Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DIRI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah psikosial dan budaya dalam keperawatan
Dosen Pengampu: Ns. Diah Ratnawati,S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.MB
Disusun Oleh:
Kiana Alif F. 1810711025
Dini Sholihatunnisa 1810711030
Nabilla Adyatrin 1810711043
Dinar Aufia F. H. 1810711051
Putri Irayani 1810711086

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
PEMBAHASAN
1. Pengertian Konsep Diri
Secara umum, Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “self concept” merupakan
suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang
memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan
konsep tentang dirinya tersebut.
Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari beberapa ahli.Berikut merupakan
konsep diri menurut para ahli yang lain:
 Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu
pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
 Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang
tertentu dari konsep diri.
 Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri,
yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya.
 Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan
tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri
sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang
dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu
tersebut.
 Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan
individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya,
kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
 Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Dimensi Konsep Diri


1. Pengetahuan tentang diri anda adalah informasi yang anda miliki tentang diri
anda,misalnya jenis kelamin, penampilan.
2. Pengharapan bagi anda adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa diri
anda kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda,adalah pengukuran anda tentang keadaan anda
dibandingkan dengan apa yang seharusnya terjadi pada diri anda, hasil pengukuran
tersebut adalah rasa harga diri.
Konsep diri memiliki dua kecondongan, yaitu:
a. Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif adalah penilaian negatif terhadap diri sendiri dan merasa tidak mampu
mencapai sesuatu yang berharga, sehingga menuntun diri ke arah kelemahan dan emosional
yang dapat menimbulkan keangkuhan serta keegoisan yang menciptakan suatu penghancuran
diri.
b. Konsep Diri Positif
Merupakan penilaian positif serta mengenali diri sendiri secara baik, mengarah ke kerendahan
hati dan kedermawanan sehingga ia mampu menyimpan informasi tentang diri sendiri, baik
informasi positif maupun negatif. Konsep diri positif menganggap hidup adalah suatu proses
penemuan yang membuat diri kita mampu menerima berbagai macam kejutan-kejutan,
konsekuensi, imbalan serta hasil. Dengan demikian diri kita mampu menerima semua keadaan
orang lain.
Langkah langkah yang perlu di ambil untuk memiliki konsep diri yang positif:
1. Bersikap objektif dalam mengenai diri sendiri
Tidak mengabaikan pengalaman poisitif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang
pernah di capai, carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkan talenta, jangan terlalu
beraharap bahawa diri kita dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala
sesuatu secara sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Hargailah diri sendiri dengan melihat kebaikan yang ada dalam diri, sehingga kita mampu
melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif.
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Memerangi diri sendiri adalah sesuatu hal yang melelahkan karena merupakan pertanda
bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri yang
sejati,akibatnya akan timbul kelelahan mental dan rasa prustasi yang dalam, yang
mengakibatkan makin lemahnya konsep diri positif.
4. Berpikir positif dan rasional
a. Kendalikan pikiran kita ketika mulai menyesatkan jiwa dan raga.
3. Komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari 5 komponen :
1. Identitas diri
Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas adalah kesadaran akan diri yang
bersumber dari obsesi dan penilaian yang merupakan sistesa dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh
Identitas juga bercermin pada yang lain (the other), yang tidak bisa terlepas dari
pengakuan/pengukuhan orang lain. Identitas manusia selama hidupnya di cerminkan oleh
seperangkat opini orang lain.
Keunikan setiap individu sekaligus adalah kekuatan diri dan kelemahannya, kekuatan
karena dengan memahami keunikan itu kita tidak tergoyahkan oleh penafsiran yang lain,
kelemahannya adalah ketika kita berupaya untuk mengukuhkan identitas tersebut.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, yang di pengaruhi oleh pandangan dan
perlakuan lingkungan.
Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:
a. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
b. Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari perasaan berharga,
berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
c. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
d. Mengakui jenis kelamin sendiri.
e. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
2. Gambaran diri
Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap
dirinya. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart dan
Sundeen, 1991)
a) Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap perubahan tubuh akan
berpengaruh terhadap kehidupan individu.
b) Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,menerima reaksi diri tubuhnya dan
menerima stimulus dari orang lain, semakin sadar dirinya terpisah dari lingkungan “usia
remaja, fokus individu terhadap fisik lebih menonjol”.
c) Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian,cara individu memandang diri
berdampak penting pada apek pisikologinya,individu yang berpandangan realistic
terhadap diri,menerima,menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman,terhindar dari
rasa cemas,dan meningkatkan harga diri individu yang stabil,realistis dan konsisten
terhadap gambaran diri akan memiliki kemampuan yang mantap terhadap realisasi
sehingga memacu sukses dalam hidup.
3. Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal
maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri. Harga diri terkait dengan
berbagai hal yang berperan vital, di antaranya:
a. Kualitas emosi
b. Aktualisasi diri
c. Kepercayaan diri
Coopersmith (Stuart dan Sudeen, 1991)
4. Ideal diri
Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai
oleh personal lain. Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan
standart pribadi.Stuart dan Sundeen, (1991) yaitu :
1. Standart tersebut berhubungan dengan tipe orang, tentang yang di inginkan,
sejumlah aspirasi, cita-cita,nilai yang ingin di capai.
2. Ideal diri berpengaruh terhadap perwujudan dan cita-cita,harapan
pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia
ingin lakukan.
3. Mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang penting
pada dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada usia remaja ideal diri
terbentuk melaui proses identifikasi/memperhatikan.
4. Kejadian yang terjadi dalam dirinya, serta dapat memilih dan menyesuaikan diri.
5. Faktor yang berpengaruh terhadap ideal diri :
a) Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas
kemampuannya.
b) Budaya, standar ini dibandingkan dengan standar kelompok
teman.
c) Ambisi dan keinginan untuk lebih dan berhasil, kebutuhan yang
realistic, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan
cemas dan rendah diri.
d) Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi tetapi masih
lebih tinggi dari kemampuan sehingga tetap menjadi pendorong
dan masih dapat di capai serta tidak frustasi.
6. Peran
Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di
lingkungan masyarakat, keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap, perilaku,
nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Peran dalam kehidupan dijalani dengan kadar dan konsekuensinyan, peran yang
baik adalah peran yang tak menyalahi aturan yang benar, memenuhi kebutuhan dan sinkron
dengan ideal diri. Peran sosial, merupakan hubungan antara satu individu dengan individu
lainnya, terkait dengan etnik, budaya dan agama, karena pada dasarnya masing-masing diri
memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (multiple selfes).

4. Prinsip-Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Konsep Diri


Prinsip dasar yang mempengaruhi konsep diri ada 5 hal yaitu :
1. Bila anak hidup dalam suasana penuh dengan kritik, dia belajar untuk menyalahkan
orang lain.
2. Bila anak hidup dalam suasana penuh kekerasan, di belajar untuk berkelahi.
3. Bila anak hidup dalam suasana penuh olok-olok, dia belajar untuk menjadi seorang
pemalu.
4. Bila anak hidup dalam suasana memalukan, dia belajar untuk selalu merasa bersalah.
5. Bila anak hidup di dalam suasana yang penuh dengan toleransi,dia belajar untuk
menjadi seorang penyabar.
6. Bila anak hidup dalam suasana penuh dukungan, dia belajar untuk menjadi seorang
yang percaya diri.
7. Bila anak hidup dalam suasana penuh pujian dan penghargaan, dia belajar untuk
menghargai orang lain.
8. Bila anak hidup dalam suasana kejujuran, dia belajar untuk menghargai orang lain.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri adalah sebagai berikut :
1. Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak
akan mempengaruhi konsep dirinya.
1. Budaya
Dimana pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa
anak lebih dekat pada lingkungannya.
2. Sumber eksternal dan internal
Dimana kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri.
3. Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri
demikian pula sebaliknya.
4. Stresor
Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. Selye (1956) menyatakan bahwa
stres adalah kehilangan dan kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil spesifik
tindakan seseorang atau respon khas terhadap sesuatu. Proses normal dari
kematangan dan perkembangan itu sendiri adalah stresor.

