PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sepenuhnya dari masyarakat. Peranan penerimaan dalam negeri menjadi sangatlah penting,
karena diselenggarakannya roda pemerintahan dan pembangunan nasional tidak mungkin tanpa
hal ini. Hampir seluruh kehidupan perseorangan dan perkembangan dunia bisnis dipengaruhi
sehingga bagi para eksekutif komponen pajak merupakan komponen yang perlu mendapatkan
perhatian khusus.
keputusan bisnis, tidaklah berarti bahwa pajak tersebut tidak dapat dikendalikan. Memahami
perubahannya, pada hakikatnya pajak terseut akan dapat dimajemeni dengan berhasil. Salah satu
fungsi manajemen pajak adalah perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak itu sendiri
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tahapan dalam membuat dasar perencanaan pajak (Fundamental of Tax Planning)?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tahapan dalam membuat Dasar perencanaan pajak (fundamental of tax
planning)
BAB II
PEMBAHASAN
Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui
manajemen pajak. Namun, perlu diingat bahwa legalitas manajemen pajak tergantung dari
instrument yang dipakai. Legalitas baru dapat diketahui secara pasti setelah ada putusan
pengadilan. Secara umum manajemen pajak dapat didefenesikan: “Manajemen pajak adalah
sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar
dapat ditekan serendah mungkin untuk memeperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan”
Disamping itu, tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak
Secara garis besar pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning) menurut Mohammad
Pajak (Tax Planning) adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau sekelompok
wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak
lainnya, berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh
Adapun pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning) menurut Nur Hidayat dalam
artikel Tax Planning Bukan Untuk Hindari Pajak (2005:1) menyebutkan bahwa:
“Perencanaan Pajak (Tax Planning) adalah upaya menekan jumlah kewajiban pajak dengan
cara legal”.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak adalah upaya
untuk mengatur pembayaran pajak atau meminimalkan kewajiban pajak dengan tidak melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku, agar pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah
yang seharusnya.
Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa
usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi
Suatu perencanaan pajak yang tepat akan menghasilkan beban pajak minimal yang
merupakan hasil dari perbuatan penghematan pajak atau penghindaran pajak, bukan karena
Pada umunya penghindaran pajak dan penyelundupan pajak mempunyai tujuan yang
sama, yaitu mengurangi beban pajak, akan tetapi cara penyelundupan pajak dalam mengurangi
yang dikutip dalam buku Manajemen Perpajakan (2005:49) adalah: “Penyelundupan pajak
mengandung arti sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak-apakah berhasil atau tidak-
untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang tidak berdasarkan ketentuan
Anderson yang dikutip dan dialih bahasakan oleh Mohammad Zain dalam buku Manajemen
pajak yang melanggar undang-undang pajak, sedangkan penghindaran pajak adalah cara
mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyelundupan pajak adalah upaya
wajib pajak untuk meminimumkan beban pajak terutang, yang dilakukan dengan cara melanggar
undang-undang perpajakan sedangkan penghindaran pajak adalah upaya yang dilakukan untuk
perpajakan.
Pengertian penyelundupan pajak tidak saja terbatas pada kecurangan dan penggelapan
saja, tetapi juga meliputi kelalaian memenuhi kewaiban perpajakan yang disebabkan oleh:
a. Ketidaktahuan (ignorance), yaitu wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya
b. Kesalahan (error), yaitu wajib pajak paham dan mengerti mengenai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
d. Kealpaan (negligence), yaitu wajib pajak alpa untuk menyimpan buku beserta bukti buktinya
secara lengkap.
Dengan demikian, penyelundupan pajak dapat pula didefenisikan sebagai suatu tindakan
perpajakan, seperti:
3. Tidak dapat memenuhi pelaporan penghasilan dan pengurangannya secara lengkap dan
benar.
6. Pembayaran dengan cek kosong bagi Negara yang dapat melakukan pembayaran
7. Melakukan penyuapan terhadap aparat perpajakan dan atau tindakan intimidasi lainnya.
perusahaan juga harus berhubungan dengan negara di luar Indonesia untuk menjalankan kegiatan
perusahaanya. Untuk itu sebelum melakukan perencanaan pajak seorang perencana pajak harus
Dari kedua jenis perencanaan pajak tersebut terdapat perbedaan yang melekat antara
perencanaan pajak nasional dengan perencanaan pajak internasional, yaitu terletak pada
peraturan pajak yang akan digunakan. Dalam perencanaan pajak nasional hanya memperhatikan
undang-undang domestic
Motivasi yang mendasari dilakukannya perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur
perpajakan, yaitu:
Kebijakan perpajakan merupaka alternative dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam system perpajakan. Dari berbagai aspek kebijakan, terdapat factor-faktor yang
Dalam sistem perpajakan modern terdapat berbagai jenis pajak yang harus menjadi
pertimbangan. Pertaman, baik berupa pajak langsung maupun pajak tidak langsung.
Seperti:
Pajak Penghasilan Badan atau perseorangan
Bea materai
2) Subjek Pajak
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menganut system klasik, dimana ada
pemisahan antara badan usaha dengan pribadi pemiliknya yang akan menimbulkan
pajak ganda.
dengan baik agar beban pajak rendah sehingga sumber daya perusahaan dapat
Disamping itu ada pertimbangan untuk menunda pembayaran deviden dengan cara
meningkatkan jumlah laba yang ditahan. Bagi perusahaan yang juga akan
3) Objek pajak
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas objek pajak yang secara ekonomis
hakikatnya sama, akan menimbulkan usaha perencanaan pajak agar beban pajaknya
rendah.
4) Tarif pajak
Adanya penerapan scheduler taxation tariff yang diterapkan di Indonesia
pajak untuk merencanakan pajaknya dengan baik. Saat ini system pemungutan
Direktur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan
mencapai tujuan yang lain yang ingin dicapainya. Keadaan ini menyebabkan munculnya
celah (loopholes) bagi wajib Pajak untuk menganalisis dengan cermat atas kesempatan
Indonesia merupakan negara yang begitu luas wilayahnya dan begitu banyak
penduduknya, dan sebagai negara yang sedang membangun (developing country) masih
dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya
perbedaan penafsiran antara aparat fikus dengan Wajib pajak akibat dari begitu luasnya
peraturan perpajakan yang berlaku dan system informasi yang belum efektif.
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk
memaksimalkan laba setelah pajak (after tax return) karena pajak itu ikut mempengaruhi
dalam pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk
pemerintahan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja
dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara
ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tersebut) dengan
memanfaatkan:
2. Perbedaan perlakuan atas objek sebagai dasar pengenaan pajak (tax base)
Dalam melakukan perencanaan pajak tentunya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan,
tetapi harus melalui tahapan-tahapan yang terperinci agar perencanaan pajak yang dilakukan
Adapun tahapan-tahapan dalam membuat perencanaan pajak menurut Erly Suandi dalam
komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung
pajak, baik secara sendiri-sendiri maupun secacar total pajak yang harus dapat dirumuskan
sebagai perencanaan pajak yang paling efisien. Penti ng juga untuk memperhitungkan
diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk manajer perpajakan harus memperhatikan factor-
Dalam arus globalisasi dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi, seorang manajer
benar-benar menguasai siatuasi yang dihadapi, baik secara eksternal maupun internal.
2) Faktor pajak
pajak tidak terlepas dari dua hal utama yang berkaitan dengan factor-faktor:
Beberapa factor non-oajak yang relevan untuk diperhatikan dalam penyususnan suatu
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih atas tindakan-tindakan
berikut:
1) Pemilihan bentuk transaksi yang akan dilakukan oleh perusahaan atau hubungan
internasional.
2) Pemilihan negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi residen dari
negara tersebut.
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh
perencanaan strategis perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi untuk melihat
sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan. Beban pajak tersebut akan dihitung dengan menggunakan hipotesis
sebagai berikut:
2) Bagaimana jika perencanaan pajak tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik
Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang berbeda. Kemudian
berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak tersebut layak
melalu berbagai rencana yang dibuat. Dengan demikian keputusan yang terbaik atas suatu
perencaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi dengan tujuan operasi. Perbandingan
berbagai rencana harus dibuat sebanyak mungkin sesuai dengan bentuk perencanaan pajak
yang inginkan. Kadang suatu rencana harus diubah mengingat adanya perubahan perundang-
undangan atau peraturan. Tindakan perubahan harus tetap dijalankan walaupun diperlukan
Pembuatan suatu rencana sebaiknya disertai dengan gambaran atau perkiraan berapa peluang
kesuksesan dan berapa laba setelah pajak yang akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan, namun
juga masih perlu memperhitungkan setiap perubahan yang terjadi baik dari undang-undang
Dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi
yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan
adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak dimana pada tahap ini
dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax Burden) serendah
mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan
Undang-undang maka tax planning disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat
ekonomis kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax
return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan
B. SARAN
peraturan perpajakan agar pelaksanaan kewajiban dapat berjalan terus sesuai dengan
https://www.coursehero.com/file/16543587/BAB-I/
http://riskymahira.com/2012/11/perencanaan-pajak-tax-planning.html
http://eprints.ung.ac.id/2235/11/2012-2-62201-241408078-bab5-28012013083228.pdf
TUGAS KELOMPOK
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2019