Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

RANGKUMAN MANAJEMEN PAJAK

NAMA : ULVY RESTIANA PARINTAK

NIM : B1C1 16 180

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
A. Tarif pajak dan efektifitas stabilisasi penghasilan

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung
jawab wajib pajak. Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh
pemerintah. Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif
pajak yang berbeda-beda.Dasar pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang
dijadikan dasar untuk menghitung pajak terutang.

- Tariff pajak progresif


Pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang naik dengan
semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan
persentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik. Di Indonesia, pajak progresif
diterapkan pada pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi, yakni:

- Untuk lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai dengan Rp 50 juta, tarif pajaknya
5%
- Untuk lapisan PKP di atas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta, tarif pajaknya 15%
- Untuk lapisan PKP di atas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta, tarif pajaknya 25%
- Untuk lapisan PKP di atas Rp 500 juta, tarif pajaknya 30%.

- Tariff pajak proporsional


Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya
akan tetap. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari
berapa pun objek pajaknya.

B. Kebijakan akuntansi

1. kebijakan akuntansi persediaaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam pelayanan kepada masyarakat. Aset
lancar merupakan aset yang memiliki masa manfaat satu tahun atau 12 (dua belas) bulan.
Ada dua hal penting yang menjadi karakteristik dari persediaan. Pertama adalah dari sisi
manfaatnya, yaitu sebagai aset lancar, dan kedua dari sisi bentuk (wujud) barangnya,
yaitu dalam bentuk barang atau perlengkapan, bahan, barang dalam proses dan barang
untuk dijual/diserahkan dalam rangka kegiatan pemerintahan.

 Penyajian dan Pengungkapan Persediaan,

Persediaan disajikan di neraca pada bagian aset lancar. Persediaan yang disajikan adalah
jumlah persediaan hasil opname fisik dikalikan dengan nilai per unit sesuai dengan
metode penilaian yang digunakan. Termasuk dalam persediaan tersebut adalah barang
yang dibeli dengan belanja hibah dan/atau belanja bantuan sosial yang belum
didistribusikan sampai dengan akhir periode pelaporan. Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK) untuk persediaan, mengungkapkan, antara lain kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam pengukuran persediaan, penjelasan lebih lanjut atas persediaan, seperti
barang atau perlengkapan yang digunakan untuk pelayanan masyarakat, barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang
dimaksudkan untuk dijuak atau diserahkan kepada masyarakat. Penjelasan atas selisih
antara pencatatan dengan hasil inventarisasi fisik dan jenis, jumlah, dan nilai persediaan
dalam kondisi rusak dan usang juga dituangkan dalam CaLK.

 Pengukuran Persediaan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan. Persediaan dicatat sebesar jumlah uang yang menjadi nilai
dari persediaan tersebut. Jumlah uang tersebut menunjukkan biaya yang dapat diukur
secara andal atas perolehan/kepemilikan persediaan. Persediaan yang diperoleh dari
pembelian disajikan sebesar harga perolehan, yang meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya penanganan ditambah dengan biaya lain yang secara langsung dapat
dibebankan pada persediaan serta dikurangi apabila ada potongan harga, rabat, atu
pengurang lain yang serupa. Untuk persediaan yang diproduksi sendiri diukur sebesar
harga pokok produksi, yaitu biaya langsung yang terkait dengan produksi persediaan
ditambah biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis. Sedangkan
persediaan yang diperoleh dengan cara lainnya, pengukurannya menggunakan nilai
wajar.

2. Efek metode penilaian persediaan terhadap arus kas

Persedian dan laba bersih (profit) memiliki hubungan yang sangat erat karena persediaan
sangat mempengaruhi jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Besarnya harga pokok
penjualan sangat berpengaruh terhadap perhitungan laba bersih. Harga pokok penjualan
berasal dari perhitungan persediaan yang siap dijual dengan persediaan akhir.

C. Efek metode penyusutan terhadap penghasilan kena pajak

Akuntansi penyusutan merupakan salah satu hal yang juga sangat pentingm dalam
Perusahaan untuk mengalokasikan harga perolehan atas aktiva tetap yang dimiliki Perusahaan
menjadi beban dalam periode akuntansi yang bersangkutansehingga dapat ditentukan
besarnya penghasilan kena pajak periode tersebut. Dalam menghitung besarnya penyusutan
yang dibebankan dalam suatu periode akuntansi, dapat menggunakan metode-metode
penyusutan berdasarkan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum
secara konsisten sehingga laporan keuangan yang disajikan adalah wajar atau berdasarkan
peraturan perpajakan. Oleh karena itu penting bagi Perusahaan dalam menetapkan kebijakan
mengenai metode penyusutan yang digunakan. Metode penyusutan yang digunakan, dipilih
yang palingsesuai dengan kondisi Perusahaan sehingga menghasilkan penghasilan kena pajak
yang menguntungkan bagi Perusahaan.

Pajak adalah sumber penerimaan negara dan diharapkan sebagai andalan penerimaan
dalam APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Agar Perusahaan yang merupakan
subjek pajak tidak diberatkan oleh pajak yang terutang. maka perlu dilakukan beberapa
USAha guna meringankan pajak tersebut. Salah satu USAhanya adalah dengan menggunakan
akuntansi penyusutan terhadap aktiva tetap berwujud yang memang dibenarkan secara hukum
oleh fiskus. Karena biaya penyusutan sifatnya mengurangi pendapatan, sehingga
mengakibatkan penghasilankena pajak berkurang dan juga berkurangnya pajak yang terutang

D. Pemilihan tahun pajak

1. Untuk Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (OP)
a. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 3 bulan setelah akhir
Tahun Pajak
 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila
Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun
kalender.
 Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan adalah WP OP
yang dalam satu tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto
tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh
harus dibayar lunas sebelum SPT PPh disampaikan.
2. Untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
a. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 4 bulan setelah akhir
Tahun Pajak
 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila
Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun
kalender.
b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh
harus dibayar lunas sebelum SPT PPh disampaikan.
3. Untuk SPT Masa
a. Batas waktu penyampaian SPT nya adalah paling lama 20 hari setelah akhir
Tahun Pajak.
b. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran
pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis
pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak.
c. Tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporan pajak untuk
SPT Masa, yaitu :

1. Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak bertepatan dengan hari libur
termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, maka pembayaran pajak dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
2. Jika tanggal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk
hari sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari
kerja berikutnya.
3. Hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan
Pemilihan umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama
secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai