Anda di halaman 1dari 3

Fisiologi sistem kardiovaskular

1. Kontrol fisiologi sistem kardiologis


2. Fungsi sistem kardiovaskuler
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang 3 jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena
kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia
akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di
paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam
vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian
kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang
selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/farmakologi.pdf

3. Curah jantung
Pada keadaan normal jumkah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan
ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbuhan
darah di tempat tertentu, misalnya bila jumlah darah yang di pompakan
ventrikel dekstra lebih besar dari ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat
diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistematik sehingga terjadi
penimbuhan darah di paru.
Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut curah
jantung dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel pada setiap kali sistole
disebut volume sekuncup dengan demikian curah jantung sama dengan isi
sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.
Setiap sistole ventrikel tidak terjadi pengosongan total dari ventrikel, hanya
sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan, misalnya isi ventrikel. Pada akhir
sistole 120 cc, isi sekuncup sebesar 80 cc dan pada akhir sistole masih
tersisa 40 cc darah dalam ventrikel. Jumlah darah yang tertinggal ini di
namakan volume residu.
Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan
tubuhnya. Curah jantung pria dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5
liter dapat turun atau naik pada berbagai keadaan. Curah jantung meningkat
waktu kerja berat, stress, peningkatan suhu lingkungan, dan keadaan hamil,
sedangkan curah jantung menurun ketika waktu tidur.

4. Regulasi tekanan darah


Pengaturan tekanan darah secara umum dibagi menjadi dua yaitu pengaturan
tekanan darah untuk jangka pendek dan pengaturan tekanan darah untuk
jangka panjang.
a. Pengaturan tekanan darah jangka pendek
1) Sistem Saraf
Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi
tahanan pembuluh darah. Kontrol ini bertujuan untuk mempengaruhi
distribusi darah sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan
bagian tubuh yang spesifik, dan mempertahankan tekanan arteri rata-
rata yang adekuat dengan mempengaruhi diameter pembuluh darah.
Umumnya kontrol sistem saraf terhadap tekanan darah melibatkan
baroreseptor, kemoreseptor, dan pusat otak tertinggi (hipotalamus dan
serebrum) (Mayuni, 2013).
2) Kontrol kimia
Kadar oksigen dan karbondioksida membantu proses pengaturan
tekanan darah melalui refleks kemoreseptor. Beberapa kimia darah
juga mempengaruhi tekanan darah melalui kerja pada otot polos dan
pusat vasomotor. Hormon yang penting dalam pengaturan tekanan
darah adalah hormon yang dikeluarkan oleh medula adrenal
(norepinefrin dan epinefrin), natriuretik atrium, hormon antidiuretik,
angiostensin II, dan nitric oxide (Mayuni, 2013).

b. Pengaturan tekanan darah jangka panjang


Organ ginjal memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan darah
jangka panjang. Organ ginjal mempertahankan keseimbangan tekanan
darah secara langsung dan secara tidak langsung. Mekanisme secara
langsung dengan meregulasi volume darah rata-rata 5 liter/menit,
sementara secara tidak langsung dengan melibatkan mekanisme renin
angiostesin. Pada saat tekanan darah menurun, ginjal akan mengeluarkan
enzim renin ke dalam darah yang akan mengubah angiotensin menjadi
angiotensin II yang merupakan vasokontriktor yang kuat (Mayuni, 2013).
Walaupun hanya berada 1 atau 2 menit dalam darah, tetapi angiotensin II
mempunyai pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri,
yaitu sebagai vasokonstriksi di berbagai daerah tubuh serta menurunkan
eksresi garam dan air oleh ginjal (Ronny, 2009).
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1102305024-3-BAB%20II.pdf

5. Mekanisme jantung sebagai pompa

Anda mungkin juga menyukai