,kesehatan dan keberkahan ilmu,sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tepat pada
kepada semua pihak yang telah banyak dalam memberi motivasi dan dorongan buat kami
juga pelaporan PKL ini dalam memenuhi tugas sekolah sebagai prasyarat untuk
1. Kepada Ibu Diana selaku pembimbing kami selama prakerin di Apotek Nayu Farma
Karanglo Singosari
2. Kepada Ibu Restu S.Farm .Apt selaku pembimbing dan pembina produktif kami di
3. Kepada Bpk H.M. Jhonada Firmana selaku Kepala Sekolah di SMK Prajnaparamita
4. Kepada Bpk A.Mughis Fathoni selaku pembina dan pembimbing produktif kami.
5. Kepada Ibu Tjivi Ssi .Apt selaku pembina dan pembimbing produktif kami.
7. Kepada Bapak dan Ibu orang tua kami yang telah membiayai dan selalu memberi
Demikian wujud laporan kegiatan PKL/Prakerin kami , yang masih butuh saran juga
kritik demi sebuah kesempurnaan laporan ini,atas perhatian dan kerjasamanya selama ini
Penulis
PENDAHULUAN
Manfaat Prakerin:
selama 2 (Dua) bulan dimulai tanggal 18 Mei sampai dengan tanggal 20 juli 2017,
URAIAN UMUM
dan pemakaian obat dan perbekalan farmasi lainnya, sehingga perlu diadakan perubahan
atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 1965. Sebagai gantinya mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 yang merupakan perubahan atas perndang-
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 yang dimaksud dengan apotek adalah
suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, dan penyaluran obat
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
perkembangan IPTEK, dan kebutuhan masyarakat serta jiwa semangat otonomi daerah,
kepada masyarakat.
jabatan.
narkotika.
perizinan apotek.
apotek.
Tertentu (OKT).
b. Bidang material.
d. Bidang ketenagaan.
harus dipenuhi untuk mendirikan suatu apotek adalah adanya lokasi, bangunan,
perlengkapan apotek, perbekalan farmasi dan tenaga kesehatan, dan pelayanan apotek.
Artinya untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan
pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan minimal, harus telah siap dengan tempat,
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi, serta
tenaga kesehatan.
Menurut Menteri Kesehatan RI No. 278 Tahun 1981 dinyatakan bahwa yang
dimaksud dengan lokasi apotek adalah tempat bangunan apotek didirikan, lokasi apotek
yang baru atau berpindah, jumlah dan jarak minimal antar apotek ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Penentuan lokasi yang harus menjadi pertimbangan segi penyebaran dan
pemerataan pelayanan kesehatan adalah jumlah penduduk, jumlah dokter yang praktek,
sarana pelayanan kesehatan lainnya, hygiene lingkungan dan faktor-faktor yang terkait
setelah adanya otonomi daerah maka faktor jarak sudah tidak dipermasalahkan lagi.
2.5.2 Bangunan
Apotek. Berdasarkan Keputusan Menkes No. 278 Tahun 1981, bangunan Apotek harus
Dinding harus kuat dan tahan air, permukaan sebelah dalam rata, tidak mudah
Langit-langit harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
Atap tidak boleh bocor, terbuat dari genteng, sirap atau bahan lain yang memadai.
Lantai tidak boleh lembab, terbuat dari ubin atau bahan lain yang memadai.
