Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS R.

ANYELIR DENGAN KLIEN STROKE


INFARK

KASUS STROKE

Ny. O usia 52 tahun dirawat di ruang Anyelir (Stroke Unit) kamar F5 RSUD
Kab. Sumedang dengan stroke non hemoragik atau stroke infark. Keluhan tidak
dapat terkaji karena klien mengalami afasia. Keluarga klien mengatakan bahwa
klien memiliki riwayat hipertensi dan saat ini pasien stroke pada lengan bagian kiri.
Klien juga memiliki riwayat jatuh dan kebiasaan merokok setelah makan,
khususnya setelah makan petai dan jengkol.

Saat dilakukan pengkajian di Ruang Anyelir (Stroke Unit) didapat hasil tingkat
kesadaran Composmentis dengan afasia, E4 V (T/Af) M6. TD 180/110 mmHg, HR
74x/menit, RR 28x/menit Suhu 36,9 oC, BB dan TB tidak terkaji. Bentuk hidung
simetris, sekret (-), terpasang oksigen nasal kanul 4-6 L dan terpasang NGT. Bentuk
dada simetris, ada penggunaan otot bantu nafas, suara nafas tidak ada snorring dan
ronchi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan lab didapatkan:

Nilai rujukan
*Na : 140 135 - 148
*K : 3.2 3.5 - 5.1
*Ca : 7.90 8.1 - 10.4

Nilai rujukan
*Asam Urat :6 < 5.7

*Kolesterol total : 185 • Desirable = <200


*Kolesterol HDL : 58 • Bordeline = 200 - 240
*Kolesterol LDL : 143 • High = >240
*Trigliserida : 107 • Adult = <65 thn = <200
1. Identitas klien dan Keluarga
a. Identitas klien

Nama : Ny. O

Umur : 52 tahun

Alamat : Cigalagah Girang No.- RT/RW 19/05 Desa/Kel. Cilangkap

Agama : Islam

Status : Kawin

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku : Sunda

b. Identitas Penanggung Jawab Pasien


Nama : Ny. X
Umur : 32 tahun
Hubungan dengan pasien : Menantu dari anak pasien
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama

Saat dilakukan pengkajian klien sulit berbicara sehingga kalimat atau kata
yang disampaikan klien tidak dipahami oleh pengkaji. Maka dari itu, Keluhan
utama tidak bisa terkaji karena klien afasia.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluarga klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, klien beraktivitas


normal namun ada tanda gejala klien merasa pusing saat 2 hari sebelum
masuk RS. Lalu ketika klien sedang duduk, tiba-tiba klien mengalami
kesulitan dalam berbicara (Balelo) dan malamnya tidak bisa berbicara
sehingga keesokan harinya klien dibawa ke rumah sakit oleh keluarga ke IGD
Selasa, 19 November 2019 pukul 11.00 WIB dan masuk ke Unit Stroke
Ruang Anyelir pada pukul 16.00 WIB.

Pada saat dilakukan pengkajian pada Jumat, 22 November 2019 pukul


13:20 WIB, klien tidak dapat mengungkapkan keluhan secara jelas yang
dirasakan saat ini. Namun pengkaji melihat tanda-tanda nyeri pada klien
ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan nadi. Ia tampak mengerang
dan bergerak abnormal saat dilakukan pemeriksaan tersebut. Pengkaji
menanyakan bagian mana letak lokasi nyeri, lalu klien menunjukan tangan
kiri daerah IV Line.

Saat ini, klien memiliki diagnosis medis stroke infark.

c. Riwayat Kesehatan terdahulu

Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga klien mengaku


bahwa klien sudah mendapatkan terapi obat hipertensi namun hanya
dikonsumsi saat klien merasakan pusing saja. Keluarga klien mengatakan
bahwa klien memiliki riwayat hipertensi dan stroke pada lengan bagian kiri.
Keluarga klien juga mengatakan bahwa klien pernah mengalami jatuh.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit stroke, DM, hipertensi,
maupun penyakit jantung.

e. Riwayat Psikososial Spiritual

1. Status Emosi : Tidak dapat terkaji


2. Gaya Komunikasi : Pasien merespon dengan mengeluarkan kata-kata tidak
jelas
3. Pola Pertahanan : Tidak dapat terkaji
4. Kondisi emosi/ perasaan klien : Tidak dapat terkaji
5. Status Sosial : Merespon ketika ditanya namun kurang memahami
pembicaraan.
6. Kondisi spiritual : Keluarga belum memfasilitasi dalam hal beribadah,
namun ketika dikaji pasien menganggukan kepala saat ditanya “hanya
berdoa sendiri saja”.

f. Riwayat ADL (Activity Daily Living)

Jenis
Sehat Sakit
Kebutuhan

Nutrisi Makan sebanyak 3x/ hari, 1 Makan melalui NGT


porsi dan jenis makanan ikan sebanyak 2x/hari dengan
asin, pete, jengkol, nasi. porsi nutrient +- 30cc

BAK Frekuensi: 5x/hari, Tidak terkaji karena


Jumlah: +- 300 cc/ BAK pasien menggunakan
Warna: kekuningan pampers.
Masalah: Tidak ada

BAB Frekuensi: 1x/hari, Tidak terkaji karena


Konsistensi: lembek pasien menggunakan
Warna: Kuningan pampers.
Masalah: Tidak ada

Istirahat/ Sebanyak +-8 jam/ sehari Tidak tentu, masalah tidak


Tidur terkaji.

Aktivitas Mandiri Tingkat kemandirian:


tergantung penuh
Masalah: gangguan
Aktivitas

Personal Mandi: 2x/hari Mandi: 2x/hari


Hygiene Sikat gigi: 3x/hari Sikat gigi: 2x/hari
Cuci Rambut: 3x/hari Cuci Rambut: belum
Ganti Pakaian: 2x/hari Ganti Pakaian: 2x/hari
Gunting Kuku: 1x/minggu Gunting Kuku: belum
Jenis pantangan: tidak ada Jenis pantangan: tidak ada
Masalah: tidak ada Masalah: tidak ada

3. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda – tanda Vital


Suhu : 36,8oC Respirasi Rate : 25 x/menit
Heart Rate : 72 x/menit Tekanan Darah : 170/70 mmHg
b. Head to toe

Pengkajian Keadaan umum: Pasien tampak meringis dan lemah


Umum Kesadaran (GCS): Compos Mentis, E4M6VAf

Kepala Inspeksi: bentuk kepala bulat (Brachiocepalus), Simetris (+),


Hidrocepalus (-), Luka (-), Darah (-)
Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

Rambut Kotor dan berminyak

Muka Simetris namun ketika senyum agak miring kekiri sendikit

Mata Isokor dan menggunakan alat bantu kacamata. Oedem (-),


Peradangan (-), Luka (-), Benjolan (-), Bulu mata tidak rontok,
Conjuntiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, warna iris hitam,
Pupil miosis dan isokor 3 mm. Tulisan tidak terbaca.

Telinga Tidak ada keluhan

Hidung Tidak ada keluhan. Tidak ada pembengkokan dan simetris pada
tulang hidung, Meatus tidak perdarahan, Kotoran ( - ),
Pembengkakan ( - ), Pembesaran / polip ( - )
Mulut Tidak ada keluhan. Warna bibir gelap, lesi (-), bibir pecah-pecah
(-).

Gigi Tidak ada keluhan. Ada gigi yang bolong dan sudah dicabut.

Lidah Kotor dan reflek menelan tidak teraba. Warna putih, namun tidak
menilai rasa.

Telinga Bisa mendengar

Tenggorokan Sakit menelan dan menggunakan NGT

Leher Tidak ada keluhan dan tidak ada pembengkakan tiroid.

Dada Simetris dan suara S1-S3

Abdomen Datar, tidak hipertimpani, bising usus 8x/menit.

Punggung Lurus

Urogenital Tidak terkaji


Seratum

Integumen Tidak ada keluhan

Ektremitas Ada Plegi/parise:


Kekuatan otot
5 1
5 2

c. Pemeriksaan Lainnya
i. Sistem Neurologis
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale) Pada
pasien Ny.O tingkat kessadarannya yaitu compos mentis dengan afasia.
Berikut hasil penliaian GCS Ny.O : E4M6VAf
• Nilai respon membuka mata : 4 (membuka mata dengan spontan).
• Nilai respon verbal : Vaf (tidak terkaji karena pasien mengalami afasia
atau tidak dapat menyebutkan satu kata dengan benar).
• Nilai respon motoric : 6 (pasien dapat mengikuti perintah)
2. Pengkajian nervus cranialis
• Nervus I – Olfaktorius : pasien tidak dapat menghindu aroma kopi
yang diberikan pada kedua lubang hidung .
• Nervus II – Optikus : pandangan pasien focus saat diminta menutup
sebelah mata dan diberikan perintah untuk melihat suatu objek.
• Nervus III – Okumulatoriuz : pasien dapat mengikuti objek yang
diberikan untuk menilai gerakan bola mata.
• Nervus IV – Throclearis : pasien dapat mengikuti objek yang
diberikan untuk menilai gerakan bola mata.
• Nervus V – Thrigeminus : pasien mengedip spontan saat diberikan
rangsangan blinking reflex dan dapat merasakan sentuhan dan pada
saat diberikan rangsangan sentuhan pada wajah.
• Nervus VI – Abdusen : pasien dapat mengikuti objek yang diberikan
untuk menilai gerakan bola mata.
• Nervus VII (Facialis)
a. Motorik : senyum di wajah menunjukkan sedikit kurang simetris
pada bagian bibir sebelah kiri.
b. Sensorik : dapat merasakan adanya rasa yang telah diberikan pada
indera pengecapan walaupun pasien mengalami kesulitan dalam
mendeskripsikan rasa tersebut.
• Nervus VIII (Auditorius atau vestibulokoklearis)
Pasien dapat mendengar, tetapi hanya dapat merespon untuk
beberapa perintah.
Nervus IX (Glosopharingeal)
Dapat menggerakan lidah dengan lemah dan terdapat refleks
menelan yang juga lemah.
• Nervus X (Vagus)
Reflex menelan lemah.
• Nervus XI (Accessorius)
kepala dan bahu sebelah kiri dapat bergerak.
• Nervus XII (Hypoglosal)
Lidah dapat bergerak tetapi pergerakannya terbatas dan lemah
3. Memeriksa fungsi motorik
Ektremitas: Terdapat kelemahan di bagian kanan tubuh pasien,
kekuatan otot pasien; tangan kiri (5), kaki kiri (5), tangan kanan (1),
kaki kanan (2).
4. Memeriksa fungsi sensori
Ada refleks pada saat pemeriksaan babinski pada bagian kaki kiri
dan kanan. (+) Tetapi pada saat pemeriksaan homan’s sign kaki kiri
(+) dan kaki kanan (-)
ii. Sistem Muskuloskeletal (didalemnya ada kekuatan otot sama
kemandirian pasien.

iii. Skala Dekubitus


iv. Pengkajian Tingkat Keparahan Stroke (NHSS/ National Institute

Health Stroke Scale)

