1. Pria
Banyak mahasiswa kedokteran merasa tidak enak atau risih ketika harus memeriksa
organ genitalia seorang pasien pria. "Bagaimana reaksi pasien?" "Apakah pasien akan
ereksi?" "Apakah pasien membolehkan saya untuk memeriksanya?" Hal yang dapat
menenteramkan perasaan pasien adalah menjelaskan setiap langkah dalam
pemeriksaan sehingga pasien mengetahui apa yang akan terjadi. Seorang pasien pria
terkadang mengalami ereksi. |ika terjadi demikiaru Anda harus menjelaskan bahwa
keadaan ini merupakan respons yang normal, kemudian selesaikan pemeriksaan Anda
dan lanjutkan pekerjaan dengan sikap yang tenang. ]ika pasien menolak untuk
diperiksa, Anda harus menghormati keinginannya itu.
Pemeriksaan genitalia yang baik dapat dilakukan saat pasien berdiri atau berbaring
telentang. Namun, untuk memeriksa hernia atau varikokel pasien harus berdiri dan
Anda duduk dengan nyaman pada sebuah kursi atau bangku. Pakaian periksa harus
menutupi bagian dada dan abdomen pasien dengan pas. Kenakan sarung tangan karet
selama melakukan pemeriksaan. Buka daerah genitalia dan inguinalis pasien.
Penis
INSPEKSI
Lakukan inspeksi penis yang meliputi:
1. Kulit
2. Prepusium (kulup).
jika terdapat prepusium, tarik lipatan
kulit ini ke belakang atau minta pasien
untuk menariknya sendiri. Langkah ini
sangat penting untuk mendeteksi banyak
keadaan syanker (chancre) dan
karsinoma. Smegma, bahan yang
berwarna keputih-putihan dan
menyerupai keju, dapat berkumpul secara
normal di bawah prepusium.
3. Glans.
Cari setiap ulkus, sikatriks, nodulus,
ataupun tanda inflamasi. Periksa kulit di
sekitar pangkal penis untuk menemukan
ekskoriasi atau inflamasi. Cari telur kutu
atau kutu yang melekat pada pangkal
rambut atau bulu kemaluan.
Perhatikan lokasi meatus uretra. Lakukan penekanan glans penis dengan hati-
hati di antara jari telunjuk yang ditempatkan di sebelah atas dan ibu jari
tangan Anda yang di sebelah bawah. Manuver ini harus membuka meatus
uretra dan memungkinkan Anda menginspeksinya untuk menemukan sekret.
Normalnya tidak terdapat sekret di dalam meatus uretra.
Jika pasien meiaporkan adanya sekret, tetapi Anda tidak melihatnya, minta
pasien untuk mengurut batang penisnya sendiri mulai dari bagian pangkal
hingga glans penis. Sebagai alternatif lain, lakukan sendiri pengurutan
tersebut. Manuver ini dapat membuat sekret keluar dari dalam meatus uretra
untuk kemudian dilakukan pemeriksaan sekret yang tepat. Siapkan kaca objek
dan media kultur untuk pemeriksaan tersebut.
PALPASI
Lakukan palpasi pada setiap abnormalitas penis dengan memperhatikan gejala nyeri
tekan atau indurasi. Raba bulbus penis di antara ibu jari dan dua jari tangan yang
pertama dengan memperhatikan setiap indurasi. Palpasi bulbus penis dapat
dilewatkan pada pasien pria yang berusia muda dan
asimtomatik.
Jika Anda menarik prepusium ke belakang, kembalikan prepusium tersebutke posisi
semula sebelum Anda melanjutkan pemeriksaan Anda untuk memeriksa skrotum.
INSPEKSI
Lakukan inspeksi skrotum yang meliputi:
1. Kulit. Angkat skrotum agar Anda dapat melihat
permukaan posteriornya
2. Kontur skrotum. Perhatikan setiap pembengkakan,
benjolan, atau vena.
PALPASI
Lakukan palpasi pada setiap testis dan epididymis di antara ibu
jari dan dua jari tangan pertama. Perhatikan ukuran, bentuk,
konsistensi, dan nyeri tekan; raba setiap nodulus. Penekanan
pada testis normalnya akan menimbulkan nveri viseral yang
dalam.
Lakukan palpasi pada tiap-tiap funikulusspermatikus, termasuk
vas deferens, di antara ibu jari dan jari-jari tangan mulai dari
epididimis hingga annulus inguinalis superfisialis.
Hernia
INSPEKSI
lnspeksi daerah inguinalis dan femoralis dengan seksama untuk menemukan Benjolan
yang terlihat pada saat
benjolan. Sementara Anda melanjutkan pengamatan, minta pasien untuk mengejan
menunjukkan hernia. mengejan.
PALPASI
Lakukan palpasi untuk meraba hernia inguinalis. Dengan menggunakan secara
bergiliran tangan kanan untuk meraba sisi kanan pasien dan tangan kiri untuk meraba
sisi kirinya, lakukan tindakan invaginasi (membalik ke dalam) kulit skrotum yang
longgar dengan jari telunjuk Anda. Mulai gerakan Anda pada titik yang cukup rendah
guna memastikan bahwa jari tangan Anda memiliki cukup mobilitas untuk
menjangkau anulus inguinalis interna sejauh-jauhnya jika tindakan ini ternyata
memungkinkan. Ikuti perjalanan funikulus spermatikus ke atas sampai berada di atas
ligamentum inguinalis dan temukan mulut anulus inguinalis eksterna yang mirip
celah berbentuk segitiga. Mulut ini berada tepat di atas dan di sebelah lateral
tuberkulum pubikum. Jika anulus tersebut teraba sedikit melebar, jari telunjuk Anda
dapat dimasukkan ke dalamnya. Jika mungkin ikuti perjalanan kanalis inguinalis ke
arah lateral dengan lintasan yang miring dengan hati-hati. Sementara jari tangan Anda
berada pada anulus eksterna atau di dalam kanalis inguinalis, minta pasien mengejan
atau batuk. Perhatikan setiap massa menonjol yang dapat diraba ketika massa tersebut
menyentuh jari tangan Anda.
Lakukan palpasi untuk meraba hernia femoralis dengan menempatkan jari tangan
Anda pada permukaan antedor paha di regio kanalis femoralis. Minta pasien sekali
lagi mengejan atau batuk. Perhatikan setiap pembengkakan atau nyeri tekan.
Evaluasi Kemungkinan Hernia Skrotalis.
Jika Anda menemukan suatu massa skrotalis yang besar dan mencurigai massa
tersebut sebagai hernia, minta pasien berbaring. Massa ini dapat kembali ke dalam
abdomen dengan sendirinya. ]ika demikian, massa tersebut adalah hernia. Jika tidak:
1) Dapatkah jari tangan Anda menjangkau bagian di atas massa tersebut di dalam
skrotum?
2) Lakukan auskultasi pada massa tersebut dengan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi usus.
Banyak koasisten merasa cemas atau risih ketika pertama kali memeriksa organ
genitalia orang lain. Pada saat yang sama pasien juga memiliki kekhawatirannya.
Sebagian wanita telah mempunyai pengalaman yang menyakitkan, memalukan, atau
bahkan pengalaman merasa direndahkan pada pemeriksaan dalam sebelumnya,
sementara sebagian lainnya mungkin sedang menghadapi pemeriksaan pertamanya.
Pasien mungkin merasa takut tentang penyakit apa yang akan dokter temukan dan
bagaimana hasil pemeriksaan ini dapat memengaruhi hidupnya.
Reaksi dan perilaku wanita memberikan petunjuk yang penting tentang perasaan dan
sikapnya terhadap seksualitas. Jika ia merapatkan kedua pahanya menariknya, atau
mengekspresikan perasaan negatif selama pemeriksaary Anda dapat menghibumya
dengan hati-hati sebagaimana yang akan Anda lakukan selama wawancara. "Saya
perhatikan Anda merasa sulit untuk rileks. Apakah masalahnya karena Anda ada di
sini ataukah Anda terganggu oleh pemeriksaan ini? ... adakah sesuatu yang
mengkhawatirkan Anda?" Perilaku yang tampaknya menjadi kendala bagi
pemeriksaan Anda, dapat menjadi kunci dalam memahami kekhawatiran dalam diri
pasien. Reaksi bermusuhan dapat merupakan tanda pelecehan sebelumnya dan
persoalan ini harus diselidiki.
Seorang pasien yang belum pemah menjalani pemeriksaan dalam, sering tidak yakin
tentang apa yang akan dialaminya. Coba untuk menciptakan pengalaman agar ia
dapat belajar tentang tubuhnya sendiri dan mempelajari langkahlangkah pemeriksaan
dalam sehingga pasien merasa lebih nyaman dengan teknik pemeriksaan tersebut.
