Anda di halaman 1dari 3

PERMASALAHAN KESEHATAN SEKOLAH DI INDONESIA

Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak


sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare,
cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat
buruknya sanitasi dan keamanan pangan.

Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari
berbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat, seperti makin meluasnya gangguan
akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan
rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana. Selain lingkungan, masalah yang harus
diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci
tangan pakai sabun, kebersihan diri. Pada anak usia SMP dan SMA (remaja), masalah
kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok,
perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya), kehamilan yang tak diingini, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS.

Berikut permasalahan kesehatan yang terjadi pada remaja dan lingkungan sekolah :

1. Total jumlah kasus penyalahgunaan narkoba siswa SMP dan SMA sampai dengan
tahun 2008 tercatat 110.627 kasus , sementara di tahun 2007 tercatat 110.970 dan tahun
2006 sebanyak 73.253 kasus.
2. Berdasarkan usia: pada usia kurang dari 26 tahun terjadi kasus penyalahgunaan narkoba
sebanyak = 104 kasus, usia antara 16 s.d. 19 tahun = 2.361, 20 sampai 24 tahun =
33.020, 25 sampai 29 tahun =33.699, dan lebih dari 29 tahun sebanyak =14.859 kasus.
3. Di Indonesia, mayoritas kasus HIV pada generasi muda antara 20 s.d 29 tahun.
4. Setiap tahun di dunia ini kira-kira 15 juta remaja berusia 15 - 19 tahun melahirkan, 4
juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual yang
bisa disembuhkan. Perkiraan terakhir, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV.
5. Masalah kesehatan sekolah seperti masalah kesehatan gigi, nutrisi yang tidak seimbang,
masalah kecacingan, kebersihan lingkungan sekolah yang tidak terjaga dan lain
sebagainya.
6. Ancaman dan tantangan yang menanti fase kehidupan remaja antara lain narkoba,
kenakalan remaja, free sex, gaya hidup konsumtif.
7. Sekitar 50 persen remaja usia 15 tahun, dan masih duduk di tingkat SMP/SMA sudah
merokok dan berpacaran. Padahal mereka belum mengetahui bahaya seks bebas.
8. Peredaran makanan jajanan anak sekolah tidak higienis dan memakai bahan kimia
Rhodamin B (pewarna tekstil), Methanil yellow, amaranth, boraks, formalin, siklamat,
sakarin, dan benzoat.

Kemenkes RI masih giat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan anak usia
sekolah di Indonesia. Tiga masalah utama yang jadi fokus utama ialah kebiasaan merokok pada
usia sekolah, kurang makan sayur dan buah, dan perilaku mencuci tangan agar bisa mencegah
penyakit.

Menurut perbandingan Riskesdas tahun 2007 dan 2010, ditemukan kejadian anak
merokok pada usia sekolah ialah usia tahun lima sampai sembilan, anak merokok pada usia
sekolah meningkat dari 1.2 persen menjadi 1.7 persen. Kemudian, kategori 10 sampai dengan
14 tahun dari 10.3 persen meningkat menjadi 17.5 persen dan makin tinggi dikategori umur
selanjutnya.

Kemudian, prevalensi anak usia sekolah kurang makan buah dan sayur masih di angka
93.6 persen dari 100 persen untuk kategori umur 10 sampai dengan 14 tahun. Sementara
perilaku benar dalam cuci tangan ialah masih sebatas 17 persen di umur 10 sampai 14 tahun
dari 100 persen. Semua itu tengah menjadi fokus pada Kemenkes RI agar tahun depan bisa
ditekan dari tahun ke tahun.

"Masalah anak usia sekolah itu terdiri dari anak sudah mulai merokok, kurang makan
sayuran dan buah, dan perilaku cuci tangan yang memburuk. Semua itu fokus kita sekarang
yang rata-rata terus meningkat," jelasnya dr. Kuwait Sri Handoyo, Sekertaris Ditjen Bina Gizi
& Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dalam acara bertema “Kinerja Program Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak” di Gedung Adhyatma, Kantor Kemenkes, Jakarta, Kamis
(5/12/2013)
dr. Kuwait menuturkan, untuk bisa menanggulangi semua masalah kesehatan usia itu,
Kemenkes RI sudah berkolaborasi lintas sektoral dengan Kemendikbud untuk memaksimalkan
Unit Kesehatan Sekolah. Dalam UKS nanti, akan ada guru konseling selaku mediator bagi
anak-anak yang sudah memiliki kebiasaan merokok, kurang makan sayur dan perilaku,
mengedukasi pentingnya mencuci tangan. Sehingga dari pemaksimalan peran UKS, populasi
masalah anak pada tiga masalah itu bisa terus ditekan setiap tahun.

Sumber :

Nawawi, Q. (2013). https://lifestyle.okezone.com/read/2013/12/05/482/907644/tiga-masalah-


kesehatan-anak-usia-sekolah-di-indonesia. Diakses pada tanggal 29 September 2019
pukul 20.40 WIB.

Hendra, A. (2007). http://anugerah.hendra.or.id/pasca-nikah/3-anak-anak/permasalahan-


umum-kesehatan-anak-usia-sekolah/. Diakses pada tanggal 29 September 2019 pukul
20.45 WIB.

Indonesian Pediatric Society. (2013). http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-


anak/peran-pendidikan-dalam-mengatasi-masalah-kesehatan-remaja. Diakses pada
tanggal 29 September 2019 pukul 20.48 WIB.

Anda mungkin juga menyukai