D. Bangunan apotek harus memiliki ventilasi dan sanitasi yang baik, serta memenuhi
F. Harus ada alat pemadam kebakaran sekurang-kurangnya dua buah dan masih
G. Apotek harus memasang papan nama yang terbuat dari seng atau bahan lainnya
yang memadai dengan ukuran minimal panjang 60 cm, tebal 5 cm, dan lebar 55 cm,
papan nama harus memuat nama apotek, nama APA, nomor Surat Izin Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 278 Tahun 1981, yang dimaksud
pengelolaan apotek. Pada Bab IV Pasal 7 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 278
g. Farmakope Indonesia dan Ekstra Farmakope Indonesia edisi terbaru serta buku lain
Menurut Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 yang dimaksud dengan perbekalan
farmasi adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang
karena suatu hal tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan, harus dimusnahkan
dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri
(Depkes RI, 2002). Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh apotek meliputi obat, bahan
obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan dan
berobat dan bahan obat yang didasarkan pada daftar obat esensial untuk puskesmas dan
rumah sakit. Dalam Permenkes No. 26 Tahun 1981 dinyatakan bahwa apotek berkewajiban
untuk menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang bermutu baik. Ini berarti
bahwa perbekalan farmasi yang tersedia di apotek harus berasal dari pabrik farmasi,
golongan lemari khusus yang terpisah dari penyimpanan obat-obat golongan ini.
sendiri.
b. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Pelayanan resep
untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten. Dalam
hal pasien tidak mampu menembus obat tertulis didalam resep, apoteker wajib
e. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep ada kekeliruan atau penulisan
resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.
Bila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya dokter wajib membutuhkan tanda
g. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka waktu 3
tahun. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep atau yang merawat penderita, pencerita yang bersangkutan, petugas kesehatan
belaku.
A. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah
1. Bertanggung jawab atas proses pembuatan obat, meskipun obat dibuat oleh asisten
apoteker.
11 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
2. Kehadirannya ditempat petugas diatur oleh undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan.
4. Wajib menerangkan kekonsumen tentang kandungan obat yang ditebus. Penjelasan ini
5. Membahas dan mendiskusikan resep obat langsung kepada dokter bukan asisten atau
petugas apotek.
B. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada
apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) untuk
C. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin
a) Memimpin semua kegiatan apotek, antara lain mengelola kegiatan kefarmasian serta
b) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan dan
peracikan.
d) Membina serta memberi petunjuk teknis farmasi kepada bawahannya terutama dalam
Pengelola Apotek dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka
apotek.
E.Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan Apoteker Pengelola Apotek
selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berada ditempat lebih dari tiga bulan
secara terus-menerus, telah memiliki surat izin kerja dan tidak bertindak sebagai
izin, pencairan izin dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri kesehatan
b. Terjadi perubahan nama jalan dan nomor bangunan pada alamat Apotek tanpa
f. Surat Izin Kerja (SIK) APA dicabut dalam hal APA bukan sebagai PSA
13 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
2.6 8 Pencabutan Izin Apotek
Pencabutan izin Apotek dapat dilakukan apabila sesuai dengan hal-hal dibawah ini,
yaitu:
a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan yang telah di tetapkan seperti ijazah
yang terdaftar pada Departemen Kesehatan, melanggar sumpah atau janji sebagai
Apoteker, tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental dalam menjalankan
tugasnya, bekerja sebagai penanggung jawab pada Apotek atau indrustri farmasi
lainnya.
c. Apoteker tidak menjalankan tugasnya dengan baik seperti dalam hal melayani resep,
memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman
d. Bila Apoteker berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun berturut-turut atau
lainnya atau
a. Pemberian peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek sebanyak tiga
b. Pembekuan Izin apotek dilakukan untuk jangka waktu selama-lamanya enam bulan
segala persyaratan sesuai dengan peraturan dan ketentuanyang berlaku. Pencairan izin
apotek dilakukan setelah menerima hasil laporan pemeriksaan dari Kepala Balai POM
pencabutan SIA oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat, serta Kepala Balai
POM setempat.
