Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Pada penderita frozen shoulder terjadi nyeri dan penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu serta keterbatasan LGS yang terjadi baik secara aktif atau pasif. Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. Namun, kemungkinan terbesar penyebab dari frozen shoulder antara lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, post immobilisasi lama, trauma serta diabetes mellitus. Frozen shoulder atau adhesive capsulitis merupakan suatu kelainan dimana terjadi suatu inflamasi yang mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi serta tulang rawan yang menimbulkan nyeri dan keterbatasan lingkup gerak baik secara aktif maupun pasif pada seluruh pola gerak sendi glenohumeral1. Keluhan umum pada frozen shoulder yaitu adanya rasa nyeri dapat mengganggu penderita dalam melakukan aktivitas, seperti mengangkat tangan ke atas waktu menyisir rambut, menggosok punggung sewaktu mandi, mengambil sesuatu dari saku belakang celana, mengambil atau menaruh sesuatu di atas dan kesulitan saat memakai atau melepas baju. Hal ini akan menyebabkan pasien enggan menggerakkan sendi bahunya yang akhirnya dapat memperberat kondisi yang ada. Akibat immobilisasi yang lama, maka otot akan berkurang kekuatannya sehingga dapat menimbulkan gangguan dalam gerak dan aktifitas fungsional keseharian2. Secara epidemiologi frozen shoulder terjadi sekitar usia 40-65 tahun. Dari 2- 5 % populasi sekitar 60 % dari kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai perempuan dibanding laki-laki. Frozen shoulder juga terjadi pada 10-20 % dari penderita diabetus mellitus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen shoulder. Rehabilitasi medik pada pasein frozen shoulder diperlukan dengan tujuan mengurangi nyeri, meningkatkan luas gerak sendi (LGS), mencegah kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan kekuatan otot serta meningkatkan aktifitas fungsional pasien3,4. 2
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi. Pada osteoarthritis terjadi gangguan homeostasis metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya diperkirakan multifaktorial antara lain oleh karena faktor umur, stres mekanis atau kimia, penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomi, obesitas, genetik dan humoral5. Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi osteoarthritis juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati bahwa 70% dari penderita yang berumur lebih dari 65 tahun penderita osteoarthritis. Frekuensi osteoarthritis sendi lutut lebih banyak dialami pada wanita daripada pria5. Diagnosis osteoarthritis biasanya didasarkan pada anamnesis yaitu riwayat penyakit, gambaran klinis dari pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan radiologis. Anamnesis terhadap pasien osteoarthritis lutut umumnya mengungkapkan keluhan-keluhan yang sudah lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan. Keluhan-keluhan pasien meliputi nyeri sendi, hambatan gerakan sendi, kaku pagi yang timbul setelah imobilitas, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan6. Pada tahap yang lebih parah pasien osteoarthritis sering mengeluhkan rasa nyeri yang terus-menerus pada waktu melakukan pekerjaan sehingga sangat mengganggu mobilitas pada aktifitas sehari-hari pasien. Seseorang dengan nyeri OA akan terjadi disfungsi sendi terutama sendi-sendi penopang berat badan terutama sendi lutut dan otot sehingga akan mengalami keterbatasan gerak, penurunan kekuatan dan keseimbangan otot. Sekitar 18% mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam beraktivitas, kehilangan fungsi kapasitas kerja dan penurunan kualitas hidup. Rehabilitasi medik pada pasien osteoarthritis diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pada otot sekitar lutut dan membantu mengembalikan gerak dan fungsional pasien6. 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi, etiologi, manifestasi klinis dan patogenesis dari penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis? 2. Bagaimana penegakan diagnosis pada penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis? 3. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis.? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis dan patogenesis dari penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis. 2. Untuk mengetahui dan memahami penegakan diagnosis pada penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis. 3. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis. 1.4 Manfaat 1.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit khususnya frozen shoulder dan osteoarthtritis. 1.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.