Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERKEMBANGAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI

SERTA PERILAKU PESERTA DIDIK DALAM BINGKAI


KEBUDAYAAN INDONESIA

Disusun Oleh :
MOHAMMAD FARHAN UMAR
18507042

Dosen Pengajar :
Dr. Eva Sherly N. Kaunang,M.Pd
Wiesye M.S Nangoy,S.Th,M.th

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MANADO

1
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahiim,
Segala puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nyalah saya bisa
menyelesaikan makalah “Perkembangan Fisiologi dan Psikologi serta Perilaku Peserta Didik dalam Bingkai
Kebudayaan Indonesia”.
Makalah ini saya buat guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD)
pada semester 2. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya milki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih luas kepada pembaca. Dalam penulisan
makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikn tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Tondano, 07 Maret 2019

Mohammad Farhan Umar

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………….…….. 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………….......... 3

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………………………………………….….... 4
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….... 4
3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………….………. 4

BAB II PEMBAHASAN.
1. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik …………………………………….. 5
2. Isu-Isu Perkembangan Peserta Didik ……………………………………………………............ 6

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan …………………………………………………………………………………..… 10
2. Saran ………………………………………………………………………………………….... 10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………........... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk
dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap para
peserta didik dapat berubah melalui interaksi dan sosialisasi yang saling berpengaruh antar sesama peserta
didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman
bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapatkan pendidikan
yang layal agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya. Setiap waktu pola
pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring dengan berkembangnya otak seseorang. Terutama pada
Anak Usia Dini, mengalami peningkatan, seiring dengan berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak
Usia Dini, mengalami peningkatan yang pesat pada fase tertentu. Proses belajar sangat penting untuk
menunjang kecerdasan anak di masa yang akan datang. Melalui pendidikan diharapkan dapat membantu
individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikimya, dan melalui
pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang akademik, religius maupun
moral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
2. Apa-apa saja Isu-Isu dalam Perkembangan Peserta Didik.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pertama dari mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, selain itu melalui penyusunan makalah ini bisa menambah pengetahuan
mengenai hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta isu-isu apa saja dalam perkembangan
peserta didik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik.


Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses
pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat pula diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
berkesinambungan. Pertumbuhan yang secara umum adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif
dan kontinu berlangsung dalam periode tertentu. Pertumbuhan dapat pula diartikan sebagai transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) ke dalam bentuk proses aktif berkesinambungan.
Hasil pertumbuhan, antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat,
panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada
sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat
diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme
adalah sebagai berikut.
1. Faktor Sebelum Lahir, seperti peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin ; janin terkena virus,
keracunan sewaktu bayi dalam kandungan; terkena infeksi oleh bakteri sifilis, TBC, kolera, tifus,
gondok, sakit gula, dan lain-lain.
2. Faktor Pada Saat Kelahiran, seperti pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan tekanan dari
dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan dan efek susunan saraf pusat karena proses kelahirannya.
3. Faktor yang Dialami Bayi Sesudah Lahir, seperti pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian
dalam terluka karena kepala janin terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari. Infeksi pada otak
atau selaput otak, misalnya penyakit cerebral meningitis, malaria tropika, dan lain-lain. Semua
penyebab tersebut mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak menjadi terganggu.
4. Faktor Fisiologis, misalnya bayi atau anak yang ditinggal ibu, ayah atau kedua orang tuanya cenderung
akan mengalami gangguan fisiologis. Sebab ialah anak-anak dititipkan pada rumah yatim piatu, yayasan
perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka kurang mendapat perawatan jasmaniah dan kasih sayang
orang tuanya. Anak tersebut akan mengalami tekanan mental, kehampaan psikis (innanitie psikis),
sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmani dan rohaninya.
Pertumbuhan fisik memang memengaruhi perkembangan psikologis, dan sebaliknya faktor psikologis
memengaruhi pertumbuhan fisik. Jadi jelaslah bahwa istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk
menggambarkan pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi biologis.