Apabila Surat Izin Apotek (SIA) dicabut, APA atau apoteker pengganti wajib
berlaku.
a). Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan obat-obat narkotika, obat keras
tertentu dan obat lainnya, serta seluruh resep yang ada di apotek.
b). Obat-obat narkotika, psikotropika dan resep-resep harus dimasukan dalam satu
c). APA wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau doketr hewan
penderita. Resep disebut juga formulae medicate, terdiri dari formulae officinalis (yaitu
resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar)
dan formulae magistralis (yaitu resep yang tertulis oleh dokter). Resep selalu dimulai
dengan tanda “R” yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru
15 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
tertera nama jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Suatu resep yang
a) Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan
g) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi (terbatas pada pengobatan
gigi dan mulut) dan dokter hewan (terbatas pada pengobatan gigi dan mulut) dan
Dokter gigi diberi izin resep dari segala macam obat untuk pemakaian melalui
mulut, injeksi (parental) atau cara pemakaian lainnya, khusus untuk mengobati
penyakit gigi dan mulut. Sedangkan pembiusan/patirasa secara umum tetap dilarang
Salinan resep adalah salinan yang dimuat oleh apotek, selain memuat semua
d. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan ditanda nedet (nedetur)
untuk obat yang belum diserahkan, pada resep tanda …X diberi tanda detur / detur
…X
Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif. Apabila Apoteker
paraf pada salinan resep yang dimaksud atas dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau
Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan.
Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis atau yang merawat
penderita-penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang
b. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dalam jangka waktu 3 tahun
c. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau
17 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
2.6 11 Penggolongan Obat
Mengingat peredaran obat saat ini jumlahnya lebih dari 5000 jenis obat, maka perlu
mengenal penggolongan obat yang beredar. Hal ini sangat diperlukan karena seperti yang
obat yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta
pengamanan distribusi.
949/Menkes/Per/IV/2000. Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas
a. Obat Bebas
pengertian obat bebas jarang didefinisikan, namun pernah ada salah satu Peraturan
Daerah Tingkat II Tangerang yakni Perda Nomor 12 Tahun 1994 Tentang izin
Pedagang Eceran Obat (PEO) memuat pengertian obat bebas adalah obat yang dapat
dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk kedalam daftar
narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes
RI.
Contoh:
d) Tablet Paracetamol
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna
hitam.
Obat bebas terbatas atau obat yang masuk dalam daftar “W” menurut bahasa
Belanda “W” singkatan dari “Waarschung” artinya peringatan. Jadi maksudnya obat
daftar obat “W” memberikan pengertian obat bebas terbatas adalah Obat Keras yang
a.Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna putih
sebagai berikut:
19 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83 tanda khusus
untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran warna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Tanda khusus harus diletakan sedemikian rupa sehingga jelas terlihat dan mudah dikenal.
Contoh:
A. CTM
B. Asma Dex
C. Tremenza
D. Dexanta
E. Antasida Plus
F. Theophiline
c.Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda “G” singkatan dari
“Gevaarlijk” artinya berbahaya maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika
obatan kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras, memberikan
a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebut kanbahwa obat
dipergunakan secara parental, baik degan cara suntikan maupun dengan cara
c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan
secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
d. Semuaobat yang tercantum dalam daftar obat keras: obat itu sendiri dalam
substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila
dibelakang nama obat disebutkan ketentuan lain, atau ada pengecualian Daftar
tanda khusus Obat Keras daftar G adalah lingkaran bulatan warna merah dengan garis tepi
Contoh:
a. Amoxicilin
b. Ampicilin
c. Captopril
d. Glimepirid
e. Metformin
f. Rifampicin
1. Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek sama dengan pertimbangan
21 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
2. Pertimbangan yang kedua untuk peningkatan peran apoteker di apotek dalam
masyarakat.
pengobatan sendiri.Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan
Pada penyerahan obat wajib apotek ini terhadap apoteker terdapat kewajiban
sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan dan batas setiap jenis obat ke pasien yang disebutkan dalam
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
2. Tanaman Koka
3. Tanaman Ganja
4. Heroina (dalam keseharian yang dikenal sebagai “putaw” sering disalah gunakan
5. Morfina
6. Opium
7. Codeina
f. Obat Psikotropika
adalah zat atau obat baik, alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
Undang tersebut dibagi kedalam 4 (empat) golongan yaitu: golongan I, II, III, IV.
Untuk psikotropika penandaan yang digunakan sama dengan penandaan untuk obat keras,
hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika,
maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras yang pengaturannya ada dibawah
ordonansi obat keras STBL 1949 Nomor 419, hanya saja karena efeknya dapat
huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.
Contoh:
Golongan I : Ekstasi
Golongan II : Metamfeamin(Sabu-Sabu)
23 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
2.7 12 Berdasarkan Narkotika dan Psikotropika
ayat 1, menyatakan bahwa Menteri Kesehatan memberikan izin kepada apotek untuk
menyerahkan obat-obat narkotika atas dasar resep yang sama dari seorang Dokter atau
Dalam UU No. 2 Tahun 1997 tentang narkotika dan UU No. 5 Tahun 1997 tentang
dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter.
Penyerahan obat-obat psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai
pada:
a. Tempat khusus untuk menyimpan obat-obat narkotika berupa lemari yang dapat dikunci
dengan baik.
Tempat tersebut dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian
pertama untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam garamnya. Bagian kedua
sehari-hari.
Jika tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40x80x100 cm,
Anak kunci dari lemari harus dikuasai oleh penanggung jawab apotek atau pegawai
Lemari khusus tersebut disimpan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum.
c. Untuk obat-obat narkotika yang rusak atau sudah tidak memenuhi syarat lagi,
maka pemegang izin khusus atau apoteker pengelola apotek, dapat memusnahkannya,
a. Petugas Badan POM untuk importer, pabrik farmasi dan unit pedagang pusat.
b. Petugas Dinas Kesehatan, untuk pedagang besar farmasi penyalur narkotika dan
c. Petugas Dinas Kesehatan DT II, untuk apotek, rumah sakit, puskesmas dan dokter.
Nama seorang saksi dari pemerintah, dan seorang saksi lain dari perusahaan
Cara pemusnahan
25 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
BAB III
URAIAN KHUSUS
3.1 Sejarah
Apotek Nayu Farma merupakan usaha swasta milik perseorangan dengan modal yang
berasal dari Pemilik Sarana Apotek Ibu Diana. Apotek Nayu Farma berdiri pada tanggal 5
Pemilik Apotek bekerja sama dengan APA dalam mengelola Apotek Nayu Farma.
Apotek Nayu Farma dikelola oleh seorang apoteker yang bernama Restu Puspita Sari S,Si
Apt.
Apotek Nayu Farma dikelola dengan baik dimulai dari struktur sampai kinerja apotek
dalam melayani masyarakat. Meski Apotek Nayu Farma terbilang apotek kecil tetapi
kualitasnya tak kalah dengan apotek lainnya hal ini dikarenakan pengelolaan apotek yang
Tenaga kesehatan di Apotek Nayu Farma telah diatur sesuai tugas dan fungsinya.
Apotek Nayu Farma mempunyai beberapa orang karyawan yang terdiri dari APA, asisten
apoteker, administrasi dan pembantu umum. APA mempunyai hubungan koordinasi dengan
Pemiliki Sarana Apotek (PSA), yaitu dalam hal pengambilan kebijakan yang berhubungan
c. Administrasi : 1 orang
Karyawan yang bekerja setiap harinya dibagi dalam 2 shift yaitu pagi dan sore.
Pembagian waktu kerja ini setiap hari dari hari Senin sampai Sabtu tetap yaitu:
b. Shift sore terdiri dari 2 orang Asisten Apoteker, 1 orang Adminstrasi yang memiliki
Pengelolaan obat di Apotek NAYU FARMA prinsipnya sama dengan apotek lainnya.
Apotek NAYU FARMA hanya menyediakan beberapa macam alkes seperti termometer,
a. Perencanaan
Untuk menghindari kekosongan obat atau maupun alkes, maka harus dibuat
terbilang mudah dikarenakan obat-obatnya sedikit. Apabila ada obat yang habis atau
menjelang habis maka ditulis pada buku defekta, kemudian dari buku defekta nama-
nama obat yang akan dipesan diklarifikasikan sesuai dengan PBF-nya masing-masing
untuk kemudian ditulis pada surat pesanan (SP). Surat pesanan diserahkan kepada
27 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
distributor yang datang atau dapat melalui telepon. Khusus untuk pemesanan melalui
telepon surat pesanan diberikan menyusul pada saat barang dikirim ke apotek.
b. Penerimaan Barang
Obat-obat yang telah datang dari distributor disertai dengan faktur rangkap empat,
yaitu satu fraktur asli dan satu salinan untuk PBF dan dua salinanannya diberikan pihak
Setelah pengecekan barang baik jumlah, waktu kadaluarsa, dan kondisi fisik, maka
fraktur ditanda tangani oleh petugas yang menerima dan distempel untuk menyatakan
c. Penyimpanan Barang
disimpan pada sebuah lemari yang berukuran sedang. Misalnya obat yang sediaan sirup
dipisah dengan tablet. Sementara itu obat yang memerlukan penanganan khusus seperti
suppositoria, vaksin dan obat lainnya disimpan dalam lemari pendingin sesuai dengan
suhunya.
Di Apotek Nayu Farma tidak ada penyimpanan khusus untuk obat golongan psikotropika
dan narkotika. Hal ini dikarenakan obatnya hanya sedikit untuk narkotika hanya ada satu
jenis yakni codein, dan psikotropika ada empat jenis yakni piptal drop, luminal, stesolid
d. Pemakaian Barang
Obat-obat yang digunakan di Apotek Nayu Farma hanya obat-obat khusus untuk
anak, jadi dalam pemakaian tidak ada sistem khusus. Pemberian obat disertai dengan
informasi bagaimana aturan pakainya, cara penggunaan dan efek yang terjadi sehingga
1. Apoteker (SIK)
3. Asisten Apoteker
M.Ghonim
B. Admin
Asisten Apoteker
Tutik
Diana
29 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 INFLAMASI
penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh
menyusun kembali tempat terjadinya jejas. Dengan demikian, inflamasi juga terkait erta
dengan proses perbaikan, yang mengganti jaringan yang rusak dengan regenerasi sel
parenkim, dan atau dengan pengisian setiap defek yang tersisa dengan jaringan parut
fibrosa . Pada saat respon radang meliputi suatu perangkat kompleks berbagai kejadian
yang sangat harmonis, garis besar suatu inflamasi adalah sebagai berikut. Stimulus awal
radang memicu pelepasan mediator kimia dari plasma atau dari jaringan ikat. Mediator
terlarut itu, bekerja bersama atau secara berurutan, memperkuat respon awal radang dan
Respon radang diakhiri ketika stimulus yang membahayakan menghilang dan mediator
radang telah hilang, dikatabolisme atau diinhibisi . Pada bentuk akutnya ditandai oleh tanda
klasik : nyeri (dolor), panas (kolor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya
mencakup dilatasi arteriol, kapiler, dan venula, disertai peningkatan permeabilitas dan
aliran darah; eksudasi cairan, termasuk protein plasma; dan migrasi leukositik ke dalam
fokus peradangan
4.2 Rumusan Masalah
1. Definisi inflamasi
Inflamasi adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau
(sekuester) baik agen pencidera maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland)
membahayakan jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih luas sehingga
mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti dengan jaringan baru
31 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
2. Sel-sel Radang
leukosit
Basofil : Pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan segera dan dalam
jumlah yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman tertentu seperti tuberculosis
Dalam jaringan : Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel retikuendotel, sel datia
Sel kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit sangat
Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening, sumsum
Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-
keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai
pembelahan protoplasma
Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang
banyak darah (pada suhu 37oC) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan daerah
o Fungsio Laesa (perubahan fungsi), bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi
yang abnormal dan lingkungan kimiawi local yang abnormal, akhirnya berfungsi
secara abnormal
4. Penyebab Radang
b. Benda-benda tajam
c. Suhu
e. Listrik
f. Zat-zat kimia
5. Patofisiologi Radang
33 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
Pembagian radang berdasarkan waktunya:
Radang Akut
Radang Kronik
o Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang
tadinya menyempit lalu diikuti oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat
dilatesi itu,maka aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh darah itu
maka cairan darah dan protein akan keluar dari pembuluh darah dan
o Marginasi leukosit
Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjasi dapat dikelompokkan
b. .Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua pembuluh darah
Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel neutrofil
atau leukosit PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel
makrofag dan sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel
plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah sebagai berikut:
Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetusyang terus-menerus
Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang akut klasik akibat
dari:
Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai toksisitas rendah tapi
Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur ( zat nondegradable) silikosis &
8. Respon Tubuh
35 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
Radang akut
Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah trauma
mekanik / injuri panas, perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal dari
Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul. Mula-mula granulosit
neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada
daerah injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh darah dengan
daerah injuri.
Bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan garis pertahanan pertama
Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris akut berjalan terus, maka sel
Mononuklear (termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada daerah Radang kronik
berespons terhadap agen asing dengan fenomen humoral dan seluler spesifik.
makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran patologik dari
inflamasi kronik.
Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2 peranan penting sebagai
berikut:
Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan mengalihkan respons berupa
Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya respons inflamasi ke
Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa degenerasi, lisis
jaringan, dan proliferasi jaringan. Dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor host dan
faktor-faktor penyebab. :
Keuntungan Radang
• Pengenceran toxin
• Transportasi obat
• Pembentukan fibrin
• Penyaluran nutrien
• Ruptura organ
• Fistula
37 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
• Akibat penyakit: Glomerulonefritis, arthritis, bronchitis
Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang akut hingga
cedera minor atau cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke
Permeabilitas normalnya
Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh limfatik
Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak maka resolusi
tidak terjadi
Regenerisasi
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel
parenkim yang bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur yang
stroma
Perbaikan / pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat
yang baru terbentuk (angioblas), fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis leukosit ;
makrofag, limosit, eosinofil, basofil, & neutrofil) , bagian cairan eksudat dan zat
dasar jaringan ikat longgar setengah cair. Fibroblas & angioblas pada jaringan
granulasi yang berasal dari fibroblas dan kapiler di sekelilingnya yang sebelumnya
ada
Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa hari setelah dimulainya
Reaksi peradangan. Setelah kurang lebih 1 minggu, jaringan granulasi masih cukup
longgar & selular. Pada saatini, fibroblas jaringan granulasi sedikit demi sedikit mulai
menyekresikan prekursor protein kolagen yang larut, saat ini sedikit demi sedikit akan
granulasi,yang sekarang secara bertahap semakin matang menjadi jaringan ikat kolagen
yang agak padat atau jaringan parut..Walaupun jaringan parut telah cukup kuat setelah
kira-kira 2 minggu, proses remodeling masih terus berlanjut,serta densitas & kekuatan
jaringan parut ini juga meningkat. Jaringan granulasi,yang pada awalnya cukup selular
& vaskula, lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta menjadi kolagen yang
lebih padat
39 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
Penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada
Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera
Terisi oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutupi luka. Reaksi radang
akut terlihat pada tepi luka. Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang mencolok
Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri
dari jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya
sangat tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan
kerangka bagi sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis
sel menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi epitel menuju ke arah sentral.
Tonjolan ini berhubungan satu sam lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh
epitel.
Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag
yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin
Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh
Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang lebih
kurang normal, dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah
Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak
adanya timbunan progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan
parut masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai.
Luka belum memiliki daya rentang yang cukup berarti. Reksi radang hampir
seluruhnya hilang.
Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut
berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan
peningkatan daya rentang luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan
mencapai
Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki oleh kulit normal
Ibuprofen dan aspirin sebenarnya bagian dari jenis obat anti inflamasi non steroid atau
dikenal pula dengan sebutanNon Steroidal Anti-Inflammation Drugs atau NSAID. Obat
jenis NSAID termasuk jenis yang heterogen, bahkan setiap jenisnya memiliki susunan
kimia yang berbeda satu dengan yang lain. Kesamaan dari jenis obat ini adalah fungsinya
sebagai anti inflamasi untuk mengatasi peradangan, anti piretik untuk menormalkan suhu
1. Hindari stres, Stres dapat memperburuk kondisi peradangan, oleh karena itu pentingnya
untuk menghindari stres dalam kehidupan kita. Selain dapat memperburuk kondisi
peradangan, stres juga bisa memicu munculnya beberapa gangguan penyakit pada tubuh
kita.
2. Vitamin. Dari semua vitamin, vitamin K2 ( menaquinone) sangat berperan penting dalam
manfaat termasuk melindungi sel-sel saraf dari stres oksidatif dan mungkin mengurangi
mengurangi kanker hati pada wanita dan kanker prostat pada pria sambil menjaga fungsi
41 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
arteri (untuk mencegah pembekuan, serangan jantung dan stroke) dan memberikan
kepadatan pada jaringan tulang. Vitamin K2 ini merupakan vitamin K bentukan bakteri
3. Zinc, Zinc merupakan bagian dari mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
bertambahnya usia. Pada usia tua, tubuh akan mengalami kemunduran dalam menyerap
mineral Zinc sehingga pada usia tua, tubuh akan kekurangan pasokan dalam
Dalam usaha meningkatkan mineral seng, zat besi, magnesium, kalsium dan mineral
Sumber utama vitamin vitamin C adalah tomat yang dimasak, buah jeruk dan cuka,
sementara makanan yang kaya zinc termasuk biji labu, daging herbivora dan seafood.
4. Paprika merah, bawang putih mentah dan bawang mentah harus dimasukkan dalam diet
anda karena suber tersebut sangat efektif dalam membantu mengurangi peradangan
dalam tubuh.
5. Banyak orang yang intoleransi gluten seperti gandum, roti dan kasein (susu). Individu
yang intoleransi gluten akan mengalami masalah auto imun. Selain itu pada individu
tersebut memiliki sistem sel kekebalan tubuh yang menganggap makanan tersebut diatas
7. Paparan sinar matahari pagi sangat baik dalam meningkatkan kadar vitamin D,
Tentang Meloxicam
Meloxicam adalah salah satu obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini umumnya
serta kaku dan nyeri otot . Contoh penyakit radang persendian yang biasanya ditangani
Merek dagang : Arimed, Atrocox 7,7 / Atrocox 15, Flamoxi, Flasicox, Futamel, Melet,
Melogra, Meloxin, Movi-Cox, Movix, Moxam, Moxic / Moxic Forte, Ostelox, Relox,
Velcox, X-Cam
Bentuk : Tablet
45 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
Dosis meloxicam yang umumnya diberikan untuk dewasa adalah 7,5-15 mg per hari.
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk meloxicam. Beberapa efek
Mual.
Muntah.
Sakit kepala.
Sulit tidur.
Perut kembung.
Efek samping ini biasanya akan berkurang seiring penyesuaian tubuh terhadap obat. Segera
hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius,
pada tangan, kaki, wajah, tenggorokan, lidah, pingsan, linglung, detak jantung tidak
beraturan, tidak nafsu makan, kejang, nyeri dada, tinja berwarna hitam atau berdarah,
muntah darah, kulit dan mata yang menguning, serta telinga yang berdenging.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pembelajaran dalam teori dan praktek dalam bidang farmasi lebih ditingkatkan
47 | L a p o r a n P r a k e r i n S M K P r a j n a p a r a m i t a M a l a n g
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, Moch. 1996. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Gajdah Mada Univercity
Press. Yogyakarta.
7. Permenkes No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan
aturan aturan terkait lainnya.