MUSKULUSKELETAL
oleh
NIM.151610383006
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
ULTRASOUND MUSKULUSKELETAL
Oleh:
151610383006
Dr. Rosy Setiawati. dr., Sp Rad ( K) Berliana Devianti Putri S.KM., M.Kes
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini
yang berjudul “Aplikasi Penggunaan Gel Pad Sebagai Media Penghantar Ultrasoud
gelar Sarjana Terapan Kesehatan (S.Tr Kes) Program Studi D-IV Teknologi
Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis mendapat banyak petunjuk dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan penulis mengucapkan
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
2. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan doa dan ketiga kakak saya
Lutvi eka sisparwanto, Listya Oktaviani, dan Lucyana retno sisparwati, kasih
sayang dan juga cinta kepada penulis serta semangat dan motivasi yang tak
henti- hentinya.
penulis. Terima kasih atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menjadi
mahasiswa.
skripsi ini.
Karina Sandra Arifin, Isqi Aziyah, Tifan Nata Andeizi, Nur Salsabila
7. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran guna untuk membuat skripsi ini
menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi pembaca khususnya orang-orang
Surabaya,
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................... ii
KATA PENGANTA R .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI……… ……………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..…. vii
DAFTAR LAMPIRAN……………...…………………………………………………...Viii
BAB I...................................................................................................................................... 9
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 9
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 9
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 11
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................................. 11
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 11
1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................................................... 11
1.4.2 Manfaat Praktisi........................................................................................................... 11
1.5 Batasan Penelitian .......................................................................................................... 11
BAB II .................................................................................................................................. 13
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 13
2.1 Anatomi Shoulder ........................................................................................................... 13
2.2 Ultrasound ...................................................................................................................... 14
2.2.1 Prinsip Kerja Ultrasound ............................................................................................ 15
2.3 Teknik Pemeriksaan Ultrasound Shoulder ...................................................................... 16
2.3.1 Prosedur pemeriksaan ultrasound shoulder ............................................................... 16
2.4 Media Penghantar pada Ultrasound ............................................................................... 17
2.4.1 Komponen Pembentuk Gel Pad................................................................................... 18
2.4.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................ 18
2.4.3 Proses Pembentukkan Gel Pad .................................................................................... 19
2.5 Pengertian Citra .............................................................................................................. 21
2.6 Pengolahan citra ............................................................................................................. 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 The Muscle of ultrasound ………………………………………………… 14
Gambar 2.2 Diapgram gelombang Suara………………………………………………... 15
Gambar 2.3 Teknik Scanning ultrasound………………………………………………...17
Gambar 2.4 Bahan Penelitian ……………………………………………………………17
Gambar 2.5 Tabel Proses Pembentukkan Gel Pad ………………………………………19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian…………….…………………………………………… 34
Lampiran 2 Lembar Kesediaan Volunteer…………………………………………………36
Lampiran 3 Information for consent ...……………………………………….……………37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
alat penggerak pada rotator cuff (Lee 2000). Dari keempat tendon pada shoulder
tendon supraspinatus merupakan tendon yang paling sering terjadi kelainan pada
shoulder (Lee 2000). Rotator cuff pada shoulder merupakan organ yang sangat sulit
rotator cuff yang melengkung (Rasmussen 2000). Ketika ultrasound digunakan pada
area scaning tulang yang tidak rata maka diperlukan alternatife coupling agent untuk
memperluas area scanning untuk struktur organ yang tidak rata (Tsui and Tsui 2012).
Gel pad diperkenalkan sebagai alternative untuk mengurangi keterbatasan pada organ
yang tidak rata, flexible, dan mudah tersedia (Woo et al. 2017).
Gel wax berbahan dasar dari minyak dan mineral yang sudah di gunakan untuk
guide biopsy yang di pandu menggunakan modalitas ultrasound, gel wax digunakan
untuk bahan dasar Tissue Mimicking Material Phantom (TMM) untuk berbagai
(Maneas et al. 2018). Jika bahan untuk gel pad terlalu cair maka hasil citra yang
didapatkan akan tampak hyperechoic (Woo et al. 2017). Gel wax dapat memenuhi
diantaranya resolusi yang dimiliki ultrasound sangat tinggi untuk mengevaluasi area
Jenkin Tsuki et al pada tahun 2011 di Canada dengan hasil penelitian yang
mengatakan bahwa penggunakan media penghantar gel pad dapat digunakan sebagai
yang berkualitas tinggi dan dapat memperluas wilayah scanning untuk mengevaluasi
Seo Ki Kim et al pada tahun 2017 di korea mengatakan bahwa metode signifikan gel
lanjut dan mengangkatnya dalam bentuk penelitian dengan subjek mahasiswa yang
Muskuluskeletal”
Apakah ada perbedaan kualitas citra antara menggunakan gel pad dan gel
Untuk menganalisis kualitas citra pada penggunaan gel pad sebagai media
1) Untuk menganalisis perbedaan hasil citra pada gel pad dan gel standart
2) Untuk menganalisis kualitas citra pada gel standart dan gel pad sebagai
muskuluskeletal.
Dikarenakan adanya keterbatasan waktu, dana, dan agar penelitian ini dilakukan
dengan benar, maka batasan pada penelitian ini merupakan gel yang digunakan
modifikasi dari gel wax . Oleh karena itu penulis memberi batasan, yang mana
peneliti hanya akan melakukan pembuatan gel dengan berbahan dasar dari gel
wax dan membentuk berdasarkan ukuran yang sudah ditentukan yaitu 9x2cm .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sendi bahu merupakan sendi yang memilki rentang gerak paling sering pada
tubuh manusia. Otot-otot pada bahu berfungsi secara dinamis dalam melakukan
internal, dan rotasi eksternal. Otot utama yang berperan penting dalam rotatof
• Subscapularis
• Supraspinatus
• Teres minor
• Infraspinatus
Supraspinatus berasal dari fossa supraspinatus dan tulang belakang scapula yang
berdekatan, dan meluas 50o ke bidang coronal. Fungsi otot supraspinatus ialah
belikat. Fungsi dari otot infrasprinatus ialah untuk memutar humerus secara
eksternal.
Teres minor merupakan tendon yang lebih kecil, memanjang yang berada didekat
tendon infraspinatus. Fungsi dari teres minor yaitu digunakan untuk memutar
Caire 2018).
gelombang , laju amplitude , dan intensitas (Dowsett, Kenny, and Johnston 2006)
pergerakan organ secara real time pada saat transduser di letakkan pada organ
gelombang mekanik yang keluar dari transduser. Peran dari transduser sebagai
transduesr akan menhasilkan gambar pada layar komputer. Pada gambar 2.2
(BUSHBERG 2003).
1. A-mode: merupakan mode yang digunakan dalam pemeriksaan rutin, mode ini
tidak sering digunakan tetapi informasi yang didapat pada mode ini dibangun
3. M-mode: merupakan cara lain untuk menampilkan gerak organ, mode ini
Johnston 2006)
a. posisi pasien
dan long axis pada tendon supraspinatus posisi pasien duduk dengan posisi tangan
rotasi interal dan memegang pinggang, untuk scanning long axis transduser di
tempatkan diatas greater tuberosity, untuk scanning short axis posisi probe diputar
kulit pasien yang dapat meminimalkan udara diantara transduser dan kulit agar
yang dapat digunakan sebagai media penghantar ultrasound yaitu gel, air dan
pad).
Menurut Efthymios Maneas et al komponen gel wax yakni : air dan minyak
1). Air
Air biasa merupakan agent coupling yang standrat, karena jika air digunakan
sebagai media penghantar maka cenderung lari dan cepat sekali menguap .
air biasa digunakan jika tidak ada alternative lain untuk digunakan sebagai
2). Minyak
minyak saja yang digunakan sebagai media penghantar lama kelamaan dapat
Untuk melakukan proses pembentukkan Gel pad dengan bahan dasar Dari Gel
KOMPOR PANCI
PENGGARIS
Berikut merupakan proes pembentukkan Gel pad yang berbahan dasar dari gel
wax :
GAMBAR KETERANGAN
Citra merupakan istilah lain dari suatu gambar, yang memiliki informasi
berbentuk data visual. Suatu citra diperoleh dari penangkapan kekuatan sinar
yang dipantulkan oleh objek. Ketika sumber cahaya menerangi objek, maka
oleh alat alat pengindera optic. misalnya, mata manusia, kamera, dan alat
cahaya. Ketika alat optic yang merekam pantulan cahaya itu merupakan mesin
digital. Pada citra digital kontinunitas intensitas cahaya direkonstruksi sesuai alat
perekam.
Citra digital merupakan hasil dari sebuah citra dua dimensi sebagai kumpulan
nilai digital yang di sebut elemen gambar atau piksel. Piksel adalah elemen
terkecil yang menyusun suatu citra dan memilki nilai yang mewakili kecerahan
dari warna pada suatu titik tertentu. Umumnya citra digital berbentuk yang
memilki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam
banyaknya piksel sehingga ukuran citra selalu berniali bulat. Nilai data digital
mempresentasikan warna dari citra yang di olah. Format citra digital yang banyak
di pakai adalah citra biner (monokrom), citra skala keabuan (gray scale), citra
warna (true color), dan citra warna berindeks. (Tim Dosen 2004).
gambaran dari organ dalam tubuh dan otot, dengan menggunakan ultrasound
organ yang diperiksan dapat diukur , dapat melihat struktur dari organ.
pada pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan organ apa yang ingin di periksa.
sedangkan pada ilmu fisika istilah “suara ultra” termasuk ke seluruh energi
akustik dengan frekuensi ( 20.000 MHz ) melibatkan ratusan kali frekuensi yang
lebih tinggi.
sangat luas pada bidang medis. Pelaksaan prosedur diagnosis atau terapi dapat
citra dua dimensi dengan komputer. Pengolahan citra memilki beberapa fungsi,
Berikut ini adalah definisi dasar yang dipergunakan dalam pengolahan citra :
1. Sampling
pada citra dari sebuah gambar tertentu. Pada proses sampling biasanya dicari
warna rata rata dari suatu gambar yang kemudian dibulatkan. Proses sampling
metode statistika.
2. Kuantisasi
Dalam proses sampling, warna rata rata yang didapat di relaksasi ke level
warna tertentu. Contohnya, apabila dalam citra dalam citra hanya terdapat 16
tingkatan warna abu abu, maka nilai rata rata yang didapatkan dari proses
warna rata rata dengan tingkatan warna tertentu di sebut dengan kuantisasi.
3. Noise
Noise adalah gambar atau piksel yan menggangu kualitas citra. Noise dapat
disebabkan oleh ganguan fisis (optic) pada alat akuisis maupun secara
disengaja akibat proses penholan yang tidak sesuai. Contohnya adalah bintik
hitam atau putih yang muncul secara acak yang tidak diinginkan di dalam
suatu citra. Bintik acak ini disebut dengan derau salt & pepper. Banyak metode
Tahap pertama pada proses pencitraan adalah data akuisisi. Tahap dari
suara yang menembus ke dalam objek yang tersebar (gema). Dari gelombang
kedalam jaringan.
2.7.2 Kontras
sekelilingnya pada suatu citra berupa perbedaan warna abu abu di antara dua
Noise pada gambar didefinisikan sebagai fitur gambar yang berasal dari sumber
selain objek gambar. Fitur yang dapat berasal dari sinyal elektronik yang masuk
dalam system melalui detector, kabel, sirkuit listrik, dan dapat juga berasal dari
peristiwa fisik yang dilakukan ketika proses rekonstruksi. Noise terbagi menjadi
tiga yaitu :
1. Impulse noise merupakan noise yang terbentuk sinyal impulse acak dan
terdistribusi secara acak pula pada suatu citra digital. Adanya sinyal impulse
ini menyebabkan diskontiniouitas pada suatu segmen citra, atau pada suatu
spatial window yang dievaluasi. Contoh impulse noise adalah salt and
pepper. Noise ini biasnya terlihat titik-titik hitam dan putih pada citra, dimana
bila titik noise putih, diumpamakan sebagai taburan garam (salt) dan bila
terdistribusi secara Gauss pada suatu citra digital. Contoh Additive noise
SNR (Signal To Noise Ratio) merupakan salah satu parameter yang digunakan
Citra yang telah diproses nantinya akan dibandingkan dengan citra asli untuk
memberi perkiraan kasar kualitas citranya. Semakin besar nilai SNR maka
kualitas citra yang dihasilkan semakin baik, begitu pun sebaliknya (Azhari
2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan pada penulis adalah penelitian Quasi experimental
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan februari 2020
3.3.1 Populasi
populasi yang jumlahnya tidak terlalu banyak” Populasi pada penlitian ini
A. Kriteria Inklusi :
B. Kriteria Ekslusi :
3.3.2 Sampel
Besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Federer, sebagai berikut :
(n-1)(t-1)>15
(n-1)(2-1)>15
n-1>15
n>16
Ket :
n : Jumlah sampel tiap kelompok.
t : Banyaknya kelompok.
sampel
1. USG GE LOGIC
• Jenis media penghantar yang digunakan gel pad dan gel standart.
• Nilai SNR yang didapatkan dari kedua gel yang digunakan untuk
pengambilan data.
radiologi.
sebagai berikut:
5. Dengan hasil data yang sudah di dapatkan, peneliti melakukan analisa data
untuk memeriksa data yang terkumpul. Selanjutnya data yang diperoleh akan
diolah menggunakan pengolahan data SPSS. Dimana nilai dari masing masing
Pada penelitian ini menggunakan 2 data yaitu data SNR dengan uji normalitas
saphiro wilk dan data kualitas citra menggunakan uji mannwidney yang
penelitian ini menggunakan teknik analisa data statistik, sebab pada penelitian
ini menggunakan responden dengan jumlah yang kecil. Pada penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Beggs, Ian. 2011. “Shoulder Ultrasound.” Seminars in Ultrasound, CT and MRI 32 (2): 101–
13.
BUSHBERG. 2003. “The Essential Physics of Medical Imaging, 2nd Edition.” Shock.
Dowsett, David, Patrick A Kenny, and R Eugene Johnston. 2006. “The Physics of Diagnostic
Imaging.” The Physics of Diagnostic Imaging..
Informatika, Jurnal Pelita, Tommy Andiro, Garuda Ginting, Gaussian Filter, Filter Gaussian,
and Peningkatan Kualitas Citra. 2019. “Dengan Menggunakan Metode Gaussian Filter”
18: 121–26.
Lee, D. 2000. Musculoskeletal Ultrasound. Seminars in Ultrasound, CT, and MR. Vol. 21.
Miniato, Mohammed A., and Michael J. Caire. 2018. “Anatomy, Shoulder and Upper Limb,
Shoulder.” StatPearls, no. December.
Riguzzi, Christine, Allison Binkowski, Mike Butterfield, Farhad Sani, Nathan Teismann, and
Jahan Fahimi. 2017. “A Randomised Experiment Comparing Low-Cost UltrasoundGel
Alternative with Commercial Gel.” Emergency Medicine Journal 34 (4): 227–30.
Tim Dosen. 2004. “Modul Perkuliahan Pengolahan Citra Pertemuan 1,” 166.
Tsui, Ban C.H., and Jenkin Tsui. 2012. “A Flexible Gel Pad as an Effective Medium for
Scanning Irregular Surface Anatomy.” Canadian Journal of Anesthesia 59 (2): 226–27.
Woo, Jung Woo, Seo Ki Kim, Inhye Park, Jun Ho Choe, Jung Han Kim, and Jee Soo Kim.
2017. “A Novel Gel Pad Laryngeal Ultrasoundfor Vocal Cord Evaluation.” Thyroid 27
(4): 553–57.
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
ULTRASOUND MUSKULUSKELETAL
A. Karakteristik Responden
Nama Responden:
Pekerjaan :
Lama Bekerja :
Jabatan :
B. Petunjuk Pengisian :
Hasil gambar mengguanakan Gel standart Hasil gambar menggunakan Gel pad
(a) (b)
Lampiran 2
LEMBAR KESEDIAAN VOLUNTEER
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Dengan ini, saya bersedia/tidak bersedia untuk menjadi volunteer pada penelitian yang
berjudul “Aplikasi Penggunaan Gel Pad Sebagai Media Penghantar Ultrasound
Muskuluskeletal ” yang akan dilakukan oleh Lelly Agustina Sisparwati mahasiswi
Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga.
Saya telah dijelaskan bahwa pemeriksaan USG dengan menggunakan gel pad yang hanya
dilakukan untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela menjadi volunteer dalam
penelitian ini.
Surabaya,
Peneliti, Volunteer,
Lampiran 3
1. Penelitian ini dilakukan oleh Lelly Agustina Sisparwati. Nomor telepon yang bisa
dihubungi 081230009497.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil citra yang didapat dari kedua gel
yang digunakan.
3. Manfaat penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai alternative jika pemeriksaan
4. Subjek yang ikut serta dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria yang telah
ditentukan.
tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila subjek setuju untuk terlibat
KESEDIAAN VOLUNTEER’.
c. Selanjutnya subjek hadir ke Ruang USG pada Unit Radiologi RSUD Dr.
pad.
alat steril.
tiap pasien dengan kode khusus yang hanya diketahui oleh peneliti saja.
7. Tidak ada biaya tambahan yang dibebankan kepada pasien. Semua biaya diluar
Surabaya,