Perkembangan menurut Werner (1957) berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi itu bersifat totalitas pada diri anak; bahwa bagian-bagian penghayatan totalitas itu lambat laun
semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Sejak bayi dilahirkan, ia telah mempunyai gambaran lengkap tentang dunia. Hanya saja,
gambaran tersebut masih kabur dan samar-samar. Terbawa oleh perkembangannya, gambaran total yang samar-
samar tadi berangsur-angsur menjadi terang dan bagian-bagiannya bertambah nyata, jelas dan strukturnya
semakin lengkap.

5
Timbullah kemudian kompleksitas dari unsur-unsur, seperti unsur gerak, jarak, bentuk, struktur, warna, dan
lain-lain. Namun, semuanya merupakan bagian dari satu totalitas atau keseluruhan dan mengandung sifat-sifat
totalitas tersebut.
Spiker (1996) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan.
1. Orthogenetic, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu baru sampai
dewasa.
2. Polygenetic, yaitu perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan perubahan
fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini terjadi sejak
permulaan adanya manusia. Jadi, perkembangan orthogenetic mengarah pada suatu tujuan khusus
sejalan dengan proses perkembangan evolusi yang selalu mengarah pada kesempurnaan manusia.
Menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Singgih, 1990:31), bahwa perkembangan adalah proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.
Istilah perkembangan lebih mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak.
Perkembangan dapat pula dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi
pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan hasil belajar
(Monks, 1984:2).

B. Isu-Isu Perkembangan Peserta Didik


Isu adalah kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya. Pertanyaan-
pertanyaan seputar bagaimana perkembangan manusia, apakah dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu. Hal-hal tersebut yang akhirnya mengganggu pemikiran para psikolog sejak
berkembangnya ilmu psikologi, selanjutnya perdebatan para psikolog sering kali terjadi, diantaranya :

1. Bawaan dan Lingkungan (Nature Vs Nurture)


Salah satu pokok permasalahan yang sering diperdebatkan diantara para ahli psikologi ialah
mengenai kotroversi bawaan-lingkungan (nature-nurture controversy)yakni, apakah perkembangan utama yang
terjadi pada tiap-tiap individu lebih dipengaruhi oleh bawaan ataukah lebih dipengaruhi oleh lingkungan.
a. Paham Bawaan
Psikolog yang menganut paham “Bawaan” mengatakan bahwa manusia itu berkembang secara teratur
sesuai dengan gen yang dimiliki oleh tiap individu hingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangannya
memiliki kesamaan dengan gen tersebut.
Paham bawaan, banyak dipengaruhi oleh pendapat plato (427-346 SM) yang menyatakan bahwa
perbedaan-perbedaan individual mempunyai dasar genetik. Potensi individu dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Artinya sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat di kembangkan
melalui pengasuhan dan pendidikan. Baginya, pendidikan tidak lain hanyalah upaya untuk menarik potensi itu
keluar, namun tidak menambahkan sesuatu yang baru.
Contohnya, seorang anak mempunyai bakat menyanyi seperti halnya ibunya, dikarenakan sang ibu telah
menurunkan sifat gen tersebut ke anaknya, kemampuan anak tersebut dapat di kembangkan melalui kursus-
kursus atau diajari langsung oleh ibunya yang memang mempunyai bakat menyanyi.

6
b. Paham Lingkungan.
Berlawanan dengan paham bawaan tersebut, pada paham kedua, psikolog lain mengemukakan bahwa
perkembangan pada tiap individu lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan memberikan kontribusi
yang sangat besar pada perkembangan individu.
Seluruh tingkah laku yang muncul, merupakan tingkah laku yang telah dipelajari sebelumnya atau
dengan kata lain di butuhkan adanya pengalaman belajar terhadap lingkungan. Dan proses perkembangan
tersebut tidak tergantung pada faktor hereditas. Faktor hereditas hanya merupakan sebagian kecil yang dapat
mempengarihi perkembangan manusia.
Paham lingkungan, dipengaruhi oleh pendapat John Locke (1632-1704), yang mengemukakan pendapat
bahwa pengalaman dan pendidikan merupkan faktor yang peling menentukan dalm perkembangan anak. Ia
tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Ia mengibaratkan isi kejiwaan anak ketika
dilahirkan layaknya secarik kertas kosong, dimana bentuk dan corak krtas tersebut nantinya sangat ditentukan
oleh bagaimana kertas itu ditulisi.
Contohnya, seorang anak yang merasa takut dengan adanya orang yang baru/asing yang tak pernah ia
kenal/tidak akrab dengannya. Menurut Hebb dalam bukunya aText Book of Psychology. Dalam penelitiannya
mengenai contoh tadi, menyatakan bahwa ketakutan yang dirasakan anak tersebut, merupakan hasil dari
pembelajarannya selama ini untuk menyukai seseorang. Dan ketika orang yang ditemui tersebut adalah orang
yang jarang jarang atau tidak pernah didekatnya, maka anak tersebut cenderung akan merasa asing dan
ketakutan sebagai bentuk respon yang ia berikan.

2. Kontinuitas dan Diskontinuitas


Permasalahan atau isu yang kedua ialah bagaimana laju perkembangan itu sendiri. apakah
berjalan secara kontinyu ataukah diskontinyu. Dalam buku Life Span Development, John W. Santrock,
memberikan dua opsi. Yang pertama, mengibaratkan pertumbuhan manusia itu secara berangsur layaknya
pertumbuhan bibit hingga menjadi sebuah pohon raksasa, dimana pertumbuhannya berjalan lambat. Ia juga
menggambarkan bahwa pertumbuhan manusia itu layaknya ulat yang kemudian berubah menjadi kupu-kupu,
dimana perkembangannya berjalan lebih cepat.
a. Paham “Kontinuitas”
Sebagian psikolog berpendapat bahwa perkembangan manusia itu berjalan secara kontinyu. Maksud dari
kontinuitas perkembangan (continuity of development) adalah pandangan bahwa perkembangan meliputi
perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, dari pembuahan hingga kematian.
Paham ini mengatakan bahwa perkembangan manusia itu berjalan secara mulus dari waktu ke waktu
melalui tahapan-tahapan perkembangan secara urut. Proses yang berjalan merupakan suatu proses pembelajaran
bagi manusia dengan tujuan meraih kesuksesan tahap selanjutnya.
Contohnya, ketika seorang anak berhasil berjalan dengan jarak tiga langkah kaki orang dewasa menuju
pada ibunya yang sedang membawa susu, itu semua merupakan hasil dari latihan yang dia lakaukan selama
beberapa waktu. Ia juga telah melewati beberapa tahapan secara urut seperti tengkurap, duduk, merangkak
hingga berjalan.
b. Paham “Diskotinuitas”
Paham kedua mengenai laju perkembangan yakni diskontinuitas, yang memiliki pandangan yang
bertentangan dengan pandangan yang pertama. Diskontinuitas perkembangan yaitu perkembangan yang
meliputi tahapan-tahapan yang khas atau berbeda dalam masa hidupnya. Dalam paham ini individu di
gambarkan memiliki kemampuan lebih besar pada suatu tahapan.

7
Contohnya pada suatu saat anak berubah dari tidak mampu berpikir abstrak mengenai dunia tiba-tiba ia
mampu berpikir abstrak abstrak mengenai dunia. Maksudnya berfikir abstrak adalah memikirkan sesautu yang
sulit dibuktikan dan diwujudkan. Dan perubahannya cenderung mengarah pada kondisi psikis.