No. Rekam Medik : 801665 Tanggal Pengkajian : 22 November 2019

Nama Pasien : Ny. O Ruangan : Anyelir ruang F5

No. Parameter yang Dinilai Skala Skor


1a 0 = sadar penuh 0
1 = somnolen
Tingkat kesadaran
2 = stupor
3 = koma
1b Menjawab pertanyaan. Tanyakan 2
bulan dan usia pasien. Yang dinilai 0 = benar semua (2)
jawaban yang pertama, pemeriksa 1 = 1 benar/ETT/disatria
tidak diperkenankan membantu 2 = salah
pasien dengan verbal atau non semua/stupor/apasia/koma
verbal.
1c 0 = mampu melakukan 2 0
Mengikuti perintah. Berikan 2
perintah
perintah sederhana, membuka dan
1 = mampu melakukan 1
menutup mata menggenggam
perintah
tangan dan melepaskannya atau 2
2 = tidak mampu melakukan
perintah lain
perintah
2 0 = normal 0
1 = tidak normal pada 1 mata
Gaze: Gerakan mata konyugat
2 = deviasi konyugat
horizontal
kuat/paresis konyungat total
pada 2 mata
3 0 = tidak ada gangguan 0
Visual : Lapang pandang pada tes 1 = kuandranopia
konfrontasi 2 = hemianopia total
3 = heminopia bilateral kortikal
4 0 = normal 1
Paresis wajah. Anjurkan pasien
1 = paresis ringan
menyeringai, angkat alis dan
2 = paresis parsial
menutup mata
3 = paresis total
5 0 = mampu mengangkat tangan 0
minimal 10 detik
Motorik lengan. Anjurkan pasien
1 = lengah jatuh sebelum 10
mengangkat lengan hingga 450 bila
detik
tidur berbaring atau 900 bila posisi
2 = tidak mampu mengangkat
duduk. Bila pasien afasia berikan
3 = tangan secara 900 atau 450
perintah menggunakan pantomime
tidak mampu mengangkat
dan peragaan
4 = hanya mampu bergeser
tidak ada gerakan
6 0 = mampu mengangkat 0
Motorik tungkai. Anjurkan pasien
tungkai 300 minimal 5 detik
tidur telentang dan mengangkat
1 = tungkai jatuh pada akhir
tungkai 300
detik ke-5 secara perlahan
2 = tungkai jatuh sebelum 5
detik tetapi ada usaha
melawan gravitasi
3 = tidak mampu melawan
gravitasi
4 = tidak ada gerakan
7 0 = tidak ada ataksia 1
Ataksia anggota badan 1 = ataksia pada 1 ekstremitas
menggunakan tes tunjuk jari hidung 2 = ataksia pada 2 atau lebih
ekstremitas
8 0 = normal 1
Sensorik. Lakukan tes dengan 1 = gangguan sensori ringan
seluruh tubuh tungkai lengan, badan hingga sedang. Ada
dan wajah. gangguan sensori terhadap
Pasien afasia diberi nilai 1 nyeri tetapi masih merasa
Pasien stupor atau koma diberi nilai saat disentuh
2 2 = gangguan sensori berat
atau total
9 0 = tidak ada afasia 3
1 = afasia ringan-sedang
Bahasa terbaik 2 = afasia berat
3 = tidak dapat bicara/afasia
global/koma
10 0 = artikulasi normal 2
Disatria 1 = disatria ringan-sedang
2 = disatria berat
11 0 = tidak ada 2
1 = tidak ada atensi pada salah
satu modalitas berikut:
Neglect/tidak ada atensi
visual, tactile, auditory,
spatial, dan personal
inaltention
2 = tidak ada atensi pada lebih
dari satu modalitas

v. Pengkajian Pasien Resiko jatuh pada Dewasa


No. Rekam Medik : 801665 Tanggal Pengkajian : 22 November 2019
Nama Pasien : Ny. O Ruangan : Anyelir ruang F5
No Parameter yang dinilai Skala Skor
Riwayat jatuh, yang baru ata 25
Tidak = 0
1 dalam kurun waktu 3 bulan
Ya = 25
terakhir
Tidak = 0 0
2 Diagnosa Media Sekunder > 1
Ya = 15
Alat bantu jalan: 20
0
- Bed rest/ dibantu perawat
3 15
- Penopang, tongkat/ walker
30
- Furniture
Tidak = 0 0
4 Memakai terapi heparin lock/ IV
Ya = 20
Cara berjalan/ berpinfah 0
0
- Normal/ bed rest/ imobilisasi
5 10
- Lemah
20
- Terganggu
Status Mental: 0
0
6 - Orientasi sesuai kemampuan
15
- Lupa keterbatasan diri
SKOR TOTAL 45

4. Pemeriksaan Diagnostik

Hasil pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

*Lemak Darah
Asam Urat 6

Kolesterol total 185 2200 – 239 mg/dL Rendah

Kolesterol HDL 58 40- 60 mg/dL Normal

Kolesterol LDL 143 100 – 129 mg/Dl Tinggi

Trigliserida 107 150 – 200 mg/dL Rendah

*Laboratorium

Na 140 136 – 145 mmol/l Normal

K 3,2 3,5 – 5,0 mmol/l Rendah

Ca 7,90 7,6 – 11,0 mg/dl Normal

*Lab Cito

Hematologi Rutin

Hb 13,7 13 – 16 gr/dl Normal

Leukosit 9,800 3500 – 10.000/ml Normal

Trombosit 216.000 150.000 – 350.000 Normal

Hematokrit 39,5 35,0 -50 gr/dl Normal

GDS 87 80 - 200 Normal

Kreatinin 0,89 0,7 – 1.5 mg/dl Normal

*CT Scan
· Infark kecil lama multiple di daerah pons, ganglia basalis literal substasia alba
ventricular lateralis bilateral
· Tidak tampak perdarahan intrakranial
5. Terapi
1. Sucralfat (3x1)
Sukralfat adalah obat untuk mengobati dan mencegah tukak lambung
serta ulkus duodenum. Efek samping yang dapat timbul setelah
mengonsumsi sukralfat adalah konstipasi, sakit kepala, vertigo, pusing,
diare, insomnia, perut kembung, muntah dan muntah.
2. Braxidin (2x1)
3. Lisitiopril (10 mg)
4. Amlodipin (10 mg)
Amlodipine adalah obat untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah
tinggi. Obat ini juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi serangan
angina pectoris atau angin duduk. efek samping lain yang mungkin terjadi
adalah merasa lelah atau pusing, jantung berdegup kencang, merasa mual
dan tidak nyaman di bagian perut, pergelangan kaki membengkak.
5. Citicolin (2x1000mg) IV line
6. Aspirin (3x1)
7. Callos (3x1)
8. Lanzoprazole (1x1) 30 mg
Sukralfat adalah obat untuk mengobati dan mencegah tukak lambung
serta ulkus duodenum. Efek samping yang dapat timbul setelah
mengonsumsi sukralfat adalah konstipasi, sakit kepala, vertigo, pusing,
diare, insomnia, perut kembung, muntah dan muntah
6. Analisis Data (Data Etiologi, Masalah
No. Data Fokus Etiologi Masalah

1. DS: Hipertensi Gangguan


- Klien mengatakan awitan pasien ↓ Komunikasi
dibawa ke rumah sakit ketika Osmolaritas darah Verbal
klien sedang duduk tiba-tiba ↓
tidak bisa bicara dan tidak jelas Pembuluh darah
serebral pecah
- Klien mengatakan 2 hari ↓
sebelum masuk rumah mengeluh Penempelan pal di
pusing. pembuluh darah
- Klien mengatakan tiba – tiba rero ↓
dan dimalam harinya tidak dapat Thrombus
berbicara ↓
- Keluarga klien mengatakan Terjadi sumbatan di
bahwa klien memiliki riwayat otak
hipertensi ↓
- Keluarga klien mengatakan Infark di arteri
bahwa klien memiliki riwayat vetebrata basilaris
jatuh dan kebiasaan merokok ↓
setelah makan, khususnya Kerusakan N. VII dan
setelah makan petai dan jengkol. N.IX

DO: Ketidakmampuan
- Ketika dikaji mengenai sesuatu berbicara
pasien sulit berbicara ↓
mengucapkan kata tidak jelas Kerusakan articular
dan kurang memahami tidak dapat bicara
pembicaraan . ↓
- Hasil pemeriksaan CT-Scan Kerusaka komunikasi
terjadi infark kecil lama multiple verbal sensori
di daerah pons, ganglia basalis
bilateral apabila terganggu dapat
menyebabkan kesulitan bicara
dan gerak) dan di substanta
ganglia lateralis bilateral
- Kesadaran (GCS): Compos
Mentis dengan afasia, E4M6VAf
- Ketika dikaji klien kurang
paham dengan pembicaraan.
- Disorientasi orang, tempat, dan
waktu
- Kesulitan mengekspresikan
pikiran secara verbal
- Skrining disfagia positif
- Skor NIHSS : 5 (deficit
neurologist ringan)
- Nervus IX : Dapat menggerakan
lidah dengan lemah dan terdapat
refleks menelan yang juga
lemah.
- Nervus XII : Lidah dapat
bergerak tetapi pergerakannya
terbatas dan lemah
- Nervus X : Reflex menelan
lemah.
2. DS : Hipertensi Gangguan
- Keluarga klien mengatakan ↓ Mobilitas
bahwa klien tidak dapat Osmolaritas darah Fisik
meggerakkan badan bagian kiri ↓
DO : Pembuluh darah
- Klien terpasang NGT serebral pecah
- Pasien mengalami afasia ↓
- Aktivitas dibantu Penempelan pal di
- Skor NIHSS : 5 (deficit pembuluh darah
neurologist ringan) ↓
- Kekuatan otot Thrombus
5 1 ↓
5 2 Terjadi sumbatan di
- Ada refleks pada saat otak
pemeriksaan babinski pada ↓
bagian kaki kiri dan kanan. (+)
Tetapi pada saat pemeriksaan Infark di arteri
homan’s sign kaki kiri (+) dan vetebrata basilaris dan
kaki kanan (-) arteri cerebri media

Gangguan fungsi
N.XI (aksesori)

Menurunkan fungsi
motorik dan muskulo

Kelemahan pada
anggota gerak

Hemiplegi badan
bagian kiri

Hambatan mobilitas
fisik

7. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Perfusi cerebral berhubungan dengan infark kecil lama multiple di
daerah pons, ganglia basalis bilateral apabila terganggu dapat menyebabkan
kesulitan bicara dan gerak dan di substanta ganglia lateralis bilateral ditandai
dengan TD 185/110.
2. Gangguan komunikasi verbal B.D ketidakmampuan berbicara dan
kesulitan memahami pola komunikasi yang biasa D.D klien mengucapkan
kata tidak jelas dan kurang memahami pembicaraan, hasil GCS compos
mentis dengan afasia; E4M6VAF, Skor NIHSS; 5 (deficit neurologist ringan),
Hasil CT-Scan terjadi infark kecil lama multiple di daerah pons, ganglia
basalis bilateral, dan substanta ganglia lateralis bilateral, hasil pemeriksaan
saraf kranial terdapat gangguan di nervus IX, X, XII.
1. Gangguan mobilitas fisik B.D kelemahan pada anggota gerak kiri, keterbatasan
rentang, dan kesulitan mengubah posisi D.D Keluarga klien mengatakan
bahwa klien tidak dapat meggerakkan badan bagian kiri, Aktivitas dibantu,
Skor NIHSS : 5 (deficit neurologist ringan), kekuatan otot dan pemeriksaan
5 1
homan’s sign kaki kiri (+) dan kaki kanan (-).
5 2
2. Defisit Perawatan diri berhubungan dengan kelemahan eksremitas ditandai
denganrambut yang kotor dan berminyak, kuku yang panjang
3. Resiko tinggi jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai
dengan kekuatan otot 5,1,5,2

8. Rencana Tindakan Keperawatan


Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Anyelir

No. Medrek : 801655 Nama Mahasiswa : Ai Indah, Mega,


Lintang, Indah Widya, Ajeng
Ratna, Indah Enriani

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Gangguan Proses komunikasi 1. Ketika 1. Melatih klien
komunikasi klien dapat berfungsi berkomunikasi untuk
verbal secara optimal dengan klien berkomunikasi
setelah diberikan bicara dengan secara bertahap
asuhan keperawatan lambat dan
selama 1x24 jam, berikan waktu
dengan kriteria hasil : untuk merespons.
1. Klien dapat 2. Dengarkan 2. Agar pasien
memperlihatkan dengan penuh merasa
tanda mengerti perhatian dan diperhatikan dan
ketika berdiri didepan pasien mau
berkomunikasi pasien ketika melakukannya
2. Kebutuhan klien berbicara
bisa di mengerti 3. Setiap pertemuan 3. Agar pasien
dan dipenuhi latih satu kalimat terbiasa untuk
3. Klien mampu simpel untuk melatih nervus
berkomunikasi diucapkan IX dan XII
efketif 4. Gunakan 4. Agar pasien
komunikasi mengerti apa
nonverbal untuk yang diucapkan
memperkuat kata- klien
kata
5. Anjurkan 5. Agar pasien
keluarga untuk terdorong untuk
tetap melakukan
berkomunikasi komunikasi
dengan klien
6. Latih klien untuk 6. Untuk
mengulangi kata- membantu
kata, mulai dari pasien
dengan kata-kata berkomunikasi
sederhana dan dengan
kemudian menggunakan
meningkat ke arah kata dan kalimat
kalimat yang sederhana
sederhana
7. Anjurkan ekspresi
diri dengan cara 7. Untuk melatih
lain dalam klien untuk
menyampaikan menggerakan
informasi (bhasa anggota
isyarat) tubuhnya
8. Berikan klien
latihan menebak 8. Untuk
gambar bertulis merangsang
atau benda, tanya klien berfikir
pada pasien apa kemudian
yang dalam menyampaikan
gambar, sebutkan apa yang
dan minta klien diketahui pasien
untuk mengulangi
kata tersebut
9. Berikan pujian
positive ketika 9. Agar pasien
melatih merasa senang
komunikasi dan memotivasi
dengan klien klien untuk terus
10. Kolaborasi berusaha untuk
dengan fisioterapi berkomunikasi
untuk terapi
wicara
Gangguan setelah diberikan 1. Kaji tingakat . otot quadriseps
mobilitas asuhan keperawatan kekuatan otot merupak oto
fisik selama 1x24 jam, klien yang paling
dengan kriteria hasil : 2. Kaji rentang penting dalam
1. tidak terjadi gerak pasien memberikan
kontraktur 3. Ambulansi pasien sendi lutut
sendi 2 jam sekali stabilitas dalam
2. bertambahny 4. Ajarkan pasien berjalan
a kekuatan untuk
otot menggerakkan Melatih
3. klien anggota badan ekstremitas yang
menunjukan yang lemah tidak
tindakan dengan terpengaruh
untuk menggunakan membatu
meningkatka tangan yang mempertahanka
n mobilitas normal untuk n atau
mengangkat dan meningkatkan
menggerakan kekuatan otot
anggota badan
yang lemah fleksikan
5. Ajarkan untuk panggul dengan
meregang dan sudut yang
memijat jari-jari tajam agar tidak
tangan yang terjadi
terpengaruh kontraktur sendi
beberapa kali
dalam sehari
6. Latihan ROM
pasif 2x sehari
7. Melakukan aktif
ROM pada bagian
ekstremitas yang
tidak terpengaruh
beberapa kali
dalam sehari
8. Pada saat klien
berbaring pada
satu sisi, jagan
fleksikan panggul
dengan sudut
yang tajam.
9. Latihan
quadriseps :
kontraksikan otot
quadriseps pada
bagian anterior
dari paha ketika
mengangkat tumit
dan coba untuk
menekankan
gulungan handuk
yang ditempatkan
di fosa popliteal
ke arah melawan
matras. Pada saat
mempertahankan
kontraksi otot
hitung sampai
lima. Kemudian
relaks dan hitung
sampai lima.
10. Miror terapi

Anda mungkin juga menyukai