Disusun Oleh:
DICKY PRATAMA
151610383021
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan guna
memenuhi tugas Praktek Lapangan Kerja Program Studi Diploma IV Teknologi Radiologi
Pencitraan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
NIM : 151610383021
Tempat Pelaksanaan : Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Koesma, Tuban
Judul Laporan Kasus: “Teknik Pemeriksaan CT-Scan Kepala Kontras dengan Klinis
Meningioma di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Koesma Tuban”
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan berkah yang dilimpahkan-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan studi kasus “Teknik Pemeriksaan CT-
Scan Kepala Kontras dengan Klinis Meningioma di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah dr. R. Koesma Tuban”
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Semester VI Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga Surabaya
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini tidak akan berhasil tanpa segenap bantuan,
saran, dan bimbingan dari berbagai pihak yang berpengaruh di sekitar penyusun. Untuk itu,
penyusun juga mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada:
1. Orang tua penyusun
2. Lailatul Muqmiroh, dr. Sp. Rad(K) selaku Ketua Prodi D-IV Teknologi Radiologi
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
3. Ratna Yuli Yeti ,Amd. Rad. selaku Kepala Ruang di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah dr. R. Koesma Tuban
4. Mohammad Sugiantoko ,Amd. Rad. selaku Klinis Praktek Kerja Lapangan Rumah Sakit
Umum Daerah dr. R. Koesma Tuban
5. Seluruh Radiografer dan Staf Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Koesma Tuban
6. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Laporan Kasus ini
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan studi
kasus ini. Oleh karena itu, penyusun sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun
dari pembaca, guna memperbaiki penulisan laporan kasus selanjutnya. Penyusun juga berharap
dengan penyusunan laporan kasus ini bisa bermanfaat bagi penyusun maupun para pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
4.2. Saran.............................................................................................. 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.5. Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan laporan kasus ini yakni diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya mengenai patologi yang dapat terjadi pada kepala yang merupakan bagian
tubuh sangat vital yang rentan terhadap berbagai penyakit dan juga sangat rentan terjadi
trauma serta tata laksana pemeriksaan CT-Scan Kepala.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Anatomi
2.1.1 Anatomi Otak
a. Otak besar (serebrum) Otak besar merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak
manusia. Otak besar mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental,
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensia), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar terdiri atas Lobus Oksipitalis sebagai pusat penglihatan,
Lobus temporalis yang berfungsi sebagai pusat pendengaran, dan Lobus frontalis
yang berfungsi sebagai pusat kepribadian dan pusat komunikasi.
b. Otak tengah (mesensefalon) Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol. Otak tengah berfungsi penting pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi
atau kedudukan tubuh.
4
c. Otak depan (diensefalon) Otak depan terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang
berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor kecuali bau, dan hipothalamus yag
berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrien, penjagaan agar tetap bangun,
dan penumbuhan sikap agresif.
d. Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan
tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi mengkoordinasikan gerakan yang
halus dan luwes.
e. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol merupakan serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan. Berperan menghantarkan impuls
otot tubuh bagian kanan-kiri. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
f. Medula oblongata memiliki fungsi menghubungkan antara otak dengan sumsum
tulang belakang. Batas antara medulla oblongata dengan sumsum tulang belakang
tidaklah jelas, sehingga medulla oblongata sering disebut juga dengan sumsum
lanjutan. Medulla oblongata memiliki peran dalam mengatur pernafasan,denyut
jantung,pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk
g. Meninges atau selaput menengia
Meninges adalah jaringan yang memisahkan otak dengan tulang tengkorak dan
membentuk sistem saraf pusat. Meninges terdiri dari beberapa bagian yaitu
duramater, arachnoid, dan piamater. Selain itu, pada meninges terdapat juga cairan
serebrospinal, jaringan saraf, dan pembuluh darah. Duramater adalah lapisan terluar,
arachnoid terletak di tengah, dan piamater terdapat di dalam. Penyakit infeksi yang
menyerang meninges disebut meningitis. Kata meninges berasal dari bahasa Yunani
Kuno μῆνιγξ (mēninx) yang berarti “membran”. Fungsi utama meninges adalah
untuk melindungi sistem saraf pusat.
5
Gambar 1.2 Anatomi Otak (Netter, Frank H. 2011)
2.2. Meningioma
2.2.1 Pengertian Meningioma
Istilah meningioma pertama kali dipopulerkan oleh Harvey Cushing pada tahun
1922. Meningioma merupakan tumor jinak ekstra-aksial atau tumor yang terjadi di luar
jaringan parenkim otak yaitu berasal dari meninges otak. Meningioma tumbuh dari sel-sel
arachnoid cap dengan pertumbuhan yang lambat (Al-Hadidy, 2007).
Pola pertumbuhan meningioma terbagi dalam bentuk massa (en masse) dan
pertumbuhan memanjang seperti karpet (en plaque). Bentuk en masse adalah meningioma
globular klasik sedangkan bentuk en plaque adalah tumor dengan adanya abnormalitas
tulang dan perlekatan dura yang luas (Talacchi, 2011). Pembagian meningioma secara
histopatologi berdasarkan WHO 2007 terdiri dari 3 grading dengan resiko rekuren yang
meningkat seiring dengan pertambahan grading (Fischer & Bronkikel, 2012).
7
yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menemukan bahwa terjadi
peningkatan insiden meningioma yang signifikan (Calvocoressi & Claus, 2010).
Cedera Kepala
Cedera kepala merupakan salah satu resiko terjadinya meningioma, meskipun
hasil peneltian-penelitian tidak konsisten. Penelitian kohort pada penderita cedera kepala
dan fraktur tulang kepala menunjukkan adanya hubungan dengan terjadinya meningioma
secara signifikan. Resiko meningioma berdasarkan banyaknya kejadian cedera kepala dan
bukan dari tingkat keparahannya (Wiemels, 2010; Phillips, 2002).
Genetik
Umumnya meningioma merupakan tumor sporadik yaitu tumor yang timbul
pada pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan penderita tumor otak jenis
apapun. Sindroma genetik turunan yang memicu perkembangan meningioma hanya
beberapa dan jarang. Meningioma sering dijumpai pada penderita dengan
Neurofibromatosis type 2 (NF2), yaitu Kelainan gen autosomal dominan yang jarang dan
disebabkan oleh mutasi germline pada kromosom 22q12 (insiden di US: 1 per 30.000-
40.000 jiwa). Selain itu, pada meningioma sporadik dijumpai hilangnya kromosom, seperti
1p, 6q, 10, 14q dan 18q atau tambahan kromosom seperti 1q, 9q, 12q, 15q, 17q dan 20q
(Evans, 2005; Smith, 2011).
Hormon
Predominan meningioma pada wanita dibandingkan dengan laki-laki memberi
dugaan adanya pengaruh ekspresi hormon seks. Terdapat laporan adanya pengaruh ukuran
tumor dengan kehamilan, siklus menstruasi, dan menopause. Penelitian-penelitian pada
paparan hormon endogen memperlihatkan bahwa resiko meningioma berhubungan dengan
status menopause, paritas, dan usia pertama saat menstruasi, tetapi masih menjadi
kontroversi (Wiemels, 2010; Barnholtz-Sloan, 2007; Taghipour, 2007).
8
scan kepala. Gambaran khas pada CT-scan kepala adalah adanya dural tail yaitu duramater
yang melekat pada tulang (Osborn, 2004; Mary, 2013).
9
Meningioma
Dan Lainnya
Kontra Indikasi
Pasien Hamil
Alergi Obat (pada pmx dengan IVCM)
Renal Failure
11
Kepala Kontras
12
Kriteria radiograf
Gambaran Axial, Sagital, dan Coronal tervisualisasi baik
Terlihat Gambaran Rongga Sinus dengan baik
Gambaran Ventrikel
Gambaran dari pembuluh darah
Menampakan kelainan yang dicurigai
13
BAB III
PEMBAHASAN
15
Kepala hiperfleksi dan diletakkan pada head holder. Agar gambaran simetris
kepala diposisikan sehingga mid sagital plane sejajar dengan lampu indikator
longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal.
Lengan pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh.
Gantry disudutkan paralel dengan supra orbita meatal baseline sebelum
pemeriksaan dilakukan.
Prosedur pelaksanaan.
Sebelum melakukan Scanning Kepala Non-Kontras pasien terlebih
dahulu dipasang Venvlon pada vena cubitii untuk membuat IV Line, bila memang
pasien tidak koperatif maka diberikan obat penenang dan juga diberikan obat anti
alergi yaitu dexamethason. Sebelumnya dipersiapkan kontras sesuai dengan berat
badan pasien, kontras yang digunakan adalah jenis non-ionik (iodine) dengan
merk iopamiro 370 lalu dimasukan kedalam spuit 50cc. Setelah pasien sudah
diposisikan maka dilakukan scan untuk membuat gambaran CT-Scan Kepala
Non-Kontras terlebih dahulu, sesuai protocol yang sudah diatur. Jika dirasa hasil
CT-Scan Kepala Non-Kontras sudah baik maka dilanjutkan untuk penginjeksian
kontras, penginjeksian kontras dilakukan melalui venvlon yang sudah dibuat,
setelah kontras masuk seluruhnya petugas bergegas kembali ke meja console
untuk melakukan scan kepala dengan kontras. Setelah scan berakhir petugas lalu
merecon hasil scanning, lalu dibuatlah potongan-potongan sesuai prosedur dan
kelainan
16
Kepala Non Kontras
Kepala Kontras
17
3.3.5 Kriteria radiograf
Gambaran Axial, Sagital, dan Coronal tervisualisasi baik
Terlihat Gambaran Rongga Sinus dengan baik
Gambaran Ventrikel
Gambaran dari pembuluh darah
Menampakan kelainan yang dicurigai
18
x 0,43 x 0,66 cm di sinus maksilaris kiri. Orbita, mastoid dan sinus paranasalis kanan kiri
di luar lesi tampak normal
Kesimpulan : Enhancing solid extraaxial lesion di lobus fronto-parietal kiri curiga
suatu enplaque meningioma. Bone exostosis ukuran di os frontal kanan curiga suatu
osteoma dd meningioma. Retention cyst dd polip di sinus maksilaris kiri
20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Teknik pemeriksaan CT-Scan Kepala Kontras sangat tepat untuk mengevaluasi
kelainan di kepala, terutama pada klinis Meningioma. Penggunaan media kontras sangat
membantu proses analisa struktur dari pembuluh darah pada otak, sehingga mempermudah
dokter dalam melakukan diagnose.
Dengan menggunakan pemeriksaan Ct-Scan ini dapat dihasilkan informasi
penegakkan diagnosa bahwa terdapat Meningioma atau tumor pada selaput meninges yang
ditunjukan dengan adanya sebuah massa pada daerah tulang kepala bagian atas sesuai
gejala pusing yang timbul pada pasien, dan dapat dilakukan pemeriksaan selanjutnya untuk
mengangkat ataupun membuat tumor tersebut hilang dan pasien dapat beraktivitas normal
kembali
Pada pemeriksaan ini pasien diharuskan untuk diam dan tidak boleh sama sekali
melakukan pergerakan utamanya pada derah kepala, hal ini dikarenakan akan
mempengaruhi citra gambar yang akan dihasilkan.
4.2. Saran
Pemeriksaan CT-Scan Kepala dengan Kontras sebaiknya dilakukan dengan
kondisi pasien yang benar-benar siap, dengan catatan pasien koperatif ataupun sudah
dilakukan anastesi. Karena pemeriksaan ini menggunakan factor eksposi yang cukup tinggi
dan ditambah dengan media kontras, sehingga pemeriksaan ini diharapkan bisa langsung
selesai tanpa ada pengulangan. Faktor eskposi juga selalu diperhatikan saat penentuan FoV
untuk meminimalisi lama pemeriksaan dan jumlah radiasi agar pasien memperoleh dosis
radiasi yang sesuai dan menghindarkan dari dampak negatif paparan sinar radiasi untuk
memperoleh citra gambar yang dapat dievaluasi dengan baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Patrick McCaffrey.2014. The Neuroscience on the Web Series: CMSD 620 Neuroanatomy of
Speech, Swallowing and Language. CSU. Chico
Netter, F. H., 2011. Atlas Of Human Anatomy. Sixth ed, USA : Elsevier inc.Team
Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC.
Ballinger, Philip W. & Eugene D. Frank: Merrill's Atlas of Radiographic Positions and
Radiologic Procedures, 12th Edition. St. Louis 2013, Mosby,
Whitley, A. S. et al., 2005. Clark's Positioning In Radiography. 12th ed. USA : Hodder
Headline Group.
22