3. Stabilitas dan perubahan


Permasalahan yang ke-3 ialah apakah perkembangan itu stabil ataukah mengalami perubahan
selama beberapa waktu.
a. Paham Stabilitas
Stabilitas perkembangan ialah perkembangan yang terjadi pada diri inividu sejak kecil hingga mencpai
usia yang lebih tua tidak mengalami perbedaan atau tetap.
Contohnya : seorang anak TK, yang cenderung merasa malu-malu untuk berkenalandengan teman hingga
ketika ia memasuki perguruan tinggi pun, ia tetap merasakan malu terhadap kontak sosial dilingkungan baru, ia
akan bersikap dengan sikap yang sama, malu-malu.
Dari contoh tersebut, terlihat bahwa sikap perkembangan anak tersebut cenderung tetap, meski telah
melewati waktu yang cukup lama.
b. Paham Perubahan
Paham perubahan mengatakan bahwa perkembangan manusia itu mengalami perubahan perkembangan
pada diri individu hingga mengakibatkan adanya perbedaan dengan masa-masa sebelumnya.
Klaus Riegel (1975) berpendapat bawa perubahan, bukan stabilitas merupakan kunci untuk mengalami
perkembangan. Pandangan Riegel Tersebut dikenal dengan model Dialegtis (Dialectical Model) yang
mencatakan bahwa setiap individu terus berubah karna brbagai kekuatan yang mendorong dan menarik
perkembangn kedepan, dalam model dialektis ini tiap orang dipandang bertindak berdasarkan dan bereaksi
terhadap kondisi2 sosial kesejahteraan.

4. Pengalaman sebelum dan pengalaman kemudian


a. Pengalaman sebelumnya.
Beberapa ahli perkembangan menyatakan bahwa bila bayi tidak mengalami pengasuhan dari
pemeliharaan yang hangat pada tahun pertama kehidupan perkembangan mereka tidak akan pernah optimal
(Bowbly,1989)
Pengalaman pada masa pertama kehidupan memberikan pengaruh yang sangat besardalam
perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan pembekalan awal untuk proses
perkembangan selanjutnya.
b. Pengalaman kemudian
Para ahli yang mendukung paham ini menyatakan bahwa anak-anak dapat di tempa sepanjang
perkembangan dan pengasuhan sebelum dan kemudian berkedudukan sama pentingnya.
Ahli perkembangan masa hidup menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman sebelumnya
merupakan penyumbang penting bagi perkembangan, tetapi tidak lebih penting dari pada pengalaman-
pengalaman kemudian (Baltes, 1987).

5. Pengaruh Masa Prenatal terhadap perkembangan individu dalam jangka panjang.


Perkembangan manusia pada masa prenatal ini sangatlah penting dan sangatlah besar pengaruhnya bagi
perkembangan individu dalam tahap-tahap perkembangan kehidupan selanjutnya. Pada masa ini kondisi
rahimlah yang sangat menentukan perkembangan janin.

8
Pada umumnya rahim merupakan lingkungan yang sangat nyaman dan terlindung dari setiap gangguan.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika kondisi tersebut berubah disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari
luar hingga akibat terparah yang akan terjadi pada janin ialah kerusakan-kerusakan pada sel yang sedang
terbentuk pada janin tersebut. Dan pada akhirnya bayi tersebut akan terlahir dengan kondisi cacat atau
mengalami kelatarbelakangan mental.
Berikut ini beberapa fakta yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal :
a. Kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu terutama jika kondisi ibu tersebut mengidap penyakit kotor sangat berpengaruh
negativ pada perkembangan anak.
b. Gizi ibu
Asupan-asupan gizi yang cukup besar pengaruhnya karena janin yang sedang berkembang sangat
bergantung pada gizi ibunya. Jika kandungan gizi pada diri ibu sangat minim/ buruk atau sang ibu mengalami
kelaparan, maka kecenderungan bayi yang akan dilahirkan dalam kondisi cacat kemungkinan besar bisa terjadi.
c. Pemakaian bahan-bahan kimiawi oleh ibu
1. Obat-obatan.
Jika ibu diketahui mengkonsumsi obat penenang pada tiga bulan pertama kandungan, efek samping dari
obat tersebut tidak akan berpengaruh pada diri ibu akan tetapi efek samping pada janin ibu sangat besar
pengaruhnya karena dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
2. Alcohol.
Bila ibu merupakan pengkonsumsi alcohol dalam jumlah yang banyak ataupun sedikit, khususnya pada
tiga bulan pertama pada kehamilan, menuru beberapa ahli hal tersebut dapat meningkatkan sindrom alcohol
pada janin.
3. Nikotin atau rokok.
Zat yang terkandung dalam rokok memberikan pengaruh buruk pada kondisi kesehatan bayi. Hal tersebut
mengakibatkan bobot kelahiran menjadi berkurang, aborsi spontan, lahir prematur, sindrom kematian pada anak
kelahiran prematur serta penyesuaian diri yang buruk. Hal tersebut disebabkan keabnormalan struktural pada
plasenta serta meningkatkannya pada monoksida dalam aliran darah ibu dan janin.
4. Serta beberapa bahan kimia lainnya.
d. Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Selama masa prenatal kondisi emosional ibu sangat berpengaruh pada perubahan psikologi bayi. Ibu
yang memiliki kecemasan yang berat selama masa kehamilan diasosiasikan terjadi aborsi spontan, kesulitan
proses kehamilan, kelahiran prematur dan bayi yang akan dilahirkan cenderung mengalami kesulitan bernafas
dan penurunan berat badan. Selain itu tangisan serta aktifitas yang muncul dari bayi cenderung lebih meningkat.
e. Usia ibu telalu tua atau terlalu muda, keduanya kurang menguntungkan bagi perkembangan bayi
dalam rahim
f. Ibu terlalu percaya pada tahayul
Contohnya ngidam ibu atau ayah yang benci pada seseorang maka anaknya mirip dengan orang yang
dibenci, dan lain sebagainya.
Sudah sangat jelas sekali bahwa tahayul merupakan kepercayaan yang tidak ada dasarnya serta sangat
disangsikan akan kebenarannya. Dan jika kondisi ini sampai meningkatkan kecemasan atau emosional ibu,
kemungkinan kelahiran cacat bisa terjadi.
Mengenai tahayul ini kemudian dibuktikan secara ilmiah dengan melakukan penelitian laboratorium
psikologi di Nijmegen, mengenai hal-hal yang serupa menunjukkan adanya pengaruh keadaan hormonal
terhadap perubahan psikis ibu.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang
menyangkut peningkatan dan struktur biologis yang diamana hasil pertumbuhan tersebut antara lain
bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Sedangkan
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi
kematangan dan interaksi dengan lingkungan.
Isu-Isu dalam perkembangan peserta didik ada 5 sesuai dengan yang diperdebatkan para ahli
psikolog mengenai isu apakah perkembangan utamanya dipengaruhi oleh bawaan atau lingkungan,
Para ahli menggambarkan perkembangan sebagai kontinyu (perkembangan yang berangsur-unsur,
sedikit demi sedikit) atau diskontinyu (tiba-tiba, urutan tahapan), Apakah perkembangan sebaiknya
digambarkan sebagai stabil atau berubah. Suatu aspek khusus itu stabilitas perubahan ialah sejauh
mana perkemagan ditentukan oleh pengalaman sebelumnya atau pengalaman kemudian. Dalam
prespektif masa hidup, pengalaman-pengalaman sebelumya dan pengalaman-pengalaman kemudian
memberikan sumbangan yang pentin kepada perkembangan.

2. Saran
Sebagai calon tenaga pendidik diharuskan untuk mengetahui hakikatnya pertumbuhan dan
perkembangan para peserta didik dan juga harus mampu untuk bisa menganalisa isu-isu pada perkembangan
psikologi peserta didik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suhada, Idad. Perkembangan Peserta Didik. 2017. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.


Dasmita. Psikologi Perkembangan. 2009. PT. Rosda Karya : Bandung.
Hebb Dobold Olding. Psikologi, A Text Book Of Psychology. 1986. Usaha Nasional : Surabaya.
John W. Santrock. Perkembangan Masa Hidup, Life-Span Development. 1995. Erlangga : Jakarta.
Ahmadi. Abu, Sholeh. Munawar. Psikologi Perkembangan. 2005. PT. Rineka Cipta : Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai