Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan
lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Pada penderita frozen shoulder terjadi
nyeri dan penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu serta keterbatasan LGS
yang terjadi baik secara aktif atau pasif. Frozen shoulder secara pasti belum
diketahui penyebabnya. Namun, kemungkinan terbesar penyebab dari frozen
shoulder antara lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, post immobilisasi
lama, trauma serta diabetes mellitus. Frozen shoulder atau adhesive capsulitis
merupakan suatu kelainan dimana terjadi suatu inflamasi yang mengenai kapsul
sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi serta tulang rawan yang
menimbulkan nyeri dan keterbatasan lingkup gerak baik secara aktif maupun pasif
pada seluruh pola gerak sendi glenohumeral1.
Keluhan umum pada frozen shoulder yaitu adanya rasa nyeri dapat
mengganggu penderita dalam melakukan aktivitas, seperti mengangkat tangan ke
atas waktu menyisir rambut, menggosok punggung sewaktu mandi, mengambil
sesuatu dari saku belakang celana, mengambil atau menaruh sesuatu di atas dan
kesulitan saat memakai atau melepas baju. Hal ini akan menyebabkan pasien
enggan menggerakkan sendi bahunya yang akhirnya dapat memperberat kondisi
yang ada. Akibat immobilisasi yang lama, maka otot akan berkurang kekuatannya
sehingga dapat menimbulkan gangguan dalam gerak dan aktifitas fungsional
keseharian2.
Secara epidemiologi frozen shoulder terjadi sekitar usia 40-65 tahun. Dari 2-
5 % populasi sekitar 60 % dari kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai
perempuan dibanding laki-laki. Frozen shoulder juga terjadi pada 10-20 % dari
penderita diabetus mellitus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen
shoulder. Rehabilitasi medik pada pasein frozen shoulder diperlukan dengan
tujuan mengurangi nyeri, meningkatkan luas gerak sendi (LGS), mencegah
kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan kekuatan otot serta meningkatkan
aktifitas fungsional pasien3,4.
2

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang


melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan
nyeri dan kekakuan pada sendi. Pada osteoarthritis terjadi gangguan homeostasis
metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang
penyebabnya diperkirakan multifaktorial antara lain oleh karena faktor umur, stres
mekanis atau kimia, penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomi, obesitas,
genetik dan humoral5.
Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai
24 juta di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi osteoarthritis juga terus meningkat
secara dramatis mengikuti pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan
radiologis, didapati bahwa 70% dari penderita yang berumur lebih dari 65 tahun
penderita osteoarthritis. Frekuensi osteoarthritis sendi lutut lebih banyak dialami
pada wanita daripada pria5.
Diagnosis osteoarthritis biasanya didasarkan pada anamnesis yaitu riwayat
penyakit, gambaran klinis dari pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan
radiologis. Anamnesis terhadap pasien osteoarthritis lutut umumnya
mengungkapkan keluhan-keluhan yang sudah lama, tetapi berkembang secara
perlahan-lahan. Keluhan-keluhan pasien meliputi nyeri sendi, hambatan gerakan
sendi, kaku pagi yang timbul setelah imobilitas, pembesaran sendi, dan perubahan
gaya berjalan6.
Pada tahap yang lebih parah pasien osteoarthritis sering mengeluhkan
rasa nyeri yang terus-menerus pada waktu melakukan pekerjaan sehingga sangat
mengganggu mobilitas pada aktifitas sehari-hari pasien. Seseorang dengan nyeri
OA akan terjadi disfungsi sendi terutama sendi-sendi penopang berat badan
terutama sendi lutut dan otot sehingga akan mengalami keterbatasan gerak,
penurunan kekuatan dan keseimbangan otot. Sekitar 18% mengalami kesulitan
dan keterbatasan dalam beraktivitas, kehilangan fungsi kapasitas kerja dan
penurunan kualitas hidup. Rehabilitasi medik pada pasien osteoarthritis
diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pada otot
sekitar lutut dan membantu mengembalikan gerak dan fungsional pasien6.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi, etiologi, manifestasi klinis dan patogenesis dari penyakit
frozen shoulder dan osteoarthtritis?
2. Bagaimana penegakan diagnosis pada penyakit frozen shoulder dan
osteoarthtritis?
3. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit penyakit frozen shoulder dan
osteoarthtritis.?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis
dan patogenesis dari penyakit frozen shoulder dan osteoarthtritis.
2. Untuk mengetahui dan memahami penegakan diagnosis pada penyakit
frozen shoulder dan osteoarthtritis.
3. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari penyakit frozen
shoulder dan osteoarthtritis.
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit khususnya frozen shoulder
dan osteoarthtritis.
1.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang
mengikuti kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen25 halaman
    Bab Iii
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • BAB III Revisi
    BAB III Revisi
    Dokumen11 halaman
    BAB III Revisi
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • BAB III Fix
    BAB III Fix
    Dokumen1 halaman
    BAB III Fix
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Elbow & Shoulder
    Elbow & Shoulder
    Dokumen29 halaman
    Elbow & Shoulder
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Revisi
    Bab Ii Revisi
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii Revisi
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • BAB III Fix
    BAB III Fix
    Dokumen1 halaman
    BAB III Fix
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Dokumen2 halaman
    BAB I Fix
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • BAB II Fix
    BAB II Fix
    Dokumen17 halaman
    BAB II Fix
    rickyfauzan
    Belum ada peringkat
  • Hiperinsulinemia Pada Sindroma Ovarium Polikistik
    Hiperinsulinemia Pada Sindroma Ovarium Polikistik
    Dokumen17 halaman
    Hiperinsulinemia Pada Sindroma Ovarium Polikistik
    taufiqholmes
    Belum ada peringkat
  • Pleno
    Pleno
    Dokumen6 halaman
    Pleno
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Terapi
    Terapi
    Dokumen1 halaman
    Terapi
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Elbow & Shoulder
    Elbow & Shoulder
    Dokumen29 halaman
    Elbow & Shoulder
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Jurnalku
    Jurnalku
    Dokumen7 halaman
    Jurnalku
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Resume Jurnalku
    Resume Jurnalku
    Dokumen3 halaman
    Resume Jurnalku
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Jurnalku
    Terjemahan Jurnalku
    Dokumen3 halaman
    Terjemahan Jurnalku
    Agis Cliquers
    Belum ada peringkat