Sebelum menanggalkan pakaiannya jelaskan tentang anatomi yang berkaitan dengan
pemeriksaan menggunakan bantuan model tiga dimensi. Perlihatkan spekulum serta
alat-alat lain kepada pasien dan beranikan dirinya agar mau memegang alat-alat
tersebut selama pemeriksaan agar ia dapat memahami dengan lebih baik tentang
keterangan Anda serta prosedur pelaksanaannya. Hal ini penting terutama untuk
menghindari terjadinya cedera pada pasien dalam pemeriksaan pertamanya.
Memilih Peralatan.
Anda harus dapat menjangkau dengan mudah fasilitas penerangan yang baik,
speculum vagina dengan ukuran yang tepat pelumas yang larut air, dan peraiatan
untuk melakukan Pap smears, kultur bakteriologi atau tes diagnostik lain. Tinjau
kembali semua persediaan dan prosedur pada fasilitas Anda sebelum melakukan
pemeriksaan kultur serta pengambi tan sarnpel
Iain.
Spekulum Graves paling cocok bagi ibu yang pernah melahirkan dan mengalami
prolapsus vagina. Sebelum menggunakan spekulum, kuasai dahulu cara-cara
membuka dan menutup daun spekulum, mengunci daunnya dalam posisi terbuka dan
kemudian melepasnya kembali. Meskipun petunjuk dalam bab ini mengacu pada
spekulum logam, Anda dapat menyesuaikannya pada spekulum plastik dengan cara
memegang spekulum ini sebelum menggunakannya pada pasien.
Spekulum plastic secara khas akan mengeluarkan bunyi klik yang keras atau dapat
menjepit ketika dikunci atau dilepas. Memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada
pasien akan membantu untuk menghindarkan keterkejutan yang tidak perlu terjadi
Dokter obs,gin pria harus ditemani oleh asisten wanita. Dokter obs-gin wanita pun
harus dibantu jika pasien terganggu secara fisik maupun emosionalnya.
PEMERIKSAAN LUAR
Menilai Moturitas Seksuol poda Posien Remoia. Anda dapat memeriksa rambut pubis
pada saat melakukan pemeriksaan luar atau dalam. Perhatikan karakter dan
distribusinya, dan tentukan nilainya menurut stadium Tanner yang dijelaskan pada
halarnan724. Melokukan lnspeksi Genitolio Elsterno Posien. Duduk dengan enak dan
lakukan inspeksi untuk memeriksa mons pubis, labia serta perineum. Pisahkah kedua
labia dan lakukan inspeksi terhadap:
Labia mayora .
Klitoris
Meatus uretra
lntroitus vagina
Perhatikan setiap inflamasi, ulserasi, pengeluaran
sekret, pembengkakary ataupun nodulus. Jika
terdapat lesi, lakukan palpasi untuk merabanya.
Jika terdapat riwayat atau terlihat pembengkakan
pada labia, periksa keadaan glandula Bartholininya.
Masukkan jari telunjuk Anda ke dalam vagina di
dekat ujung posterior introitus tersebut. Tempatkan
ibu jari Anda di sebelah luar bagian posterior labium
mayus. secara bergantian lakukan palpasi pada setiap
sisi di antara jari tangan dan ibu jari untuk meraba
pembengkakan atau nyeri tekan. Perhatikan setiap
secret yang merembas keluar dari muara (orifisium) duktus kelenjar tersebut. Jika
terdapat sekret, lakukan pemeriksaan kulturnya.
PEMERIKSAAN DALAM
Menilai Penyangga Dindingvagina. saat kedua labia dipisahkan oleh jari tengah dan
telunjuk Anda, minta pasien untuk mengejan. Perhatikan setiap tonjolan yang terlihat
pada dinding vagina.
Memasang Spekulum.
Pilih spekulum dengan ukuran dan bentuk yang tepat, dan basahi dahulu dengan air
hangat. (Pemakaian bahan pelumas lain dapat mengganggu pemeriksaan sitologi dan
kultur bakteri atau virus.) Anda dapat
memperlebar introitus vagina dengan
membasahi salah satu jari tangan Anda
dengan air dan kemudian menekan tepi
bawah introitus tersebut ke bawah. (Anda
mungkin pula ingin mengecek lokasi serviks
untuk menentukan sudut insersi spekulum
secara lebih akurat). Tindakan melebarkan
introitus akan sangat memudahkan
pemasangan spekulum dan meningkatkan
kenyamanan pasien. Dengan tangan lainnya
(biasanya yang kiri), masukkan spekulum
yang masih dalam posisi rnenutup itu melewati jari-jari tangan Anda dengan sudut
yang sedikit ke arah bawah. Lakukan tindakan ini dengan hatihati agar tidak sampai
menarik rambut pubis atau menjepit labia dengan spekulum. Memisahkan labia
mayora dengan tangan lainnya dapat membantu kita menghindari kelalaian ini.
