Anda di halaman 1dari 4

Iguana

Iguana adalah marga kadal yang hidup di daerah tropis Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan
kepulauan Karibia. Kadal-kadal ini dideskripsikan pertama kali oleh seorang ahli hewan
berkebangsaan Austria, Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Sejauh ini, genus Iguana
hanya terdiri dari dua spesies, yaitu iguana hijau (Iguana iguana) dan iguana Antilles Kecil
(Iguana delicatissima).

Pengenalan
Istilah "iguana" diketahui kemungkinan berasal dari bahasa Taino (salah satu suku asli Amerika)
yaitu "iwana" yang juga merujuk pada kadal-kadal ini.[1]

Panjang tubuh iguana antara 1.5 meter hingga 1.8 meter, termasuk panjang ekor. Ciri khas dari
iguana adalah memiliki jambul (seperti pada ayam jantan) di bawah rahang mereka, serta deretan
sisik membentuk duri besar di tubuh bagian atasnya, yang berjejer dari leher hingga pangkal
ekor. Selain itu, iguana juga memiliki organ tubuh mirip mata pada bagian atas kepalanya. Organ
tersebut berfungsi untuk menganalisis cahaya di sekitarnya. Warna tubuh iguana bervariasi,
mulai dari hijau terang, hijau kecokelatan, hijau lumut, hijau kekuningan atau keabu-abuan, atau
cokelat karamel. Ekor iguana berwarna sama dengan tubuh dan dihiasi dengan belang belang
hitam atau gelap dari pangkal hingga ujung.[2][3]

Iguana telah beradaptasi dengan baik sebagai kadal pohon dan kadal pemakan tumbuhan
(herbivora). Akan tetapi, mereka tetap memerlukan nutrisi hewani, biasanya dengan memakan
serangga kecil yang ada di tumbuhan yang mereka makan
Burung-burung Cenderawasih

Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo


Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini,
dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak
jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau
kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm
hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-
bergulung pada 430 gram.
BUNGA LILI

Bunga lily adalah bunga musim panas dengan nama latin marganya (genus) adalah Lilium.
Bunga yang tumbuh dari umbi ini memiliki ciri-ciri kelopak bunga yang lebar seperti terompet,
memiliki putik yang tumbuh seperti korek api, daunnya hijau terang dan ditopang oleh tangkai
yang ramping memanjang.

Bunga yang berasal dari Asia Barat dan Mediterania ini tumbuh dengan sangat indah dan
memiliki bermacam-macam warna yang menarik, jadi jangan heran jika orang akan betah
memandangnya bahkan dalam waktu yang lama. Selain dari bentuknya yang indah, bunga lily
rata-rata juga menebarkan aroma wangi yang semerbak.

Oleh karena itu, bunga lily dijuluki sebagai ratu taman oleh para pecinta bunga. Kecantikan
bunga lily ini sudah terkenal diberbagai pelosok negara. Bahkan di zaman Yunani kono,
disebutkan dalam legenda Yunani bahwa bunga Lily berasal dari susu yang ditumpahkan Dewi
Hera. Konon katanya, pada saat Dewi Hera menyusui putranya, Hercules, ia secara tidak sengaja
menumpahkan air susunya ke bumi. Dan itulah awal tumbuhnya bunga lily di bumi.
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh
seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai
berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27
spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh
Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya,
Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang
sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus
Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan
tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar
tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia
arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan
spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau
seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging".
Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang
membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai
penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan
menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi
Surat Thani, Thailand.

Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena nama umum ini
juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari
famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang
terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di
dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, tetapi hubungan
kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari
seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus
titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem Talipot (Corypha
umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini
monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah berbunga.

Anda mungkin juga menyukai