Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METODE PENULISAN ILMIAH

DOSEN :

HARTINAH, M.Pd

DISUSUN OLEH:

WARDAH ( nim)

NAWA ( nim)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


(2019 / 2020)

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah bahasa Indonesia tentang ‘, Metode penulisan ilmiah’ ini bisa selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-
rekan siswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang penulisan ilmiah yang
merupakan salah satu bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap
adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi.

Tangerang 21 September 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

DAFTAR IS………………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang……………………………………………

2. Rumusan Masalah………………………………………..

3. Tujuan Penulis……………………………………………

BAB II PEMBAHSAN

1. Pemilihan Topik / Masalah…………………………..

2. Penentuan judul Penelitian………………………….

3. Pembuatan Kerangka Karya Ilmiah……………………

4. Tahap Pengumpulan Data…………………………….

5. Tahap Pengorganisasian / Pengonsepan………………

6. Tahap Pemeriksaan / Penyuntingan……………………

7. Tahap Pemeriksaan / Penyajian…………………………

8. Konvensi Karya Ilmiah………………………………...

- Bahan dan Jumlah Halaman

- Perwajahan

9. Sistematika Karya Ilmiah

- Prakata

- Daftar Tabel,Grafik, dan Bagan

- Daftar Singkatan dan Lambang

10. Bagian Utama Kayra Ilmiah

- Bab Pendahuluan
- Bab Analisis atau Bab Pembahasan

- Bab Simpulan dan Saran

- Bagian Akhir Karya Ilmiah

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………..

Kritik dan Saran………………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan tersebut
biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh masyarakat
akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu :
tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.Sebagai hasil penelitian atau kegiatan
ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik
karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian,metode penelitian, teori yang dianut, objek
penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah
ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini
dimaksud kan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada
khalayak terkait. Oleh karena itu,menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam
penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya
pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya
ilmiah itu sangat penting. Supaya disetiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang
berlaku. Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau
tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara
tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga kami membuat makalah Metode penulisan
ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pemilihan Topik / Masalah

2. Penentuan judul Penelitian

3. Pembuatan Kerangka Karya Ilmiah

4. Tahap Pengumpulan Data

5. Tahap Pengorganisasian / Pengonsepan

6. Tahap Pemeriksaan / Penyuntingan

7. Tahap Pemeriksaan / Penyajian

8. Konvensi Karya Ilmiah

- Bahan dan Jumlah Halaman

- Perwajahan
9. Sistematika Karya Ilmiah

- Prakata

- Daftar Tabel,Grafik, dan Bagan

- Daftar Singkatan dan Lambang

10. Bagian Utama Kayra Ilmiah

- Bab Pendahuluan

- Bab Analisis atau Bab Pembahasan

- Bab Simpulan dan Saran

- Bagian Akhir Karya Ilmiah

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulis menulis makalah tentang metode penulisan ilmiah adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk mengetahui tentang metode penulisan ilmiah.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Metode Ilmiah, Tujuan Mempelajari Metode Penulisan Ilmiah, Sikap Ilmiah dan
Langkah-Langkah Pelaksanaan Penulisan Ilmiah

I. Pengertian Metode Ilmiah


Metode ilmiah berdasatkan dari dua suku kata yaitu metode dan ilmiah. Seandainya
kita artikan satu-persatu makna dari kata-kata tersebut yakni :
a. Metode
Metode dapat diartikan sebagai sebuah cara yaitu cara yang teratur dan sistematis
untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.
b. Ilmiah
Ilmiah : bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan. Diatur oleh atau sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pasti: prosedur
ilmiah. Sistematis atau akurat dalam cara ilmu pasti.
Secara umum dan keseluruhan metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-
kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Tujuan Mempelajari Metode Penulisan ilmiah


Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam
penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan
ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami
dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari
metode ilmiah :
– Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
– Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
– Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan
METODE PENULISAN ILMIAH

Setelah mahasiswa menguasai kaidah-kaidah bahasa yang benar pada paruh pertama
semester, pada paruh kedua semester mereka ditugasi menyusun karya ilmiah sederhana.
Karya ilmiah yang berkaitan dengan bidang yang ditekuni mahasiswa itu kira-kira sebanyak 8
—10 halaman dan disusun selama 6 minggu. Makalah tersebut harus dapat diserahkan pada
kuliah terakhir semester ini.

2.1 Pemilihan Topik/Masalah


Topik berasal dari bahasa yunani “topoi” yang berarti tempat. Topik adalah inti utama
dari seluruh tulisan yang hendak di sampaikan atau lebih di kenal dengan topik pembicaraan.
Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.

Topik/pokok bahasan adalah pokok pembicaraan. Topik tersedia dengan melimpah di


sekitar kita, seperti 1) persoalan kemasyarakatan, 2) perbankan, 3) akuntansi, 4) psikologi, 5)
kedokteran, 6) asuransi, 7) desain, 8) APBN, 9) ekspor, 10) impor, 11) industri, 12) pertanian, 13)
hukum, 14) perhotelan, 15) pariwisata, 16) teknik perminyakan, 17) politik, dan 18) teknik
lingkungan.
Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat ke dalam karya ilmiah,
Keraf (1980:111) menga-takan bahwa penyusun karya ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang
menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis
pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui sama sekali. Sehubungan dengan itu,
hal-hal berikut patut dipertim-bangkan dengan saksama oleh para penyusun karya ilmiah.
1. Topik yang dipilih harus yang paling menarik per-
hatian dan berkaitan dengan bidang yang ditekuni.
2. Topik yang dipilih seyogianya terpusat pada suatu segi yang lingkupnya sempit dan
terbatas.
3. Topik yang dipilih memiliki data yang objektif.
4. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan berupa buku, majalah, surat kabar, brosur,
jurnal, surat putus-an, internet, atau undang-undang.

2.2 Penentuan Judul Penelitian


Penentuan judul penelitian dapat dilakukan, antara lain, dengan cara pembatasan
topik/pokok bahasan melalui pembuatan bagan pembatasan topik.
Perhotelan

Contoh Bagan Pembatasan Topik

Konsep Sumber Pengelolaan Pemasaran


Perhotelan Daya
Manusia

Sarana Jenis Lansekap


Perhotelan Hotel Perhotelan

Penginapan Hotel Hotel Losmen Motel Inn


Melati Berbintang

Mutu Mutu Jenis Kamar Perlengkapan


Hotel Pelayanan Makanan Tidur Lain
Berbintang Hotel Hotel Hotel
Berbintang Berbintang Berbintang
Dengan mempertimbangkan Bagan Pembatasan Topik di atas, salah satu judul yang dapat
dipilih adalah “Mutu Pelayanan pada Hotel Berbintang Mandarin Jakarta Tahun 2012”. Topik
yang sudah mengkhusus ini dapat langsung diangkat menjadi judul karya ilmiah Anda.
Selain itu, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak
semua pertanyaan itu harus digunakan pada penentuan judul. Mungkin, pertanyaan itu perlu
dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain. Perhatikan contoh penentuan judul
penelitian dengan cara bertanya berikut.

1. "Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 2010";


2. "Manfaat Desain Interior dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta Dewasa
ini".
3. "Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi Tapos, Jawa Barat".

Sebelum memulai penyusunan karya tulis ilmiah, seorang penulis harus mengutarakan
ide/gagasan pokoknya. Gagasan pokok harus dinyatakan dengan jelas dalam kalimat lengkap.
Kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran tulisan itu disebut tesis. Untuk
memperjelas pembuatan tesis yang baik di bawah ini akan dipaparkan caranya.
Cara membuat tesis yang baik adalah sebagai berikut.

1.Tesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang lengkap.


Salah: Perpustakaan yang memegang peranan
penting di SMA
Benar: Perpustakaan sekolah mempunyai peranan
yang sangat penting untuk meningkatkan
mutu pendidikan masyarakatnya.

2. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas


Salah: Masalah Pendidikan di Indonesia
Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur
sesuai dengan UU Pendidikan.

3. Tesis tidak boleh negandung ungkapan subjektif


Salah: Menurut pendapat saya, pendidikan anak di
Indonesia belum diatur sesuai dengan UU
Pendidikan.
Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur
sesuai dengan UU Pendidikan.

4.Tesis tidak boleh dinyatakan dengan kiasan


Salah: Anak yang pandai bagai benalu di dalam
kelas.
Benar: Anak yang pandai sering tidak
memperhatikan pelajaran karena apa yang
dijelaskan guru sudah dikuasainya.

5. Tesis tidak boleh dinyatakan dalam kalimat majemuk setara.


Salah: Pemerintah harus membuat UU Pendidikan
dan harus melaksanakan undang-undang itu.
Benar: Apabila pemerintah tidak melaksanakan
Undang-Undang Pendidikan secara konsisten,
pelanggaran itu akan terus terjadi di
masyarakat.

Contoh 1) penentuan topik, tujuan, dan tesis penelitian


1.Topik : Peranan perpustakaan sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan masya-
rakatnya
Tujuan Topik: Menunjukkan peran perpustakaan
sekolah sebagai sarana yang sangat penting
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Tesis : Perpustakaan sekolah mempunyai peranan
yang sangat penting untuk meningkatkan
mutu pendidikan masyarakatnya.

Tesis di atas akan mengarahkan penulis kepada tujuan awal penulisan. Penulis akan
memaparkan macam-macam peran perpustakaan sekolah bagi masyarakatnya yang dapat
mencakupi:
1. Perpustakaan berperan sebagai pusat pendidikan
2. Perpustakaan berperan sebagai pusat informasi
3. Perpustakaan berperan sebagai tempat rekreasi

Contoh 2) penentuan topik, tujuan, dan tesis penelitian

2.Topik : Pencapaian tujuan perusahaan pada era


globalisasi
Tujuan Topik: Perlunya karyawan yang berkualitas
Tesis : Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
era globalisasi, perusahaan sangat
membutuhkan karyawan yang berkualitas.

2.3 Pembuatan Kerangka Karya Ilmiah


Kerangka karya ilmiah disebut juga ragangan (outline). Penyusunan ragangan, pada
prinsipnya, adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang
berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan (Moeliono, 1988:1). Penyusun
karya ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokok-
pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat
ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah merupakan peluasan atau penjabaran dari ragangan
buram.
Misalnya, judul karya ilmiah Anda adalah "Korupsi di Negeriku Saat Ini”. Hal yang
dapat tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah 1) “definisi
korupsi”, 2) “undang-undang tentang korupsi”, 3) “kondisi yang mendukung merajalelanya
korupsi”, 4) “lembaga pemerintah yang memberantas korupsi”, 5) “solusi pemberantasan
korupsi”, 6) “perangkat peraturan dan perundang-undangan tentang pemberantasan korupsi,
7) “keseriusan presiden dan penegak hukum dalam membasmi korupsi”.
Hal-hal tersebut dapat disajikan dalam tujuh judul subbab analisis. Ketujuh subbab itu
dapat dipaparkan dalam satu bab analisis atau dalam dua bab analisis.
Langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan
masalah yang dianalisis ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi
yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi,
daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan itu terdiri
atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, populasi dan sampel, serta
metode dan teknik penelitian. Kemudian, pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab
simpulan dan saran, daftar pustaka, serta lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi
sebagai berikut.

KORUPSI DI NEGERIKU SAAT INI

PRAKATA
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kerangka Teori
1.5 Sumber Data
1.6 Metode dan Teknik

BAB II KORUPSI DAN SELUK-BELUKNYA


2.1 Definisi Korupsi
2.2 Undang-Undang tentang Korupsi
2.3 Kondisi yang Mendukung Merajalelanya Korupsi
2.4 Lembaga Pemerintah yang Memberantas Korupsi
2.5 Solusi Pemberantasan Korupsi
2.5.1 Perangkat Peraturan dan Perundang-undangan tentang Pemberantasan Korupsi
2.5.2 Keseriusan Presiden dalam Membasmi Korupsi
2.5.3 Keseriusan Penegak Hukum dalam Membasmi Korupsi

BAB III SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
2.4 Tahap Pengumpulan Data
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari
informasi dari kepustakaan (buku, surat kabar, majalah, ensiklopedia, brosur, kamus, internet,
dan lain-lain) mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul garapan. Informasi yang
relevan diambil sarinya dan dicatat pada kartu hasil studi. Di samping pencarian informasi dari
kepustakaan, penyusun juga dapat terjun ke lapangan. Data di lapangan dapat dikumpulkan
melalui pengamatan, wawancara, atau eksperimen.

2.5 Tahap Pengorganisasian/Pengonsepan


Penyusun harus menggolong-golongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk. Penyusun
menentukan data mana yang akan dibicarakan lebih dahulu dan data mana yang akan dibahas
kemudian. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan
teknik statistik. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu sesuai dengan
urutan dalam kerangka karya ilmiah yang ditetapkan.

2.6 Tahap Pemeriksaan/Penyuntingan


Dalam tahap ini, buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang
dirasakan sangat menunjang pembahasan.
Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karya ilmiah dan
pemeriksaan cara penyajian karya ilmiah, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya.

2.7 Tahap Pengetikan/Penyajian


Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan
kebersihan. Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya,
penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman
judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

2.8 Konvensi Karya Ilmiah


2.8.1 Bahan dan Jumlah Halaman
Kertas yang digunakan untuk mengetik karya ilmiah sebaiknya kertas HVS ukuran kuarto
atau A-4, sedangkan untuk kulitnya digunakan kertas yang agak tebal. Kemudian, jenis huruf
yang digunakan hendaknya sama, seperti Times New Roman atau Arial. Dalam hubungan itu,
tinta printer yang digunakan harus berwarna hitam.
Jumlah halaman makalah (karya ilmiah sederhana) untuk melengkapi ujian akhir semester
dalam mata kuliah tertentu, misalnya, berkisar antara 8—10 halaman, di luar prakata dan daftar
isi. Jumlah halaman skripsi atau tugas akhir untuk memenuhi syarat ujian diploma atau ujian
sarjana tidak kurang dari 50 halaman. Untuk karya ilmiah yang ditulis dalam rangka mengikuti
suatu sayembara, jumlah halaman disesuaikan dengan ketentuan panitia.

2.8.2 Perwajahan
Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak unsur-unsur karya ilmiah serta
aturan penulisan unsur-unsur tersebut, yang dikaitkan dengan segi keindahan dan estetika
naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur karya ilmiah harus diusahakan sebaik-baiknya
agar karya ilmiah tampak rapi dan me-narik. Periksalah kulit luar naskah, halaman judul,
daftar isi, daftar pustaka. Sudah lengkapkah bagian-bagian di dalamnya? Dalam pembicaraan
tentang perwajahan tersebut akan dibahas a) pola ukuran kertas dan b) cara penomoran.

a. Pola Ukuran Kertas


Jarak margin/pias kiri dan kanan serta margin atas dan bawah kertas diatur sebagai
berikut:
a. pias atas 4 cm
b. pias bawah 3 cm
c. pias kiri 4 cm, dan
d. pias kanan 2,5 cm.
Pada halaman berikut dicantumkan format pola ukuran halaman ketikan.
Dalam mengetik halaman judul, jika pola ukuran akan digunakan sistem pengetikan
yang simetris, jarak bagian yang kosong kiri-kanan dan atas-bawah harus diatur.

FORMAT HALAMAN KARYA TULIS ILMIAH

Pias kanan
Pias atas

Dikosongkan 5 cm

Dikosongkan 2,5cm
PRAKATA

_________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_________________________________________

Bagian yang dikosongkan di sebelah kanan kertas adalah 2,5 cm. Dalam pengetikan naskah
_____________________________________________
final, harap diperhatikan kaidah penyukuan kata dalam Pedomari Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan.
_____________________________________________
Tajuk "Prakata" atau "Ucapan Terima Kasih", Daftar Isi", "Bab 1 Pendahuluan", "Bab 2
Analisis" atau "Uraian Masalah" "Bab 3 Simpulan", "Daftar Pustaka", dan "Lampiran" harus
_____________________________________________
dituliskan dengan huruf kapital, terletak di tengah-tengah dan sekitar 5 cm dari pinggir atas
kertas, jadi seperenam bagian atas kertas dikosongkan, serta tidak diberi tanda baca apa pun.
_________________________________________
___________________________________
b. Penomoran dalam Karya Ilmiah
1. Angka yang Digunakan
________________________________________
Penomoran yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah dengan angka Romawi kecil,
angka Romawi besar, dan angka Arab. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai untuk
menomori halaman judul, halaman yang bertajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik
(jika ada), daftar bagan (jika ada), daftar skema (jika ada), daftar singkatan dan lambang. Angka
Romawi besar (I, II, III, IV, V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab
analisis atau pembahsan, dan tajuk bab simpulan. Angka Arab (1,2,3,4,5) digunakan untuk
menomori halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir
dan untuk menomori nama-nama tabel, grafik, bagan, dan skema.

2. Letak Nomor Halaman


Halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar bagan, daftar skema, daftar
singkatan dan lambang menggunakan angka Romawi kecil yang diletakkan pada bagian
bawah, tepat di tengah-tengah. Halaman yang bertajuk bab pendahuluan, bab analisis atau
pembahasan, bab simpulan, daftar pustaka, indeks, dan lampiran menggunakan angka Arab
yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-tengah. Halaman-halaman naskah
lanjutan menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian atas, tepat di tengah-tengah.

3. Penomoran Anak Bab


Anak bab dan subanak bab dinomori dengan angka Arab sistem digital. Angka terakhir
dalam digital ini tidak diberi titik (seperti 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.2.1, 2.2.2, 3.1, 3.2). Dalam hubungan
ini, angka digital tidak lebih dari tiga angka, sedangkan penomoran selanjutnya menggunakan
a, b, c, kemudian 1), 2), 3), selanjutnya a), b), c), dan seterusnya.
Perhatikan contoh penomoran selengkapnya pada halaman berikut.
CONTOH PENOMORAN DENGAN SISTEM DIGITAL

BAB I

1.1
1.2
1.3
1.4

BAB II

2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
a.
b.
1)
2)
a)
b)
(a)
(b)

BAB III

3.1
3.2
dst.
c. Penomoran Subbab Versi Lain
Penomoran judul subbab dan sub-subbab karya ilmiah dapat juga menggunakan angka
Romawi dan angka Arab sekaligus. Jika kita menggunakan konsep angka Romawi, unsur ke
bawahnya huruf besar, seperti A, B, C, dst. Di bawahnya digunakan angka Arab, seperti a, b, c,
dst. Agar lebih jelas lihat contoh kerangka berikut.

I. (untuk judul bab)


A. (untuk subjudul bab)
1. (untuk sub-subjudul bab)
a. (untuk sub-sub-subjudul bab)
b.
2.
B.
II.

Secara prinsip, kalau dalam kerangka karya ilmiah itu ada Bab I tentu sekurang-kurangnya
harus ada Bab II. Kalau ada huruf A tentu minimal harus ada huruf besar B, dan seterusnya.

2.9 Sistematika Karya Ilmiah


2.9.1 Kulit Luar
Kulit luar berisi a) judul karya ilmiah, lengkap dengan anak judul (jika ada), b) maksud
penyusunan, c) nama penyusun, d) nama lembaga pendidikan tinggi (nama jurusan, fakultas,
dan universitas), e) nama kota tempat lembaga pendidikan tinggi, dan f) tahun penyusunan.

a. Judul Karya Ilmiah dan Keterangannya


Judul karya ilmiah dicantumkan sekitar lima sentimeter dari pinggir atas kertas. Judul
karya ilmiah dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apa pun.
Seperti dikemukakan pada halaman terdahulu, jika judul itu memiliki anak judul, antara judul
dan anak judul dibubuhkan tanda titik dua.

b. Maksud Penyusunan
Maksud penyusunan karya ilmiah dicantumkan di bawah judul, yang ditulis dengan
menggunakan huruf kapital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di, dalam, dan,
bagi, untuk, dari, guna, dan yang. Isi pernyataan ini juga tidak diberi tanda baca apa pun.
Misalnya:
a) Makalah yang Disusun guna Melengkapi Syarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti
b) Skripsi yang Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Kedokteran,
Universitas Tarumangara
Nama penyusun dan nomor induk mahasiswa dicantumkan di bawah maksud
penyusunan dengan didahului kata Oleh dengan huruf awal kapital. Selanjutnya, nama
penyusun juga dituliskan dengan huruf awal kapital. Kemudian, singkatan nomor induk
mahasiswa (NIM tidak diberi titik) dan nomor induk mahasiswa dicantumkan di bawah nama.
Misalnya:

Oleh
Naim Sukasah
NIM 1391605

Kemudian, nama jurusan, fakultas, universitas, atau sekolah tinggi tampat penyusun
berkuliah dicantumkan di bawah identitas penyusun yang diikuti nama kota tempat pe-
nyusunan dan tahun penyusunan. Keterangan ini ditulis-kan dengan huruf kapital semua awal
kata, kecuali kata tugas. Dalam penulisan harus diusahakan agar setiap unsur di atas dituliskan
dalam baris yang berbeda. Misalnya:

Jurusan Teknik Perminyakan


Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Sejahtera Prima
Jakarta
2012

Harus diperhatikan oleh penyusun karya ilmiah, jarak antarjudul, penyusun, dan nama
lembaga pendidikan tinggi itu diusahakan sama. Selain itu, bagian yang kosong pada pias atas
dan pias bawah serta pias kiri dan pias kanan tidak melampaui batas yang ditentukan oleh pola
ukuran kertas.
Dalam menyajikan bagian-bagian yang terdapat pada kulit luar, dapat digunakan
sistem simetris dan dapat pula digunakan sistem lurus.
Perhatikan contoh-contoh berikut.

CONTOH KULIT LUAR SISTEM SIMETRIS

PENGARUH PROMOSI
ercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam
TERHADAP PENJUALAN PRODUK
kulit
PT INTERDELTA, JAKARTA

Makalah yang disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia Semester I/2012

Oleh Lalita Gandaputri

NIM 3103070
2.9.2 Prakata

Prakata ditulis secara singkat, tetapi jelas. Dalam hubungan itu, unsur-unsur yang
dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi pada (1) puji syukur kepada Tuhan yang telah
memberikan kekuatan kepada penulis karya ilmiah, (2) penjelasan tentang pelaksanaan penyu-
sunan karya ilmiah, (3) informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak, (4) ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang memungkinkan tersusunnya karya ilmiah, dan (5)
penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan, serta nama penyusun karya
ilmiah.
Tajuk PRAKATA dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diberi tanda baca apa
pun dan diletakkan turun sekitar seperenam bagian (lima sentimeter) dari pinggir atas kertas
dan persis di tengah-tengah.

2.9.3 Daftar Tabel, Grafik, dan Bagan


Cara penulisan daftar tabel (jika ada) sebagai berikut. Tajuk DAFTAR TABEL dituliskan
dengan huruf kapital seluruhnya, tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk DAFTAR TABEL
terletak di tengah-tengah kertas dan turun seperenam bagian dari pinggir atas kertas (5
sentimeter). Nama-nama tabel itu diberi nomor dengan angka Arab dan dituliskan dengan
huruf kapitar pada semua awal katanya, kecuali partikel seperti di, ke, dan, dari, yang, dan untuk.
Penulisan daftar grafik atau daftar bagan (jika ada) hampir sama dengan penulisan
daftar tabel. Daftar grafik atau daftar bagan itu dibuat jika grafik atau bagan dalam karya
ilmiah tersebut lebih dari satu buah. Cara menuliskannya sebagai berikut. Di tengah-tengah
kertas dituliskan tajuk DAFTAR GRAFIK atau DAFTAR BAGAN dengan huruf kapital semua,
tanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk-tajuk ini pun diletakkan di tengah-tengah kertas dan
turun seperenam bagian dari pinggir atas kertas (5 sentimeter). Berilah nomor urut grafik atau
bagan dengan angka Arab, 1, 2, 3 dan seterusnya, seperti Grafik 1 atau Bagian 2 dengan diikuti
nama masing-masing.

2.9.4 Daftar Singkatan dan Lambang


Dalam karya ilmiah, penulis dapat menggunakan singkatan atau lambang istilah atau
nama sesuatu. Hal itu dilakukan agar isi karya ilmiah terasa padat, efisien, dan efektif.
Singkatan dan lambang yang digunakan dalam bagian analisis harus dimuat dalam daftar
singkatan dan lambang
Patokannya, singkatan dan lambang yang sudah ditentukan harus digunakan dan
dituliskan secara konsisten atau ajek, dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir.
Ketentuan yang lain, pada saat pertama kali diguna-kan, singkatan itu harus didahului
oleh bentuk lengkapnya, singkatannya dituliskan di dalam kurung, seperti contoh berikut.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sedangkan pada pemakaian berikutnya, bentuk
lengkapnya tidak perlu dituliskan berulang-ulang, tetapi singkatannya saja, dan tanpa diberi
tanda kurung.
Seperti penggunaan singkatan, penggunaan lam-bang pun harus konsisten/ajek.

Perhatikan daftar singkatan dan lambang berikut.

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan

AI : aneka industri

BP : batas produksi

IK : industri kecil

IKD : industri kimia dasar

ILD : industri logam dasar

MNC : multinsional cooperation

Repelita : rencana pembangunan lima tahun

2.10 Bagian Utama Karya Ilmiah

Dalam bagian utama ini ditampilkan, sekurang-kurangnya, tiga bab sajian, yaitu
1. bab pendahuluan;
2. bab analisis dan pembahasan; serta
3. bab simpulan dan saran. (Saran tidak selalu diperlukan)
Tiap-tiap sajian dalam bagian ini memiliki pula beberapa macam permasalahan, seperti
tercantum di bawah

2.10.1 Bab Pendahuluan


Bab pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal
umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun. Berikut ini akan dibicarakan
bagian-bagian bab pendahuluan itu.

a. Latar Belakang
Subbab latar belakang ini, sekurang-kurangnya, men-cantumkan alasan penulis mengambil
judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karya ilmiah tersebut. Bagian ini
mengemukakan juga beberapa buku yang telah dibaca yang juga mempermasalahkan topik
yang sama atau yang relevan, dan menyebutkan perbedaannya dengan pembahasan karya
ilmiah yang ditulis sekarang. Bagian ini mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas
dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera menge-tahui garis besar penelitian ini secara
sepintas lalu.

Perhatikan contoh Latar Belakang yang ditulis Amandari.

1.1 Latar Belakang


Tanggung jawab sosial semakin mendapatkan perha-tian oleh kalangan dunia usaha. Sejak era
reformasi bergulir, masyarakat semakin kritis dan mampu mela-kukan kontrol sosial terhadap
dunia usaha. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memun-culkan kesadaran
baru tentang pentingnya melak-sanakan Corporate Social Responsibility (CSR) (Daniri, 2007).
Dengan alasan itu pula, perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya PT Bakrieland
Development, sedang gencar-gencarnya melakukan tanggung jawab sosial, baik pada lingkungan
hidup maupun masyarakat. Oleh karena pentingnya penerapan CSR pada perusahaan, saya
mengambil judul tersebut untuk me-ngetahui seberapa jauh bentuk partisipasi PT Bakrieland
Development dalam menerapkan CSR itu sendiri, yang salah satu programnya adalah pemberian
beasiswa. Diharapkan adanya pembahasan mengenai topik CSR yang diterapkan PT Bakrieland
Development dapat menjadi referensi bagi perusahaan lain.
Sumber data yang saya gunakan adalah dari referensi buku, internet, dan survei langsung.
Saya mencoba untuk menelaah lebih jauh program-program yang akan dijalankan oleh PT
Bakrieland Development untuk mendukung CSR dan saya akan mencoba menganalisis pengaruh
program tersebut bagi penerima beasiswa.

b.Rumusan Masalah
Rumusan masalah berkenan dengan pembatasan masalah yang dibahas. Dalam hal ini,
pembatasan masalah itu hendaknya terperinci, istilah-istilah yang berhubungan dengan itu
dirumuskan secara tepat. Rumusan masalah ini dijabarkan bersesuaian dengan tujuan
pembahasan. Andai-kata judul karangan itu adalah "Manfaat Desain Interior bagi Perumahan
Tempat Tinggal di Jakarta", ruang lingkupnya, misalnya, adalah sebagai berikut.
Ruang lingkup pembahasan ini adalah manfaat desain interior. Yang dimaksud dengan
manfaat desain interior adalah kegunaan ruangan dalam rumah tinggal. Hal ini akan dilihat
dari segi penyusunan ruangan, pembagian ruangan, penyinaran matahari, dan penggantian
udara". Dengan demikian, karya ilmiah ini tidak perlu memper-masalahkan hubungan
antarwarga dalam suatu kompleks perumahan dan tidak perlu menguraikan bahan-bahan yang
diperlukan untuk suatu bangunan.
Rumusan masalah karya ilmiah dapat disajikan dalam bentuk pernyataan atau dalam
bentuk bentuk pertanyaan. Namun, kebanyakan penulis karya ilmiah merumuskan
permasalahannya dalam bentuk pertanyaan. Dengan begitu, dalam pembahasannya nanti si
peneliti akan berpegang teguh pada pertanyaan tersebut. (Sebelum diajukan pertanyaan,
penulis karya ilmiah membuat dahulu kalimat pengantar yang relevan).
Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan, antara lain, sebagai berikut.
1) Mengapa terjadi……………………………………….?
2) Bagaimana proses …………………………………….?
3) Seberapa jauh dampak …….…………………………?
4) Seberapa besar sumbangan ……...…………………..?
5) Seberapa bermanfaat ……………….…………………?
6) Seberapa pentingkah …………………………….……?
7) Seberapa sering ………………………………………..?
8) Alat apa saja yang diperlukan ....…………………….?
9) Di mana terjadinya …………………………………...?
10) Apa solusi yang ditawarkan ……………………..….?
11) dan pertanyaan yang lain.

Di bawah ini ditampilkan satu contoh Rumusan Masalah yang ditulis Aji).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan topik tentang “Perkembangan Koperasi
Simpan Pinjam di Indonesia, beberapa hal yang perlu diungkap dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud dengan koperasi simpan pinjam?
2) Bagaimana awal mula terbentuknya koperasi simpan pinjam di Indonesia?
3) Seberapa besar perkembangan koperasi simpan pinjam di Indonesia?
4) Seberapa jauh peranan koperasi simpan pinjam dalam masyarakat?
5) Seberapa manfaat koperasi simpan pinjam terhadap masyarakaat saat ini?

c. Tujuan Penelitian
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan penelitian dengan jelas, yaitu gambaran hasil
yang akan dicapai. Tujuan penelitian, pada dasarnya, merupakan jawaban atas pertanyaan
dalam rumusan masalah. Jika dalam rumusan masalah diajukan lima pertanyaan, dalam tujuan
penelitian pun dicantumkan lima jawaban; jika rumusan masalah hanya berisi tiga pertanyaan,
tujuan penelitian pun hanya berisi tiga macam.
Seperti halnya rumusan masalah, tujuan penelitian pun diawali dengan kalimat
pengantar yang relevan.

Perhatikan contoh Tujuan Penelitian yang ditulis Aji, yang terdiri atas lima macam karena
dalam rumusan masalah pada 1.2 di atas, hal-hal yang akan diungkap dalam penelitian ini juga
terdiri atas lima macam.

1.3Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan permasalahan pada 1.2 di atas,
tujuan penelitian tentang “Perkembanagn Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia” adalah
1) ingin menjelaskan masalah koperasi dan koperasi simpan pinjam;
2) ingin mengetahui sejarah koperasi simpan pinjam di Indonesia;
3) ingin menggambarkan perkembangan koperasi simpan pinjam di Indonesia saat
ini;
4) ingin menguraikan peranan koperasi simpan pinjam di dalam masyarakat;
5) ingin mengetahui manfaat koperasi simpan pinjam dalam masyarakat.
d. Anggapan Dasar dan Hipotesis
Anggapan dasar (yang disebut juga asumsi) adalah isi pernyataan umum yang tidak
diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar inilah yang akan memberikan arah kepada
penulis dalam mengerjakan penelitiannya dan anggapan dasar ini pula yang akan mewarnai
simpulan penelitian yang diambil.
Anggapan dasar dapat juga berupa suatu teori atau prinsip yang berkaitan dengan pokok
masalah yang akan diteliti, yang sudah dapat dipertanggungjawabkan. Isi pernyataan
anggapan dasar harus ringkas, jelas, dan relevan dengan masalah yang dikemukakan.
Jika anggapan dasar sudah ditentukan, kini Anda membuat hipotesis. Hipotesis tidak sama
dengan dugaan. Hipotesis merupakan teori penyamarataan coba-coba dan merupakan suatu
prinsip baru berdasarkan hasil observasi yang sistematis terhadap fakta yang khas.
Hipotesis (disebut juga hipotesis kerja) adalah isi pernyataan yang berupa generalisasi
tentatif (sementara) tentang suatu masalah, yang belum pasti kebenarannya. Hipotesis inilah
yang akan diuji benar atau tidak benarnya dalam penelitian ini. Boleh jadi, dalam simpulan
nanti ternyata hipotesis itu benar atau hipotesis itu tidak benar.
Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana.

f. Kerangka Teori
Kerangka teori berisi prinsip-prinsip dasar yang memengaruhi pembahasan. Prinsip-prinsip
dasar teori itu dikutip dari berbagai sumber, seperti dari buku, majalah, surat kabar, tabloid,
kamus, jurnal ilmiah, atau internet, yang dikemukakan oleh para pakar dalam bidangnya.
Kerangka teori dalam penelitian ilmiah berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah
kerja yang akan dilakukan peneliti. Kerangka teori akan membantu peneliti dalam membahas
masalah yang sedang diteliti. Kerangka teori itu harus dapat menggambarkan tata kerja teori
itu. Misalnya, kerangka teori untuk hal-hal yang berhubungan dengan desain interior adalah
bagaimana seharusnya penyusunan ruangan, pembagian ruangan, penggantian udara, dan
penyinaran matahari ke dalam ruangan. Semua teori yang menunjang peranan desain interior
suatu rumah tinggal dikemukakan secara jelas di sini. Dalam bab-bab selanjutnya, semua
penerapan teori dipakai. Jadi, pada bagian kerangka teori, semua teori dipasang. (Uraian
lengkap dan contoh-contoh pengutipan untuk kerangka teori dibicarakan khusus pada subbab
8.11).

Perhatikan contoh Kerangka Teori berikut yang ditulis Sri Wanda.

1.4 Kerangka Teori


Jika dilihat dari penjelasan proses berdirinya Bank Islam, Antonio (2001:18)
menyatakan bahwa suatu kemajuan yang sangat menggembirakan menjelang abad
XX ialah terjadinya kebangkitan umat Islam dalam segala aspek, termasuk dalam
aspek ekonomi. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam sendiri secara
internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali
diselenggarakan konferensi internasional tentang ekonomi Islam di Mekkah pada
tahun 1976. Di antara pemikir-pemikir sistem ekonomi Islam tersebut ada kelompok
pragmatis yang berhasil mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang beroperasi
berdasarkan prinsip Islam, termasuk di antaranya mendirikan bank-bank Islam.
Kemudian, Muhammad (2001:32) mengatakan bahwa akhirnya pemerintah
mulai menaruh perhatian dalam permasalahan bank syariah berdasarkan hasil
Munas IV MUI (Majelis Ulama Indonesia) tersebut dibentuklah kelompok kerja
untuk mendirikan bank Islam yang disebut Tim Perbankan MUI. Hasil kerja dari
tim perbankan MUI tersebut adalah berdirinya Bank Muamalat Indonesia, sebagai
bank syariah pertama di Indonesia yang akte pendiriannya ditandatangani pada
tanggal 1 November 1991. Dengan lahirnya peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1992.
kemudian direvisi dengan UU No 10 Tahun 1998 yang dengan tegas mengakui
keberadaan dan berfungsinya bank bagi hasil atau sistem Bank Syariah.
Lalu, pendeskripsian seberapa besar manfaat bank Islam didirikan yakni
bank-bank syariah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan
ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan upaya bangsa ini untuk meningkatkan
daya saing, lalu meningkatkan investasi, serta pertumbuhan ekonomi (Sjahdaeini,
1999: 27).
Kemudian, alasan bank Islam didirikan adalah karena saat ini dunia Islam
tercerai-berai. Dengan langkah tersebut, ternyata dunia Islam pun bisa dipersatukan.
Pembentukan Bank Pembangunan Islam merupakan salah satu contoh pengalaman
kecil dari hal itu. Kita mampu memusatkan sebagian dari peradaban dunia Islam
berupa persoalan finansial dan moneter. Mari kita lihat, betapa besar manfaat yang
dihasilkan dari langkah tersebut bagi dunia Islam saat ini. (http://ejajufri.
wordpress.com /2010/ 04/29/mufti-suriah-bicarakanmasa-depan-bank-
syariah/14/05/2010)
Selanjutnya, seberapa jauh potensi dalam pengem-bangan perbankan syariah yakni
dengan upaya mendorong pengembangan perbankan syariah nasional, diperlukan usaha
untuk memperluas jaringan perbankan syariah pada wilayah-wilayah yang dinilai potensial
dan membutuhkan jasa perbankan syariah. Perluasan jaringan perbankan syariah bersifat
market driven, yaitu berdasarkan kebutuhan dan kesediaan bank untuk memberikan jasa
syariah. (http://ekiszone.co.cc/prospek-perbankan-syariah-ke-depan/ 16/05/2010)

Ada juga kelaziman pada perguruan tinggi tertentu yang menempatkan kerangka teori
pada sebuah bab. Biasanya, karya ilmiah jenis ini memaparkan landasan teoretisnya secara
menyeluruh (komprehensif) dan mendetail (terperinci). Jadi, para mahasiswanya dianjurkan
untuk menempatkan kerangka teori penelitiannya pada Bab II secara khusus. Pada Bab II itulah
si peneliti mengemu-kakan semua prinsip dasar dan pokok pikiran para pakar yang akan
dijadikannya sebagai “pisau analisis” peneli-tiannya.

e. Sumber Data/Populasi dan Sampel


Suatu penelitian ilmiah harus pula memaparkan sumber data. Sumber data adalah
tempat penulis bertumpu. Artinya, penelitian itu bertolak dari sumber data. Kalau penelitian
itu melihat desain interior suatu rurnah tinggal, sumber datanya adalah desain interior itu
sendiri, yang ada di kompleks perumahan di Jakarta Pusat, misalnya. Kalau penelitian itu
melihat manajemen suatu perusahaan batik, sumber datanya adalah perusahaan batik itu
sendiri, yaitu Perusahaan Batik Sejahtera dan Perusahaan Batik Maju di Yogyakarta, misalnya.
Sumber data itu boleh lebih dari satu.
Jika sumber data banyak dan beragam, dalam bagian ini penulis karya ilmiah dapat
pula menggunakan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah kumpulan dari seluruh
sumber data yang akan diteliti.
Contoh populasi:
Populasi penelitian ini adalah seluruh murid kelas XII SMA, negeri dan swasta di
Tasikmalaya.
Karena data penelitian ini banyak dan tidak mungkin dapat diteliti seluruhnya mengingat
waktu dan dana yang tersedia terbatas, peneliti dapat mengambil hanya beberapa bagian
sebagai sampel (percontoh) penelitian.
Syarat sampel yang baik adalah harus dapat mewakili seluruh populasi.
Contoh sampel:
Sampel penelitian ini adalah 200 orang murid yang diambil dari SMA negeri dan
SMA swasta dari 20 kecamatan yang ada di Tasikmalaya (masing-masing lima
orang).

f. Metode dan Teknik


Penelitian ilmiah harus menggunakan metode dan teknik penelitian. Menurut Wiradi
(1988:9), metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara
sistematis (urutannya logis), sedangkan teknik adalah cara melakukan setiap langkah tersebut.
Dalam masyarakat ilmiah dikenal metode penelitian lapangan dan bukan penelitian lapangan. Yang
tergolong metode penelitian lapangan adalah sebagai berikut.
Kalau dalam penelitian itu penulis datang ke sumber data dan menganalisis data itu apa
adanya, metode ini disebut metode deskriptif. Andaikata dalam penelitian itu, penulis
membandingkan dua sumber data, metode yang dipakai adalah metode komparatif. Selanjutnya,
jika penelitian itu menggunakan metode percobaan di lapangan atau pengujian di
laboratorium, metode tersebut dikatakan metode eksperimen. Selain itu, dalam penelitian sosial
digunakan metode lain, seperti metode sensus, metode survai, metode studi kasus, yang merupakan
metode penelitian lapangan, dan metode penelitian kepustakaan serta metode analisis isi (content
analysis} yang termasuk metode bukan penelitian lapangan.
Dalam praktik penelitian, terutama dalam penelitian sosial, kadang-kadang digunakan
kombinasi berbagai metode. Artinya, digunakan dua metode atau lebih dalam suatu penelitian,
lebih-lebih jika penelitian itu dilakukan secara antardisiplin (multidisiplin atau transdisiplin).
Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner
(daftar tanyaan), dan observasi.

2.10.2 Bab Analisis atau Bab Pembahasan


Bab analisis atau bab pembahasan ini merupakan bab yang terpenting dalam penelitian
ilmiah. Di dalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintetis pembahasan, interpretasi,
jalan keluar, dan beberapa pengolahan data secara tuntas.
Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa bab, setiap bab dibagi-bagi menjadi anak bab,
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan demikian, segala masalah yang akan dijangkau
terbicarakan dalam bab ini. Bab ini dapat diuji dengan beberapa pertanyaan.
1. Sudahkah keseluruhan tahap pengolahan data (deskripsi, analisis, interpretasi) itu
memberikan keyakinan terhadap pembaca?
2. Sudahkah semua masalah dapat dilaksanakan secara
taat asas dan lengkap?
3. Sudahkah keseluruhan gambaran analisis dan inter-pretasi itu mempunyai korelasi satu
dengan yang lain?
4. Sudahkah teori ditegaskan secara tepat dalam analisis?
5. Sudahkah istilah-istilah digunakan secara tepat dan taat
asas dalam analisis?
Semua pertanyaan itu akan menguji karya ilmiah Anda terhadap keseluruhan isinya.

2.10.3 Bab Simpulan dan Saran


Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Simpulan yang
dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang
sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi
yang tertera pada bab analisis. Dalam hubungan itu, sering dijumpai simpulan yang
menggunakan nomor (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), yang seolah-olah merupakan kalimat yang
terlepas-lepas. Simpulan seperti itu kurang baik karena terasa kaku. Simpulan akan lebih baik
dan lebih informatif jika disajikan dalam paragraf-paragraf yang tidak dinomori.
Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil
penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansinya dengan hambatan yang dialami
selama penelitian.

2.10.4 Bagian Akhir Karya Ilmiah

Karya ilmiah ditutup dengan bab simpulan. Jika diperlukan, simpulan disertai dengan
saran penulis bagi peneliti selanjutnya, bagi lembaga pendidikan tinggi, atau bagi pemerintah
yang sedang berkuasa dalam membuat kebijakan.

a. Daftar Pustaka
Ciri khas karya ilmiah adalah adanya kerangka teori dan daftar pustaka. Uraian lengkap
tentang tata cara penyusunan daftar pustaka dapat Anda pelajari pada subbab 8.12.

b. Lampiran
Laporan akhir, skripsi, atau tesis lazim dilengkapi dengan lampiran. Lampiran dapat
berupa korpus data, dapat berupa denah lokasi penelitian, atau bagan organisasi instansi yang
diteliti. Tujuan dicantumkannya lampiran adalah agar pihak-pihak yang menerima laporan
tersebut dapat mempertimbangkan dengan lebih teliti dan lebih saksama hasil penelitian
tersebut.

digarap hendaknya dicatat pada kartu hasil studi pustaka. Keterangan itu dapat berupa rumus,
definisi, atau perincian yang berhubungan erat dengan pokok garapan dan dituliskan dalam
kartu hasil studi pustaka, yang berukuran sekitar 14 x 10 cm2.
Segala isi pernyataan atau keterangan yang menurut pendapat kita sangat relevan dengan
karya tulis ilmiah yang akan ditulis, isi pernyataan itu segera dipindahkan ke dalam kartu hasil
studi pustaka yang sudah disiapkan. Tuliskan pokok masalah pada sudut kanan sebelah atas.
Di bawah pokok masalah, kita mencantumkan data ke-pustakaan (pengarang, tahun terbit,
judul buku, tempat terbit, nama penerbit, dan nomor halaman). Data kepustakaan ini akan
digunakan nanti pada waktu kita akan merujuknya. Di bawah data kepustakaan, kita mengutip
isi pernyataan atau keterangan yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dan Saran

Anda mungkin juga menyukai