6. Perkembangan Konsep Diri


Menurut Hurlock ( 1968 ), individu belum mampu membedakan antara diri dengan yang
bukan diri ketika masih bayi. Individu baru sampai tahap yang bisa membedakan antara
dunia luar dengan dirinya sendiri ketika berusia 6-8 bulan, dan ketika berusia 3-5 tahun ia
mulai mempu mengidentifiasikan dirinya dalam berbagai dimensi kategori, seperti umur,
ukuran tubuh, jenis kelamin, kepemilikan benda, warna kulit, dan sebagainya. Tahap ini
disebut oleh Allport ( Sarason, 1972 ) dengan istilah early self. Kemudian individu mulai
punya kemampuan untuk memandang ke dunia di luar dirinya dan mulai belajar merespon
orangtlain. Bisa dikatakan bahwa konsep diri fisik muncul lebih dahulu dibandingkan
konsep diri psikologis.
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap
perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam
mengembangkan konsep diri yang positif. Tahap- tahap perkembangan konsep diri :
1. Bayi
Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan primer
dan hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari
konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua
atau orang lain. Penyapihan, kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan
memperkuat kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik
dan penginderaan, perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan.
Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang
dan sikap ibu adalah dasar untuk perkembangan citra tubuh.
2. Todler
Tugas psikososial utama mereka adalah mengembangkan otonomi. Anak-anak
beralih dari ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka
dari orang lain. Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan
tugas higien dasar.
Anak usia bermain belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain.
Mereka belajar mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet
training, berbicara dan sosialisasi.
3. Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin,
meningkatkan
kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive terhadap umpan
balik keluarga.
Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan
dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga sangat penting untuk
pembentukan konsep diri anak dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan
penurunan harga diri dimana orang tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras
untuk mengatasinya.
4. Anak usia sekolah
Menurut Bee ( 1981 ) mengungkapkan bahwa pada masa ini seorang anak
menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan lingkungan sosial selain keluarga
mulai mempengaruhi pandangan dan juga penilaian individu terhadap dirinya. Tahap ini
oleh Allport ( Sarason, 1972 ) disebut dengan tahapperkembangan diri sebagai pelaku.
Individu mulai belajar untuk bisa mengatasi berbagai macam masalah secara rasional.
Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak
didapatkan keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah, dan
identitas seksual menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca
memungkinkan ekspansi konsep diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan
tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh dapat berubah pada saat ini karena anak terus
berubah secara fisik, emosional, mental dan sosial.
5. Masa remaja
Menurut Hollingworth ( dalam Jersild, 1965 ) masa remaja merupakan masa
terpenting bagi seseorang untuk menemukan dirinya. Mereka harus menemukan nilai-
nilai yang berlaku dan yang akan mereka capai di dalamya. Individu harus belajar untuk
mengatasi masalah-masalah, merencanakan masa depan dan khususnya mulai memilih
pekerjaan yang akan digeluti seara rasioanal ( Allport dalam Sarason, 1972 : 39 ).
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang
maturasi seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri.
Pertumbuhan yang cepat yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah
faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh.
Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan
pembentukan identitas. Pengamanan dini mempunyai efek penting. Pengalaman yang
positif pada masa kanan-kanak memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri
mereka. Pengalaman negatif sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk.
Mereka mengumpulkan berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapkan rasa
identitas.
6. Masa dewasa muda
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi
sepanjang hidup. Dewasa muda adalah periode untuk memilih. Adalah periode untuk
menetapakan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai
melakukan hubungan erat. Dalam masa ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif
stabil.
Konsep diri dan citra tubuh adalah kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan
diberikan untuk penampilan normal dan perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial.
Konsep diri secara konstan terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap,
dan perasaan tentang diri.
7. Usia dewasa tengah
Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan,
rambut memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan
dalam produksi hormonal dan sering penurunan dalam aktivitas mempengarui citra
tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu konsep diri.
Tahun usia tengah sering merupakan waktu untuk mengevaluasi kembali
pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali tentang diri dalam peran dan nilai hidup.
Orang usia dewasa tengah yang manerima usia mereka dan tidak mempunyai keinginan
untuk kembali pada masa-masa muda menunjukkan konsep diri yang sehat.
8. Lansia
Perubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi.
Terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot.
Konsep diri selama masa lansia dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup.
Masa lansia adalah waktu dimana orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali
keberhasilan dan
kekecewaan dan dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang
diri makna tentang diri mereka dan dunia membentu generasi yang lebih muda dalam cara
yang positif sering lansia mengembangkan perasaan telah meninggalkan warisan.
Perjalanan untuk pencarian identitas diri bukan merupakan proses langsung jadi,
melainkan sebuah proses yang berkesinambungan. Konsep diri yang berupa totalitas
persepsi, pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri terbentuk
berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas yang berlangsung
seiring tugas perkembangan yang dikembangkan dalam konsep diri.

7. Langkah-langkah Mempertahankan Konsep Diri

1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri


Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah
dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua
orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri.
Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada
diri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri,
bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang
lain secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa me
nghargai diri kit?
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri
sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada
permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self).
Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah
dan negatif konsep dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan
maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan
jiwa dan raga.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah :
1. Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri
2. Kembangkan pikiran positive thinking
3. Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik
4. Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive
5. Menjaga keseimbangan hidup

8. Hambatan dalam membangun konsep diri


Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi
yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam
pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:
1. Hambatan yang berasal dari lingkungan; Lingkungan merupakan salah satu
faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain
disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak
mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan
dalam lingkungan kebudayaan.
2. Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar
adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan
yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri,
pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan
masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman
manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang
rendah.

9. Pengaruh perawat dalam konsep diri klien


Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri membantu menstimulasi
rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan fisiknya telah mengalami perubahan dan
yang harus beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru, hampir pasti baik klien maupun
keluarganya akan melihat pada perawat dan mengamati respons dan reaksi mereka
terhadap situasi yang baru. Dalam hal ini perawat mempunyai dampak yang signifikan.
Rencana keperawatan yang dirumuskan untuk membantu klien dengan perubahan konsep
diri dapat ditingkatkan atau digagalkan oleh nilai dan perasaan bawah sadar perawat.
Penting artinya bagi perawat untuk mengkaji dan mengklarifikasi hal-hal berikut mengenai
diri mereka :
1. Perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit
2. Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres
3. Kekuatan komunikasi nonverbal dengan klien dan keluarganya dan
bagaimana hal tersebut ditunjukkan.
4. Nilai dan harapan pribadi apa yang ditunjukkan dan mempengaruhi klien
5. Bagaimana pendekatan tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien

Untuk menciptakan hubungan antara perawat dan pasien diperlukan komunikasi


yang akan mempermudah dalam mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana
tindakan serta kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hubungan perawat dan
klien yang terapeutik akan memepermudah proses komunikasi tersebut.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik itu sendiri adalah :
a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya
pada hal yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Surabaya: Salemba Medika

Potter, Perry. 2005. “ Buku Ajar Fundamental Keperawatan “. EGC : Jakarta.

Wong L. Donna, Hockenberry-Eaton Marilyn, dkk. 2008. “ Buku Ajar Keperawatan Pediartik
Vol.1”. EGC : Jakarta

Sunaryo. 2004. “ Psikologi untuk Keperawatan”. EGC : Jakarta

Brooks, W.D., Emmert, P. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company Publisher. 1976

Anda mungkin juga menyukai