Dua metode yang membantu Anda dalam menghindari penekanan pada uretra yang
sensitif.
(1) Ketika menyisipkan spekulum, pegang alat ini dengan sudut tertentu (yang
diperlihatkan dalam gambar sebelah kiri di bawah ini), dan kemudian
(2) dorong spekulum ke dalam agar meluncur di sepanjang dinding posterior vagina.
Sesudah spekulum masuk ke dalam vagina, keluarkan jari tangan Anda dari dalam
introitus. Mungkin Anda ingin memindahkan spekulum ke tangan kanan Anda untuk
lebih memudahkan manuver aiat tersebut dan pengumpulan spesimen yang
dikerjakan selanjutnya. Putar spekulum ke posisi horizontal dengan mempertahankan
tekanan pada bagian posteriornya dan kemudian masukkan hingga keseluruhan
panjangnya berada di daiam vagina. Lakukan tindakan ini dengan hati-hati agar
jangan sampai daun spekulum tersebut terbuka sebelum waktunya.
Melakukan lnspeksi Serviks.
Buka daun spekulum dengan hati-hati.
Putar dan atur posisinya sampai ujung
spekulum mencakup bagian serviks serta
membuatnya terlihat secara penuh. Atur
posisi cahaya sampai Anda dapat melihat
serviks dengan jeias. Jika uterus berada
dalam posisi retroversi, serviks akan
lebih mengarah ke anterior dibandingkan
dengan yang diilustrasikan di sini. Jika
Anda menghadapi kesulitan dalam
menemukan serviks, Tarik sedikit
spekulum itu dan atur kembali posisinya
pada sudut yang berbeda. Jika terdapat sekret yang menyamarkan penglihatan Anda,
apus sekret tersebut dengan hati-hati memakai apus kapas yang besar.
Lakukan inspeksi pada serviks dan os servisis. Perhatikan warna serviks, posisinya
karakteristik permukaannya, dan setiap ulserasi' nodulus, massa/ perdarahan, ataupun
pengeluaran sekret. Pertahankan spekulum dalam posisi terbuka dengan cara
mengencangkan skrup pada ibu jari Anda. Mendapatkon Spesimen untuk
Pemeriksaan Sitologi Serviks (Paponicoloou Smeors). Dapatkan satu spesimen dari
endoserviks dan satu lagi dari ektoserviks atau spesimen campuran dengan
menggunakan sikat serviks (ceraical brush atau broom). Untuk mendapatkan hasil
yang bail pasien tidak boleh berada dalam keadaan haid. Ia harus menghindari
sanggama dan pemakaian semprotan vagina ataupun supositoria vagina selama 24=48
jarn sebelum pemeriksaan.
HERNIA
Hernia pada lipat paha dapat terjadi pada wanita maupun pria, kendati ini lebih jarang
ditemukan. Pada dasarnya, teknik pemeriksaannya (lihat him. 381-382) sama seperti
yang dilakukan pada pasien pria. Wanita yang akan diperiksa harus dalam posisi
berdiri. Akan tetapi, untuk meraba hernia inguinalis indirek, lakukan palpasi pada
labia mayora dan kemudian ke atas tepat di sebelah lateral tuberkulum pubikum.
TEKNIK KHUSUS
]ika Anda mencurigai kemungkinan uretritis atau inflamasi
pada kelenjar parauretralis, masukkan jari telunjuk Anda ke
dalam vagina dan urut uretra dengan perlahan dari bagian
dalam ke arah luar. Perhatikan setiap sekret yang keluar dari
dalam meatus uretra atau yang berada di sekitarnya. Jika
terdapat sekret lakukan pemeriksaan kultur.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, LynnS. Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan Bates / Lynn S.
Bickley ; alih bahasa, Andry Hartono ; editor edisi bahasa Indonesia, Linda
Dwijayanthi, Andita Nowianti, Sherli Karolina. - Ed. 8. - Jakarta : EGC, 2009