalam yaitu stratum korneum, stratum lusidium, stratum granulosum, stratum
pinosum, dan stratum germinativum. Dermis pada kulit terdiri atas jaringan ikat
longgar pada lapiasan papillare, dan jaringan ikat pada lapisanretikulare. Lapisan
papillare menjorok ke epidermis membentuk papilla dermis. Pada kuliut terdapat
kelenjar minyak, kelenjar keringat. Kelenjar minyak merupakan kelenjar alveolar
bercabang sederhana dan bersifat holokrin. Bagian sekretorisnya terdiri atas sel-
sel indeferen, sel-sel minyak muda dan sel-sel minyak tus. Bagian eksretorisnya
dilapisi oleh epitel berlepis banyak pipih., kelenjar keringat termasuk kelenjar
tubuler bergelung dan bersifat apokrin. Pada penampang melintang bagian
sekretorisnya terdiri atas sel-sel mioepitel yeng berbentuk pipih dan sel-sel
kelenjar yang berbentuk silindris bagian eksretorisnya terdiri atas epitel berlapis
kubus dua (Pagarra, 2011).
Rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang yang tumbuh di
kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit
luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan
(Pagarra, 2011).
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung
rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit
yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit
sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata
kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak
mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan
dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriksinterfibrilar yang menyerupai
selai dan sel-sel (Syarifuddin, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Rabu / 08 Januari 2015
Waktu : Pukul 10.00 s/d 12.00 WITA
Tempat : Green House Biologi FMIPA UNM Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Mikroskop Cahaya
2. Bahan :
a. Buluh ayam
b. Tapak Kucing
c. Tapak Kambing
d. Tanduk Kambing
e. Mammal Skin
f. Human Brow Skin
g. Penyu Dorsal
h. Penyu Ventral
C. Prosedur Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Mengamati torso kulit manusia, memperhatikan dan menggambarkan
bagian-bagiannya meliputi batang rambut, epidermis, kelenjar minyak,
akar rambut, folikel rambut, bulbus rambut, papilla, matriks rambut.
b. Mengamati bagian carapace dari penyu (pelat marginal, nukhal, neural,
pigal, dan pelat kostal) dan bagian plastron (gular, humeral, pectoral,
abdominal, femoral, dan anal), lalu menggambarnya.
c. Mengamati bagian-bagian bulu ayam jenis pluma. Menentukan bagian
kalamus, veksilum, umbilicus superior, rachis, rami, radii, dan radioli.
Mengamati pula jenis-jenis bulu berdasarkan strukturnya (pluma,
plumula, dan filopluma).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Table hasil pengamatan dan gambar pembanding serta keterangannya.
No Gambar Pembanding Hasil Pengamatan
Keterangan
Bulu Ayam
1. Baibae
2. Rachis
3. Umbilicius
superior
1
4. Calamus
5. Umbiliciusinfe
rior

Tanduk Kambing Keterangan


1. Berujung
runcing
2. Rongga
2 tanduk

Tapak Kambing Keterangan


1. Bulu
2. Keratin

3
Tapak Kucing Keterangan
1. Cakar
2. Bulu
3. Distal tori
4

Human Brown Skin (4×10) Keterangan


1. S. karneum
2. S. granolusum
3. S. Basal
5
4. S. spinosum

Mammal Skin (4×10) Keterangan


1. S. karneum
2. S.granolusum
3. S. Basal
6 4. S. spinosum

Penyu Dorsal Keterangan


1. Nuchal
2. Vertebral
3. Costal
4. Marginal
7
5. Supracaudal
Penyu Ventral Keterangan
1. Gular
2. Humeral
3. Pectoral
8 4. Abdominal
5. Femoral
6. Anal

B. PEMBAHASAN
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu yang secara filogenetik berasal
dari epidermal tubuh yang pada reptil serupa dengan sisik. Secara embriologis
bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi
epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah
luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang
epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu
mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya.
Pengamatan pertama yaitu pada buluh ayam terdapat bagian-bagian buluh
ayam yaitu Baibae, Rachis, Umbilicius superior, Calamus, dan
Umbiliciusinferior. Dari susunan anatominya, bulu ayam dibedakan menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Pluma
Menutupi pada daerah tertentu pada tubuh. Pada bagian sayap
disebut remiges, pada ekor disebut retises. Terdiri atas:
a) Calamus (quill) adalah tangkai bulu.
b) Rachis (shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari
vexillum dan di dalamnya tidak berongga.
c) Umbilicus inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.
d) Umbilicus superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang
melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya
kedua umbilicus dilalui pembuluh darah untuk memberi makanan pada
bulu muda tadi.
e) Vexillum (vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah
lateral dari rachis, tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae,
menurut arahnya barbulae.
2. Plumula (Down-feather)
Biasanya terdapat pada ayam yang masih muda, atau yang sedang
mengerami telurnya. Plumula mempunyai bagian-bagian seperti calamus
pendek, rachis agak mereduksi, barbae yang panjang dan fleksibel, serta
barbulae yang pendek. Terdiri atas :
a) Vexillum (vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah
lateral dari rachis, tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae,
menurut arahnya barbulae.
b) Rachis (shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari
vexillum dan di dalamnya tidak berongga.
c) Calamus (quill) adalah tangkai bulu.
d) Umbilicus inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.
e) Umbilicus superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang
melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya
kedua umbilicus dilalui pembuluh darah untuk memberi makanan pada
bulu muda tadi.
3. Filopluma (Hair-feather).
Fungsinya belum diketahui, berbentuk sebagai rambut yang
ujungnya bercabang-cabang pendek halus, tumbuh dengan jarak yang
jarang di seluruh tubuh, mempunyai tangkai yang panjang dan pada
puncaknya terdapat beberapa barbae.
Mengklasifikasikan jenis bulu pada ayam karena dilihat dari perbedaannya
masing-masing. Berdasarkan fungsinya jenis-jenis bulu memiliki perbedaan,
yaitu:
1. Filoplumae, berfungsi sebagai penyensor.
2. Plumulae, berfungsi sebagai isolator.
3. Plumae, berfungsi sebagai alat untuk terbang.
Selain itu perbedaan dari strukturnya, antara lain:
1. Filoplumae, tumbuh diseluruh tubuh tetapi jaraknya sangat jarang.
Mempunya itangkai panjang dan puncaknya ada beberapa barbae.
2. Plumulae, mempunyai bagian-bagian seperti calamus pendek, rachis,
barbae, dan barbulae.
3. Plumae, mempunyai bagian-bagian seperti calamus, rachis, umbilicus
inferior, umbilicus superior, dan vexillum.
Pengamatan kedua yaitu tanduk kambing, pada tapak kucing yang terlihat
yaitu Berujung runcing dan Rongga tanduk. Tanduk mulai tumbuh segera
setelah lahir, dan terus berkembang sepanjang kehidupan hewan, pertumbuhan
serupa pada bagian lain dari tubuh tidak biasanya disebut tanduk, tapi taji,
cakar atau kuku, tergantung pada bagian tubuh yang mereka terjadi. Kemudian
rambut merupakan turunan dari kulit, terdiri atas batang rambut yaitu bagian
rambut yang tersembul dari permukaan kulit. Akar rambut yaitu bagian
rambut yang terbenam di dalam kulit. Folikel rambut, yaitu epitel yang
membungkus akar rambut. Bulbus rambut adalah bagian akar rambut yang
membesar. Matriks rambut yaitu sel-sel rambut yang tepat berbatasan dengan
papilla rambut.
Pengamatan ketiga yaitu tapak kambing, pada pengamatan ini terlihat bulu
dan keratin. Telapak pada kaki kambing terdapat unguis yang merupakan
perisai tanduk yang menutupi ujung jari. Subunguis adalah yang menutupi
bagian unguis yang berbentuk seperti huruf U atau V jaringan menanduk yang
lebih lunak yang terdapat pada bagian belakang subunguis. Frog adalah
bagian yang terdapat di belakang subunguis. Kunguis adalah tempat
menempelnya telapak dengan tanah. Distal palangis adalah sebagai punggung
dari telapak kaki. Phalanges adalah bagian kaki kambing berupa bilang
derivay dari dermis dan berbentuk lempeng yang berderet.
Pengamatan keempat yaitu tapak kucing, pada tapak kucing terlihat cakar,
bulu dan distal tori. Tori merupakan nodifikasi dari epidermis yang terdiri dari
serabut-serabut elastis dan lemak. Digital tori ini terletak tepat dibagian bawah
kuku dan berjumlah lima buah. Tori berfungsi untuk mempermudah gerakan
pada mamalia.
Pengamatan kelima yaitu brow skin dengan perbesaran 4×10, pada brow
skin terlihat keeping-keping tipit, dan dapat membentuk seludang yang
menutupi suatu organ.
Pengamatan keenam yaitu mammal skin dengan perbesaran 4×10, pada
mammal skin terlihat adanya Stratum Glanulasum Lapisan ini menggandung
sel-sel bergranula yang menghambar pengeluaran air berlebih. Stratum
granulosum berpartisipasi aktif dalam proses keratinisasi, hanya
mekanismenya belum diketahui jelas. Stratum Spinosum (stratum malpighi)
terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Lapisan ini adalah lapisan paling
tebal di epidermis. Stratum Basal Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah,
lapisan ini banyak ditemukan sel melanosit yang menghasilkan pigmen
melanin yang menentukan warna kulit seseorang. Jaringan ikat Lapisan ini
selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak ditemukan sel melanosit
yang menghasilkan pigmen melanin yang menentukan warna kulit seseorang.
Dan yang terakhir yaitu Stratum Korneum, Stratum korneum merupakan
lapisan kulit yang paling luar. Stratum korneum paling tebal pada telapak kaki
dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun atas
sel-sel mati yang mudah mengelupas.
Pengamatan ketujuh yaitu penyu (Dorsal), pada pengamatan ini terlihat
pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal, marginal, kostal, dan
neural. Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan
suatu seri dari pelat-pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang
berturut-turut yang terletak di bagian atas (antara marginal) berjumlah satu
buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang menjadi pinggir perisai
yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang terletak diantara
neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian
belakang di antaraa marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang
terletak di tengah dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga
berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.
Pengamatan kedelapan yaitu penyu (ventral), pada pengamtan ini terlihat
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling
kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang
merupakan bagian yang terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah
dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan abdominal serta
memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan
femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah
dua buah serta anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan
berjumlah dua buah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita telah ketahui Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam
sistem yang beragam yang masing-masing mempunyai fungsi, struktur dan
tata letak yang berbeda-beda. Termasuk didalamnya sistem integumen, yang
sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang berada didalam tubuh.
Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih
banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu
normal tubuh. Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa
disimpulkan bahwa sistem integumen merupakan ketahanan pertama atau
awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
B. Saran
1. Saran untuk Praktikan.
Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan dan
memahami macam-macam jaringan otot yang menyusun manusia dan
hewan, dan juga agar kiranya berhati-hati saat menggunakan alat
laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada alat tersebut.
2. Saran untuk Asisten.
Adapun saran kepada asisten yaitu agar mendampingi praktikannya
pada saat praktiku guna untuk membantu praktikan apabila praktikan
mengalami kesusahan dalam mengamati jaringan ikat dan tulang tersebut.
3. Saran untuk Laboratorium
Agar lebih melengkapi alat dan bahan yang akan digunakan oleh
Praktikan, agar tidak menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2001. Sistem integumen. Surabaya: Reski Pratama.

Arthur. 1999. Kamus Pintar Bergambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Evelyn. 2002. Zoologi umum. Jakarta : Erlangga.

Fatah, Gatot. 2012. Kulit. Jakarta: Breid.

Gunarso, Wisnu. 1979. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.

Miauw, Cheng. 2008. Zoology. Monako: kiyo ni Stey.

Pagarra, Halifah, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan


Biologi FMIPA UNM. Makassar

Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai